IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. S
Umur
: 56 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Supir
Alamat
: Tambak aji RT 04/ XII Ngaliyan, Semarang
Status
: Menikah
Dirawat diruang : Alamanda, kamar 5, bed 1
Tanggal masuk RS : 9 November 2014
No RM
: 488761
II.
DAFTAR MASALAH
No.
1.
2.
III.
Aktif
Ischialgia Sinistra
Hipertensi Grade II
Tanggal
10/11/2015
10/11/2015
Pasif
-
ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada
tanggal 10 November 2015, pukul 06.00 WIB di Ruang Alamanda.
Riwayat Penyakit Sekarang
1. Keluhan Utama
:
: Pinggang bawah sebelah kiri
: Sejak 10 hari SMRS, mendadak
: Nyeri seperti disayat-sayat yang menjalar
ke tungkai kiri.
o Kuantitas
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 10 November 2015, pukul 06.20
WIB di Ruang Alamnda
Keadaan Umum
: tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
GCS: E4 M6 V5 = 15
Tekanan Darah
: 184/108 mmHg, isi tegangan cukup
Nadi
: 80 kali/menit, reguler
RR
Suhu
Status Gizi
Berat Badan
Tinggi Badan
IMT
Kesan
: 22 kali/menit, reguler
: 37 0C, axiller
: 51 Kg
: 152 cm
: 22,16
: Status gizi Normoweight
Status Internus
Kepala
: kesan mesosefal, rambut putih bergelombang, luka (-)
Mata
: Nistagmus (-/-), lesi (-/-), conjungtiva palpebra anemis(-/-)
sklera ikterik (-/-), reflek cahaya direk (+/+) indirek (+/
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Pinggang jantung
Paru :
Dextra
Sinistra
Depan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
= kiri.
= kiri.
ronki (-).
ronki (-).
dinamis
dinamis
Palpasi
Perkusi
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Auskultasi
ronki (-).
ronki (-).
Belakang
Inspeksi
Abdomen
Inspeksi
Perkusi
Palpasi
pembesaran organ
Ekstremitas
Akral pucat
Akral hangat
Capillary Refill
V.
Superior
-/+/+
< 2 detik/< 2 detik
Inferior
-/+/+
< 2 detik/< 2 detik
STATUS NEUROLOGIS
I. Fungsi Luhur
Kesadaran
:
Kualitatif
: compos mentis
Kuantitatif GCS
: E4M6V5
- Orientasi
: tempat, waktu dan situasi baik
- Daya ingat
Baru
: baik
Lama
: baik
- Gerakan abnormal
: tidak ditemukan
- Gangguan berbahasa
:
Afasia motorik : Afasia sensorik : Akalkuli
:2. Fungsi Vegetatif
Miksi
: Dalam batas normal
Defekasi
: Dalam batas normal
3. Nervi Cranialis
Nervus Kranialis
N. I (Olfactorius)
Daya Penghidu
N.II (Opticus)
a. Daya penglihatan
b. Lapang pandang
Kanan
Kiri
Normosmia
Normosmia
baik
baik
baik
baik
c. Fundus okuli
N.III (Oculomotorius)
a. Ptosis
b. Gerak mata keatas
c. Gerak mata kebawah
d. Gerak mata media
e. Ukuran pupil
f. Bentuk pupil
g. Reflek cahaya langsung
h. Reflek cahaya konsesuil
i. Reflek akmodasi
j. Strabismus divergen
k. Diplopia
N.IV (Trochlearis) :
a. Gerak mata lateral bawah
b. Strabismus konvergen
c. Diplopia
N.V (Trigeminus)
a. Menggigit
b. Membuka mulut
c. Sensibilitas
d. Reflek kornea
e. Reflek bersin
f. Reflek masseter
g. Reflek zigomatikus
h. Trismus
N.VI (Abducens) :
a. Pergerakan mata (ke lateral)
b. Strabismus konvergen
c. Diplopia
N. VII (Facialis)
a. Kerutan kulit dahi
b. Mengerutkan dahi
c. Mengangkat alis
d. Menutup mata
e. Lipatan nasolabia
f. Sudut mulut
g. Meringis
h. Tik fasial
i. Lakrimasi
j. Daya kecap 2/3 depan
N. VIII (Vestibulocochlearis)
a. Mendengarkan suara berbisik
b. Mendengarkan detik arloji
t.d.l
t.d.l
(-)
(+)
(+)
(-)
(+)
(+)
(+)
2,5 mm
Bulat, reguler
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
2,5 mm
Bulat, reguler
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
t.d.l
t.d.l
t.d.l
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
t.d.l
t.d.l
t.d.l
(-)
(+)
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(+)
t.d.l
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(+)
t.d.l
N
t.d.l
c. Tes rinne
d. Tes weber
e. Tes schwabach
t.d.l
t.d.l
t.d.l
t.d.l
t.d.l
t.d.l
t.d.l
N IX (Glossopharyngeus)
a. Arkus faring
b. Uvula
c. Daya kecap 1/3 belakang
d. Reflek muntah
e. Sengau
f. Tersedak
N X (Vagus)
a. Arkus faring
b. Daya kecap 1/3 belakang
c. Bersuara
d. Menelan
N XI (Accesorius)
a. Memalingkan muka
b. Sikap bahu
c. Mengangkat bahu
d. Trofi otot bahu
N XII (Hypoglossus)
a. Sikap lidah
b. Menjulurkan lidah
c. Artikulasi
d. Tremor lidah
e. Trofi otot lidah
f. Fasikulasi lidah
Simetris
Simetris
(+)
t.d.l
(-)
(-)
Simetris
Simetris
(+)
t.d.l
(-)
(-)
Simetris
(+)
(+)
(+)
Simetris
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
N
(+)
(+)
(+)
N
N
N
N
(-)
(-)
(-)
N
N
N
(-)
(-)
(-)
Kanan
Kiri
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
+ normal
5-5-5
Normal
(-)
