I. ABSTRAK
Seorang filosofi bernama Aristoteles
mengatakan, bahwa:
HUKUM ADALAH SESUATU YANG BERBEDA
DARIPADA SEKEDAR MENGATUR DAN
MENGEKSPRESIKAN BENTUK DARI KONSTITUSI,
HUKUM BERFUNGSI UNTUK MENGATUR TINGKAH LAKU PARA HAKIM
DAN PUTUSANNYA DI PENGADILAN DAN UNTUK MENGATUR HUKUMAN
TERHADAP PELANGGAR.
Dalam bahasa Inggris: LAW ARE SOMETHING DIFFERENT FROM WHAT
REGULATES AND EXPRESSES THE FORM OF THE CONSTITUTION; IT IS
THEIR FUNCTION TO DIRECT THE CONDUCT OF THE MAGISTRATE IN
THE EXECUTION OF HIS OFFICE AND THE PUNISHMENT OF
OFFENDERS.
B.
Tujuan Penyitaan adalah untuk kepentingan pembuktian
terutama ditujukan sebagai barang bukti di muka sidang
pengadilan.
C.
1.
Berdasarkan surat ijin Ketua Pengadilan Negeri kecuali
tertangkap tangan hanya atas benda bergerak (Pasal 38 KUHAP).
2.
Penyitaan oleh penyidik terlebih dahulu menunjukkan
tanga pengenal (Pasal 128 KUHAP)
3.
Penyitaan disaksikan oleh kepala desa atau kepala
lingkungan dan dua orang saksi (Pasal 129 Ayat 1)
4.
Penyidik membuat berita acra yang dibacakan,
ditandatangani serta salinannya disampaikan kepada atasan
penyidik, orang yang disita, keluarganya dan disaksikan oleh
kepala desa/ketua lingkungan dengan dua orang saksi (Pasal 129
Ayat 2, 3, dan 4 KUHAP)
5.
Benda sitaan dibungkus, dirawat, dijaga, serta dilak dan
cap jabatan (Pasal 130 Ayat 1 KUHAP).
Bahwa penulis sebagai Ahli Hukum Pidana dari Paska Sarjana
Fakultas Hukum Universitas Jayabaya menjelaskan dimuka
persidangan sebagai berikut:
OLEH AHLI : Prof. Dr. Suhandi Cahaya, SH., MH.,
MBA. yang memberikan keterangannya sebagai berikut :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2.
Menyatakan penyitaan yang dilakukan oleh Termohon
adalah tidak sah
3.
4.
Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah)
5.
Menolak permohonan Pemohon untuk selain dan
selebihnya.
IV. PENUTUP
Demikian artikel ini dipersembahkan oleh penulis untuk kita
semua dan memang baik penahanan ganda maupun penyitaan
ganda tidak dibenarkan oleh hukum dan/atau KUHAP. Dan juga
penulis menghimbau kepada penyidik agar tidak melakukan
main hakim sendiri, sebab masih banyak hakim yang pandai dan
menjunjung hati nurani seperti apa yang dikatakan oleh Jean
Jacques Rousseau (1712-1718) dalam bukunya The Social
Contract menyebutkan,Law Are Always Useful to Those Who
Possess And Vexation to Those Who Are Nothing yang artinya,
Hukum selalu berfaedah bagi orang yang berada atau kaya dan
kejengkelan bagi orang miskin.
Lihat pula dalam Alkitab Ulangan 1 Ayat 17 demikian isinya:
Bahasa Indonesia: Dalam mengadili jangan pandang bulu.
Baik perkara orang kecil maupun perkara orang besar
harus kamu dengarkan. Jangan gentar terhadap siapa
pun, sebab pengadilan adalah kepunyaan Allah. Tetapi
perkara yang terlalu sukar bagimu, harus kamu hadapkan
kepadaku, supaya aku mendengarnya.
Bahasa Inggris: You shall not be partial in judgement; but
you shall hear the small as well as the great. You shall not
be afraid of the face of man, for the judgment is Gods.
And the case that is too hard for you, you shall bring to
me, and I will hear it.
Bahan Pustaka:
1.
Holy Bible
2.
3.
4.
5.
RV
6.
Qestasi dwf, Dr. Suhandi Cahaya, SH., MH., MBA., Tentang
Pandangan Hakim Terhadap Keadaan Memaksa
7.
Prof. Dr. Suhandi Cahaya, SH., MH., MBA., dalam Diktat
tentang Hukum dan HAM
8.
Rurachim, SH., MH., dan Dr. Suhandi Cahaya, SH., MH.,
MBA., dalam 222 Asas dan Prinsip Hukum Penyelenggaraan
Negara
9.
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 04/PID
PRAP/2013/PN.JKT.PST
10. Putusan Pra-Peradilan No. 06/PRA-PER/2009/PN.PLG
Diposkan oleh Gemstone Lover Jakarta di 02.24