LANDASAN TEORI
3.1 SISTEM PROTEKSI DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
3.1.1...........................................................................................................Siste
m Distribusi Tenaga Listrik
Sistem distribusi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari suatu
sistem tenaga listrik yang dimulai dari PMT incoming di gardu induk
sampai dengan alat penghitung dan pembatas di instalasi konsumen yang
berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari
gardu induk sebagai pusat-pusat beban ke pelanggan-pelanggan secara
langsung atau melalui gardu-gardu distribusi (gardu trafo) dengan mutu
yang memadai sesuai stndar pelayanan yang berlaku. Dengan demikian
sistem distribusi ini menjadi suatu sistem tersendiri karena unit distribusi
ini memiliki komponen peralatan yang saling berkaitan dalam operasinya
untuk menyalurkan tenaga listrik. Ditinjau dari tegangannya sistem
distribusi dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Distribusi Primer
Yaitu suatu saluran distribusi dengan tegangan operasi nominal 20 kV.
Dikenal juga sebagai Jaringan Tegangan Menengah (JTM). Saluran
Distribusi Primer dapat berupa Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM), Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM) dan
Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM). Hal ini bertujuan untuk
menyesuiakan dengan tingkat keandalan yang diinginkan untuk kondisi
beban serta situasi lingkungan.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
besar
b.
gangguan
Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaaan
Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan
Membatasi daerah pemadaman akibat gangguan
Mengurangi frekuensi pemutusan permanen karena gangguan
bagian
yang
terganggu.Keterlambatan
kerja
peralatan pengaman.
Peralatan Pengaman Jaringan Distribusi Tegangan Menengah
1) Pemutus tenaga outgoing 20 kV
Pemutus Tenaga (PMT)adalah saklar yang dapat digunakan
untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian listrik dalam
keadaan berbeban maupun tidak berbeban. Pada saat
PMT
detik
sesuai
setting
yang
dilakukan.
Tujuan
sama
dengan recloser atau PMT yang berfungsi sebagai pengaman backupnya, pengaman ini menghitung jumlah operasi pemutusan yang
akan oleh perlindungan back-upnya secara otomatis di sisi hulu
(biasanya 2 atau 3 kali tripping) dan SSO ini membuka pada saat
peralatan pengaman disisi hulunya sedang pada kondisi terbuka.
Sesuai standard continuous current rating untuk line sectionalizer
adalah 10 s/d 600A. (Sarimun 2012:215)
Gambar 3.13 Pelebur jenis pembatas arus (kiri) dan pelebur jenis letupan (kanan)
Dari jenis diatas, pelebur jenis letupan lebih disarankan untuk
pasangan luar/outdoor sebagai pengaman trafo distribusi maupun
cabang saluran udara.
Prinsip kerja FCO adalah ketika terjadi gangguan arus lebih
maka fuse link pada FCO akan putus. Seperti yang ada pada SPLN
64 tabung ini akan lepas dari pegangan atas dan menggantung di
udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem. Adapun
cara perlindungannya adalah dengan melelehkan fuse link, sehingga
dapat memisahkan antara bagian yang normal dan yang terganggu.
Sedangkan fuse link itu sendiri adalah elemen inti dari FCO yang
terletak di dalam fuse holder dan mempunyai titik lebur tertentu.
Jika beban jaringan sesudah FCO menyentuh titik lebur tersebut,
maka fuse linkakan meleleh dan akan memisahkan jaringan sebelum
FCO dengan jaringan sesudah FCO.
