Anda di halaman 1dari 20

MAMET BUAT ORANG-ORANG

ACARA 1

MATERI DAN METODE


3.1.

Materi

3.1.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu ember plastik, gelas ukur, dan penggaris.
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu air dan tumbuhan air kayu apu (Pistia
stratiotes).
I.1.
Metode
I.1.1. Rancangan Percobaan
Praktikum evaporasi dan transpirasi menggunakan empat perlakuan dengan dua kali
ulangan. Perlakuan yang diberikan berdasarkan biomassa tumbuhan air yang berbeda. Biomassa
tumbuhan air tersebut yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100%.
I.1.2. Prosedur Kerja
Air disiapakan dalam beberapa buah ember plastik. Setelah itu, air di dalam ember diukur
volumenya atau ketinggian air sebelum perlakuan dan dicatat. Ember sampel diisi dengan
tanaman air dengan biomasa atau penutupan 100%, 75%, 50%, 25%, dan tanpa penutupan (0%).
Biomasa dengan penutupan 0% dijadikan sebagai kontrol. Ember sampel selanjutnya ditaruh
dibawah terik sinar matahari langsung. Setiap hari selama tujuh hari, volume air diamati setiap
pagi dan sore hari. Hasil pengamatan setiap harinya dicatat kemudian hitung pengurangan
volume hariannya. Laju pengurangan voluume air dihitung dengan rumus:
X=
Keterangan:
X

: Laju pengurangan air perhari

Awal : Volume air awal pengamatan


Akhir : Volume air akhir pengamatan
t

: Jumlah waktu perlakuan

ln awalln akhir
x 100
t

3.2.Waktu dan Tempat


Praktikum evaporasi dan transpirasi dilaksanakan selama dua minggu (7-20 April 2016)
di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman.
3.3.

Analisis Data
Data laju pengurangan air perhari dianalasis secara deskriptif komparatif dengan

menggunakan histogram atau diagram batang.

Tujuan dari pangamatan evaporasi dan transpirasi tanaman Gulma Itik (Lemna sp) adalah
untuk mengetahui :
1. Proses terjadinya evaporasi dan transpirasi
2. Besarnya evaporasi dan transpirasi pada tanaman Gulma Itik (Lemna sp)

ACARA 2
I.1. Materi
I.1.1. Alat
Tabel 1. Alat praktikum
No

Nama alat

1
2

Keping secchi
Termometer celcius

Ukuran/
jumlah
Diameter 20 cm
0o-100oC

Stopwatch

4
5
6
7
8
9
10

Tali
Meteran
Botol Plastik
Tiang Pancang
Tali
Meteran
Desikator

10m
600ml
10m
300mm

11

Oven

12

Erlenmeyer

13

Gelas Ukur

250ml

14

Cawan porselin

15

Timbangan Alnalitis

16

TDS meter

17

Turbidimeter

I.1.2. Bahan
Tabel 2. Bahan praktikum
No
1
2
3
4
5
I.2. Metode
I.2.1. Suhu

Nama Bahan
Badan Perairan
Sungai
Sampel Air
Kertas Whatman 41
Standard SiO2

Merek

Fungsi

Lenovo
Hp
Rafia
Aqua
Normax
Memmer
t
Pyrex
Iwaki
Pyrex
Iwaki
Pyrex
Iwaki
Hwh
HM
Digital
Hach

