Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Remaja


WHO mendefinisikan umumnya menganggap remaja berusia 10
sampai 19, atau mereka yang berusia 10 hingga 24. Menurut UNFPA
Remaja adalah Orang Muda (Young people) yaitu penduduk usia 1024
tahun. Masa remaja adalah tahap perkembangan yang unik dalam
percepatan pertumbuhan, baik fisiologis, kognitif, perubahan sosial, dan
emosional terjadi secara bersamaan. Masa remaja didefinisikan sebagai
proses terjadinya peralihan secara bertahap seseorang dari masa kanakkanak menuju masa dewasa. (Picket & Hanlon, 2009)
Remaja adalah seseorang yang secara fisik sudah menyerupai orang
dewasa, namun belum matang secara kejiwaan. Remaja tidak dapat
dianggap sebagai anak-anak maupun orang dewasa. Oleh karena itu hal ini
sering menyebabkan masyarakat sulit untuk menentukan norma yang sesuai
bagi remaja.
2.2. Tumbuh Kembang Remaja
Pertumbuhan fisik pada remaja dapat dilihat melalui pengukuran
tinggi dan berat badan. Masa Remaja dibedakan menjadi tiga tahapan yaitu :
Masa remaja awal
Masa remaja tengah
Masa remaja akhir
: 10-13 tahun
: 14-16 tahun

: 17-19 tahun
Pada masa remaja terjadi proses awal kematangan organ reproduksi
manusia yang sering disebut dengan Pubertas. Pubertas berasal dari kata
pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau adolescence
berasal dari kata adolecere yang berarti dewasa. Pada masa remaja juga
merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada
masa ini banyak terjadi perubahan baik dalam hal fisik maupun psikis.
erubahan Fisik Pada Remaja
Pertumbuhan fisik remaja baik laki-laki maupun perempuan memiliki
ciri khas pada kecepatan pertumbuhannya (growth spurt). Pada saat ini
pertumbuhan tinggi badan (linier) terjadi amat cepat. Perbedaan
pertumbuhan fisik laki-laki dan perempuan adalah pada pertumbuhan organ
reproduksinya, karena pada pertumbuhan organ reproduksi tersebut
dipengaruhi oleh produksi hormone yang berbeda, penampilan yang
berbeda, serta bentuk tubuh yang berbeda akibat berkembangnya tanda seks
sekunder.
Anak perempuan mulai tumbuh pesat fisiknya pada usia 10 tahun dan
paling cepat terjadi pada usia 12 tahun. Sedang pada anak laki-laki, 2 tahun
lebih lambat mulainya, namun setelah itu bertambah tinggi 12-15 cm dalam
tempo 1 tahun pada usia 13 tahun sampai menjelang 14 tahun. Pertumbuhan
fisik anak perempuan dan laki-laki tidak sejalan dengan perkembangan
emosionalnya. Seorang remaja yang badannya tinggi besar belum tentu
mempunyai emosi yang matang, sebaliknya yang bertubuh biasa saja bisa

mempunyai emosi yang lebih matang,


Pertumbuhan tinggi remaja dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : genetic
(factor keturunan), gizi, dan variasi individu. Faktor gizi sangat
berpengaruh, remaja dengan status gizi yang baik akan tumbuh lebih tinggi
dibanding dengan remaja dengan status gizi kurang. Untuk memantau
perkembangan fisik remaja dapat dilakukan dengan mengukur Indeks Massa
Tubuh (IMT) secara berkala.
Adapun perbedaan pertumbuhan fisik antara remaja laki-laki dan
perempuan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2.1. Perubahan Fisik Remaja
Perubahan Fisik Remaja
Laki-laki
Perempuan
Otot dada, bahu dan lengan Pinggul melebar
melebar
Kening menonjol, rahang dan dagu melebar

abel 2.1. Perubahan Fisik Remaja


Perubahan Fisik Remaja
Laki-laki
Perempuan
Otot dada, bahu dan lengan Pinggul melebar

melebar
Kening menonjol, rahang dan dagu melebar
erubahan suara
Pertumbuhan penis
Pertumbuhan kumis dan jambang
Ejakulasi awal / mimpi basah
Pertumbuhan
rambut
Pertumbuhan rahim dan vagina
Menstruasi awal
kelamin, Pertumbuhan rambut kelamin dan
ketiak
ketiak, dada dan lain-lain
Pertumbuhan lemak dan keringat Payudara membesar
(jerawat)
Pertambahan berat badan dan Pertumbuhan lemak dan keringat
tinggi badan
dan jerawat
Pertambahan berat badan dan
tinggi badan.