6) Rele arus lebih (over current relay)
Rele arus lebih atau yang lebih dikenal dengan Over Current
Relay (OCR) adalah suatu rele yang bekerja berdasarkan adanya
kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman (setting)
[[ ] ]
TMS =
t=
I hs
t
-1
I SET
TMS
[[ ] ]
I hs
I SET
-1
Keterangan:
t
Ihs
Nama Kurva
Standard Inverse
0,02
0,14
Very Inverse
13,5
Extremely Inverse
80
Long Inverse
120
proteksi. Sedangkan fungsi Load Break Switch itu tersendiri adanlah alat
untuk maneuver pelimpahan beban, sama halnya dengan peralatan ABSW
namun Load Break Switch telah dilengkapi dengan gas SF6 yang
berfungsi sebagai peredam busur api, pada pengoperasiannya Load Break
Switch dapat di operasikan secara manual yaitu dengan mengait saklar nya
dengan stik, juga di operasikan secara local melalui control box, dan juga
bisa diremote lewat SCADA, oleh karena itu Load Break Switch menjadi
alat vital di jaringan 20kV demi menunjang keandalan sistem distribusi.
Saklar ini layak nya saklar biasa yang dioperasikan manual seperti
ABSW, tapi saklar ini juga dilengkapi dengan kontrol box sehingga
dapat dioperasikan secara otomatis menggunakan tombol pada kontrol
box yang ada di bawah kontaknya. Apabila dilengkapi dengan modem,
dan disetting, saklar ini pun dapat dikendalikan secara remote jarak
jauh atau sering disebut dikontrol dengan SCADA.
Saklar ini dilengkapi dengan pemadam busur api yaitu gas SF6.
SF6 memiliki properti isolasi sangat baik. SF6 memiliki elektro-negatif
yang tinggi. Itu berarti memiliki afinitas menyerap elektron bebas yang
tinggi. Setiap kali molekul gas SF6 bertabrakan dengan elektron bebas,
elektron bebas akan diserap oleh molekul gas yang membentuk ion
negatif.
Lampiran elektron dengan molekul gas SF6 dapat terjadi dengan cara
yang berbeda belakangnya,
1) SF 6 + e = SF 6
2) SF 6 + e = SF 5 - + F
Ion-ion negatif jelas jauh lebih berat daripada elektron bebas dan
karena itu seluruh mobilitas partikel bermuatan dalam gas SF6 jauh lebih
sedikit dibandingkan gas umum lainnya. Kita tahu bahwa mobilitas
partikel bermuatan yang mayoritas bertanggung jawab untuk melakukan
arus melalui gas. Oleh karena partikel bermuatan berat dan kurang
bergerak dalam gas SF6, ia memperoleh kekuatan dielektrik yang sangat
tinggi. Gas tidak hanya memiliki kekuatan dielektrik yang baik tetapi juga
memiliki sifat unik rekombinasi cepat setelah sumber energi percikan akan
dihapus. Gas juga memiliki properti perpindahan panas yang sangat baik.
Karena kelekatan rendah gas nya (karena mobilitas molekul kurang) SF6
gas secara efisien dapat mentransfer panas secara konveksi. Jadi karena
kekuatan dielektrik yang tinggi dan efek pendinginan gas SF6 tinggi yaitu
sekitar 100 kali lebih efektif daripada media pemadam busur api seacara
udara. Pemutus arus dengan media ini tersedia untuk rentang tegangan
dari 33kV hingga 800kV atau bahkan lebih.
3.2.3. Bagian-bagian LBS
a. PMT LBS
3.3 SECTIONALIZER
tengah-tengah).
Sebagai pengaman cadangan (backup) untuk arus gangguan minimum
SSO dapat dipergunakan untuk pengaman listrik fasa tunggal atau fasa
tiga, yang dilengkapi:
Pengendalian tegangan
Pengendalian arus inrush
Pendeteksi arus gangguan fasa-tanah
Penyetelan arus
Berikut adalah klasifiasi Sectionalizer;
Menurut pengindraan :
a. Pengindra tegangan ( automatic vaccum ciruit )
b. Pengindra arus ( automatic circuit recloser )
Media pemutus :
a. Minyak
b. Vaccum
c. Gas sf6
Kontrol :
a. Hidraulik
b. Elektronik
Fasa :
a. Fasa tunggal
b. Fasa tiga
3.3.2 Cara Kerja Sectionalizer
a. Pola 1
bertegangan ,setelah
t1
SSO1
close .Seksi 2