Pendahuluan
Pencemaran minyak bumi dapat berasal dari tumpahan selama kegiatan
pengeboran, produksi, pengilangan, dan transportasi. Salah satu
kontaminan minyak bumi yang sulit diurai adalah senyawaan hidrokarbon.
Ketika senyawa tersebut mencemari permukaan tanah, maka zat tersebut
dapat menguap, tersapu air hujan, atau masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat beracun. Akibatnya, ekosistem tanah dan siklus air
juga ikut terganggu.
Limbah minyak terdiri atas bermacammacam senyawa, di antaranya
berupa hidrokarbon ringan, hidrokarbon berat, pelumas, dan bahan ikutan
dalam hidrokarbon (Shaheen 1992).
Kegiatan industri perminyakan dapat menimbulkan limbah yang
mencemari lingkungan. Selain itu, proses pengeboran dan pengilangan
minyak bumi juga menghasilkan lumpur minyak dalam jumlah besar.
TEKNIK
PENGOLAHAN
MINYAK BUMI
BIOREMEDIASI
Pemulihan lahan tercemar oleh minyak bumi secara biologi dengan
menggunakan kapasitas kemampuanmikroorganisme mendegradasi struktur
hidrokarbon yang ada dalam tanah sehingga minyak bumi menjadi mineralmineral yang lebih sederhana dan tidak membahayakan lingkungan
Bakteri pendegradasi hidrokarbon yang efektif di
lingkungan alami:
Pseudomonas
aeruginosa
Bacillus
cereus
Bacillus
laterospor
Pseudomon
as putida
Bacillus
subtilis
Bakteri
tersebut
mampu
men-degradasi
senyawa
hidrokarbon
dengan
memanfaatkan senyawa tersebut sebagai sumberkarbon dan energi yang
diperlukan bagi pertumbuhannya
Mikroorganisme ini berpartisipasi dalam pembersih-an tumpahan minyak dengan
mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2), bakteri
pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas,
surfaktan, dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas
batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini menguraikan
minyak bumi.
degradasi senyawa hidrokarbon fraksi aromatik oleh bakteri selanjutnya
didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam
sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat.
Teknik
Bioremediasi
In situ: diaplikasikan pada
lokasi tercemar ringan, lokasi
yang tidak dapat
dipindahkan, atau
karakteristik kontaminan
yangvolatil.
2.
Pemantauan secara berkala jumlah dan jenis bahan buangan cair yang
menuju ke perairan.
3.
Melokalisir tumpahan dan bocoran minyak sebagai akibat dari kecelakaan dan
atau kerusakan yang terjadi pada alat-alat pengangkut, penimbun, pengisian,
dan lain-lain.
4.
5.
6.