2.2.2. Perkembangan Psikososial Remaja


Menurut Erickson (1963), pencarian identitas diri mulai dirintis
seseorang pada usia yang sangat muda yaitu usia remaja muda. Pencarian
identitas diri berarti pencarian jati diri, dimana remaja ingin tahu juga
tentang dirinya sendiri yang menyangkut soal apa dan siapa dia, semua yang
berhubungan dengan aku ingin diselidiki dan dikenalnya.
Psikososial merupakan manifestasi perubahan faktor-faktor emosi,
sosial dan intelektual. Akibat perubahan tersebut, maka karakteristik
psikososial remaja dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1.
Remaja Awal (10-13 tahun)
a. Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada
meningkatnya kesadaran diri (self consciousness)
b. Perubahan hormonalnya berdampak sebagai individu yang mudah
berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mudah tersinggung
atau menjadi agresif.
c. Menyatakan
kebebasan
berdampak
bereksperimen
dalam
berpakaian, berdandan trendy dan lain-lain.
d. Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan

lingkungannya.
e. Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan
dengan mode teman sebayanya.
f. Perasaan memiliki terhadap teman sebaya berdampak punya
gang/kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan teman
sebayanya.
g. Sangat menuntut keadilan dari pandangnya sendiri dengan
membandingkan segala sesuatunya sebagai buruk/hitam atau
baik/putih berdampak sulit bertoleransi dan sulit berkompromi.
2.
Remaja Pertengahan (14-16 tahun)
a. lebih mampu berkompromi, berdampak tenang, sabar, dan lebih
toleran untuk menerima pendapat orang lain.
b. Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri berdampak
menolak campur tangan orang lain termasuk orang tua
c. Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa nyaman
berdampak baju, gaya rambut, sikap dan pendapat berubah-ubah.
d. Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun berisiko
berdampak mulai bereksperimen dengan merokok, alkohol, seks
bebas, dan mungkin NAPZA.
e. Tidak lagi terfokus pada diri sendiri berdampak lebih bersosialisasi
dan tidak lagi pemalu.
f. Membangun

nilai,
norma
dan
moralitas
berdampak
mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut keluarga.
g. Mulai
membutuhkan
lebih
banyak
teman
dan
solidaritas
berdampak ingin banyak menghabiskan waktu untuk berkumpul
dengan teman-teman.
h. Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak
berpacaran tetapi tidak menjurus serius.
i. Mampu berfikir secara astrak mulai berhipotesa berdampak mulai
peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin mendiskusikan
atau berdebat
j. Keterampilan intelektual khusus berdampak adanya mata pelajaran
yang mulai menonjol sehingga perlu mediasi.
k. Minat yang besar dalam seni, olahraga, berorganisasi dan lain-lain

berdampak mengabaikan pekerjaan sekolah.


l. Senang berpetualang
sehingga ingin
mandiri,
tapi
belum
memikirkan keselamatan diri yang dianjurkan.
3.
Remaja Akhir (17-19 tahun)
a. Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik
termasuk agama.
b. Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar keluarga
berdampak mulai belajar mengatasi stress yang dihadapi dan sulit
diajak berkumpul dengan keluarga.
c. Belajar mencapai kemandirian secara financial maupun emosional
berdampak kecemasan dan ketidakpastian masa depan yang dapat
merusak keyakinan diri.
d. Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis
berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak
menyita waktu.
e. Merasa
sebagai
orang

