Anda di halaman 1dari 3

Case 2

Mark Hobson adalah seorang auditor internal yang dipekerjakan oleh Comstock
Industries. Dia hampir menyelesaikan audit di Divisi Avil yang diadakan di lima
minggu pertama di tahun tersebut. Divisi Avil adalah satu dari tiga divisi manufaktur
di Comstock Industries dan memproduksi 50% persediaan dan supply dari total
penjualan Comstock. Selain divisi manufaktur, Comstock memiliki dua divisi
marketing (domestik dan internasional) dan sebuah divisi pelayanan teknis
(technical service) yang menawarkan pelayanan teknis ke seluruh dunia. Setiap
pelanggan dipasangkan dengan divisi manufaktur yang paling cocok dengan
pelanggan itu, divisi manufaktur tersebut kemudian berperan sebagai pemasok
utama bagi pelanggan tersebut. Divisi manufaktur kemudian menyetujui kredit
pelanggan, mengirimkan pesanan yang diterima oleh sales representative, dan
menagih piutang pelanggan ketika jatuh tempo. Proses ini memungkinkan
monitoring kredit setiap pelanggan secara order-to-order ketika pelanggan
melakukan pesanan.
Dua Potensi Observasi
Ada dua hal yang menjadi perhatian Mark. Pertama, ada jumlah dollar yang material
dalam bentuk persediaan part number A2 yang masih tersisa di akhir tahun,
terlepas dari fakta bahwa komponen mesin Fast-tac yang memakai part A2 sudah
dinilai sebagai generasi pertama yang tidak diproduksi lagi. Kebijakan perusahaan
menyebutkan bahwa seluruh persediaan yang usang (obsolete) harus di write-of
dengan segera. Kedua, beberapa piutang yang dicatat dapat ditagihkan di akhir
tahun telah berumur lebih dari 180 hari. Seluruh piutang jatuh tempo dalam 30 hari,
yang mana merupakan standar di industri. Mark percaya bahwa banyak akun-akun
ini yang tidak dapat ditagihkan.
Asisten Administratif dari manajer divisi ini, Brenda Wilson, adalah orang yang
melakukan pengkategorian umur piutang (aging), bukan akuntan divisi layaknya
praktek pada umumnya. Akuntan divisi menolak untuk mendiskusikan keadaan dan
tindakan Brenda.
Komentar Auditee
Mark telah menjadwalkan pertemuan dengan Brenda untuk mendiskusikan hal
tersebut.
Baiklah, Mark, tanggap Brenda, Saya tahu bahwa kebijakan perusahaan
menyebutkan bahwa persediaan using harus di-write-of, tapi part A2 hanya tidak
digunakan di saat ini saja. Kita mungkin akan memulai memproduksi komponen
Fast-tac lagi. Siapa tahu? Dasi lebar juga dipakai lagi, kan? Fast-tac juga bisa saja
seperti itu. Ada banyak pelanggan, terutama di negara dunia ketiga (negara
berkembang), yang belum mampu membiayai pemeliharaan mesin generasi kedua
dan ketiga. Maksud saya, ada kebijakan yang menyebutkan bahwa persediaan

