1002426
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Pada pembangunan gedung atau bangunan sipil selalu di lakukan pekerjaan
tanah. pada dasarnya metode konstruksi untuk basement dapat di lakukan dengan cara
bottom up atau pun dengan cara top down. Metode bottom up pada basement
merupakan sebuah metode konstruksi yang di awali dengan proses penyelesaian
pekerjaan galian tanah basement kemudian di lanjutkan dengan pelaksanaan elemen
struktr bangunan. Berbeda dengan metode top town, pekerjaan galian tanah di
lakukan secara bersamaan dengan pekerjaan struktur sehingga efisiensi waktu
pengerjaan dapat di maksimalkan agar proyek berlangsung cepat selesai.
1.2
Rumusan masalah :
- Bagaimana pemotongan pada tanah keras dan lunak ?
- Bagaimana Produktivitas alat berat pada pekerjaan tanah ?
- Bagaimaan metode kosntruksi untuk basement dengan metode open cut & cut and
cover ?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai yaitu :
- Untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam rumusan masalah
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode konstruksi
BAB II
MACAM MACAM PEKERJAAN TANAH UNTUK BASEMENT
2.1 Pembersihan permukaan tanah
Pada suatu proyek sebelum dimulai dengan kegiatan penggalian tanah, harus dibuat
gambar kontur dari tanah asli, agar pekerjaan potong dan timbunan tanah (cut & fill) dapat
diperhitungkan. Pada saat sebelum pelaksanaan pekerjaan tanah pada lokasi bangunan dan
fasilitas untuk bangunan, perlu adanya pembersihan / land clearing / clearing and grubbing.
Pembersihan ini ada beberapa kemungkinan dalam pelaksanaannya, tergantung pada tipe
tanamannya, dan tujuan dari pembersihan. Peralatan untuk pembersihan ini yang paling baik
1
1002426
adalah dengan buldoser. Untuk pohon besar buldoser dapat menggali tanah sekeliling pohon,
dengan memotong sebagian akarnya, kemudian ditumbangkan. Tetapi sekarang dengan
memodifikasi buldoser sehingga dapa lebih cepat cara kerjanya. Blade dari buldoser
dimodifikasi sehingga lebih cocok untuk menumbangkan pohon-pohon besar, pembersihan
area proyek, mendongkel tanggul batu dan lain-lain. Beberapa cara memodifikasi diantaranya
adalah :
- Blades dari buldoser diganti dengan bentuk yang dapat membelah belah pohonpohon yang besar dangan cara menusuknya dengan besi yang kuat, sehingga mudah
untuk menumbangkannya. Juga dengan alat ini akar-akar yang horisontal dapat
dibelah-belahnya
sehingga
mudah
menumbangkannya.
Ada
juga
dengan
memasangkan blade dengan bentuk V, di sebut sebagai V-blade. Alat ini disebut
tractor-mounted buldoser.
- Blades dari buldoser diganti dengan bentuk seperti garpu / penggaruk (rake).
Dengan bentuk semacam garpu ini dapat untuk pembersihan dengan mengumpulan
batang-batang pohon, batuan dan lain-lain tetapi tanah tidak ikut terbawa.
1002426
Gambar 2 v blade, yang dipasang di depan buldoser pengganti blade, untuk pembersihan
Gambar 3. Garukan / garpu / rake, yang dipasang di depan buldoser pengganti blade, untuk
pembersihan / land clearing
2.2 Pemotongan pada tanah keras dan cadas yang lunak
Untuk pemotongan / penggalian tanah cadas yang agak lunak dapat dengan
menggunakan buldoser saja, yaitu cadas tersebut digaruk dahulu dengan ripper dari buldoser.
Tanah cadaas yang telah hancur setelah digaruk dengan ripper, kemudian dipotong dan
didorong dengan blade di depan untuk dikumpulkan pada suatu tempat tertentu yang
merupakan stock untuk diproses berikutnya.
Kapan dan pada kasus jenis tanah yang bagaimana ripper dapat digunakan secara
effisiewn. Cara untuk mengetahui ini adlah dengan seismoghraphic method, yaitu dengan
cara menentukan kecepatan perambatan gelombang suara pada batuna di bawah permukaan
tanah. Kecepatan perambatan gelombang suara ini akan berbeda-beda pada batuan yang keras
dan yang lunak, sehingga dengan mengukur kecepatan perambatan suara ini dapat ditentukan
1002426
penggalian dengan ripper atau dengan cara peledakan. Jika sangat keras terpaksa harus
dengan cara peledakan.
Gambar 4 buldoser dengan dilengkapi dengan ripper (sumber : metode kerja bangunan sipil,
Amien Sajekti 2009)
Gambar 5 A. Ripper yang bergerak secara paralel. B. Ripper yang bergerak melalui engsel
(sumber : metode kerja bangunan sipil, Amien Sajekti 2009)
2.3 Pemotongan cadas keras dan batuan keras/ rock
Cadas batuan yang keras, dimana batasannya adalah penggarukan dengan ripper dari
buldoser sudah tidak mampu lagi, mala cara penggaliannya ada dua macam, berdasarkan :
-
Volume tanah yang harus digali hanya sedikit atau tanah yang harus harus dipotong
tipis saja.
