Anda di halaman 1dari 22

I.

IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. S
Umur
: 56 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Supir
Alamat
: Tambak aji RT 04/ XII Ngaliyan, Semarang
Status
: Menikah
Dirawat diruang : Alamanda, kamar 5, bed 1
Tanggal masuk RS : 9 November 2014
No RM
: 488761

II.

DAFTAR MASALAH
No.
1.
2.

III.

Aktif
Ischialgia Sinistra
Hipertensi Grade II

Tanggal
10/11/2015
10/11/2015

Pasif
-

ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada
tanggal 10 November 2015, pukul 06.00 WIB di Ruang Alamanda.
Riwayat Penyakit Sekarang
1. Keluhan Utama

: Nyeri pada pinggang bawah

2. Riwayat Penyakit Sekarang


o Lokasi
o Onset
o Kualitas

:
: Pinggang bawah sebelah kiri
: Sejak 10 hari SMRS, mendadak
: Nyeri seperti disayat-sayat yang menjalar

ke tungkai kiri.
o Kuantitas

: Nyeri dirasakan terus menerus, baik saat

beraktivitas maupun beristirahat sehingga pasien membutuhkan


bantuan orang lain untuk melakukan kegiatan sehari-hari
o Kronologis
:
Pasien mengeluh nyeri pada pinggang bawah sejak 10 hari SMRS.
Pasien sempat dirawat dipuskesmas setempat namun nyeri tak kunjung
reda. Nyeri dirasakan menjalar hingga tungkai kiri, nyeri seperti
disayat-sayat dan dirasakan terus-menerus, semakin lama semakin
berat. Nyeri dirasakan pasien setelah mengangkat batu dan kerikil saat
melakukan kegiatan kerja bakti didesa. Nyeri dirasakan memberat jika

melakukan gerakan pada bagian pinggul seperti membungkuk,


mengangkat barang, mengejan, atau berjalan. Dan nyeri berkurang jika
dalam posisi istirahat tidur terlentang. Nyeri pada pinggang tidak
diikuti rasa kesemutan atau rasa baal. Rasa lemah pada salah satu
anggota gerak (-). Riwayat demam sebelumnya (-), penurunan berat
badan (-), batuk lama (-), riwayat jatuh terduduk (-). BAK dan BAB
tidak ada keluhan. Kemudian oleh keluarga pasien dibawa ke RSUD
Tugurejo.
o Faktor memperberat
o Faktor memperingan
o Gejala penyerta

: saat membungkuk, jongkok,


duduk, berjalan, batuk, mengejan
: posisi tidur
: -

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit serupa
: disangkal
Riwayat stroke
: disangkal
Riwayat hipertensi
: diakui
Riwayat diabetes mellitus
: disangkal
Riwayat penyakit jantung
: disangkal
Riwayat trauma panggul
: disangkal
Riwayat demam
: disangkal
Riwayat asam urat
: diakui
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit yang sama seperti ini : disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat diabetes melitus
: disangkal
Riwayat penyakit jantung
: disangkal
Riwayat sosial ekonomi
Pasien tinggal bersama istri dan seorang anak, sehari-hari pasien bekerja
sebagai seorang supir. Biaya pengobatan ditanggung BPJS mandiri. Kesan
ekonomi cukup.
IV.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 10 November 2015, pukul 06.20
WIB di Ruang Alamnda
Keadaan Umum
: tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
GCS: E4 M6 V5 = 15
Tekanan Darah
: 184/108 mmHg, isi tegangan cukup
Nadi
: 80 kali/menit, reguler

RR
Suhu
Status Gizi
Berat Badan
Tinggi Badan
IMT
Kesan

: 22 kali/menit, reguler
: 37 0C, axiller
: 51 Kg
: 152 cm
: 22,16
: Status gizi Normoweight

Status Internus
Kepala
: kesan mesosefal, rambut putih bergelombang, luka (-)
Mata
: Nistagmus (-/-), lesi (-/-), conjungtiva palpebra anemis(-/-)
sklera ikterik (-/-), reflek cahaya direk (+/+) indirek (+/
Hidung
Telinga
Mulut

+), pupil isokor 2,5mm/2,5mm, bulat sentral, reguler.