Untuk Penetrasi Cahaya


Untuk Pengukuran Suhu
Untuk Pengukuran
Kecepatan Arus

Pengamatan Debit Air

Penentuan TSS dan TDS

Penentuan Kekeruhan

Termometer celcius dengan bantuan nilon dicelupkan ke dalam badan air yang akan
diteliti selama 10 menit. Kemudian dilakukan pencatatan setelah skala menunjukkan angka yang
konstan.
I.2.2. Kecepatan Arus
Kecepatan arus diukur dengan menggunakan tali penduga dengan panjang 10 meter yang
salah satu ujungnya diikat dengan botol plastik. Nilai kecepatan arus diukur dengan bantuan
botol plastik yang berisi air sebanyak 80% dan stopwatch, dicatat hasinya.
I.2.3. Debit Air
Debit air diukur dengan menggunakan metode metode profil sungai (cross sectional
area). Debit air diukur dengan mencari kecepatan arus sungai dan luas penampang saluran
sungai. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
D=VxA
Keterangan:
D = Debit air (m3/s)
V = Kecepatan arus (m/s)
A = Luas penampang saluran (m2)
I.2.4. Kekeruhan
Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan menggunakan alat turbidimeter merk Lutron
TU-2016. Turbidimeter terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan standar yang ada (0 NTU dan
100 NTU), setelat itu kuvet diisi dengan air contoh, diukur dan hasilnya dicatat.
I.2.5. TSS (Total Suspended Solid)
Pertama-tama kertas saring Whattman no. 41 yang akan digunakan terlebih dahulu dibilas
dengan akuades, baru dikeringkan pada suhu 103 105 oC selama 1 jam, didinginkan dalam
desikator (15 menit) dan ditimbang (nilai B). Kemudian saring sampel air sekitar 50 100 ml
dengan mempergunakan kertas saring yang sudah ditimbang tersebut. Selanjutnya dikeringkan
kembali kertas saring yang berisi bahan-bahan yang tersaring tersebut pada suhu 103 105 oC
selama 1 jam, didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang beratnya (nilai A).
Rumus perhitungannya yaitu sebagai berikut:
( A B ) x 1000

TSS =

mg/L
ml sampel air

Keterangan:
A = berat kertas saring + residu
B = berat kertas saring
I.2.6. TDS
Pengukuran TDS dilakukan dengan menggunakan alat TDS meter merk Lutron YK22CT. TDS meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan standar yang ada, setelah itu kuvet
diisi dengan air contoh, diukur dan catat hasilnya.
I.2.7. Konduktivitas
Pengukuran konduktivitas dilakukan dengan menggunakan alat TDS meter merk Lutron
YK-22CT.
I.2.8. Penetrasi Cahaya
Pengukuran kecerahan menggunakan keping secchi, yang di celupkan ke dalam badan air
sampai warna pada keping secchi disk sudah sukar di lihat oleh mata. Lakukan pencatatan dan
menghitung hasilnya.
I.2.9. Tipe Substrat
Pengamatan tipe substrat dilakukan dengan mengamati secara langsung di dalam perairan
tipe substrat apa yang ada di sungai.
I.2.10. Warna
Pengamatan warna air dilakukan dengan menggunakan organoleptic. Warna yang tampak
dapat berupa coklat, merah, hitam, bening, dan sebagainya dan hasilnya dicatat.
I.2.11. Bau
Bau pada kolam ditentukan dengan indera penciuman. Sampel air yang akan di uji
diambil ke dalam wadah, lalu dekatkan dengan hidung catat hasil yang di dapat.
I.3. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada Hari Sabtu, 18 April 2016 . Pengambilan sampel dilakukan
di hulu, tengah, dan hilir Sungai Jengok. Kemudian pengukuran dilakukan pada hari Sabtu, 18
Maret 2016 di Laboratorium Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman.
I.4. Analisis Data
Data di analisi secara deskriptif menggunakan diagram batang. Membandingkan hasil
data antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Jengok.

ACARA 3
I.1. Materi
I.1.1. Alat
Tabel 1. Alat praktikum
No
1
2
3

Nama alat
Statif
Termometer celcius
Biuret

Ukuran/ jumlah
1
00-1000C /1
250 ml. 0,01 ml

Kertas pH universal

Aerator

Penangas Air

Refluks

Pipet Seukuran

9
10
11
12
13
14
15
16
17

Labu Takar
Desikator
Oven
Erlenmeyer
Gelas Ukur
Cawan porselin
Timbangan Alnalitis
Botol Winkler
Beker glass

100 ml
300 mm
1
100 ml
100 ml
1
250 ml
-

Merek

Fungsi
Penjepit biuret
Penetuan Suhu
Untuk titrasi
Pengukuran derajat
keasaman
Meniupkan udara dalam
air
Memanaskan air
Penentuan DO, BOD,
COD, CO2, DMA

I.1.2. Bahan
Tabel 2. Bahan praktikum
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama alat
Na2CO3
KMnO4
H2SO4
KOH-KI
MnSO4
Amilum
Na2S2O3

Ukuran/ jumlah
0,01 N
0,25 N
0,01
1 ml
1 ml
0,5%
0,025

8.