Volume tanah yang harus digali sangat besar dan tebal.
Jika volume tanah yang harus digali hanya sedikit atau tanah yang harus dipotong tipis saja,
maka pemotongan cukup dengan menggunakan jackhammers. Disini kita cukup dengan
menggunakan mesin compressor yang besar sehingga cukup untuk beberapa jackhammers.
1002426
1002426
Gambar 7 track-mounted drill ada yang menyebut crawler drill, menggerakan mesin dengan
kompressor (sumber : metode kerja bangunan sipil, Amien Sajekti 2009)
Gambar 8 sketsa salah satu bentuk dari mata bor (bit) yang menggunakan crawler drill
(sumber : metode kerja bangunan sipil, Amien Sajekti 2009)
2.3.1 Bahan Peledak
Bahan peledak yang biasanya digunakan adalah behan peledak ammonium nitrate,
baik baik peledak dibawah tanaha/ terowongan.bahan peledak ini dapat dumasukan ke dalam
lubang vertikal, atau jika posisi lubang horisontal, maka cara memasukannya dengan delang
plastik dan ditekan sedikit dengan compressor pada tekanan kira-kira 10 psi. Untuk tanah
yang mengandung banyak air tanah, bahan ini perlu dilindungi dengan kantong plastikm agar
bahan peledak tidak bercampur dengan air.
Untuk meledakan bahan peledak ini perli perlu adanya detonator yang diletakan dibawah,
kadang-kadang juga diletakan diantara kedalaman tersebut.
Setelah bahan peledak dan detonator selesai diletakan dibawah lubang, sisa lubang
diatas ditutup kembali, yang disebut dengan stemming. Bahan untuk stemming ini adalah
untuk memperbesar pengaruh dari ledakan. Kadang-kadang diperlukan juga pengisian bahan
peledak dengan pengisisan dengan pengisian stemming secara selang-seling. Dengan
demikian setiap isian bahan peledak masing-masing perlu detonator sendiri.
1002426
Gambar 9 Cara pengisian bahan peledak, detonator dan stemming (sumber : metode kerja
bangunan sipil, Amien Sajekti 2009)
Pengisian bahan peledak ini lebih baik diletakan dibawah pada dekat dengan
permukaan tanah, agar mendapatkan hasil fragmentasi dari pecahan-pecahan tanah batuan
tersebut lebih kecil, sehingga mudah untuk dipindahkan / diangkut/ didorong dengan mesin.
Atau dapat juga dengan meletakan bahan peledak yang lebih besar dibawah, sedangkan
makin ke atas semakin kecil kekuatan bahan peledaknya, dengan diantaranya diberi
stemming.
2.3.2 Penggunaan bahan peledak untuk pelaksanaan pemotongan tanah keras/ berbatu
Untuk pemotongan tanah keras perlu diusahakan agar lapis perlapis yang sejajar
dengan permukaan yang akan dipotong mempunyai waktu peledakan yang sama, sedangkan
jajaran lubang-lubang peledak dibelakangnya mempunyai waktu peledakan lebih lambat,
demikian seterusnya pada jajaran lubang-lubang dibelakangnya lagi, mempunyai waktu
peledakan labih lambat dari jajran didepannya
1002426
Gambar 11 dua cara metode pengeboran, miring 10o- 40o, dan vertikal (sumber : metode
kerja bangunan sipil, Amien Sajekti 2009)
8
1002426
Rumus yang digunakan untuk menentukan jarak lubag peledakan, digunakan rumus yang
dikembangkan dari rumus Monsanto
R=0,02
R
P
S
=
=
=
P
S
Radius tanah batuan yang rusak karena peledakan, M
Tekanan peledakan maksimum, Kg/Cm2
Tegangan tarik Ultimit dari batuan, Kg/Cm2
1002426
10
1002426
L
L
+t 1+
+t 2
V1
V2
1002426
a = faktor sudut
3
q = produksi tiap gerak (m )
2.4.2 Beberapa Alat yang digunakan pada penggalian basement
2.4.2.1 Wheel dozer
1002426
13
1002426
14
1002426
15
1002426
16
1002426
17
1002426
18
1002426
19
1002426
20
1002426
21
1002426
BAB III
PENGGALIAN TANAH UNTUK BASEMENT
3.1 Metode bottom up
Metode bottom up terdiri dari 2 jenis yaitu metode open cut dan metode cut and cover
3.1.1 Metode Cut and Cover
Metode ini biasa disebut metode konvensional, merupakan metode yang paling
sederhana. Pada metode ini, dilakukan penggalian dari permukaan tanah ke dasar galian
dengan sudut lereng galian tertentu (slope angle) dan tanpe menggunakan retaining wall.
