Tujuan
Menentukan bilangan Reynold aliran fluida yang
melewati media berpori
Menentukan faktor friksi
Menentukan energi yang hilang akibat gaya
friksi
Dasar Teori
Fluidisasi dipakai untuk menerangkan atau menggambarkan
salah satu cara mengontakkan butiran-butiran padat dengan fluida
(gas atau cair). Sebagai ilustrasi dengan apa yang dinamakan
fluidisasi ini, kita tinjau suatu bejana dalam air di dalam mana
ditempatkan sejumlah partikel padat berbentuk bola, melalui
unggun padatan ini kemudian dialirkan gas dengan arah aliran dari
bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah partikel padat akan
diam. Keadaan yang demikian disebut sebagai unggun diam atau
fixedbed. Kalau laju alir gas dinaikkan, maka akan sampai pada
suatu keadaan dimana unggun padatan tadi tersuspensi di dalam
aliran gas yang melaluinya. Pada kondisi partikel yang mobil ini,
sifat unggun akan menyerupai sifat-sifat suatu cairan dengan
viskositas tinggi, misalnya ada kecenderungan untuk mengalir,
mempunyai sifat hidrostatik. Keadaan demikian disebut fluidized
bed
Garis AB
: menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun diam
Garis BC
: menunjukkan keadaan dimana unggun telah terfluidakan
Garis DE
: menunjukkan kehilangan tekanan pada daerah unggun diam pada
waktu kita menurunkan kecepatan air fluida. Harga penurunan tekanan untuk
kecepatan aliran fluida tertentu, sedikit lebih rendah daripada harga penurunan
tekanan pada saat awal operasi.
Cara kerja
Densitas dan viskositas fluida diukur.
Diameter bahan isian, diameter kolom, dan panjang susunan bahan isian
dalam kolom diukur.
Aquadest dimasukkan kedalam wadah penampung (labu distilasi).
Bahan isian dimasukkan pada kolom, kemudian ketinggiannya diatur.
Posisi alat diatur sedemikian rupa dengan urutan dari bawah: heat
mantel, labu distilasi, kolom berisi bahan isian, penyambung yang
memiliki kran, dan yang paling atas kondensor spiral. Sedangkan selang
manometer ujung pertama disambungkan dengan kolom dan ujung
kedua dengan udara terbuka. Dan untuk kondensor spiral kedua
ujungnya dihubungkan dengan selang dari pompa.
Kemudian heat mantel dinyalakan dengan menekan on pada bagian
belakang heat mantel, kemudian ditunggu hingga air mendidih.
Waktu dicatat dari saat air dalam labu distilasi mendidih hingga keluar
tetesan pertama melalui kran pada penyambung.
Langkah-langkah diatas diulangi dengan mengubah ketinggian bahan
isian.
Data Pengamatan
No Volume
(ml)
T (s)
Q (ml/s)
1,2
120
0,01
1,25
120
0,0104
No
Volume
(ml)
T (s)
Q (ml/s)
1,4
120
0,0117
1,3
120
0,0108
No
Volume
(ml)
T (s)
Q (ml/s)
3,65
120
0,0304
3,5
120
0,0292
Perhitungan
Porositas X
Porositas X = 0,62
Sphericity = 0,45
FRe
= 44 dan Ff = 900
Menentukan nilai Re
Panjang
Hamparan
(L)
NRe
f
(lbf.ft/lb
m)
9 cm
19.000,97
0,0335
0,0490
23 cm
22.231,42
0,00551
0,0260
38 cm
65.249,73
0,00035
0,0196
PEMBAHASAN
Prinsip dasar dari percobaan ini adalah dengan mengalirkan fluida yang
berupa gas dalam media berpori berupa rasching ring untuk dapat ditentukan
bilangan Reynold (NRe)
Faktor friksi dan energi yang hilang akibat gaya gesekan.
Air yang dipanaskan akan berubah wujud menjadi uap . Uap tersebut akan
melewati kolom destilasi yang didalamnya terdapat partikrl padat (rasching ring).
Diatas kolom destilasi juga dipasang rangkaian reflux dengan tujuan untuk
mengembalikan bentuk uap menjadi air kembali, sehingga dapat dihitung debit
fluidanya.
Uap yang berubah menjadi air akan keluar melalui kran akibat adanya perbedaan
tekanan.
Enegi yang masuk tidaksama dengan energi yang keluar, ini disebabkan
karena ada energi yang hilang akibat adanya gesekan antara fluida dengan
rasching ring.
KESIMPULAN
Panjang
Hamparan
(L)
NRe
f
(lbf.ft/lb
m)
9 cm
19.000,97
0,0335
0,0490
23 cm
22.231,42
0,00551
0,0260
38 cm
65.249,73
0,00035
0,0196
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Sugili dkk. 2006. Petunjuk Paktikum
OTK1. Yogyakarta : STTN-BATAN
Warren L.McCabe,Julian C.Smith, dan Peter
Harriot. Erlangga.1986