Vina , hamil aterm, merasakan mules yang menjalar ke pinggang dan mengeluarkan darah
disertai lendir dari vagina. Vina segera di bawa ke UGD. Di UGD, dokter menjelaskan
bahwa gejala tersebut merupakan tanda inpartu yang berarti vina akan segera melahirkan
bayinya. Berdasarkan hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin
(DJJ) dokter menyimpulkan bahwa taksiran berat janin vina dalam batas normal dan
kondisi janin baik, sedangkan dari pemeriksaan vaginal toucher (baca: vaginal tuse)
dokter menyimpulkan bahwa kondisi panggul vina memungkinkan untuk terjadinya
persalinan normal sehingga kecil sekali kemungkinan terjadi distosia dan tidak ada
kelainan presentasi dan letak janin intruterin. Dokter akan memantau kala 1 persalinan
melalui partograf.
Setelah janin selesai dilahirkan, dokter berusaha melahirkan plasenta namun tidak
berhasil karena terjadi retensio plasenta yang mengakibatkan perdarahan post partum.
Dokter kemudian melakukan manual plasenta, dan berhasil dengan baik. Namun vina
masih harus dipantau secara ketat selama masih dalam masa nifas.
Klarifikasi Istilah
Kehamilan aterm
minggu
Tanda Inpartu
wanita
Distosia
Presentasi
Partograf
Masa nifas
plasenta sampai dengan 42 hari setelah masa itu dengan organ reproduksi wanita
yang kembali ke ukuran normal
Definisi Masalah
1. Jelaskan perbedaan hamil preterm, aterm, dan postterm ?
2. Bagaimana mekanisme mules yang menjalar ke pinggang dan mengeluarkan darah
yang disertai lendir dari vagina ?
3. Apa saja tanda-tanda inpartu ?
4. Jelaskan mengenai pemeriksaan fundus uteri ! (tujuan, cara pemeriksaan dan
interpretasi)
5. Jelaskan mengenai pemeriksaan denyut jantung janin ! ( tujuan, cara pemeriksaan
dan interpretasi)
6. Bagaimana cara menentukan taksiran berat badan janin normal ?
7. Jelaskan mengenai pemeriksaan vaginal toucher !
8. Apa saja jenis-jenis dari kondisi panggul ibu ?
9. Bagaimana mekanisme persalinan normal ?
10. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan normal ?
11. Apa saja syarat-syarat persalinan normal ?
12. Bagaimana langkah Asuhan Persalinan Normal ?
13. Jelaskan mengenai distosia ! (penyebab, mekanisme, komplikasi)
14. Bagaimana tanda-tanda kondisi janin intrauterin yang baik ?
15. Bagaimana presentasi, letak, dan posisi janin yang normal ?
16. Jelaskan mengenai partograf !
17. Bagaimana fisiologi kelahiran plasenta ?
18. Jelaskan mengenai retensio plasenta ! ( penyebab, mekanisme, tanda-tanda,
tatalaksana dan komplikasi)
19. Jelaskan mengenai perdarahan post partum (penyebab, jenis-jenis, cara mendiagosis,
tatalaksana dan komplikasi)
20. Bagaimana teknik melakukan manual plasenta ?
21. Apa saja indikasi dan kontra indikasi manual plasenta ?
22. Apa saja hal-hal yang perlu di pantau selama masa nifas ?
Analisis Masalah
1. Jelaskan perbedaan hamil preterm, aterm, dan postterm ?1,2,4
Lamanya kehamilan yang normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kadang- kadang kehamilan berakhir sebelum waktunya dan
ada kalanya melebihi waktu yang normal.
Berakhirnya kehamilan menurut lamanya kehamilan dibagi menjadi :
Lamanya kehamilan Berat anak
<20 minggu
<500g
20-28 minggu
500-1000g
istilah
Abortus
Partus imatur
(preterm)
28.37Minggu
37.42Minggu
1000-2500
g
>2500g
>42 minggu
Partus premature
Partus matur
Partus serotin
Selanjutnya, impuls nyeri ditransmisi oleh segmen saraf spiralis T11-T12 dan L1.
