ACARA 1
Materi
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu ember plastik, gelas ukur, dan penggaris.
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu air dan tumbuhan air kayu apu (Pistia
stratiotes).
I.1.
Metode
I.1.1. Rancangan Percobaan
Praktikum evaporasi dan transpirasi menggunakan empat perlakuan dengan dua kali
ulangan. Perlakuan yang diberikan berdasarkan biomassa tumbuhan air yang berbeda. Biomassa
tumbuhan air tersebut yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100%.
I.1.2. Prosedur Kerja
Air disiapakan dalam beberapa buah ember plastik. Setelah itu, air di dalam ember diukur
volumenya atau ketinggian air sebelum perlakuan dan dicatat. Ember sampel diisi dengan
tanaman air dengan biomasa atau penutupan 100%, 75%, 50%, 25%, dan tanpa penutupan (0%).
Biomasa dengan penutupan 0% dijadikan sebagai kontrol. Ember sampel selanjutnya ditaruh
dibawah terik sinar matahari langsung. Setiap hari selama tujuh hari, volume air diamati setiap
pagi dan sore hari. Hasil pengamatan setiap harinya dicatat kemudian hitung pengurangan
volume hariannya. Laju pengurangan voluume air dihitung dengan rumus:
X=
Keterangan:
X
ln awalln akhir
x 100
t
Analisis Data
Data laju pengurangan air perhari dianalasis secara deskriptif komparatif dengan
Tujuan dari pangamatan evaporasi dan transpirasi tanaman Gulma Itik (Lemna sp) adalah
untuk mengetahui :
1. Proses terjadinya evaporasi dan transpirasi
2. Besarnya evaporasi dan transpirasi pada tanaman Gulma Itik (Lemna sp)
ACARA 2
I.1. Materi
I.1.1. Alat
Tabel 1. Alat praktikum
No
Nama alat
1
2
Keping secchi
Termometer celcius
Ukuran/
jumlah
Diameter 20 cm
0o-100oC
Stopwatch
4
5
6
7
8
9
10
Tali
Meteran
Botol Plastik
Tiang Pancang
Tali
Meteran
Desikator
10m
600ml
10m
300mm
11
Oven
12
Erlenmeyer
13
Gelas Ukur
250ml
14
Cawan porselin
15
Timbangan Alnalitis
16
TDS meter
17
Turbidimeter
I.1.2. Bahan
Tabel 2. Bahan praktikum
No
1
2
3
4
5
I.2. Metode
I.2.1. Suhu
Nama Bahan
Badan Perairan
Sungai
Sampel Air
Kertas Whatman 41
Standard SiO2
Merek
Fungsi
Lenovo
Hp
Rafia
Aqua
Normax
Memmer
t
Pyrex
Iwaki
Pyrex
Iwaki
Pyrex
Iwaki
Hwh
HM
Digital
Hach
Penentuan Kekeruhan
Termometer celcius dengan bantuan nilon dicelupkan ke dalam badan air yang akan
diteliti selama 10 menit. Kemudian dilakukan pencatatan setelah skala menunjukkan angka yang
konstan.
I.2.2. Kecepatan Arus
Kecepatan arus diukur dengan menggunakan tali penduga dengan panjang 10 meter yang
salah satu ujungnya diikat dengan botol plastik. Nilai kecepatan arus diukur dengan bantuan
botol plastik yang berisi air sebanyak 80% dan stopwatch, dicatat hasinya.
I.2.3. Debit Air
Debit air diukur dengan menggunakan metode metode profil sungai (cross sectional
area). Debit air diukur dengan mencari kecepatan arus sungai dan luas penampang saluran
sungai. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
D=VxA
Keterangan:
D = Debit air (m3/s)
V = Kecepatan arus (m/s)
A = Luas penampang saluran (m2)
I.2.4. Kekeruhan
Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan menggunakan alat turbidimeter merk Lutron
TU-2016. Turbidimeter terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan standar yang ada (0 NTU dan
100 NTU), setelat itu kuvet diisi dengan air contoh, diukur dan hasilnya dicatat.
I.2.5. TSS (Total Suspended Solid)
Pertama-tama kertas saring Whattman no. 41 yang akan digunakan terlebih dahulu dibilas
dengan akuades, baru dikeringkan pada suhu 103 105 oC selama 1 jam, didinginkan dalam
desikator (15 menit) dan ditimbang (nilai B). Kemudian saring sampel air sekitar 50 100 ml
dengan mempergunakan kertas saring yang sudah ditimbang tersebut. Selanjutnya dikeringkan
kembali kertas saring yang berisi bahan-bahan yang tersaring tersebut pada suhu 103 105 oC
selama 1 jam, didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang beratnya (nilai A).