+ normal
+ normal
+ normal
5-5-5
Normal
(-)
+ normal
+ normal
Bisep
Trisep
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
(-)
(-)
(-)
(-)
Radius
Reflek Patologi :
Hoffman
Tromer
Keterangan
Reflek Patologis
Kanan
Kiri
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
(+) normal
5-5-5
(+) normal
(-)
(-)
(+) normal
(+)normal
Normal
Normal
Kanan
(+) normal
5-5-5
(+) normal
(-)
(-)
(+) normal
(+) normal
Normal
Normal
Kiri
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Mendel Bechterew
Rossolimo
Gonda
Klonus patella
Klonus kaki
Kaku Kuduk
Kernig sign
Brudzinski I
Brudzinski II
Tes Lasegue
Tes Patrik
Tanda neri
Tes naffziger
Tes valsava
Bragard
Sicard
Rangsang Meningeal
Rangsang Radikuler
VI.
RINGKASAN
Pasien mengeluh nyeri pada pinggang bawah sejak 10 hari SMRS.
Nyeri dirasakan menjalar hingga tungkai kiri, nyeri seperti disayatsayat, semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan memberat jika
melakukan gerakan pada bagian pinggul seperti membungkuk,
mengangkat barang, mengejan, atau berjalan. Dan nyeri berkurang jika
dalam posisi istirahat terlentang. Tidak ada riwayat jatuh terduduk,
namun nyeri dirasakan setelah melakukan angkat berat saat kerja bakti
didesa. Pada pemeriksaan fisik didapati kesadaran compos mentis.
GCS: E4M6V5 = 15, keadaan umum tampak sakit sedang.
Tanda vital: TD = 184/108 mmHg, N= 80 x/menit, RR= 22 x/menit,
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
: Ischialgia sinistra
Diagnosis Topis
: n. Ischiadicus sinistra
Diagnosis Etiologi
:
- Suspek Neuritis Ischiadicus
- Suspek Entrapment neuritis
- Trauma vertebra lumbosacral
Diagnosis Sekunder
: Hipertensi Grade II
VIII. RENCANA AWAL
Daftar Masalah
:
Ischialgia sinistra
Hipertensi grade II
Rencana Diagnosis
Usulan pemeriksaan:
Rencana Terapi
Farmakologi
- Infus RL 20 tpm
- Injeksi Ketorolac 2 x 30 mg
Peroral
- Meloxicam 2 x 15 mg
- Diazepam 2 x 2 mg
- Mecobalamin 1 x 500mg
- Amitriptiline 1 x 12,5mg
- Amlodipine 1 x 10mg
Non farmakologi
a. Bed rest
b. Terapi latihan fisik dan latihan mobilisasi
Monitoring:
Keadaan umum
Tanda vital
Edukasi
IX.
diderita
Jangan mengangkat beban berat dan melakukan aktivitas berat
Istirahat posisi tidur terlentang dengan alas yang keras
Minum obat dan kontrol teratur
Ikuti program latihan fisioterapi secara rutin
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf
perifer yakni N. tibialis dan N. poreneus. N ischiadicus keluar dari foramen
ischiadicus mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS kebagian
dari tuberositas ischii.
Tengah 2 antara tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n. ischiadicus
keluar dari gluteus maximus berjalan melalui collum femoris. Sepanjang paha
bagian belakang sampai fossa poplitea.
Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :
o Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )
o Lumbal ( Pinggang Atas )
o Lumbal sacral ( Pinggang bawah )
o Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )
o Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )
Perjalanan Nervus Ischidicus di mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki
percabangan antara lain:
N.
menjadi 2 bagian. Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang dibatasi satu
dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya oleh
ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan
terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan
lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen
intertranversa dan ligamen flavum. Pada procesus spinosus dan tranversus
melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi kolum vertebra. Seluruh
bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang
sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra
dan sebagian dari ramus meningeal yang menginervasi duramater. Diskus
intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun
berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut
sensibel.
Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai
kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada
gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini dapat
mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra
dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara
tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan
menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan.
Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering
sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.