dewasa
berdampak
cenderung
mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orangtuanya.
f. Hampir siap menjadi orang dewasa yang mandiri berdampak mulai
nampak ingin meninggalkan rumah untuk hidup sendiri.
2.2.3. Perkembangan Kecerdasan (Intelegensi)
Pada masa remaja, perkembangan intelegensi masih berlangsung
sampai usia 21 tahun. Perkembangan intelegensia menyebabkan remaja
lebih suka belajar sesuatu yang mengandung logika untuk mengerti
hubungan antara hal yang satu dengan yang lainnya. Imajinasi remaja juga
menunjukkan kemajuan, hal ini ditandai dengan banyak prestasi yang
dicapai remaja misalnya mengarang lagu, membuat karanngan ilmiah, membuat sajak dan
prestasi-prestasi lainnya yang menggambarkan
kemampuan intelegensia dan imajinasi remaja.
Dari perkembangan intelektual akan terjadi kemajuan-kemajuan
seperti mampu mengadakan generalisasi, mampu melihat relasi antara hal
yang satu dengan yang lain, mampu mengadakan pembicaraan intelektual,
senang mengkritik dan mampu berfikir secara abstrak.
2.3. Pengukuran Kesehatan Reproduksi Remaja menurut Teori Tanner
Pada tahun 1962, James Tanner menerbitkan sistem Penilaian
Kematangan seksual. Rentang skala dari prapubertas (tahap I) sampai
dewasa (tahap V). Onset dan perkembangan pubertas sangat bervariasi,

maka dari itu Tanner telah mengusulkan skala yang diseragamkan untuk
menggambarkan onset dan progresivitas perubahan pada pubertas (Gambar
9 -24). Anak laki-laki dan perempuan yang dinilai pada skala 5 poin. Anak
laki-laki dinilai untuk perkembangan alat kelamin dan pertumbuhan rambut
kemaluan, dan anak perempuan dinilai untuk perkembangan payudara dan
pertumbuhan rambut kemaluan.
2.3.1. Pertumbuhan Rambut Kemaluan Wanita
Pertumbuhan rambut kemaluan (P = Pubic Hair) pada wanita dipentaskan
sebagai berikut (Gambar 9-24 , B) :
Tahap I (pra-remaja)/P1 - lanugo berkembang di atas kemaluan dengan
cara tidak lebih besar dari yang atas dinding anterior. Tidak ada rambut
seksual.
Tahap II/P2 - Jarang, panjang, berpigmen, rambut berbulu halus, yang
lurus atau hanya sedikit melengkung , muncul. Ini rambut terlihat terutama
di sepanjang labia. Tahap ini sulit untuk mengkuantifikasi pada foto hitam
dan putih, terutama ketika gambar subyek berambut pirang.
Tahap III/P3 - lebih banyak rambut tumbuh sehingga terlihat dari beberapa
meter, bersama dengan pengkasaran dan peningkatan pigmentasi pada
beberapa orang. Biasanya jauh lebih gelap, kasar, dan rambut keriting seksual muncul.
Rambut sekarang telah menyebar
persimpangan pubis .
lebih dari
Tahap IV/ P4 - Distribusi rambut dewasa dalam jenis tetapi menurun

jumlah total . Tidak ada menyebar ke permukaan medial paha. Terlihat


seperti segitiga di atas pubis.
Tahap V/ P5 nampak seperti Rambut pubis orang dewasa dalam jumlah
dan jenis dan tampaknya memiliki sebuah segitiga terbalik dari klasik
Jenis feminin . Ada menyebar ke permukaan medial paha tetapi tidak atas
dasar segitiga terbalik.
2.3.2. Pengembangan Rambut Kemaluan Pria
Tahapan dalam pngembangan rambut kemaluan (P = Pubic hair) laki-laki
adalah sebagai berikut (Gambar 9-24, B) :
Tahap I/P1 (pra-remaja) - lanugo muncul di atas kemaluan dengan tingkat
perkembangan yang mirip lebih mirip dengan dinding perut. Tidak ada
rambut kemaluan androgen sensitif.
Tahap II/P2 - Ada perkembangan dari rambut panjang berbulu halus yang
berpigmen , yang hanya sedikit melengkung atau lurus. Rambut terlihat
terutama di dasar penis. Tahap ini mungkin sulit untuk mengevaluasi pada
foto, terutama jika subjek memiliki rambut pirang.
Tahap III/P3 - Rambut kemaluan jauh lebih gelap, kasar, dan keriting.
Distribusi ini sekarang tersebar di persimpangan pubis, dan pada titik ini
bahwa Rambut dapat dikenali dengan mudah pada foto hitam dan putih.
Tahap IV/P4 - Distribusi rambut dalam jenis orang dewasa tapi masih jauh
terlihat seperti rambut pada orang dewasa. Tidak menyebar ke permukaan
medial paha.
Tahap V/P5 - distribusi Rambut dalam jumlah dan jenis orang dewasa dan