Rumus perhitungannya yaitu sebagai berikut:
( A B ) x 1000
TSS =
mg/L
ml sampel air
Keterangan:
A = berat kertas saring + residu
B = berat kertas saring
I.2.6. TDS
Pengukuran TDS dilakukan dengan menggunakan alat TDS meter merk Lutron YK22CT. TDS meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan standar yang ada, setelah itu kuvet
diisi dengan air contoh, diukur dan catat hasilnya.
I.2.7. Konduktivitas
Pengukuran konduktivitas dilakukan dengan menggunakan alat TDS meter merk Lutron
YK-22CT.
I.2.8. Penetrasi Cahaya
Pengukuran kecerahan menggunakan keping secchi, yang di celupkan ke dalam badan air
sampai warna pada keping secchi disk sudah sukar di lihat oleh mata. Lakukan pencatatan dan
menghitung hasilnya.
I.2.9. Tipe Substrat
Pengamatan tipe substrat dilakukan dengan mengamati secara langsung di dalam perairan
tipe substrat apa yang ada di sungai.
I.2.10. Warna
Pengamatan warna air dilakukan dengan menggunakan organoleptic. Warna yang tampak
dapat berupa coklat, merah, hitam, bening, dan sebagainya dan hasilnya dicatat.
I.2.11. Bau
Bau pada kolam ditentukan dengan indera penciuman. Sampel air yang akan di uji
diambil ke dalam wadah, lalu dekatkan dengan hidung catat hasil yang di dapat.
I.3. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada Hari Sabtu, 18 April 2016 . Pengambilan sampel dilakukan
di hulu, tengah, dan hilir Sungai Jengok. Kemudian pengukuran dilakukan pada hari Sabtu, 18
Maret 2016 di Laboratorium Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman.
I.4. Analisis Data
Data di analisi secara deskriptif menggunakan diagram batang. Membandingkan hasil
data antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Jengok.
ACARA 3
I.1. Materi
I.1.1. Alat
Tabel 1. Alat praktikum
No
1
2
3
Nama alat
Statif
Termometer celcius
Biuret
Ukuran/ jumlah
1
00-1000C /1
250 ml. 0,01 ml
Kertas pH universal
Aerator
Penangas Air
Refluks
Pipet Seukuran
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Labu Takar
Desikator
Oven
Erlenmeyer
Gelas Ukur
Cawan porselin
Timbangan Alnalitis
Botol Winkler
Beker glass
100 ml
300 mm
1
100 ml
100 ml
1
250 ml
-
Merek
Fungsi
Penjepit biuret
Penetuan Suhu
Untuk titrasi
Pengukuran derajat
keasaman
Meniupkan udara dalam
air
Memanaskan air
Penentuan DO, BOD,
COD, CO2, DMA
I.1.2. Bahan
Tabel 2. Bahan praktikum
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama alat
Na2CO3
KMnO4
H2SO4
KOH-KI
MnSO4
Amilum
Na2S2O3
Ukuran/ jumlah
0,01 N
0,25 N
0,01
1 ml
1 ml
0,5%
0,025
8.
Phenolpthalein
0,5%
9.
10.
11.
HCL
Methyl orange
Asamoksalat
0,1 N
0,1%
0,01 N
Merek
Fungsi
Untuktitrasi CO2 bebas
Mengikat O2 dalam air
Melarutkan O2
Mengikatoksigen
Mengikatoksigen
Sebagaiindikator DO
Untuktitrasi DO
Sebagaiindikator CO2
bebas
Untuktitrasi DMA
Sebagaiindikator DMA
Titrasi COD
I.2. Metode
3.2.1
pH (Derajat Keasaman)
Kertas indikator pH diambil dan dicelupkan ke dalam air sungai selama beberapa menit
( 5 menit ). Kemudian perubahan warna yang terjadi pada kertas pH tersebut dicocokkan
dengan warna standar dan dicatat hasilnya.
3.2.2
dimasukkan kedalam botol Winkler sebanyak 250 ml tanpa ada gelembung sampai penuh.