: nafas cuping hidung (-), sekret (-)
: serumen (-/-), nyeri tekan (-/-)
: bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), gusi
berdarah (-).

Leher

: pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar


tyroid (-), deviasi trakea (-), kaku kuduk (-)

Thorax

Jantung :

Inspeksi

: Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus cordis teraba di SIC V LMCS, tak kuat angkat

Perkusi

: Batas atas jantung

: ICS II Linea parasternal


sinistra

Pinggang jantung

: ICS III Linea parasternal


sinistra

Batas kiri bawah jantung

: ICS V 2 cm medial Linea


mid clavicula sinistra

Batas kanan bawah jantung : ICS V Linea sternalis dextra


Auskultasi

: Bunyi jantung I & II normal & murni, bising jantung (-).

Paru :
Dextra

Sinistra

Depan
Inspeksi

Palpasi
Perkusi

Warna sama dengan warna

Warna sama dengan warna

sekitar, simetris statis &

sekitar, simetris statis &

dinamis, retraksi (-).

dinamis, retraksi (-).

Stem fremitus normal kanan

Stem fremitus normal kanan

= kiri.

= kiri.

Sonor seluruh lapang paru.

Sonor seluruh lapang paru.

Auskultasi SD paru vesikuler (+), suara

SD paru vesikuler (+), suara

tambahan paru: wheezing (-),

tambahan paru: wheezing (-),

ronki (-).

ronki (-).

Warna sama dengan warna

Warna sama dengan warna

sekitar, simetris statis &

sekitar, simetris statis &

dinamis

dinamis

Palpasi

Stem fremitus sulit dinilai

Stem fremitus sulit dinilai

Perkusi

Sulit dinilai

Sulit dinilai

Auskultasi

SD paru vesikuler (+), suara

SD paru vesikuler (+), suara

tambahan paru : wheezing (-),

tambahan paru: wheezing (-),

ronki (-).

ronki (-).

Belakang
Inspeksi

Abdomen

Inspeksi

: Permukaan datar, warna sama seperti sekitar

Auskultasi : Bising usus 10 kali/menit (normal)

Perkusi

: Timpani seluruh regio abdomen, pekak sisi (+)

normal, pekak alih (-), nyeri ketok ginjal dextra/sinistra (-)

Palpasi

: Nyeri tekan epigastrum (-), Tidak teraba

pembesaran organ
Ekstremitas
Akral pucat
Akral hangat
Capillary Refill
V.

Superior
-/+/+
< 2 detik/< 2 detik

Inferior
-/+/+
< 2 detik/< 2 detik

STATUS NEUROLOGIS
I. Fungsi Luhur
Kesadaran
:
Kualitatif
: compos mentis

Kuantitatif GCS
: E4M6V5

- Orientasi
: tempat, waktu dan situasi baik
- Daya ingat
Baru
: baik
Lama
: baik
- Gerakan abnormal
: tidak ditemukan
- Gangguan berbahasa
:
Afasia motorik : Afasia sensorik : Akalkuli
:2. Fungsi Vegetatif
Miksi
: Dalam batas normal
Defekasi
: Dalam batas normal

3. Nervi Cranialis
Nervus Kranialis
N. I (Olfactorius)
Daya Penghidu
N.II (Opticus)
a. Daya penglihatan
b. Lapang pandang

Kanan

Kiri

Normosmia

Normosmia

baik
baik

baik
baik

c. Fundus okuli
N.III (Oculomotorius)
a. Ptosis
b. Gerak mata keatas
c. Gerak mata kebawah
d. Gerak mata media
e. Ukuran pupil
f. Bentuk pupil
g. Reflek cahaya langsung
h. Reflek cahaya konsesuil
i. Reflek akmodasi
j. Strabismus divergen
k. Diplopia
N.IV (Trochlearis) :
a. Gerak mata lateral bawah
b. Strabismus konvergen
c. Diplopia
N.V (Trigeminus)
a. Menggigit
b. Membuka mulut
c. Sensibilitas
d. Reflek kornea
e. Reflek bersin
f. Reflek masseter
g. Reflek zigomatikus
h. Trismus
N.VI (Abducens) :
a. Pergerakan mata (ke lateral)
b. Strabismus konvergen
c. Diplopia
N. VII (Facialis)
a. Kerutan kulit dahi
b. Mengerutkan dahi
c. Mengangkat alis
d. Menutup mata
e. Lipatan nasolabia
f. Sudut mulut
g. Meringis
h. Tik fasial
i. Lakrimasi
j. Daya kecap 2/3 depan
N. VIII (Vestibulocochlearis)
a. Mendengarkan suara berbisik
b. Mendengarkan detik arloji

t.d.l

t.d.l

(-)
(+)
(+)