Phenolpthalein

0,5%

9.
10.
11.

HCL
Methyl orange
Asamoksalat

0,1 N
0,1%
0,01 N

Merek

Fungsi
Untuktitrasi CO2 bebas
Mengikat O2 dalam air
Melarutkan O2
Mengikatoksigen
Mengikatoksigen
Sebagaiindikator DO
Untuktitrasi DO
Sebagaiindikator CO2
bebas
Untuktitrasi DMA
Sebagaiindikator DMA
Titrasi COD

I.2. Metode
3.2.1

pH (Derajat Keasaman)
Kertas indikator pH diambil dan dicelupkan ke dalam air sungai selama beberapa menit

( 5 menit ). Kemudian perubahan warna yang terjadi pada kertas pH tersebut dicocokkan
dengan warna standar dan dicatat hasilnya.
3.2.2

Oksigen Terlarut (DO)


Pengukuran DO dilakukan berdasarkan metode Winkler (APHA, 1992) yaitu sampel

dimasukkan kedalam botol Winkler sebanyak 250 ml tanpa ada gelembung sampai penuh.
Ditambahkan berturut-turut dengan larutan MNSO4 dan KOH-KI masing-masing sebanyak 1 ml,
lalu dikocok dan biarkan sampai endapan terbentuk. Ditambahkan H 2SO4 pekat lalu dikocok
sampai endapan larut.Diambil sebanyak 100 ml dan dipindahkan ke dalam labu
Erlenmeyer.Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 (0.025 n) sampai larutan berwarna kuning
muda.Ditambahkan 10 tetes indikator amilum sampai berwarna biru.Dititrasi kembali dengan
larutan Na2S2O3 (0.025 n) sampai warna birunya hilang. Hasilnya dapat dihitung dengan rumus
perhitungan:
Oksigen terlarut = 1000/100 x p x q x8
Keterangan :
P

: volume larutan Na2S2O3

: normalitas larutan

: bobot setara larutan

3.2.3

Biochemical Oxygen Demand (BOD)


Pengukuran BOD dilakukan berdasarkan metode Winkler (APHA, 1985) yaitu sampel

dimasukkan ke dalam dua botol winkler volume 250 ml sampai penuh. Botol winkler pertama
segera diperiksa kandungan oksigennya (DO 0 hari), sedangkan botol Winkler kedua diinkubasi
selama 5 hari pada suhu 20 0C, diperiksa kandungan oksigennya (DO 5 hari). Untuk pengukuran
blanko, prosedur kerja sama seperti pada sampel kandungan BOD, dapat dihitung dengan
rumus :
BOD = (A0 A5) (S0 S5)T
P
Keterangan :
A0

: Oksigen terlarut sampel pada nol hari

A5

: Oksigen terlarut sampel pada lima hari

S0

: Oksigen terlarut sampel pada nol hari

S5

: Oksigen terlarut sampel pada lima hari

: Persen perbandingan antara A0 : A5

: Derajat pengenceran

3.2.4

Karbondioksida (CO2)
Metode pengukuran karbondioksida bebas yang pertama-tama yaitu sampel air diambil

dengan botol Winkler 250 mL, dengan gelas ukur diambil 100 mL dan dipindahkan ke dalam
labu erlenmeyer. Setelah itu kedalamnya ditambahkan 10 tetes indikator phenolpthalein (pp).
Kemudian titrasi dengan larutan Na2CO3 0,01 N sampai larutan berwarna merah jambu muda.
Rumus perhitungan sebagai berikut :
1000
p q 22 mg/L
100
Keterangan :
p = jumlah mL Na2CO3 yang terpakai
q = normalitas larutan Na2CO3
22 = bobot setaraCO2
3.2.5