22
1002426
Metode ini biasanya digunakan pada proyek yang mempunyai lahan cukup luas,
dimana terletak di tengah-tengan site, sehingga tidak berbatasan langsung dengan bangunan
tetangga (existing building) dan jumlah lantai basement kurang dari dua lantai atai semibasement. Metode ini juga tidak disarankan untuk dilakukan diwilayah perkotaan atai galian
basement yang berbatasan langsung dengan bangunan teatangga
23
1002426
24
1002426
25
1002426
anyaman kawat berisi bati (bronjong) pada lereng galian atau dengan memasung susunan
karung berisi pasir kering atau mortar semen pada lereng galian.
3.1.2 Metode cut and cover
Berbeda dengan metode open cut, pada metode ini sebelum dilakukan pekerjaan
penggalian, di sekeliling lahan galian dipasang dinding penahan tanah (retaining wall)
terlebih dahulu. Setelah dinding penahan tanah terpasang, maka dilakukan penggalian dari
tanah permukaan (ground level hingga ke dasar galian dan pekerjaan konstruksi basement
akan dikerjana dari dasar galian dilanjutkan ke atas (bottom up)
26
1002426
Metode ini juga cukup cocok apabila kondisi muka air tanah cukup tinggi (lebih
tinggi dari dasar galian) dan cocok untuk diaplikasikan bersama dengan menggunakan
metode dewatering sistem open dumping,Sama seperti metode open-cut, yang perlu
diantisipasi pada metode ini adalah heaver pada dasar galian. Selama tanah digali, terjadi
pengurangan beban diatas galian, sedangkan tanah disamping galian akan menjadi suatu
beban tembahan terhadap tanah dasar galian. Tanah di samping galian akan menekan ke
bawah dan menyebabkan gerakan tanah naik ke atas (bottom heave), seperti pada gambar di
bawah
27
1002426
28
1002426
Gambar 21 contoh penentuan arah manuver alat berat dan dump truck
29
1002426
Gambar 22 Penempatan posisi alat berat dan dump truck untuk menghasilkan
produksi galian yang optimal
d. Pekerjaan galian
-Galian tahap 1 penggalian di lakukan backhoe dan material langsung di dumping ke
dumptruck (posisi dumptruck yang optimal di mana sudut swing bucket 45o 90o),
tinggi galian sesuai dengan perhitungan tinggi kritis.
-Galian tahap 2, lereng hasil penggalian tahap 1 harus di proteksi dari gerusan air
hujan dengan menggunakan terpal plastik (plastic sheet) dan galian tahap kedua dapat
dilaksanakan dengan metode yang sama pada tahap 1.
30
1002426
1002426
32
1002426
3.2
Hampir sama dengan metode cut and cover, pada metode ini sebelum dilakukan
penggalian dan pelaksanaan konstruksi basement, dipasang dinding penahan tanah terlebih
dahulu. Pada metode open cut maupun metode cut and cover, pelaksanaan konstruksi
basement dilakukan dari dasar galian berlanjut ke atas. Sedangkan pada metode top-down
pelaksanaan konstruksi basement dimulai dari level permukaan tanah 9ground level)
berlanjut hingga ke lantai dasar basement terdalam. Dengan penggunaan metode konstruksi
top down, maka pekerjaan struktur bawah bisa dilakukan secara bersamaan dengan struktur
atas. Pada struktur bawah yang dimaksud seperti penggalian, penulangan dan pengecoran plat
lantai basement, kolom basement, pile cap serta sloof.
Adapun tahap-tahap pelaksanaan konstruksi basement dengan metode top-down sebagai
berikut :
-
1002426
34
1002426
35
1002426
1002426
Disamping memiliki tingkat kerumitan pelaksanaan yang cukup tinggi, metode ini memiliki
beberapa keuntungan yang dapat menjadi pertimbangan antara lain :
-
Relatif lebih hemat waktu, karena upper structure dapat dikerjakan tanpa menunggu
basement selesai dikerjakan. Berbeda dengan metode lainnya dimana pekerjaan
konstruksi dilakukan dari bawah ke atas (bottom up). Tetapi tentu saja ada batasan,
struktur atasu tidak melampaui ketinggian tertenti yang telah diperhitungkan sebelum
keseluruhan struktur basement (struting dan pile cap_ selesai dibangun.
Tidak membutuhkan anchor, bracing atau struting sementara untuk menahan retaining
wall, karena penggalina dilakukan bertahap dari atas ke bawah dan balok-balok
basement dapat berfungsi sebagai struting
Galian tanah dilakukan secara bertahap, sehingga resiko terjadi heave dapat
terkurangi, terutama pada jenis tanah highly over-consolidated.
DAFTAR PUSTAKA
Sajekti, Amien ., 2009, Metode kerja bangunan sipil, Graha ilmu; Yogyakarta
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
submit.x=20&submit.y=22&submit=prev&page=13&qual=high&submitval=prev&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basementchapter4.pdf
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=12&submit.x=24&submit.y=12&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basementchapter4.pdf
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=13&submit.x=20&submit.y=8&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basementchapter4.pdf
37
1002426
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basementchapter4.pdf
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basementchapter4.pdf
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basementchapter4.pdf
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basementchapter4.pdf
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basementchapter4.pdf
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basementchapter4.pdf
http://www.fhwa.dot.gov/bridge/tunnel/pubs/nhi09010/05.cfm
38