Dilanjutkan dengan nyeri pada kala II yang terjadi karena regangan serviks, regangan
perineum, dan regangan/robekan dari struktur dalam saluran vagina itu sendiri.
Kemudian rasa nyeri ditransmisi melalui saraf pundendal melalui pleksus sakral ke
ganglia saraf posterior pada S2-S4.
Mekanisme keluarnya darah yang disertai lendir pada vagina :
Saat persalinan Serviks berdilatasi dan menipis terjadi robekan-robekan dan
ruptur pembuluh darah ada serviks terlepas sumbatan mukus (mucous plug) yang
selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis berupa lendir yang bercampur
darah.
Teori Persalinan
dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
kadar progesteron turun.
Teori plasenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
kontraksi rahim.
Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot
Serviks membuka.
Jika bunyi jantung terdengar disebelah kiri atau kanan di bawah pusat, presentasi
bayi adalah presentasi kepala. Jika bunyi jantung terdengar disebelah kiri atau
kanan setinggi atau diatas pusat, presentasi bayi adalah presentasi bokong (letak
sungsang). Jika bunyi jantung terdengar disisi yang berlawanan dengan bagianbagian kecil, sikap anak fleksi. Jika terdengar sesisi dengan bagian-bagian kecil,
sikap defleksi. Pada anak kembar, bunyi jantung terdengar pada dua tempat
dengan sama jelasnya dan dengan frekueni yang berbeda (perbedaan lebih dari
10/menit).
kali permenit.
Bising tali pusat
Bising tali pusat bersifat meniup karena tali pusat tertekan. Dengan
Bunyi aorta
Freuensi bunyi aorta sama dengan denyut nadi ibu, untuk membedaknnya
dengan bunyi jantung anak nadi ibu harus di pegang
Bising usus
Bising usus bersifat tidak teratur disebabkan udara dan cairan yang ada
dalam usus ibu.
II (5det)
12
III (5det)
11
10
14
Keterangan
Djj = 4 x (11+12+11) = 136 /menit
Teratur, anak baik
Djj= 4 x (10+14+9) = 132 / menit
Tidak teratur, asfiksia
Djj = 4x (8+7+8) = 92/ menit
Teratur, asfiksia
Perabdominan
- Probe USG di atas perut.
- Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
3. Non Stress Test (NST)
NST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada
umur kehamilan 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai gambaran
denyut jantung janindengan gerakan/akivitas janin.
Cara pemeriksaan :
- Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring ke kiri
- Tekanan darah diukur setiap 10 menit.
- Dipasang kardio dan tokodinamometer.
- Frekuensi jantung janin dicatat.
- Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi.
- Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit.
- Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit
tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan
pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan
-
secara individual.
4. Velosimetri Doppler
Velosimetri Doppler adalah alat dalam biomedik yang sering digunakan untuk
mendeteksi detak jantung janin pada ibu hamil. Dapat dilakukan pada kehamilan
12 minggu.Velosimetri Doppler menggunakan sensor Ultrasound dengan
frekuensi 2 MHz untuk mendeteksi detak jantung janin berdasarkan prinsip
doppler, yaitu memanfaatkan prinsip pemantulan gelombang yang dipancarkan
oleh sensor ultrasound.
Cara Pemeriksaan
- Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang.
- Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan
- Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin.