Chemical Oxygen Demand (COD)


Pertama-tama sampel air diambil dengan botol sampel dan bila perlu lakukan pengeceran

(tingkat pengenceran tergantung kondisi sampel air yang akan diteliti, misalnya dapat 0,05%,
0,01% atau bahkan lebih kecil lagi, khususnya untuk sampel air dari limbah industri tertentu).
Kemudian ditempatkan ke dalam labu erlenmeyer sebanyak 100 mL dan kedalamnya
ditambahkan sebanyak 5 mL larutan H2SO4 4 N dan 10 mL larutan KMnO 4 0,01 N. Lalu
didihkan selama 10 menit dan setelah dingin ditambahkan sebanyak 10 mL larutan asam oksalat
0,01 N. Selanjutnya titrasi dengan larutan KMnO 4 0,01 N sampai terbentuk larutan yang
berwarna merah mudah (ros). Untuk blanko diperlakukan sama dengan sampel air. Rumus
perhitungannya adalah :

Kadar COD =
Keterangan :

1000
10 a F - 10 0,01 31,6 mg/L
100

a = mL KMnO4 yang terpakai


F = faktor koreksi KMnO4
31, 6 = berat equivalen KMnO4
Faktor koreksi COD
Pertama-tama akuades diambil sebanyak 100 mL dan ditempatkan kedalam labu
erlenmeyer. Kemudian ditambahkan sebanyak 5 mL larutan H2SO4 4 N dan 10 mL larutan asam
oksalat 0,01 N. Lalu digoyang-goyang hingga merata diamkan selama 10 menit. Tetrasi dengan
larutan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk larutan yang berwarna merah mudah (ros). Rumus
perhitungannya adalah :
10
mL KMnO 4
Faktor Koreksi =

I.3. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Hari Sabtu, 2 April 2016. Pengambilan sampel
dilakukan di hulu, tengah, dan hilir Sungai Jengok. Kemudian pengukuran dilakukan pada hari
Sabtu, 2 April 2016

di Laboratorium Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal

Soedirman.
I.4. Analisis Data
Data dianalisis secara deskriptif komparatif dengan menggunakan diagram batang untuk
membandingkan parameter sifat kimia bagian hulu,tengah dan hilir Sungai Jengok. Hasil
perhitungan masing-masing parameter dibandingkan dengan Nilai Standar Baku Mutu untuk
perikanan yang terdapat pada referensi yang digunakan, dari perbandingan tersebut dapat
dievaluasi masing-masing bagian hulu, tengah dan hilir.

Tujuan dari praktikum analisis sifat fisik air Sungai Pelus yaitu untuk mengetahui:
1. Perbedaan kualitas fisika di daerah hulu dan hilir Sungai Jengok.
2. Faktor-faktor fisika yang mempengaruhi Sungai Jengok.

ACARA 4
Materi
3.1.1. Alat
Table 2. Alat yang digunakan
No

Nama alat

Ukuran/ jumlah

Transek

1x1 m

Plastic sampel

3
4

Mikroskop stereo
Loup

1
1

Pinset

Saringan

bertingkat
Ember

Merek

Fungsi
Batas pengambilan sampel
makrozoobentos.
Tempat simpan sementara
makrozoobentos
Mengamati sampel
Mengamati sampel
Alat pengambil sampel
saat pengamatan

Menyaring sampel substrat

Tempat menyimpan sampel

3.1.2. Bahan
Table 3. Bahan yang digunakan
No
1
2
3.2.

Nama alat
Sampel substrat
Formalin

Ukuran/ jumlah

Merek

Fungsi
Mengawetkan sampel

Metode
Pengambilan sampel makrobentos dilakukan dengan menggunakan metode hand sorting

dengan luasan transek 1x1 m. Substrat yang berada dalam kotakan transek diambil menggunakan
tangan dan dimasukan ke dalam kantong plastik yang telah disediakan. Kemudian sampel yang
telah diperoleh tersebut kemudian disimpan dalam botol sampel dan diberi larutan formalin 4%
secukupnya.

