Anda di halaman 1dari 24

REFERAT ILMU MATA

SKLERITIS

Oleh :
Mia Puteri Rahayu, S. Ked
201420401011110

Pembimbing:
dr. Fatin Hamamah, Sp.M
dr. Iqbal Hilmi, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SMF ILMU MATA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN JOMBANG
2015

2.1 Anatomi Sklera

Anatomi Bola Mata

sklera

2.2 Definisi sklera


Jarangterjadi
Ditandaidenganinfiltrasiseluler,dekstruksi
kolagen,danremodelingvascular.
Perubahan-perubahanyangdisebutkan
mungkinterjadikarenadiperantaiolehproses
imunologisatausebagaiakibatinfeksi.
Skleritisterjadibilateralpadasepertigakasus;
wanita>pria;khasnyatimbulpadadekade
kelimaataukeenamkehidupan

2.3 Etologi Skleritis


I. Autoimun
Penyakitjaringanikatdankondisi
peradanganlainnya,antaralain:
. Rhematoid arthritis
. Systemic Lupus Erythematosus
. Anklylosingspondylitis
. Reactive arthritis
. Psoriatic arthritis
. Gouty arthritis
. Inflammatory bowel disease
. Relapsing polychondritis
. Polymyositis
. Sjgren syndrome
. Mixed connective tissue disease
. Progressive systemic sclerosis

Penyakitvaskulitik,antara
lain:
Polyarteritis nodosa
Allergic angitis of
Churg-Strauss
Syndrome
Wegeners
granulomatosis
Behcet disease
Giant cell arteritis
Cogan syndrome

II.Infeksidan
Granulomatosa
Tuberkulosis
Sifilis
Sarkoidosis
Toksoplasmosis
Herpessimpleks
HerpesZoster
InfeksiPseudomonas
InfeksiStafilokokus
Aspergilosis
Leprosi

III.Lain-lain
Atopi
Sekunderdikarenakan
bendaasing,trauma
kimia,atauobat-obatan
(pamidronate,
alendronate,risedronate,
zoledronicacid,
ibundronate)
IV.Idiopatik

2.4 Patofisiologi Skleritis


Skleritis adalah peradangan primer pada
sclera, yang biasanya (sekitar 50%
kasus) berhubungan dengan penyakit
sistemik. Penyakit tersering yang
menyebabkan skleritis antara lain adalah
Rhematoid Arthritis,Ankylosing
spondylitis, Systemic Lupus
Erythematosus, Polyarteritis nodusa,
Wegners Granulomatosis, herpes zoster
virus,gout, dan sifilis.

skleritis adalah gejala utama dari gangguan


vascular kolagen pada 15% dari kasus.
Gangguan regulasi autoimun pada pasien yang
memiliki predisposisi genetic dapat menjadi
penyebab terjadinya skleritis. Faktor pencetus
dapat berupa organism menular, bahan
endogen, atau trauma.proses peradangan
dapat disebabkan oleh kompleks imun yang
mengakibatkan kerusakan vaskuler
(hipersensitifitas tipe III) ataupun respon
granulomatosa kronik (hipersensitifitas tipe IV)

Jaringan imun yang terbentuk dapat


mengakibatkan kerusakan sklera,
yaitu deposisi kompleks imun di
kapiler episklera, sklera dan venul
poskapiler (peradangan
mikroangiopati). Tidak seperti
episkleritis, peradangan pada
skleritis dapat menyebar pada
bagian anterior atau bagian posterior
mata.

2.5 Klasifikasi Skleritis


Skleritisdapatdiklasifikasikanmenjadianterioratauposterior.Empattipedariskleritis
anterioradalah:

Diffuse anterior scleritis.


Ditandaidenganperadanganyangmeluaspadaseluruhpermukaansklera.
Nodular anterior scleritis.
Ditandaidenganadanyasatuataulebihnodulradangyangeritem
Necrotizing anterior scleritis with inflammation.
Biasamengikutipenyakitsistemiksepertirheumatoid arthtitis.
Necrotizing anterior scleritis without inflammation
Diakibatkanolehpembentukannodulrematoiddanabsennyagejala
inflamasi.Jugadikenalsebagaiskleromalasiaperforans.