Ditambahkan berturut-turut dengan larutan MNSO4 dan KOH-KI masing-masing sebanyak 1 ml,
lalu dikocok dan biarkan sampai endapan terbentuk. Ditambahkan H 2SO4 pekat lalu dikocok
sampai endapan larut.Diambil sebanyak 100 ml dan dipindahkan ke dalam labu
Erlenmeyer.Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 (0.025 n) sampai larutan berwarna kuning
muda.Ditambahkan 10 tetes indikator amilum sampai berwarna biru.Dititrasi kembali dengan
larutan Na2S2O3 (0.025 n) sampai warna birunya hilang. Hasilnya dapat dihitung dengan rumus
perhitungan:
Oksigen terlarut = 1000/100 x p x q x8
Keterangan :
P
: normalitas larutan
3.2.3
dimasukkan ke dalam dua botol winkler volume 250 ml sampai penuh. Botol winkler pertama
segera diperiksa kandungan oksigennya (DO 0 hari), sedangkan botol Winkler kedua diinkubasi
selama 5 hari pada suhu 20 0C, diperiksa kandungan oksigennya (DO 5 hari). Untuk pengukuran
blanko, prosedur kerja sama seperti pada sampel kandungan BOD, dapat dihitung dengan
rumus :
BOD = (A0 A5) (S0 S5)T
P
Keterangan :
A0
A5
S0
S5
: Derajat pengenceran
3.2.4
Karbondioksida (CO2)
Metode pengukuran karbondioksida bebas yang pertama-tama yaitu sampel air diambil
dengan botol Winkler 250 mL, dengan gelas ukur diambil 100 mL dan dipindahkan ke dalam
labu erlenmeyer. Setelah itu kedalamnya ditambahkan 10 tetes indikator phenolpthalein (pp).
Kemudian titrasi dengan larutan Na2CO3 0,01 N sampai larutan berwarna merah jambu muda.
Rumus perhitungan sebagai berikut :
1000
p q 22 mg/L
100
Keterangan :
p = jumlah mL Na2CO3 yang terpakai
q = normalitas larutan Na2CO3
22 = bobot setaraCO2
3.2.5
(tingkat pengenceran tergantung kondisi sampel air yang akan diteliti, misalnya dapat 0,05%,
0,01% atau bahkan lebih kecil lagi, khususnya untuk sampel air dari limbah industri tertentu).
Kemudian ditempatkan ke dalam labu erlenmeyer sebanyak 100 mL dan kedalamnya
ditambahkan sebanyak 5 mL larutan H2SO4 4 N dan 10 mL larutan KMnO 4 0,01 N. Lalu
didihkan selama 10 menit dan setelah dingin ditambahkan sebanyak 10 mL larutan asam oksalat
0,01 N. Selanjutnya titrasi dengan larutan KMnO 4 0,01 N sampai terbentuk larutan yang
berwarna merah mudah (ros). Untuk blanko diperlakukan sama dengan sampel air. Rumus
perhitungannya adalah :
Kadar COD =
Keterangan :
1000
10 a F - 10 0,01 31,6 mg/L
100
Soedirman.
I.4. Analisis Data
Data dianalisis secara deskriptif komparatif dengan menggunakan diagram batang untuk
membandingkan parameter sifat kimia bagian hulu,tengah dan hilir Sungai Jengok. Hasil
perhitungan masing-masing parameter dibandingkan dengan Nilai Standar Baku Mutu untuk
perikanan yang terdapat pada referensi yang digunakan, dari perbandingan tersebut dapat
dievaluasi masing-masing bagian hulu, tengah dan hilir.
Tujuan dari praktikum analisis sifat fisik air Sungai Pelus yaitu untuk mengetahui:
1. Perbedaan kualitas fisika di daerah hulu dan hilir Sungai Jengok.
2. Faktor-faktor fisika yang mempengaruhi Sungai Jengok.
ACARA 4
Materi
3.1.1. Alat
Table 2. Alat yang digunakan
No
Nama alat
Ukuran/ jumlah
Transek
1x1 m
Plastic sampel
3
4
Mikroskop stereo
Loup
1
1
Pinset
Saringan
bertingkat
Ember
Merek
Fungsi
Batas pengambilan sampel
makrozoobentos.
Tempat simpan sementara
makrozoobentos
Mengamati sampel
Mengamati sampel
Alat pengambil sampel
saat pengamatan
3.1.2. Bahan
Table 3. Bahan yang digunakan
No
1
2
3.2.
Nama alat
Sampel substrat
Formalin
Ukuran/ jumlah
Merek
Fungsi
Mengawetkan sampel
Metode
Pengambilan sampel makrobentos dilakukan dengan menggunakan metode hand sorting
dengan luasan transek 1x1 m. Substrat yang berada dalam kotakan transek diambil menggunakan
tangan dan dimasukan ke dalam kantong plastik yang telah disediakan. Kemudian sampel yang
telah diperoleh tersebut kemudian disimpan dalam botol sampel dan diberi larutan formalin 4%
secukupnya.