- Hitung detak jantung janin : Dengar detak jantung janin selama 1 menit,
-
Ditambah 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup feeling life
22-28 minggu
28 mg
30 mg
32 mg
34 mg
31 cm di atas simfisis
36 mg
32 cm di atas simfisis
38 mg
33 cm di atas simfisis
40 mg
Menurut Mac Donald adalah modifikasi spiegelberg, yaitu jarak fundus- simfisis
dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam bulan
Sumber lain menyebutkan bahwa berat janin dapat diperkirakan berdasarkan usia
kehamilan
minggu ke 25
650 - 670 gr
minggu ke 26
750 780 gr
minggu ke 27
870 890 gr
minggu ke 29
1100 1200 gr
minggu ke 30
1510 1550 gr
minggu ke 31
1550 1560 gr
minggu ke 32
1700 1750 gr
minggu ke 33
1800 1900 gr
minggu ke 34
2000 2010 gr
minggu ke 35
2300 2350 gr
minggu ke 36
2400 2450 gr
minggu ke 37
2700 2800 gr
memastikan apakah fase persalinan sudah masuk pada persalinan kala II.
Kontraindikasi :
- Perdarahan per vaginam
- Placenta letak di bawah.
Cara melakukan vaginal toucher :
Lakukan terlebih dahulu vulva higiene dengan cara letakkan bengkok di depan
vulva
pasang sarung tangan steril (hand scoon)
ambil kapas sublimat/DTT secukupnya; bersihkan bagian kiri dan kanan labia
mayora, bersihkan bagian kiri dan kanan labia minora, terakhir bersihkan bagian
tengah.
Periksa genetalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa (benjolan)
termasuk kandilomata, varikositosis vulva atau rectum, atau luka parut di
perineum.
Labia minora disisihkan kekiri dan kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan
kiri dari sisi kranial untuk memaparkan vestibulum.
Masukkan jari tengah diikuti jari telunjuk kedalam vaginadan melakukan palpasi
pada serviks. Pada saat memasukkan jari minta klien untuk nafas dalam.
Menentukan keadaan selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, bila sudah
pecah tentukan :
1. Warna
2. Bau
3. Jumlah air ketuban yang mengalir keluar
Menentukan apakah terdapat bagian janin lain atau talipusat yang berada
disamping bagian terendah janin.
Turunnya kepala
Tentukan ada atau tidak adanya caput succedaneum dan berapa besarnya caput
succedaneum tersebut.
Periksa apakah ada bagian anak yang menumbung seperti tangan, lengan, kaki
Jenis ginekoid : panggul paling baik untuk perempuan. Bentuk pintu atas
panggul hampir bulat. Panjang diameter antero-posterior kira-kira sama
Jenis platipelloid : jenis ini adalah jeis ginekoid pada arah muka belakang.
Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang. Jenis ini
ditemukan pada 5% perempuan
dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri, seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
Ada 3 tanda lepasnya plasenta :
Semburan darah.
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri:
Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas symphisis tali pusat
ditegangkan, jika tali pusat masuk berarti belum lepas, jika diam/maju berarti
sudah lepas.
Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti belum
lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas.
Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila bergetar kembali berarti belum
lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas.
4. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Sebelum meninggalkan wanita postpartum harus diperhatikan 7 pokok penting yaitu
:
-
Tidak ada perdarahan pervaginam atau perdarahan lain pada alat genital lainnya
Luka pada perineum telah terawat dengan baik, dan tidak ada hematom
Keadaan masuknya kepala janin melintasi pintu atas panggul terbagi 3 yaitu,
sinklitimus, asinklitimus anterior dan asinklitimus posterior.
Majunya kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga
panggul dan biasanya baru mulai pada kala II.
Pada multipara majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul
terjadi bersamaan.
Yang menyebabkan majunya kepala ialah:
Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah kepala.
Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat
sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara M. levator ani kiri
dan kanan.
Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.
Ekstensi
Disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan
dan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.Pada kepala,
bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknya kebawah, dan yang satunya disebabkan
tahanan dasar panggul menolaknya ke atas. Resultannya ialah kearah depan atas.
Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah simphysis, yang dapat maju karena
kekuatan tersebut adalah bagian yang berhadapan dengan subocciput sehingga pada
pinggir atas perineum, lahirlah berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut
dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, belakang kepala anak memutar kembali kearah punggung anak
untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam.gerakan ini disebut putaran restitusi. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga
belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sesisi.