usang harus dihapuskan, tapi tidak ada kebijakan yang mendefinisikan apa itu
usang."
"Dan untuk piutang-piutang itu," lanjut Brenda, "itu juga tentu hasil pertimbangan.
Siapa tau piutang itu memang bisa ditagihkan? Kita sekarang berada di masa resesi
kecil. Ketika keadaan membaik, kita mungkin dapat menagihkan beberapa piutang.
Di divisi ini bahkan tidak ada kebijakan write-of piutang. Saya sudah cek. Tidak ada
yang menyebutkan bahwa saya harus write-of. Siapa kamu sampai bisa nyuruhnyuruh saya?"
"Brenda, jujur aja. Kamu tahu part itu tidak akan pernah digunakan lagi. Dan kamu
tahu piutang-piutang itu jelek."
"Gini, Mark", tawar Brenda, "Sekarang hanya dua minggu dari tutup tahun. Biarlah
persoalan ini lanjut sampai tutup tahun jadi semua orang bisa dapat bonus. Nanti,
saya janji saya lihat lagi persediaan dan piutangnya. Saya akan write-of setelah
akhir tahun, setelah semua laporan keuangan terbit. Tidak ada yang tahu.
Emangnya, siapa sih yang rugi?"
Manajer Divisi
Mark melanjutkan auditnya, membuat konsep laporan yang memuat hasil
observasinya terkait dengan persediaan dan piutang, dan melakukan review
laporan dengan manajer divisi, Hal Wright. Hal terlihat terganggu.
"Yaahh, Mark, masalah ini gak bisa datang di waktu yang lebih tepat ya? Angkaangka kita baru saja disetujui pihak independen selain auditor. Ada orang di luar
sana yang melakukan perhitungan persediaan di bulan November dan Brenda
sudah mengirimkan spreadsheet untuk piutang di akhir tahun ke kantor pusat.
Tidak ada orang di atas sana, di grup kita, atau di tim audit CPA, yang kritis sama
sekali. Jika kamu mengangkat masalah besar, khususnya sekarang, pihak
independen di luar auditor akan menangkap kita write-of persediaan dan piutang,
mereka menyesuaikan ulang laba, dan nanti ada konsekuensi besar untuk kita. Dan,
Mark, permasalahan ini juga tidak punya batas yang jelas. Maksud saya, saya
mengerti kalau kamu membuat laporan berisi perusahaan harus memiliki kebijakan
yang lebih jelas, tapi gak ada seorangpun yang boleh menyuruh write-down di akun
tertentu. Hal itu berada di luar kewenanganmu. Tapi bagaimanapun juga, saya janji,
kita akan lihat ulang hal-hal ini setelah laporan-laporan kita selesai. Saat ini, saya
rasa manajer divisi ini sudah bekerja semaksimal mungkin dan saya bermaksud
melindungi bonus-bonus kecil yang akan mereka terima. Kalau kita write-down
sesuai saranmu, bonus-bonus itu tidak akan mereka dapatkan dan pemegang
saham juga rugi. Pendapatan per saham (EPS) akan jatuh seperti batu. Mereka juga
mungkin akan menutup divisi ini. Kamu gak mau hal itu terjadi, kan, boy?"

"Hal, Saya bisa membuat hasil observasi saya sesuai dengan konsep laporan tapi
juga menambahkan tanggapan Anda." Hal tiba-tiba marah. "Hah? Dan
menyerahkan komite audit memutuskan masalah ini? Mereka gak ada
hubungannya. Mereka sudah menyetujui laporan CPA. Kalau kamu mau
menyenangkan komite audit, harusnya kamu juga setuju, tinggalkan semua
penyesuaian-penyesuaian ini."
Direktur Internal Audit
Prihatin, Mark menunda finalisasi laporannya dan mendiskusikan konsep laporan
dengan Gail Wu, direktur internal audit. Gail tidak dilatih sebagai auditor dan
dipromosikan ke direktur internal audit dari keuangan perusahaan, jadi mungkin dia
punya pemahaman yang lebih baik tentang hubungan operasi. Tetap saja, Gail
sangat pintar dan Mark selalu menghormati pendapatnya. Diskusinya melalui
telepon, dimana Mark masih di Divisi Avil dan Gail di kantor perusahaan.
"Mark, Hal benar. Jika kamu mengungkap hal terkait bonus manajemen tahun ini,
kita bisa lupakan semua goodwill yang sudah saya bangun untuk departemen ini.
Semuanya akan hilang."
"Saya tahu kamu berusaha untuk memberikan posisi yang paling baik untuk kita,
Gail, tapi Hal itu keras kepala. Sejauh yang dia pikirkan, hasil observasi yang dia
terima di laporan jika hanya menyebutkan kebijakan perusahaan yang kurang, dia
tidak mau masalah persediaan dan piutang yang perlu penyesuaian disebut-sebut."
"Jadi, lakukan apa yang harus kamu lakukan," kata Gail, mengakhiri diskusi. "Tapi
saya bersikeras kamu membuat laporan yang sudah disetujui dan ditandatangani
Hal. Saya tidak mau membuka sarang lebah lalu harus menjelaskan aksi nekat staf
saya ke direksi ketika semua orang berteriak masalah bonus."

Anda mungkin juga menyukai