Sampel kemudian diindentifikasi dan dihitung jumlahnya dengan bantuan mikroskop stereo atau
loupe. Variabel yang diamati adalah kepadatan dan keragaman. Setelah mendapat data kemudian
kepadatan dan keragaman dihitung dengan rumus sebagai berikut:
a. Kepadatan Makobenthos
ni
X=
AxS
Dimana :
X = kepadatan individu/m2,
A = luas transek pengambilan sampel (....)
S = jumlah transek pengambilan sampel (....kali)
ni = jumlah individu suatu spesies/genus ke-i
b. Indeks Diversitas Shannon-Wiener (H)
H=
ln
N N
Dimana :
H = indeks keragaman
S = jumlah spesies
Ni = jumlah individu tiap spesies ke-i
N = jumlah total individu semua spesies
3.3.
dilakukan di hulu, tengah, dan hilir Sungai Jengok. Kemudian pengukuran dilakukan pada hari
Sabtu, 2 April 2016
Soedirman.
3.4.
Analisis Data
Data pegamatan dianalisis berdasarkan perhitungan dan disajikan dalam grafik batang,
yakni membandingkan makrobentos pada daerah hulu, tengah dan hilir Sungai Jengok,
Purwokerto.
Tujuan
1
Mengetahui analisis sifat biologi air Sungai Jengok pada daerah hulu, tengah dan
hilir
ACARA 5
Materi
3.1.1. Alat
Tabel 1. Alat Praktikum
No
Nama Alat
1. Termometer Celcius
Ukuran/Jumlah
1
2.
TDS meter
3.
Turbidimeter
4.
Secchi Disk
5.
6.
Botol sampel
Botol Winkler
5 (600mL)
6 (250mL)
Merk
Lutron
22CT
Lutron
2016
Fungsi
Mengukur
temperatur
badan perairan
YK- Mengukur nilai TDS
TU- Mengukur nilai kekeruhan
Mengukur kedalaman dan
penetrasi cahaya
Mengambil sampel air
Mengambil sampel air
tanpa gelembung
Nama Bahan
Sampel air
Ukuran/Jumlah
1 botol (600 mL)
2.
Badan perairan
Secukupnya
3.
3.2.
Metode
3.2.1. Temperatur
Merk
Fungsi
Pengukuran
TDS
dan
kekeruhan
Pengukuran
temperatur,
kedalaman,
penetrasi
cahaya
Mengkalibrasi alat (TDS
meter dan turbidimeter)
sebelum digunakan
Ternometer celcius dengan bantuan nilon dicelupkan ke dalam badan perairan yang akan
diteliti selama 5 menit. Kemudian dilakukan pencatatan setelah menunjukkan angka yang
konstan.
3.2.2. Kecerahan
Alat Secchidisc diturunkan ke suatu kedalaman air tertentu, yaitu sampai tepat hilang dari
pandangan (X1). Setelah itu turunkan lagi dan naikkan perlahan-lahan hingga tepat terlihat (X2)
dan kemudian dirata-rata.
3.2.3. Kedalaman
Alat Secchidisc diturunkan hingga dasar badan perairan dan dilihat skala yang ada pada
Secchidisc.
3.2.4. TDS (Total Dissolved Solid)
Pengukuran TDS dilakukan dengan menggunakan alat TDS meter merk Lutron YK22CT. TDS meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan standar yang ada, setelah itu kuvet
diisi dengan air sampel, diukur dan hasilnya dicatat.
3.2.5. Kekeruhan
Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan menggunakan alat Turbidimeter merk Lutron
TU-2016. Turbidimeter terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan standar yang ada (0 NTU dan
100 NTU), setelah itu kuvet diisi dengan air sampel, diukur dan dicatat hasilnya.
3.2.6. Daya Hantar Listrik
Pengukuran DHL dilakukan dengan menggunakan alat TDS meter merk Lutron YK22CT. TDS meter terlebih dahu dahulu dikalibrasi dengan larutan standar yang ada, setelah itu
kuvet diisi dengan air sampel, diukur dan hasilnya dicatat.
3.2.7. Warna Air
Pengamatan warna air dilakukan dengan menggunakan organoleptik. Warna yang tampak
dapat berupa cokelat, merah, hitam, benih dan sebagainya kemudian hasilnya dicatat.