Sampel kemudian diindentifikasi dan dihitung jumlahnya dengan bantuan mikroskop stereo atau
loupe. Variabel yang diamati adalah kepadatan dan keragaman. Setelah mendapat data kemudian
kepadatan dan keragaman dihitung dengan rumus sebagai berikut:
a. Kepadatan Makobenthos

ni
X=

AxS

Dimana :
X = kepadatan individu/m2,
A = luas transek pengambilan sampel (....)
S = jumlah transek pengambilan sampel (....kali)
ni = jumlah individu suatu spesies/genus ke-i
b. Indeks Diversitas Shannon-Wiener (H)
H=

ln
N N

Dimana :
H = indeks keragaman
S = jumlah spesies
Ni = jumlah individu tiap spesies ke-i
N = jumlah total individu semua spesies
3.3.

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Hari Sabtu, 2 April 2016. Pengambilan sampel

dilakukan di hulu, tengah, dan hilir Sungai Jengok. Kemudian pengukuran dilakukan pada hari
Sabtu, 2 April 2016

di Laboratorium Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal

Soedirman.
3.4.

Analisis Data
Data pegamatan dianalisis berdasarkan perhitungan dan disajikan dalam grafik batang,

yakni membandingkan makrobentos pada daerah hulu, tengah dan hilir Sungai Jengok,
Purwokerto.
Tujuan
1

Mengetahui analisis sifat biologi air Sungai Jengok pada daerah hulu, tengah dan
hilir

Membandingkan kepadatan dan keragaman makrobentos antara hulu, tengah dan


hilir Sungai Jengok

ACARA 5
Materi
3.1.1. Alat
Tabel 1. Alat Praktikum
No
Nama Alat
1. Termometer Celcius

Ukuran/Jumlah
1

2.

TDS meter

3.

Turbidimeter

4.

Secchi Disk

5.
6.

Botol sampel
Botol Winkler

5 (600mL)
6 (250mL)

Merk

Lutron
22CT
Lutron
2016

Fungsi
Mengukur
temperatur
badan perairan
YK- Mengukur nilai TDS
TU- Mengukur nilai kekeruhan
Mengukur kedalaman dan
penetrasi cahaya
Mengambil sampel air
Mengambil sampel air
tanpa gelembung

Tabel 2. Bahan Praktikum


No
1.

Nama Bahan
Sampel air

Ukuran/Jumlah
1 botol (600 mL)

2.

Badan perairan

Secukupnya

3.

Larutan standar Secukupnya


SiO2

3.2.

Metode

3.2.1. Temperatur

Merk

Fungsi
Pengukuran
TDS
dan
kekeruhan
Pengukuran
temperatur,
kedalaman,
penetrasi
cahaya
Mengkalibrasi alat (TDS
meter dan turbidimeter)
sebelum digunakan

Ternometer celcius dengan bantuan nilon dicelupkan ke dalam badan perairan yang akan
diteliti selama 5 menit. Kemudian dilakukan pencatatan setelah menunjukkan angka yang
konstan.