Diffuse anterior scleritis

a) Nodular Anterior Scleritis. b) Penipisan dari sklera setelah


resolusi dari nodul

Skleromalasia perforans

Skleritis Posterior .
Skleritis posterior ini jarang terjadi dan ditandai dengan
adanya nyeri tekan bulbus okuli dan proptosis.
Skleritis anterior hampir 80% terlibat dalam proses
terjadinya skleritis posterior.
Terdapat :
defective ocular motility,
Vitritis,
disc oedema,
Choroidal ring detachment dan chorioretinal folds,
macular oedema,
exudative detachment (intraretinal deposits, subretinal
exudation dan mass).

Pada gambaran ultrasonography tampak


penebalan sclera dan cairan di subtenon space. Karakteristik yang Nampak
pada gambaran USG berupa T sign
yang terbentuk dari optiv nerve dan
persilangan the gap containing fluid.
Sedangkan pada gambaran CT scan
tampak penebalan sclera dan proptosis.

2.6 Diagnosis Skleritis


Anamnesis
tergantung dari tipe skleritis yang dialami
pasien.
necrotizing anterior scleritis with
inflammation akan mengeluhkan rasa nyeri
yang hebat disertai tajam penglihatan yang
menurun, bahkan dapat terjadi kebutaan.
Tajam penglihatan pasien dengan nonnecrotizing scleritis biasanya tidak akan
terganggu, kecuali bila terjadi komplikasi
seperti uveitis. Rasa nyeri yang dirasakan
pasien akan memburuk dengan pergerakan
bola mata dan dapat menyebar ke arah alis
mata, dahi, dan dagu.

PemeriksaanFisikdanOftalmologi
Visus dapat berada dalam keadaan normal atau
menurun.
Gangguan visus lebih jelas pada skleritis posterior.

Pemeriksaan Sklera
Sklera tampak difus, merah kebiru biruan dan
setelah beberapa peradangan, akan terlihat daerah
penipisan sklera dan menimbulkan uvea gelap.
Area berwarna hitam, abu abu, atau coklat yang
dikelilingi oleh peradangan aktif menandakan proses
nekrosis. Apabila proses berlanjut, maka area
tersebut akan menjadi avaskular dan menghasilkan
sequestrum berwarna putih di tengah, dan di kelilingi
oleh lingkaran berwarna hitam atau coklat gelap.

Pemeriksaanslitlamp
Injeksi yang meluas adalah ciri khas dari diffuse
anterior scleritis.
kongesti maksimum terdapat dalam jaringan
episkleral bagian dalam dan beberapa pada jaringan
episkleral superfisial.
Pemberian topikal 2.5% atau 10% phenylephrine
hanya akan menandai jaringan episklera superfisial,
tidak sampai bagian dalam dari jaringan episklera.
Penggunaan lampu hijau dapat membantu
mengidentifikasi area avaskular pada sklera.
Perubahan kornea juga terjadi pada 50% kasus.

Pemeriksaanskleritisposterior
Dapatditemukantahanangerakanmata,sensitivitas
padapalpasidanproptosis.
Dilatasifundusdapatbergunadalammengenali
skleritisposterior.Skleritisposteriordapat
menimbulkanamelanotikkoroidal.
Pemeriksaanfunduskopidapatmenunjukan
papiledema,lipatankoroid,danperdarahanatau
ablasioretina.

PemeriksaanPenunjang
Dilakukanuntukmencarietiologiskleritis

2.7 Diagnosis Banding Skleritis


mata kering, rasa nyeri ringan, dan
rasa mengganjal. Terdapat pula
konjungtiva yang kemotik. Bentuk
radang pada episkleritis
mempunyai gambaran benjolan
setempat dengan batas tegas dan
warna merah ungu di bawah
konjungtiva. Bila benjolan ini
ditekan dengan kapas atau ditekan
pada kelopak di atas benjolan,
makayang
akanterletak
timbul rasa
sakit yang
Reaksi radang jaringan ikat vaskular
antara
dapat
menjalar
ke sekitar
konjungtiva dan permukaan sklera.
dapat
merupakan
suatumata.
reaksi