dijelaskan dalam segitiga terbalik. Menyebar ke permukaan medial paha.


2.3.3. Perkembangan Payudara Wanita
Pada wanita muda, tahapan menurut Tanner untuk perkembangan
payudara (B= Breast) adalah sebagai berikut (Gambar 9-24, C):
Tahap I (pra-remaja)/B 1- tampilan datar dengan hanya papilla (puting)
dibangkitkan/ ditinggikan di atas tingkat dinding dada.
Tahap II/B2 - Peningkatan payudara dan papila mungkin terjadi sebagai
gundukan kecil bersama dengan beberapa peningkatan diameter areola .
Tahap III/B3 - Payudara dan areola terus membesar, meskipun mereka
tidak menunjukkan pemisahan kontur.
Tahap IV/B4 areola membentuk kontur terpisah dari sisa dari payudara
menciptakan apa yang disebut sebagai papilla areola membentuk
gundukan sekunder dengan pengembangan jaringan payudara secara
keseluruhan.
Tahap V/B5 berkembangnya payudara wanita yang telah dewasa. Papila
dapat memanjang sedikit di atas kontur payudara sebagai akibat dari resesi
areolae tersebut.
2.3.4. Tahapan Pengembangan Alat Kelamin Pria
Tahapan untuk pengembangan alat kelamin pria
adalah sebagai berikut: (Gambar 9-24,A) :
Pementasan perkembangan alat kelamin laki-laki terutama didasarkan
pada perubahan dalam penampilan penis dan skrotum dan bukan pada
ukuran testis , hal ini dikarenakan ukuran testis sangat bervariasi antara

individu. Dengan kata lain, salah satu anak laki-laki stadium III testis dapat
menjadi ukuran testis stadium V di individu lain.
Tahap I/G1 (pra-remaja) - Testis, kantung skrotum, dan penis memiliki
ukuran dan proporsi yang sama dengan yang terlihat pada awal masa
kanak-kanak. testis kurang dari atau sama dengan 1,5 cc dalam volume.
Tahap II/G2 - Ada pembesaran skrotum dan testis dan perubahan dalam
tekstur kulit skrotum. Kulit Skrotum juga bisa memerah, yang tidak jelas
ketika menemukan dilihat pada foto hitam dan putih. Volume testis adalah
dari 1,6 sampai 6cc.
Tahap III/G3 - pertumbuhan lebih lanjut dari penis telah terjadi, awalnya
panjang, meskipun dengan beberapa peningkatan lingkar. Ada juga
peningkatan pada pertumbuhan testis dan skrotum. Coarsens skrotum dan
testis 6 sampai 12 cc.
Tahap IV/G4 - Penis secara signifikan diperbesar panjang dan lingkar,
dengan pengembangan lebih lanjut dari glans penis. Testis dan skrotum
terus untuk memperbesar menjadi 12 - 20cc, dan ada yang berbeda
penggelapan kulit skrotum. Hal ini sulit untuk mengevaluasi pada foto
hitam-putih.
Tahap V/G5 - alat kelamin dewasa ini adalah berkaitan dengan ukuran dan
bentuk. penampilan dewasa penis dengan testis yang biasanya lebih besar
dari atau sama dengan volume 20cc.
(G = Genitalia)

Anda mungkin juga menyukai