Anda di halaman 1dari 12

PENANGANAN PENCEMARAN LIMBAH

MINYAK BUMI DI DARATAN


Kelompok 1
Zelda Zein (1113096000001)
Yulia Nofiana (11130960000043)
Muhammad Nizar Aristya (1113096000045)
Risna Ayu Fadilah (1113096000048)
Husnul Khotimah (1113096000060)
Dosen Pembimbing: Drs. Dede Sukandar, M.Si

Pendahuluan
Pencemaran minyak bumi dapat berasal dari tumpahan selama kegiatan
pengeboran, produksi, pengilangan, dan transportasi. Salah satu
kontaminan minyak bumi yang sulit diurai adalah senyawaan hidrokarbon.
Ketika senyawa tersebut mencemari permukaan tanah, maka zat tersebut
dapat menguap, tersapu air hujan, atau masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat beracun. Akibatnya, ekosistem tanah dan siklus air
juga ikut terganggu.
Limbah minyak terdiri atas bermacammacam senyawa, di antaranya
berupa hidrokarbon ringan, hidrokarbon berat, pelumas, dan bahan ikutan
dalam hidrokarbon (Shaheen 1992).
Kegiatan industri perminyakan dapat menimbulkan limbah yang
mencemari lingkungan. Selain itu, proses pengeboran dan pengilangan
minyak bumi juga menghasilkan lumpur minyak dalam jumlah besar.

Lumpur minyak merupakan polutan yang sangat berbahaya, UU No. 23


tahun 1997 dan PP No. 18 tahun 1999 mengkategorikan lumpur minyak
sebagai limbah B3 (Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun)
Limbah lumpur minyak bumi merupakan produk yang tidak mungkin
dihindari oleh setiap perusahaan pertambangan minyak bumi dan
menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan (Sumastri, 2005). Sebab
lumpur limbah minyak bumi mempunyai komponen hidrokarbon atau Total
petroleum Hydrocarbon (TPH) yaitu senyawa organik yang terdiri atas
hidrogen dan karbon contohnya benzene, toluene, ethylbenzena dan
isomer xylema.

Dampak Pencemaran Limbah


Cair Minyak Bumi Di Daratan
menghancurkan lapisan tanah dengan mendesak udara keluar dan
membunuh makhluk-makhluk hidup yang membuat lapisan tanah
menjadi kurang sehat.
Dapat mempengaruhi rasa dan bau tanah serta estetika tanah
Konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan minyak bumi
mencemari air dibawah tanah

Pre-treatment Pengolahan Limbah


Minyak Bumi
1.Pengambilan/ penyedotan minyak, dan
menyaring kotoran atau sampah padat
seperti daun-daunan, plastic dan lain
sebagainya.
2.Pengambilan pasir-pasir yang mengendap
yang didapat dari proses pengolahan
minyak bumi yaitu lumpur/ sludge.

TEKNIK
PENGOLAHAN
MINYAK BUMI

Secara fisika dan kimiawi


Penanganan kondisi lingkungan yang tercemari minyak bumi dapat
dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi. Penanganan secara fisika
biasanya dilakukan pada langkah awal yaitu dengan mengisolasi secara
cepat sebelum tumpahan minyak menyebar kemana-mana. Metode fisika
yang dapat digunakan ialah dengan mengambil kembali minyak bumi yang
tumpah dengan oil skimmer.
Penanganan secara kimia yaitu dengan bahan kimia dan konsentrasi yang
sesuai untuk mendegradasi kandungan minyak bumi. Misalnya surfaktan
sintetis seperti alkil-benzene sulfonat (ABS) dan turunannya dapat
digunakan sebagai bahan baku diterjen dan mengatasi pencemaran
minyak di daratan maupun dipermukaan laut .
Penanganan secara kimia dan fisika merupakan cara penanganan cemaran
minyak bumi yang membutuhkan waktu yang relatif singkat, tetapi metode
ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan

BIOREMEDIASI
Pemulihan lahan tercemar oleh minyak bumi secara biologi dengan
menggunakan kapasitas kemampuanmikroorganisme mendegradasi struktur
hidrokarbon yang ada dalam tanah sehingga minyak bumi menjadi mineralmineral yang lebih sederhana dan tidak membahayakan lingkungan
Bakteri pendegradasi hidrokarbon yang efektif di
lingkungan alami:

Pseudomonas
aeruginosa

Bacillus
cereus

Bacillus
laterospor

Pseudomon
as putida

Bacillus
subtilis

Bakteri
tersebut
mampu
men-degradasi
senyawa
hidrokarbon
dengan
memanfaatkan senyawa tersebut sebagai sumberkarbon dan energi yang
diperlukan bagi pertumbuhannya
Mikroorganisme ini berpartisipasi dalam pembersih-an tumpahan minyak dengan
mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2), bakteri
pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas,
surfaktan, dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas
batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini menguraikan
minyak bumi.
degradasi senyawa hidrokarbon fraksi aromatik oleh bakteri selanjutnya
didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam
sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat.

Teknik
Bioremediasi
In situ: diaplikasikan pada
lokasi tercemar ringan, lokasi
yang tidak dapat
dipindahkan, atau
karakteristik kontaminan
yangvolatil.

Ex situ: lahan atau air yang


terkontaminasi diangkat,
kemudian diolah dan diproses
pada lahan khusus yang disiapkan
untuk proses bioremediasi.

Ruang lingkup pelaksanaan proses bioremediasi tanah:


Treatibility study merupakan studi pendahuluan terhadap kemampuan jenis mikroorganisme
pendegradasi dalam menguraikan minyak bumi yang terdapat di lokasi tanah terkontaminasi.
Site characteristic merupakan studi untuk mengetahui kondisi lingkungan awal di lokasi tanah
yang terkontaminasi minyak bumi. Kondisi ini meliputi kualitas fisik, kimia, dan biologi.
Persiapan proses bioremediasi yang meliputi persiapan alat, bahan, administrasi serta tenaga
manusia.
Proses bioremediasi yang meliputi serangkaian proses penggalian tanah tercemar,
pencampuran dengan tanah segar, penambahan bulking agent, penambahan bakteri, nutrisi,
dan proses pencampuran semua bahan.
Sampling dan monitoring meliputi pengambilan gambar tanah dan air selama proses
bioremediasi. Kemudian, gambar itu dibawa ke laboratorium independen untuk dianalisa
konsentrasi TPH dan TCLP
Revegetasi yaitu pemerataan, penutupan kembali drainase dan perapihan lahan sehingga
lahan kembali seperti semula. (Kepmen LH No. 128 Tahun 2003)

Program pengendalian pencemaran bahan


buangan cair minyak bumi (Pertamina,
1986)
1.

Mengoperasikan dan memelihara oil catcher (perangkap minyak) baik di


kilang maupun pusat pengumpul produksi dengan sebaik-baiknya.

2.

Pemantauan secara berkala jumlah dan jenis bahan buangan cair yang
menuju ke perairan.

3.

Melokalisir tumpahan dan bocoran minyak sebagai akibat dari kecelakaan dan
atau kerusakan yang terjadi pada alat-alat pengangkut, penimbun, pengisian,
dan lain-lain.

4.

Mengambil kembali tumpahan minyak.

5.

Penyediaan sarana penanggulangan pencemaran berupa : oil sorbent,


dispersant, oil skimmer dan dispersant pump.

6.

Membakar tumpahan minyak yang tidak mungkin diambil kembali atau


dibersihkan.

Anda mungkin juga menyukai