toksik, alergik, bagian dari infeksi, serta dapat juga terjadi secara
spontan dan idiopatik.
Episkleritis sering tampak seperti skleritis. Namun, pada episkleritis
proses peradangan dan eritema hanya terjadi pada episklera, yaitu
perbatasan antara sklera dan konjungtiva.
Episkleritis mempunyai onset yang lebih akut dan gejala yang lebih
ringan dibandingkan dengan skleritis.
Episkleritis tidak menimbulkan turunnya tajam penglihatan.

2.8 Penatalaksanaan Skleritis


1. Pengobatanpadaskleritisyangtidakinfeksius.NSAIDs,
kortikosteroid,atauobatimunomodulatordapatdigunakan.
Pengobatansecaratopikalsajatidakmencukupi.
Pengobatantergantungpadakeparahanskleritis,respon
pengobatan,efeksamping,danpenyakitpenyertalainnya.
o.Diffuse scleritis atau nodular scleritis

PengobatanawalmenggunakanNSAIDs.Jikagagaldapat
menggunakan2jenisNSAIDsyangberbeda:Ibuprofen
400mg-600mgtabletp.o;Naproxen250mg-500mgtablet
p.o;Indomethacin25mgtabletp.o.Untukpasienresiko
tinggi,berikanjugamisoprostolatauomeprazoleuntuk
perlindungangastrointestinal

JikaNSAIDstidakefektif,gunakankortikosteroidoral.
Jikaterjadiremisi,dipertahankanmenggunakan
NSAIDs.DiberikanPrednison60mg-100mgp.oselama
1minggu,diikutitapering offhingga20mgselama2-3
minggu,diikutinslow tapering off.
Jikaoralkortikosteroidgagal,obatobatan
imunosupresifdapatdigunakan.Methotrexateadalah
obatpilihanpertama,tapidapatjugadigunakan
azathioprine,mycophenolate,mofetil,
cyclophosphamide,ataucyclosporine.Untukpasien
denganWegeners granulomatosisataupolyarteritis
nodosa,cyclophosphamideadalahpilihanutama.
Jikamasihgagal,dapatdiberikanobatobatan
imunomodulatorsepertiinfliximabatauadalimumab
yangdiharapkandapatefektif.

o Necrotizing scleritis
Obatobatanimunosupresifditambahkandengankortikosteroid
padabulanpertama,kemudianjikamungkindikurangiperlahan
lahan.
Jikagagal,pengobatanimunomodulatordapatdigunakan.
Injeksisteroidperiokulartidakbolehdilakukankarenadapat
memperparahprosesnekrosisyangterjadi.

2.Pengobatanuntukskleritisyanginfeksius.Pengobatan
sistemikdenganatautanpaantimikrobialtopikaldapat
digunakan.Sementarakortikosteroiddanimunosupresif
tidakbolehdigunakan.
3.Konsultasi.Dapatdilakukankepadaahlipenyakitdalam
untukpenyakitpenyerta,dankonsultasidenganspesialis
hematologiatauonkologiuntukpengawasanterapi
imunosupresif.

2.9 Komplikasi Skleritis

Makularedema
penurunanpenglihatan
perforasidarisklera
Skleromalasia
Uveitisanteriorterjadipadasekitar30%kasus
skleritis.
Uveitisposteriorterjadipadahampirseluruh
kasusskleritisposterior,namuntakjarangjuga
dijumpaipadakasusskleritisanterior.
Skleritisdapatberulangdanberpindahkeposisi
sklerayangberbeda.

2.10 Prognosis Skleritis


Individudenganskleritisringanbiasanyatidak
akanmengalamikerusakanpenglihatanyang
permanen.Hasilakhircenderungtergantung
padapenyakitpenyertayangmengakibatkan
skleritis.Necrotizing scleritisumumnya
mengakibatkanhilangnyapenglihatandan
memiliki21%kemungkinanmeninggaldalam
8tahun.

Anda mungkin juga menyukai