PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini diantaranya untuk mengetahui media tanam
yang cocok dan baik bagi bahan tanam yang diuji. Membandingkan media tanam
yang cocok untuk masing-masing media bahan tanam
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Media Tanam
Media tanam sangatlah penting dalam budidaya tanaman. Media tanam
sendiri adalah tempat bagi tanaman untuk bisa berdiri tegak dan menjadi tempat
bagi akar tanaman melekat untuk memperkokoh berdirinya suatu tanaman
(Purwanto.2008).
Menurut Niaga(2005) menyatakan bahwa media tanam merupakan
komponen utama ketika akan bercocok tanam atau budidaya tanaman dan media
yang digunakan harus sesuai dengan jenis tanaman yang akan di tanam.
Media tumbuh suatu tanaman tidak selalu tanah, media tumbuh tanaman
yang baik bisa mensuplai air, nutrisi dan udar pada akar tanaman
(Handreck.2005). Kita bisa menanam tanaman bukan pada media tanah tetapi
tanaman tidak bisa hidup tanpa adanya air. Media tanam yang baik dicirikan
dengan mampu menahan air atau mempunyai kemampuan menahan air yang
sangat baik (Gunawan.2006).
2.2.Fungsi Media Tanam
Media tanam yang merupakan tempat hidup tanaman memiliki fungsi
menyangga perakaran tanaman agar bisa berdiri tegak dan tidak mudah roboh
diterpa angin, selain itu fungsi lain dari media tanam dapat menunjang
pertumbuhan
tanaman
dalam
hal
menyediakan
unsur
hara
dan
air
(Wiryanta.2007).
Media tanam menurut Darmono(2010) berfungsi sebagai tempat
melekatnya akar tanaman dan sebagai tempat menyimpan air dan unsur hara.
Sedangkan menurut Subardja (2004) media tanam menyediakan 4 kebutuhan
tanaman yaitu menyediakan air, menyediakan unsur hara, menyediaka udara dan
sebagai tempat bertumpu akar tanaman.
2.3.Macam-macam MediaTanam
2.3.1.Tanah
Tanah ,erupakan bahan lepas yang tersusun dari batuan yang melapuk.
Media tanah yang baik untuk budidaya tanaman sebaiknya diambil dari bagian
atas yaitu bagian top soil (Harjowigeno.2009).
Dipilihnya tanah bagian top soil karena tanah pada bagian ini lebih
gembur dan subur serta memiliki jumlah pori-pori tanah yang berukuran kecil
(pori mikro) lebih banyak dari pada pori-pori yang berukuran besar.
Terdapat 3 tipe tanah menurut Harjowigeno(2009), yaitu tanah pasir, tanah
debu, dan tanah liat. Tanah dengan tekstur pasir memiliki drainase yang daik
tetapi memiliki tingkat menyimpan air yang buruk. Tanah dengan tekstur debu
memiliki drainase yang lebih rendah dari pasir tetapi lebih baik dalam menyimpan
air. Sedangkan tanah dengan tekstur Liat memiliki darainase yang lebih rendah
dari pada pasir dan debu tetapi memiliki kemampuan menyimpan air yang lebih
bak dari keduanya.
2.3.2.Bukan Tanah
Media bukan tanah merupaka media tanam yang bisa berasal dari media
organik dan media anorganik. Media tanam yang terasuk dalam kategori media
organik umumnya berasal dari kompone organisme hidup, misalnya bagian dari
tanaman seperti daun, batang, bunga, buah atau kulit kayu (Hidayat.2005).Media
organik memiliki banyak macam, diantaranya arang, batang pakis, kompos, moss,
pupuk kandang, cocopeat, sekam padi, dan humus.
Sedangkan media anorganik merupakan media tanam yang bukan berasal
dari sisa tanaman ataupun bukan berasal dari sisa sisa makhluk hidup ataupun
berasal dari bahan sintesis. Contoh dari media anorganik Gel, pasir, kerikil, spons,
perlit dan Styrofoam.
Menurut
(Aryulina.2007)
berdasarkan
letak
perkecambahan,
tipe
b) Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hypogeal merupakan perkecanbahan yang ditandai dengan
terbentuknya bakal batang yang yang muncul ke permukaan tanah, sedangkan
kotiledon tetap berada di dalam tanah.
pada
saat
ini
penyerbukan
sering
dilakukan
oleh
manusia
(Agromedia.2010).
Keunggulan tanaman hasil perbanyakan generatif adalah sistim perakaran
yang kuat. Selain itu tanaan hasil perbanyakan secara generatif juga sering
digunakan untuk konservasi lahan kritis
2.7.2 Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan secara vegetatif merupakan cara perbanyakan tanaman
dengan cara tidak kawin atau menggunakan bagian dari tumbuhan. Perbanyakan
tanaman secara vegetative memiliki jenis yang berbeda diantaranya grafting,
budding, cangkok, dan stek (Agromedia.2010)
Perbanyakan tanaman secara vegetatif dibagi menjadi 2 yaitu vegetatif
alami dan vegetatif buatan.
2.7.4. Keuntungan dan kerugian perbanyakan Generatif dan vegetatif
Keuntungan dari perbanyakan generatif diantaranya menurut (Lewis.2008)
diantaranya adalah system perakara yang lebih kuat dan rimbun dengan perakaran
tunggang dan sering digunakan sebagai batang bawah (Rootstock), sementara itu
kekurangan dari perbanyakan secara generatif yaitu sifat biji sering menyimpang
dari indukan karena mutasi gen dan kelemahan yang lain dari generatif yaitu
untuk mendapatkan biji secara generatif harus menunggu tanaman berbuah dan
menghasilkan biji.
Keuntungan dari perbanyakan vegetatif menurut (Rao.2006) diantaranya
tanaman yang sulit dan lama untuk menghasilkan biji bisa di perbanyak dengan
menggunakan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan vegetatif lebih murah karena
bahan tanam bisa didapat dari bagian tanaman. Sedangkan kekurangnnya adalah
tanaman dengan perbanyakan vegetatif tidak mempunyai variasi karena sifat yang
identik dengan induk. Tanaman dengan vegetatif tidak memiliki system perakaran
yang kuat.