3.2.2. Kecerahan
Alat Secchidisc diturunkan ke suatu kedalaman air tertentu, yaitu sampai tepat hilang dari
pandangan (X1). Setelah itu turunkan lagi dan naikkan perlahan-lahan hingga tepat terlihat (X2)
dan kemudian dirata-rata.
3.2.3. Kedalaman
Alat Secchidisc diturunkan hingga dasar badan perairan dan dilihat skala yang ada pada
Secchidisc.
3.2.4. TDS (Total Dissolved Solid)
Pengukuran TDS dilakukan dengan menggunakan alat TDS meter merk Lutron YK22CT. TDS meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan standar yang ada, setelah itu kuvet
diisi dengan air sampel, diukur dan hasilnya dicatat.
3.2.5. Kekeruhan
Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan menggunakan alat Turbidimeter merk Lutron
TU-2016. Turbidimeter terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan standar yang ada (0 NTU dan
100 NTU), setelah itu kuvet diisi dengan air sampel, diukur dan dicatat hasilnya.
3.2.6. Daya Hantar Listrik
Pengukuran DHL dilakukan dengan menggunakan alat TDS meter merk Lutron YK22CT. TDS meter terlebih dahu dahulu dikalibrasi dengan larutan standar yang ada, setelah itu
kuvet diisi dengan air sampel, diukur dan hasilnya dicatat.
3.2.7. Warna Air
Pengamatan warna air dilakukan dengan menggunakan organoleptik. Warna yang tampak
dapat berupa cokelat, merah, hitam, benih dan sebagainya kemudian hasilnya dicatat.
3.2.8. Bau Air
Sampel air yang akan diteliti diambil dengan bantuan botol sampel. Kemudian lakukan
penentuan bau air sedini mungkin setelah sampel diambil. Periksa botol sampel secara

organoleptik dengan bantuan hidung (minimal 5 orang) untuk menentukan apakah berbau
spesifik atau tidak kemudian hasilnya dicatat.
3.2.9. Tipe Substrat
Sampel air yang akan diteliti diambil dengan bantuan botol sampel. Setelah itu dikocok
dan didiamkan beberapa saat hingga ada endapan subtrat, hasilnya dicatat.
3.3.

Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada tanggal 18-19 Maret 2016 di Balai Benih Ikan Pandak

Baturraden dengan pengambilan sampel air pada 4 waktu yaitu pukul 18.00, 00.00, 06.00 dan
12.00 WIB.
3.4.

Analisis Data
Data parameter fisik yang diperoleh dapat dianalisis secara deskriptif dengan histogram

atau diagram balok antara titik sampling, waktu sampling atau standar kualitas air.

tujuan
Tujuan dari praktikum Analisis Sifat Fisik Air Kolam adalah:
1. Mengetahui kondisi fisik air kolam.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik air kolam.

ACARA 6
Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Tabel 3. Alat Praktikum
No
Nama Alat
1. pH meter

Ukuran/Jumlah
1

2.

Botol winkler

3.
4.
5.

Buret
Statif
Erlemeyer

1
1
1

6.

Gelas ukur

7.

Pipet

8.
9.

Spluit
Botol sampel

10. Beaker gelas

Merk
Milwaukee
WM 101

3 (@250 mL)

Fungsi
Mengukur nilai pH sampel air
Mengambil sampel air tanpa
gelembung
Titrasi larutan
Penyangga buret
Mencampur dan mentitrasi
larutan
Mengukur volume sampel air
yang akan digunakan
Memindahkan larutan dengan
volume sedikit
Titrasi DMA
Mengambil sampel air untuk
pengukuran pH
Tempat sampel air untuk
mengukur pH

1
1 (600 mL)
1

3.1.2. Bahan
Tabel 4. Bahan Praktikum
No

Nama Bahan

1.

Larutan buffer

2.
3.
4.

Larutan MnSO4
Larutan KOH-KI
Indikator amilum
0,5 %
Larutan H2SO4
pekat
Larutan
Na2S2O3 0,025

5.
6.

Ukuran/Jumla
h

Merk

Fungsi
Mengkalibrasi alat (pH meter)
sebelum dilakukan untuk
pengukuran

1 mL
1 mL
5 tetes
1 mL
Larutan titrasi O2 terlarut

N
7. Larutan Na2CO3
0,01 N
8. Indikator PP 0,5 %
9. Larutan HCl 0,1 N
10. Indikator MO 0,1
%
3.2.