(-)
(+)
(+)
(+)
2,5 mm
Bulat, reguler
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)

(+)
2,5 mm
Bulat, reguler
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)

(+)
(-)
(-)

(+)
(+)
(+)
(+)
t.d.l
t.d.l
t.d.l
(-)

(+)
(+)
(+)
(+)
t.d.l
t.d.l
t.d.l
(-)

(+)
(-)
(-)

(+)
(-)
(-)

(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(+)
t.d.l

(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(+)
t.d.l

N
t.d.l

c. Tes rinne
d. Tes weber
e. Tes schwabach

t.d.l
t.d.l
t.d.l

t.d.l
t.d.l
t.d.l
t.d.l

N IX (Glossopharyngeus)
a. Arkus faring
b. Uvula
c. Daya kecap 1/3 belakang
d. Reflek muntah
e. Sengau
f. Tersedak
N X (Vagus)
a. Arkus faring
b. Daya kecap 1/3 belakang
c. Bersuara
d. Menelan
N XI (Accesorius)
a. Memalingkan muka
b. Sikap bahu
c. Mengangkat bahu
d. Trofi otot bahu
N XII (Hypoglossus)
a. Sikap lidah
b. Menjulurkan lidah
c. Artikulasi
d. Tremor lidah
e. Trofi otot lidah
f. Fasikulasi lidah

ANGGOTA GERAK ATAS


Inspeksi:
Drop hand
Claw hand
Kontraktur
Warna kulit
Sistem motorik :
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Sensibilitas
Nyeri
Reflek fisiologik :

Simetris
Simetris
(+)
t.d.l
(-)
(-)

Simetris
Simetris
(+)
t.d.l
(-)
(-)

Simetris
(+)
(+)
(+)

Simetris
(+)
(+)
(+)

(+)
(+)
(+)
N

(+)
(+)
(+)
N

N
N
N
(-)
(-)
(-)

N
N
N
(-)
(-)
(-)

Kanan

Kiri

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal

+ normal
5-5-5
Normal
(-)
+ normal
+ normal

+ normal
5-5-5
Normal
(-)
+ normal
+ normal

Bisep
Trisep

+ normal
+ normal
+ normal

+ normal
+ normal
+ normal

(-)
(-)

(-)
(-)

Radius
Reflek Patologi :
Hoffman
Tromer

ANGGOTA GERAK BAWAH


Inspeksi:
Drop foot
Claw foot
Pitchers foot
Kontraktur
Warna kulit
Sistem motorik
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Klonus
Reflek fisiologik (patella)
Sensibilitas
- Taktil
- Nyeri

Keterangan
Reflek Patologis

Kanan

Kiri

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal

(+) normal
5-5-5
(+) normal
(-)
(-)
(+) normal
(+)normal
Normal
Normal

Kanan

(+) normal
5-5-5
(+) normal
(-)
(-)
(+) normal
(+) normal
Normal
Normal

Kiri

Babinski

Chaddock

Oppenheim

Gordon

Schaeffer

Mendel Bechterew

Rossolimo

Gonda

Klonus patella

Klonus kaki

Kaku Kuduk

Kernig sign

Brudzinski I

Brudzinski II

Tes Lasegue

Tes Patrik

Tes Kontra Patrik

Tanda neri

Tes naffziger

Tes valsava

Bragard

Sicard

Rangsang Meningeal

Rangsang Radikuler

VI.