Hal ini disebabkan karena ukuran bahu (diameter bisacromial) menempatkan diri
dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.
Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi
hypomochlion (subocciput menjadi pusat pemutaran) untuk kelahiran bahu belakang.
Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah
dengan paksi jalan lahir.
Gambar. Cardinal movements persalinan dan pelahiran dengan posisi oksiput kiri
anterior
Power: His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
Passage: Keadaan jalan lahir
PAP (Pintu Atas Panggul)
Bidang ini terletak miring dengan bidang horisontal membentuk sudut 55 derajat dan
disebut inklinasi pelvis. Makin kecil sudut inklinasi, prognosis persalinan makin jelek.
Ukuran yang penting adalah :
- Konjungtiva vera
: 11cm
- Diameter tranversa : 12,5-13 cm
- Konjungtiva obsterika : 10,6 cm
PTP (Pintu tengah panggul)
Merupakan bagian panggul yang paling sempit, karena terdapat spina iskiadika,
apalagi bila menonjol.
- Batas depan : tepi bawah simfisis
- Batas lateral : spina iskiadika
- Batas belakang : sakrum setinggi S3-4
Ukuran yang penting :
- Distansia interspinasum : 10,5cm
- Diamaeter anteroposterior : 12cm
PBP (Pintu Bawah Panggul)
Terdiri atas dua bidang :
- Batas depan : tepi bawah simfisis
- Batas lateral : tuber iskiadikum
- Batas belakang : artikulasio sakrokoksigea
Ukuran yang penting :
-
Panggul sempit
PAP
-
PTP
PBP
-
Pelvis dengan ukuran yang berada diantara kedua batas-batas tersebut dapat diktakan
sebagai boderline pelvic contraction.
Bidang hodge, untuk menentukan sampai manakah bagian terendah janin turun dalam
panggul dalam persalinan
Bidang hodge I : bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan
promontorium.
Bidang hodge II : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I terletak setinggi
bagian bawah simfisis
Bidang hodge III : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I dan II terletak
setinggi spina ischiadica kanan dan kiri.pada rujukan lain, bidang hodge III
disebut juga bidang O .kepala yang berada diatas 1 cm disebut (-1)atau
sebaliknya
Bidang hodge IV : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I, II, dan III
terletak setinggi os koksigis.
Ketuban pecah
Pelepasan plasenta
Pemisahan amniokorion
Ekstrusi plasenta
Ibu
- Kehamilan aterm 37 bulan
- Tidak ada komplikasi kehamilan
- Nifas tidak ada komplikasi
- Lama persalinan <16 jam dan > 3 jam
suntik.
Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi
tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran
ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke
belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang
sesuai
dengan
pedoman
persalinan
aktif
dan
mendokumentasikan temuan-temuan.
Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai
meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk meneran.
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman).
13.
Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran :
- Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan
-
untuk meneran
Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
pada ibu.
Menganjurkan asupan cairan per oral.
Menilai DJJ setiap lima menit.
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau
60/menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu
-
spontan.
Lahir Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan
kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk
melahirkan bahu posterior.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu
dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran
siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian
bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi
saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat
panggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas
tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah
bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah
pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang
(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio
uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 40 detik, menghentikan penegangan
tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
- Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota
kelahiran bayi.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan
hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut
perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
- Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat
tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.
Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat
tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selapuk yang tertinggal.
Pemijatan Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan
klem
tali
mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat
sekitar 1 cm dari pusat.
45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan simpul
mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk
atau kainnya bersih atau kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
- 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
- Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
- Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
-
pasca persalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca
persalinan.
- Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Kebersihan dan keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
menggunakan air
Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering.
56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan
keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan
klorin 0,5%
dan membilas dengan air bersih.
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan
bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
Dokumentasi
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
keadaan umum ibu seperti sesak napas atau adanya kelelahan ibu.
Distosia karena adanya kelainan letak janin atau elainan fisik janin, misalnya
presentasi bahu, presentasi bahu, presentasi muka, presentasi bokong, anak besar,
hidrosefal, dan monstrum.