N. Ischiadicus mempersarafi:
o M. Semitendinosus
o M. Semimbranosus
o M. Biceps Femoris
o M. Adduktor Magnus
N. Poroneus Mempersarafi
o M. tibialis anterior
o M. ekstensor digitorum longus
o M. ekstensor halluci longus
o M. digitorum brevis
o M. poroneus tertius
N. Tibialis Mempersarafi
o M. gastrocnemius
o M. popliteus
o M. soleus
o M. plantaris
o M. tibialis posterior
o M. fleksor digitorum longus
o M. fleksor hallucis longus
B. ISCHIALGIA
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan
menjalar menurut perjalanan nervus ischiadicus. Nervus poroneus dan nervus
tibialis harus di curigai sebagai manifestasi ischiadicus primer atau entrapment
neuritis dengan tempat jebakan di daerah sacroiliaka.
Ischialgia yang dirasakan bertolah dari vertebra lumbosacralis atau daerah
paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang
ikut menyusun nervus ischiadicus. Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului
dengan Low Back Pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan
nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah pinggang, pantat yang factor
pencetusnya oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi,
kuman, stress sampai penyebab yang tidak jelas. NPB dapat di klasifikasikan
menjadi Traumatik maupun Non traumatic dengan atau tanpa kelainan neurologis
primer atau sekunder, dengan atau tanpa kelainan neurologis akut ataupun kronik.
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai
perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa
sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang
dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan
terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik
dan sensorik. Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi
dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebut Neuritis. Neuritis di
tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena
patologik di sekitarnya.
Adapun penyebab-penyebab dari ischialgia adalah:
1.
2.
Entrapment Neuritis :
3.
a)
Neuritis primer
b)
Tuber Ischi
b)
Artikulatio koksae.
c)
Spondylosis
2.
Nyeri yang dirasakan penderita secara tiba-tiba seperti rasa terbakar atau
bersifat tajam dan sakit pada malam hari. Sehingga penderita tidak dapat tidur.
Nyeri bertambah apabila saraf tersebut mengalami penekanan saraf. Penyebaran
rasa sakitnya dimulai dari daerah lumbal, hip joint kemudian menyebar kearah
bawah. Cara berjalan penderita dengan ujung jari kaki plantar flexi ankle, hip dan
knee dalam keadaan flexi juga sehingga nampak penderita jalan dalam keadaan
pincang. Pasien tidak bisa berdiri lama sehingga terjadi kelainan sikap berdiri
pada penderita (pelvic tilting) yang mengakibatkan terjadinya kompensasi lumbal.
C.
PATOLOGI
Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti
ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
Nyeri punggung bawah
Nyeri daerah bokong
PEMERIKSAAN
Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia atau tidak biasanya ahli
fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengangkat kaki yang
mengalami nyeri jika nyeri dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 70 derajat
orang tersebut dikatakan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg
Rising/Laseque sign. Adapun pemeriksaan penunjang nya berupa Foto roentgen,
lumbosakral Elektromielografi, Myelografi, CT scan, dan MRI.
F.
PENGOBATAN
Seringkali, nyeri tersebut hilang dengan sendirinya. Istirahat, tidur diatas kasur
yang keras, menggunakan obat-obatan anti peradangan nonsteroidal (NSAIDs),
dan mengompres panas dan dingin kemungkinan pengobatan yang cukup. Untuk
banyak orang, tidur pada sisi mereka dengan lutut ditekuk dan sebuah bantal
diantara lutut menghadirkan keringanan. Meluruskan otot yang lumpuh secara
pelan-pelan setelah pemanasan bisa membantu. Peran fisioterapi pada kasus
ischialgia ini dapat membantu meringankan nyeri yang dirasakan. Modalitas yang
digunakan bisa efektif dengan heating yakni SWD (short Wave Diathermi), bisa
juga ditambah TENS untuk membantu memblokir nyerinya.
Penatalaksanaan
1. Obat-obatan: analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
2. Program Rehabilitasi Medik.
3. Operasi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas dimana
dengan obat-obatan dan program Rehabilitasi Medik tidak dapat membantu.
Program Rehabilitasi Medik bagi penderita Ischialgia adalah :
1. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi,
Exercise, dsb.
2. Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
3. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.
4. Advis:
Tips untuk penderita Ischialgia:
Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.
Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.
Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang
panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak
membungkuk.
DAFTAR PUSTAKA
1. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta :
CV. Sagung Seto
2. Wagiu, Samuel A.. 2005. Pendekatan Diagnostik Low Back Pain. Available at
http://neurology.multiply.com/journal/item/24
3. Tim Penyusun, 2010. Profil Kesehatan Puskesmas Kediri Tahun 2010. Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
4. Anonim. 2007. Nyeri Pinggang. FK UNSRI
5. Ngoerah, I Gusti Nengah Gde. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf.
Surabaya : Airlangga University Press
6. WHO. 2003. The Burden of Muskuloskeletal Conditions At The Start of The
New Millenium. Geneva : WHO Library Cataloguing-in-Publication Data
7. Kent & Keating. 2005. The Epidemiology of Low Back Pain