22020113130076
Elisya Kharuniawati
22020113130060
22020113140088
Nurul Inabah
22020113130121
Dewi Ulfah
Mike Saeli Yuliana
22020113140116
22020113130089
22020113130086
Saroh
22020113120033
A 13 2
bertanggung
jawab
terhadap
kesatuan,
berkesinambungan,
ketidakmampuan
ketidakpastian
tentang
nilai
ideologis
(misalnya
mempertanyakan
seseorang
mengalami
diri
dalam
berespon
terhadap
suatu
kejadian(kehilangan,perubahan).
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negative
yang berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya per
awatandiri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif
(NANDA, 2005). Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang
tiba-tiba,misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah,
putushubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi ( korban
perkosaan,dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ). (Dalami dkk, 2009).
Klien yang mempunyai gangguan harga diri rendah akan
mengisolasi diri dari orang lain dan akan muncul perilaku menarik
diri,gangguan sensori persepsi halusinasi bisa juga mengakibatkan adanya
waham.
Faktor predisposisi
a. Faktor
yang
mempengaruhi
orangtua,harapan
orangtua
harga
tidak
diri
realistis,
penolakan
sekolah
ditolak,
pekerjaan.
b. Faktor yang mempengaruhi performa peran : stereotip peran
gender, tuntutan peran kerja, harapan peran budaya
c. Faktor yg mempengaruhi indentitas pribadi :ketidakpercayaan
orangtua, tekanan dari kelompok sebayadan perubahan struktur
sosial.
Faktor presipitasi
Ketegangan peran oleh stress yang berhubungan dengan frustasi
yang
dialami
dalam
peran/posisi,
halusinasi,
pendengaran,
dan
Diagnosis Keperawatan
: persepsi diri
Kelas 1
: konsep diri
Contoh kasus :
Seorang anak usia 9 tahun selalu menonton kartun di televise
sebelum berangkat ke sekolah. Pada suatu hari karena asik menonton
televise, ia terburu-buru berangkat ke sekolah. Saat mengecek tasnya, ia
baru ingat bahwa ada PR ynag belum dikerjakan. Tiba-tiba mukanya
merah dan melemparkan tasnya ke lantai. Biasanya pada kondisi tersebut
orang tua akan menenangkan anak dan menasehati agar lain kali dia tidak
menonton televise saat akan berangkat ke sekolah namun menggunakan
waktunya untuk mengecek kembali tas sekolah dan pelajarannya. Dan
respon yang sering kita dapat dari anak jika orang tua melakukan hal
seperti itu adalah ia akan marah atau malah berteriak pada orang tua.
Tujuan orang tua sebenarnya ingin anak menyadari kesalahannya namun
cara tersebut secara tidak langsung malah membuat anak semakin merasa
dirinya bersalah dan menimbulkan penilaian yang buruk pada dirinya
sendiri. Cara yang paling tepat mungkin adalah dengan membuat aturan
baru untuk mengatasi masalah tersebut bukan menyalahkan anak.
Mungkin dengan orang tua mengecek perlengkapan sekolah anak sebelum
berangkat sekolah atau membantu anak menjelaskan pada gurunya.
F. Risiko Pelemahan Martabat (00174)
Domain 6: Persepsi diri
Kelas 1: Konsepdiri
Definisi: Berisikoterhadappersepsikehilangan rasa hormatdankehormatan.
Batasan Karakteristik:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Keganjilan budaya
Pengungkapan informasi
Pemajanan tubuh
Ketidakadekuatan partisipasi dalam pembuatan keputusan
Kehilangan kendali fungsi tubuh
Merasa tidak diperlukan secara manusiawi
Merasa terhina
Merasa terganggu oleh praktisi
Merasakan invasi terhad apprivasi
I. Risiko harga diri rendah kronik, berisiko mengalami penilaian diri atau
perasaan negative dalam jangka panjang tentang diri sendiri atau kemampuan diri
Faktor risiko:
a. Ketidakefektifan adaptasi pada kehilangan
b. Kurang afeksi
c. Kurang keanggotaan dalam kelompok
d. Adanya kesenjangan antara diri dan norma budayaa
e. Adanya kesenjangan antara diri dan norma spiritual
f. Merasa kurang memiliki
g. Merasa kurang dihargai orang lain
h. Gangguan psikiatrik
i. Kegagalan berulang
j. Kejadian traumatik
k. Situasi traumatik
J. Risiko harga diri rendah situasional, beririko mengalami persepsi
negative tentang harga diri rendah sebagai respons terhadap situasi saat ini.
Faktor risiko:
a. perilaku tidak selaras dengan nilai
b. penurunan kendali terhadap lingkungan
c. perubahan perkembangan
d. gangguan citra tubuh
e. kegagalan
f. gangguan fungsi
g. riwayat ditinggalkan
h. riwayat penganiayaan
i. riwayat ketidakberdayaan yang dipelajari
j. riwayat pengabaian
k. kurang pengenalan
l. kehilangan
m. penyakit fisik
n. penolakan
o. perubahan peran social
p. harapan diri tidak realistis
K. Gangguan citra tubuh, konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik
individu
Batasan karakteristik:
a. Perilaku mengenali menghindari tubuh individu
b. Perilaku memantau tubuh individu
c. Respons nonverbal terhadap perubahan aktual pada tubuh (misalnya
penampilan, struktur, fungsi)
d. Respons nonverbal terhadap persepsi perubahan pada tubuh (missal
penampilan, struktur, fungsi)
e. Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan
tentang tubuh individu (missal penampilan, struktut, fungsi)
f. Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan pandangan
tentang tubuh individu dalam penampilan
Objektif
Subyektif
keputusasaan, lemah,)
Personalisasi kehilangan dengan menyebutkannya
Personalisasi bagian dengan menyebutkannya
Fokus pada perubahan
Focus pada kehilangan
Menolak memverikasi perubahan actual
Mengungkapkan pertumbuhan gaya hidup
DAFTAR PUSTAKA
Anna Budi Keliat, SKp. (2000). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial
Menarik Diri, Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Buku Standar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Penerapan Asuhan Keperawatan
pada Kasus di Rumah Sakit Ketergantungan Obat. (1998). Direktorat
Kesehatan Jiwa Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Dep-Kes RI,
Jakarta.
Rasmun, (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan
Keluarga. Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan Analisa Proses
Interaksi (API). Jakarta : fajar Interpratama.
Stuart and Sundeen, Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa, alih bahasa
Hapid AYS, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Stuart, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi : Lima. Jakarta : EGCDalami,
dkk. (2009).
Townsend M. C, (1998). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri,
Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan , Jakarta : EGC.
http://www.academia.edu/8400644/Diagnosis_Keperawatan_NANDA_2014
https://psikologiabnormal.wikispaces.com/Dissociative+Fugue