3.2.8. Bau Air
Sampel air yang akan diteliti diambil dengan bantuan botol sampel. Kemudian lakukan
penentuan bau air sedini mungkin setelah sampel diambil. Periksa botol sampel secara
organoleptik dengan bantuan hidung (minimal 5 orang) untuk menentukan apakah berbau
spesifik atau tidak kemudian hasilnya dicatat.
3.2.9. Tipe Substrat
Sampel air yang akan diteliti diambil dengan bantuan botol sampel. Setelah itu dikocok
dan didiamkan beberapa saat hingga ada endapan subtrat, hasilnya dicatat.
3.3.
Baturraden dengan pengambilan sampel air pada 4 waktu yaitu pukul 18.00, 00.00, 06.00 dan
12.00 WIB.
3.4.
Analisis Data
Data parameter fisik yang diperoleh dapat dianalisis secara deskriptif dengan histogram
atau diagram balok antara titik sampling, waktu sampling atau standar kualitas air.
tujuan
Tujuan dari praktikum Analisis Sifat Fisik Air Kolam adalah:
1. Mengetahui kondisi fisik air kolam.
ACARA 6
Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Tabel 3. Alat Praktikum
No
Nama Alat
1. pH meter
Ukuran/Jumlah
1
2.
Botol winkler
3.
4.
5.
Buret
Statif
Erlemeyer
1
1
1
6.
Gelas ukur
7.
Pipet
8.
9.
Spluit
Botol sampel
Merk
Milwaukee
WM 101
3 (@250 mL)
Fungsi
Mengukur nilai pH sampel air
Mengambil sampel air tanpa
gelembung
Titrasi larutan
Penyangga buret
Mencampur dan mentitrasi
larutan
Mengukur volume sampel air
yang akan digunakan
Memindahkan larutan dengan
volume sedikit
Titrasi DMA
Mengambil sampel air untuk
pengukuran pH
Tempat sampel air untuk
mengukur pH
1
1 (600 mL)
1
3.1.2. Bahan
Tabel 4. Bahan Praktikum
No
Nama Bahan
1.
Larutan buffer
2.
3.
4.
Larutan MnSO4
Larutan KOH-KI
Indikator amilum
0,5 %
Larutan H2SO4
pekat
Larutan
Na2S2O3 0,025
5.
6.
Ukuran/Jumla
h
Merk
Fungsi
Mengkalibrasi alat (pH meter)
sebelum dilakukan untuk
pengukuran
1 mL
1 mL
5 tetes
1 mL
Larutan titrasi O2 terlarut
N
7. Larutan Na2CO3
0,01 N
8. Indikator PP 0,5 %
9. Larutan HCl 0,1 N
10. Indikator MO 0,1
%
3.2.
Cara Kerja
1000
x p x q x 8 mL /L
100
Keterangan :
p = jumlah mL Na2S2O3 yang terpakai ; q = normalitas larutan Na2S2O3 ; 8 = bobot setara O2
3.2.3. Karbondioksida Bebas
Sampel air diambil dengan botol Winkler 250 mL, dengan gelas ukur diambil 100 mL dan
dipindahkan ke erlemeyer. Setelah itu ditambah indikator PP 5 tetes. Kemudian dititrasi dengan
larutan Na2CO3 0,01 N sampai larutan berwarna merah jambu. Volume Na2CO3 yang terpakai
dicatat dan dihitung nilai CO2 bebas dengan rumus :
Kadar CO bebas=
1000
x p x q x 22 mL /L
100
Keterangan :
p = jumlah mL NaCO3 yang terpakai ; q = normalitas larutan Na2CO3 ; 22 = bobot setara CO2
3.2.4. Daya Menggabung Asam
Sampel air diambil dengan botol sampel 250 mL, dengan gelas ukur diambil 100 mL dan
dipindahkan ke dalam labu erlemeyer. Setelah itu ditambahkan dengan 3 tetes indikator Methyl
Orange (MO) dan dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai berwarna merah bata. Volume HCl
yang terpakai dicatat dan dihitung nilai DMA dengan rumus :
Kadar DMA =
1000
x p x q mL/ L
100
Baturraden dengan pengambilan sampel air pada 4 waktu yaitu pukul 18.00, 00.00, 06.00 dan
12.00 WIB.
3.4.
Analisis Data
Data parameter kimia air yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan histogram
Tujuan praktikum analisis sifat kimia air kolam adalah untuk mengetahui :
1. Mengetahui kondisi kolam pemijahan berdasarkan parameter kimia
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat kimia air kolam pemijahan Ikan Nilem
ACARA 7