Larutan titrasi CO2 bebas


5 tetes
Larutan titrasi DMA
3 tetes

Cara Kerja

3.2.1. Derajat Keasaman (pH)


Sebelum digunakan untuk mengukur sampel air pH meter dikalibrasikan dahulu dengan
larutan buffer pH 7 dan pH 4. Pada tahap pertama, pengatur suhu pada pH meter disesuaikan
dengan suhu larutan yaitu 26OC. Kemudian elektroda pH meter dicelupkan ke dalam larutan
buffer pH 7, skala pH meter disesuaikan dengan pH 7 dengan cara memutar tombol. Elektroda
diangkat dan dibilas dengan air destilata dari botol semprot dan dikeringkan menggunakan kertas
tisu dan diulang menggunakan pH 4. Untuk penentuan pH sampel, air sampel dituang ke dalam
beker gelas setinggi 3 cm. Elektroda diturunkan dan bagian ujungnya tercelup ke dalam sampel
air dan pH sampel air dicatat setelah angka konstan.
3.2.2. Oksigen Terlarut
Sampel air diambil dengan botol winkler 250 mL tanpa gelembung, lalu ke dalamnya
ditambahkan 1 mL larutan MnSO4 dan 1 mL KOH-KI. Botol ditutup kemudian dikocok dan
didiamkan sampai terbentuk endapan. Kemudian ditambahkan 1 mL H 2SO4 pekat dan dikocok
kembali sampai endapan hilang dan larutan berwarna coklat kekuningan. Sebanyak 100 mL air
sampel diambil menggunakan gelas ukur dan dimasukkan ke erlemeyer. Setelah itu ditambahkan
dengan 5 tetes indikator amilum, dikocok sampai larutan berwarna biru pekat tercampur rata.
Kemudian dititrasi menggunakan larutan Na2S2O3 sampai warna biru tepat hilang. Volume
Na2S2O3 dicacatan dan dihitung menggunakan rumus :
Kadar O terlarut=

1000
x p x q x 8 mL /L
100

Keterangan :
p = jumlah mL Na2S2O3 yang terpakai ; q = normalitas larutan Na2S2O3 ; 8 = bobot setara O2
3.2.3. Karbondioksida Bebas
Sampel air diambil dengan botol Winkler 250 mL, dengan gelas ukur diambil 100 mL dan
dipindahkan ke erlemeyer. Setelah itu ditambah indikator PP 5 tetes. Kemudian dititrasi dengan

larutan Na2CO3 0,01 N sampai larutan berwarna merah jambu. Volume Na2CO3 yang terpakai
dicatat dan dihitung nilai CO2 bebas dengan rumus :
Kadar CO bebas=

1000
x p x q x 22 mL /L
100

Keterangan :
p = jumlah mL NaCO3 yang terpakai ; q = normalitas larutan Na2CO3 ; 22 = bobot setara CO2
3.2.4. Daya Menggabung Asam
Sampel air diambil dengan botol sampel 250 mL, dengan gelas ukur diambil 100 mL dan
dipindahkan ke dalam labu erlemeyer. Setelah itu ditambahkan dengan 3 tetes indikator Methyl
Orange (MO) dan dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai berwarna merah bata. Volume HCl
yang terpakai dicatat dan dihitung nilai DMA dengan rumus :
Kadar DMA =

1000
x p x q mL/ L
100

Keterangan : p = jumlah mL HCl yang terpakai ; q = normalitas larutan HCl


3.3.

Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada tanggal 18-19 Maret 2016 di Balai Benih Ikan Pandak

Baturraden dengan pengambilan sampel air pada 4 waktu yaitu pukul 18.00, 00.00, 06.00 dan
12.00 WIB.
3.4.

Analisis Data
Data parameter kimia air yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan histogram

atau diagram blok antara titik sampling atau waktu sampling.

Tujuan praktikum analisis sifat kimia air kolam adalah untuk mengetahui :
1. Mengetahui kondisi kolam pemijahan berdasarkan parameter kimia
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat kimia air kolam pemijahan Ikan Nilem

ACARA 7

BELOM BUAT WKWKWKWK maaf yaaaaa

Anda mungkin juga menyukai