Gravidium
Gravidium
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Latar belakang dari pembuatana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kuliah dan sebagai wawasan bagi kami didalam melakukan deteksi dini pada ibu
hamil dengan hiperemesis, sekaligus mendeteksi dini adanya komplikasi serta
penyulit yang kemungkinan terjadi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
B. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi kami
agar lebih memahami konsep pembelajaran asuhan yang diberikan kepada ibu
hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas, dengan cara di atas diharapkan kita sebagai
seorang perawat dapat memberikan penatalaksanaan secara dini terhadap
komplikasi dan penyulit tersebut.
C. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas makalah ini, terdiri dari :
Bab I
: Pendahuluan
Bab II
: Landasan teori
BAB II
TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk
karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat
bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah
nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga
menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD,
Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)
A. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan
(Rustam Mochtar, 1998)
Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari
pihak ibu terhadap perubahan perubahan ini serta adanya alergi yaitu
merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
B. Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh
keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai
berikut :
> Hepar
tanpa nekrosis
> Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai
perdarahan sub-endokardial
> Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada
ensepalopati wirnicke
> Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli
kontorti
C. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida
darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen
ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.
Lidah mengering
Mata cekung
Dehidrasi hebat
Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
E. Pathways
F. Pemeriksaan
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut
harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat
kehamulan atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
1. Frekuensi muntah
2. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
3. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu
pemberian, dan reaksinya)
4. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
5. Riwayat gangguan makan
6. Riwayat diabetes
7. Pembedahan abdomen sebelumnya.
8. Frekuensi istirahat
9. Kecemasan dalam kehamilan
10. Dukungan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
1. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
2. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
3. Turgor kulit
4. Kelembapan membrane mukosa
5. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
6. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
7. Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Laboratorium
1. Pemeriksaan keton dalam urine
2. Urinalis
4. Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor
kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan pengeluaran
urine.
G. Penanganan
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau
terlalu dingin
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan
fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi
latar belakang penyakit ini.
c. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C
dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial secara
intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan
pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan
makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
* Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor
menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi
pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering
dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang
khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit
yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan
koma dapat terjadi
* Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar
dapat ditemukan
* Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi
Kebutuhan Dasar Khusus
* Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
* Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang
kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
* Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
* Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan
berat badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht
rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
* Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
* Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
* Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus
terapeutik.
* Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota
keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung
yang kurang.
Tes Laboratorium
* Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan
dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
* Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai
akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
C, Intervensi
N
Diagnosa
o
1
keperawatan
Ketidakseimbanga
nutrisi
dari
Perencanaan
Intervensi
Tujuan
Dalam
Rasional
waktu
1. Timbang dan catat berat Untuk
kebutuhan diberikan
tubuh
tindakan
2. Pantau
berhubungan
pemenuhan
asupan
pembacaan
dan yang
haluaran pasien
paling
akurat
klien
Karena
terpenuhi
badan
berat
dapat
Berat
usus
badan setiap
ideal
2.
3.
pasien
satu
ergantian
jaga
cairan
Bising
usus4. Auskultasi
normal
suara
Membrane
retensi
dan
napas
catat Untuk
pasien memantau
setiap 4 jam
peningkatan
mukosa lembab
dan
penurunannya
Untuk
memantau
Gangguan
Dalam
keseimbangan
3x24 jam k
waktu1.
aspirasi
Pantau dan catat TTV
Takikardia,
setiap
jam
atau dispnea,
atau
cairan
elektrolit
berhubungan
dengan
dan1.Membrane
mukosa lembab
pantau
dan n
kekurangan
volume
cairan
atau
secara aktif
ketidakseimban
2.
Ukur
asupan
Haluaran
yang
yang rendah
dan
jenis
feses,
yang
muntahan, urine
drainase mengindikasika
Untuk
memberikan
data yang lebih
akurat
dan
konsisten.
4.
Kaji
turgor
kulit
dan Berat
badan
Berikan
mulut
indicator
perawatan baik
dengan
setiap 4 jam
yang
untuk
6.
Untuk
menghindari
dehidrasi
membrane
mukosa
Peningkatan
berat
jenis
urine
dapat
mengindikasika
n dehidrasi
4
Intoleransi
Setelah
1. Kaji
tingkat
aktivitas
dilakukan
pasien
berhubungan
tindakan
menggunakan
dengan
keperawatan
mobilitas
kelemahan fisik
selama
berfungsi
Komunikasi
dengan diantara
skala anggota
staf
fungsional. dapat
jam
kontiunitas
peningkatan
perawatan dan
toleransi
2. Kecuali
mempertahank
an kemandirian
Latihan ROM
kontraktur
aktivitas
fisik 3.Kaji
yang
dapat kehilangan/gangguan
diukur
keseimbangan
2. Skala
neurologi
(dapat
karena
melawan
tahanan
4. Klien
segar
Menunjukkan
perubahan
3. Skala kekuatan
otot
gaya
0-1
otot
defisiensi
4. Awasi
TD,
nadi, vitamin
B12
/resiko
aktivitas
(mis. cedera
Peningkatan
denyut Manifestasi
jantung/TD,
disritmia, kardiopulmonal
pusing,
dispnea, dari
takipnea,
upaya
dan jantung
sebagainya)
paru
dan
untuk
membawa
jumlah oksigen
adekuat
jaringan
D. Evaluasi
* Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan
* Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang
* TTV tetap stabil
* Volume cairan tetap adekuat
* Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap
* Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
* Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan
ke
haluaran)
* Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
* Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
* Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
* Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4;
Jakarta, EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit
Media Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta,
Penerbit: Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2,
Jilid 1, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1
Jakarta : EGC.
Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana
Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka
sarwono prawirohardjo