Distosia karena adanya kelainan pada jalan lahir baik bagian keras (tulang), seperti
adanya panggul sempit, kelainan bawaan pada panggul maupun bagian yang lunak
seperti adanya tumor-tumor baik pada genitalia interna maupun pada viscera lain di
daerah panggul yang menghalangi jalan lahir.
Komplikasi Distosia
Infeksi intrapartum
Infeksi adalah bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus
lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri di dalam cairan amnion
menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga
terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneumonia pada janin, akibat
aspirasi cairan amnion yang terinfeksi adalah konsekuensi serius lainnya.
Pemeriksaan serviks dengan jari tangan akan memasukkan bakteri vagina kedalam
uterus. Pemeriksaan ini harus dibatasi selama persalinan
Ruptura uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama
partus lama, terutama pada ibu dengan paritas tinggi dan mempunyai riwayat
seksio sesarea. Apabila disproporsi antara kepala janin dan panggul demikian
besar sehingga kepala tidak cakap (engaged) dan tidak terjadi penurunan, segmen
rektovaginal.
Cedera otot-otot dasar panggul
Saat kelahiran bayi, dasar panggul mendapat tekanan langsung dari kepala janin
serta tekanan kebawah akibat upaya mengejan ibu. Hal ini dapat meregangkan dan
melebarkan dasar panggul sehingga terjadi perubahan fungsional dan anatomik
otot, saraf dan jaringan ikat yang menimbulkan efek-efek pada otot-otot dasar
Letak janin
Letak janin adalah hubungan antara aksis panjang janin terhadap ibu. Terdiri atas
memanjang, melintang dan oblik. Letak memanjang terjadi pada lebih dari 99%
persalinan aterm.
Presentasi janin
Bagian terpresentasi adaah bagian tubuh janin yang terendah di dalam maupun di
bagian terdekat jalan lahir. Terdiri atas kepala, bokong, bahu, majemuk, wajah dan
dahi. Presentasi kepala terjadi sekitar 96,8%; bokong 2,7%; dan presentasi lain di
bawah 1%.
Postur atau sikap janin
Sikap janin terbentuk pada beberapa bulan terakhir kehamilan. Normalnya, janin
membentuk massa ovoid yang secara kasar sesuai dengan bentuk rongga rahim.
Janin menjadi terlipat atau membungkuk ke arah dirinya sendiri sehingga
punggung menjadi berbentuk cembung; kepala menjadi fleksi maksimal sehingga
dagu hampir menyentuh dada; paha terfleksi di depan abdomen; dan tungkai
tertekuk pada lutut. Pada presentasi kepala, lengan biasanya menyilang di depan
posisi yaitu kanan dan kiri. Oksiput, mentum (dagu) dan sakrum janin masingmasing menjadi penentu pada presentasi verteks, wajah atau bokong.
16. Jelaskan mengenai partograf ! 1,4,5
Tujuan partograf
Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
Manfaat partograf
Mencatat kemajuan persalinan
Mencatat kondisi ibu dan bayinya
Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyakit persalinan
Menggunaka informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai
dan tepat waktu
Cara mengisi partograf
Halaman depan partograf
Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase
aktif persalinan; dan kolom untuk mencatat hasil pemeriksaan selama fase aktif
persalinan, termasuk :
1. Informasi tentang ibu
Nama, umur.
Gravida, para, abortus(keguguran)
Nomor catatan medik/nomor puskesmas
Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah: tanggal dan waktu
penolong persalinan mulai merawat ibu)
2. Waktu pecahnya selaput ketuban
3. Kondisi janin:
DJJ (denyut jantung janin)
Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit(lebih sering jika ada tanda-tanda
gawat janin).
Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalm dan nilai warna
pula
adanya
tindakan
intervensi
yang
7. Kontraksi uterus
Frekuensi dan lamanya
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit.
8. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan Iv dan
dalam satuan tetesan permenit.
Obat-obtan lainnya dan cairan IV yang diberikan
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan/atau cairan IV.
9. Kesehatan dan kenyamanan ibu
Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
- Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan.
- Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif
-
persalinan
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu setiap 2 jam dan cata
temperatur tubuh
10. Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya
Jumlah cairan per oral yang diberikan
Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur.
Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (obgin, bidan,dokter
umum)
Persiapan sebelum melakukan rujukan
Upaya rujukan
Data dasar
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan,
catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada
masing-masing tempat yang telah disediakan, atau dengan cara memberi tanda pada kotak di
tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
Bayi baru lahir
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis kelamin,
penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan terpilih
dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda ada kotak di samping
Definisi
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah
kelahiran bayi, atau 1 -2 jam post partum tanpa perdarahan yang berlebihan jika home birth
plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan dan infeksi.
Penyebab
1. Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena:
Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva);
Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis menembus desidua
sampai miometrium- sampai di bawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta).
2. Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan oleh
tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III, sehingga
terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya
plasenta (inkarserasio plasenta).
Penanganan :
1. Resusitasi. Pemasangan IV-line dan kateter, diberikan cairan kristaloid. Monitor
2.
3.
4.
5.
Penyebab
1. Perdarahan dari tempat inplantasi plasenta
Hipotoni sampai atonia uteri
- Akibat anestesi
- Distensi berlebihan (gemelli, anak besar,hidramnion)
- Partus lama,partus kasep
- Partus presipitatus/partus terlalu cepat
- Persalinan karna induksi oksitosin
- Multiparitas
- Pernah atonia sebelumnya
Sisa plasenta
- Kotiledon/selaput ketuban tersisa
- Plasenta susenturiata
- Plasenta akreata, inkreata, prakeata
2. Perdarahan karena robekan
- Episistomi yang melebar
- Robekan pada perineum, vagina dan serviks
- Ruptur uteri
3. Gangguan koagulasi
Jarang terjadi namun bisa memperburuk keadaan di atas, misalnya trombositopenia,
sind HELLP,preeklamsia, solusio plasenta, kematian janin dalam kandungan, emboli
air ketuban.
Gejala Klinis
Perdarahan pervaginam
Konsistensi rahim lunak
Fundus uteri naik (jika pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan darah atau
selaput janin
Tanda-tanda syok
Tatalaksana
a. Hentikan perdarahan
b. Cegah/atasi syok
c. Ganti darah yg hilang /transfusi atau beri cairan RL, plasma ekspander, Dextrans
Atasi penyebab
Anemia
Syok hipovolemik
Ibu meninggal
Sindrom sheehan yaitu kegagalan laktasi, amenore, atrofi payudara, rontok rambut
pubis dan aksila,superinvolusi uterus,hipotiroidi, dan insufisiensi korteks adrenal.
23. Apa saja hal-hal yang perlu di pantau selama masa nifas ?1,2,4,7
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti prahamil.Lama masa nifas ini yaitu 6 8 minggu.
Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi ) sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil.
Tinggi Fundus dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Lochia Statis
Lochea tidak lancar keluarnya.
Lochia Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
Kerangka Konsep
Vina, hamil aterm
Anamnesis :
Pemeriksaan :
-
Kondisi janin
Diagnosis :
Adanya
tanda-tanda
Vina
inpartu
melahirkan
Fisiologi
Asuhan
persalinan
akan
Kelainan
Fisiologi
persalinan
presentasi
kelahiran
normal
dan letak
plasenta
Masa nifas
Distosia
segera
janin
plasenta
intrauterin
Retensio
partograf
Plasenta
Perdarahan
post partum
Daftar Pustaka
1. Prawiroharjo,Sarwono.2012. Ilmu Kebidan edisi IV. Jakarta : PT Bina Pustaka
2. Cunningham,F.G.,Leveno,K.J.et.al.2012. Obsetri Williams edisi 23. Jakarta : EGC