RINGKASAN
Pasien mengeluh nyeri pada pinggang bawah sejak 10 hari SMRS.
Nyeri dirasakan menjalar hingga tungkai kiri, nyeri seperti disayatsayat, semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan memberat jika
melakukan gerakan pada bagian pinggul seperti membungkuk,
mengangkat barang, mengejan, atau berjalan. Dan nyeri berkurang jika
dalam posisi istirahat terlentang. Tidak ada riwayat jatuh terduduk,
namun nyeri dirasakan setelah melakukan angkat berat saat kerja bakti
didesa. Pada pemeriksaan fisik didapati kesadaran compos mentis.
GCS: E4M6V5 = 15, keadaan umum tampak sakit sedang.
Tanda vital: TD = 184/108 mmHg, N= 80 x/menit, RR= 22 x/menit,

Suhu= 36,5 C, Gizi: baik


Pemeriksaan fisik : pada palpasi didapatkan nyeri pada daerah
pinggang, pada pemeriksaan laseque (-/+), bragard (-/+), sicard (-/+),
patrick(-/+), kontra patrick (-/+), naffziger (-/+), valsava (-/+).
VII.

DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
: Ischialgia sinistra
Diagnosis Topis
: n. Ischiadicus sinistra
Diagnosis Etiologi
:
- Suspek Neuritis Ischiadicus
- Suspek Entrapment neuritis
- Trauma vertebra lumbosacral
Diagnosis Sekunder
: Hipertensi Grade II
VIII. RENCANA AWAL
Daftar Masalah
:
Ischialgia sinistra
Hipertensi grade II
Rencana Diagnosis
Usulan pemeriksaan:

X-foto lumbo sacral AP/Lat

Laboratorium (Darah rutin, GDS, profil lipid)

Rencana Terapi
Farmakologi
- Infus RL 20 tpm
- Injeksi Ketorolac 2 x 30 mg
Peroral
- Meloxicam 2 x 15 mg
- Diazepam 2 x 2 mg
- Mecobalamin 1 x 500mg
- Amitriptiline 1 x 12,5mg
- Amlodipine 1 x 10mg
Non farmakologi
a. Bed rest
b. Terapi latihan fisik dan latihan mobilisasi
Monitoring:
Keadaan umum
Tanda vital
Edukasi

IX.

Menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit yang

diderita
Jangan mengangkat beban berat dan melakukan aktivitas berat
Istirahat posisi tidur terlentang dengan alas yang keras
Minum obat dan kontrol teratur
Ikuti program latihan fisioterapi secara rutin

PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf
perifer yakni N. tibialis dan N. poreneus. N ischiadicus keluar dari foramen
ischiadicus mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS kebagian
dari tuberositas ischii.

Tengah 2 antara tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n. ischiadicus
keluar dari gluteus maximus berjalan melalui collum femoris. Sepanjang paha
bagian belakang sampai fossa poplitea.
Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :
o Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )
o Lumbal ( Pinggang Atas )
o Lumbal sacral ( Pinggang bawah )
o Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )
o Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )

Perjalanan Nervus Ischidicus di mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki
percabangan antara lain:

N.

lateral poplital yang terdapat pada caput fibula


N. Medial popliteal yang terdapat pada fossa polpliteal
N. Tibialis Posterior yang terdapat pada sebelah bawah
N. Suralis/Saphenus yang terdapat pada tendon ascilles
N. Plantaris Yang berada pada telapak kaki
Tulang belakang merupakan bangunan yang kompleks yang dapat dibagi

menjadi 2 bagian. Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang dibatasi satu
dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya oleh
ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan
terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan
lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen
intertranversa dan ligamen flavum. Pada procesus spinosus dan tranversus
melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi kolum vertebra. Seluruh
bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang
sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra
dan sebagian dari ramus meningeal yang menginervasi duramater. Diskus
intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun
berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut
sensibel.
Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai
kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada
gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini dapat
mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra
dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara
tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan
menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan.
Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering
sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.

N. Ischiadicus mempersarafi:
o M. Semitendinosus
o M. Semimbranosus
o M. Biceps Femoris
o M. Adduktor Magnus
N. Poroneus Mempersarafi
o M. tibialis anterior
o M. ekstensor digitorum longus
o M. ekstensor halluci longus
o M. digitorum brevis
o M. poroneus tertius
N. Tibialis Mempersarafi
o M. gastrocnemius
o M. popliteus
o M. soleus
o M. plantaris
o M. tibialis posterior
o M. fleksor digitorum longus
o M. fleksor hallucis longus
B. ISCHIALGIA
Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan
menjalar menurut perjalanan nervus ischiadicus. Nervus poroneus dan nervus
tibialis harus di curigai sebagai manifestasi ischiadicus primer atau entrapment
neuritis dengan tempat jebakan di daerah sacroiliaka.
Ischialgia yang dirasakan bertolah dari vertebra lumbosacralis atau daerah
paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang
ikut menyusun nervus ischiadicus. Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului
dengan Low Back Pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan

nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah pinggang, pantat yang factor
pencetusnya oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi,
kuman, stress sampai penyebab yang tidak jelas. NPB dapat di klasifikasikan
menjadi Traumatik maupun Non traumatic dengan atau tanpa kelainan neurologis
primer atau sekunder, dengan atau tanpa kelainan neurologis akut ataupun kronik.
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai
perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa
sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang
dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan
terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik
dan sensorik. Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi
dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebut Neuritis. Neuritis di
tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena
patologik di sekitarnya.
Adapun penyebab-penyebab dari ischialgia adalah:
1.

Entrapment Radiculitis/ Radiculopati

2.

Entrapment Neuritis :

3.

a)

Neuritis primer

b)

Terjebak disekitar bursa m. Piriformis

Entrapment Neuritis yang terjebak di sekitar:


a)

Tuber Ischi

b)

Artikulatio koksae.

c)

Spondylosis

Diawali dengan proses degeneratif yang ditandai dengan menurunnya


sistem metabolik atau sirkulasi darah atau adanya faktor traumatik yang berulangulang . Akibatnya terjadi kerusakan (disorders) pada discus intervertebralis.
Elastisitasnya menurun diikuti berkurangnya cairan sendi dan penurunan sistem
difusi di Cartilago akan mengalami kerusakan yang pada akhirnya akan
berkurang. Inter space antar diskus semakin kecil yang berakibat mikro trauma
pada kedua fascies corpus vertebra . keadaan akan diikuti proliferasi jaringan
tulang baru yang akan berubah menjadi proses osifikasi dan calsifikasi tulang

yang pada akhirnya membentuk osteofit.


Dalam analisa klinis LBP yang berlanjut menjadi Ischialgia jika timbul
secara tiba- tiba ini akan di kaitkan dengan Neoplasma. Tapi apabila mempunyai
hubungan dengan trauma, maka secara simplisik data itu di asosiasikan dengan
HNP ( Hernia Nucleus Pulposus ). HNP merupakan jebolnya nukleus pulposus ke
korpus vertebrae di atas atau di bawahnya, dan bisa juga langsung jebol dari
nukleus pulposus ke dalam korpus vertebrae. Robekan circumferentia dan radial
pada anulus fibrosis discus intervertebralis yang kemudian di susul oleh nyeri
sepanjang tungkai yang dikenal sebagai iscialgia. Secara etiologi Ischialgia dapat
di bagi menjadi 3 perwujudan yaitu :
1.

Ischialgia sebagai perwujudan neuritis ischiadicus primer


Ischialgia ini dapat disembuhkan dengan menggunakan NSAID (nonsteroid anti inflammatory drugs). Gejala utama neuritis Ischiadikus primer
adalah adanya nyeri yang dirasakan berasal dari daerah antara sacrum dan
sendi panggul, tepatnya pada foramen infrapiriforme atau incisura ishiadika
dan menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n.
peroneus communis dan n. tibialis. Neuritis ischiadikus primer timbul akut,
sub akut dan tidak berhubungan dengan nyeri punggung bawah kronik.
Ischialgia ini sering berhubungan dengan diabetes meilitus (DM), masuk
angin, flu, sakit kerongkongan dan nyeri pada persendian. Neuritis
ischiadikus dapat diketahui dengan adanya nyeri tekan positif pada n.
Ischiadikus, m. tibialis anterior dan m. peroneus longus.

2.

Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radiculatis


Ischialgia ini dapat terjadi karena nucleus pulposus yang jebol ke dalam
kanalis vertebralis (HNP), osteofit, herpes zoster (peradangan) atau karena
adanya tumor pada kanalis vertebralis. Pada kasus ini pasien akan meraskan
nyeri hebat, dimulai dari daerah lumbosakral menjalar menurut perjalanan n.
Ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis.
Data-data yang dapat diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia
radikulopati, antara lain : (1) Nyeri punggung bawah (low back pain), (2)

Adanya peningkatan tekanan didalam ruang arachnoidal, seperti : nyeri batuk,


bersin dan mengejan, (3) Faktor trauma, (4) lordosis lumbosakral mendatar,
(5) Adanya keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) lumbosakral, (6) Nyeri
tekan pada lamina L4, L5 dan S1, (7) Tes laseque selalu positif.
3.

Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis


Ini terjadi karena dalam perjalanan menuju tepi n. Ischiadikus
terperangkap dalam proses patologik di berbagai jaringan dan bangunan yang
dilewatinya. Jaringan dan bangunan itu yang membuat n. Ischiadikus
terperangkap, antara lain : (1) Pleksus lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh selsel sarcoma reproperitonial, karsinoma uteri dan ovarii, (2) garis persendian
sakroilliaka dimana bagian-bagian dari pleksus lumbosakralis sedang
membentuk n. Ischiadikus mengalami proses radang (sakrolitis), (3) Bursitis
di sekitar trochantor mayor femoris, (4) Bursitis m. piriformis (5) Adanya
metastasis karsinoma prostat di tuber ischii. Tempat dari proses patologi
primer dari Ischialgia ini dapat diketahui dengan adanya nyeri tekan dan nyeri
gerak. Nyeri tekan dapat dilakukan dengan penekanan langsung pada sendi
panggul, trochantor mayor, tuber ischii dan spina ischiadika. Sedangkan nyeri
gerak dapat diprovokasi dengan cara melakukan tes Patrick dan tes Gaenslen.

Nyeri yang dirasakan penderita secara tiba-tiba seperti rasa terbakar atau
bersifat tajam dan sakit pada malam hari. Sehingga penderita tidak dapat tidur.
Nyeri bertambah apabila saraf tersebut mengalami penekanan saraf. Penyebaran

rasa sakitnya dimulai dari daerah lumbal, hip joint kemudian menyebar kearah
bawah. Cara berjalan penderita dengan ujung jari kaki plantar flexi ankle, hip dan
knee dalam keadaan flexi juga sehingga nampak penderita jalan dalam keadaan
pincang. Pasien tidak bisa berdiri lama sehingga terjadi kelainan sikap berdiri
pada penderita (pelvic tilting) yang mengakibatkan terjadinya kompensasi lumbal.
C.

PATOLOGI

Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan


koksigis. Bagian vertebrae yang membentuk punggung bagian bawah adalah
lumbal 1-5 denagn discus intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus
sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus
iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus genitofemoralis,
dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis keluar dari lumbal4-sakral4
yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus gluteus inferior, nervus
ischiadicus, nervus kutaneus femoris superior, nervus pudendus, dan ramus
muskularis. Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus
lumbosakralis dan menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan
tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus
ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus
tibialis. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang
berasal dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada
setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang
tungkai.
D. GEJALA

Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa
menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti
ditembak. Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:
Nyeri punggung bawah
Nyeri daerah bokong

Rasa kaku/ terik pada punggung bawah


Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah
bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung
bagian saraf mana yang terjepit.
Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri
dan berjalan.
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang
berat.
Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan
anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya
otot-otot tungkai bawah tersebut.
Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.
Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks
tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).
Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan
defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan
neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah
kerusakan fungsi permanen.
Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat
E.

PEMERIKSAAN

Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia atau tidak biasanya ahli
fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengangkat kaki yang
mengalami nyeri jika nyeri dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 70 derajat
orang tersebut dikatakan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg
Rising/Laseque sign. Adapun pemeriksaan penunjang nya berupa Foto roentgen,
lumbosakral Elektromielografi, Myelografi, CT scan, dan MRI.

F.

PENGOBATAN

Seringkali, nyeri tersebut hilang dengan sendirinya. Istirahat, tidur diatas kasur
yang keras, menggunakan obat-obatan anti peradangan nonsteroidal (NSAIDs),
dan mengompres panas dan dingin kemungkinan pengobatan yang cukup. Untuk
banyak orang, tidur pada sisi mereka dengan lutut ditekuk dan sebuah bantal
diantara lutut menghadirkan keringanan. Meluruskan otot yang lumpuh secara
pelan-pelan setelah pemanasan bisa membantu. Peran fisioterapi pada kasus
ischialgia ini dapat membantu meringankan nyeri yang dirasakan. Modalitas yang
digunakan bisa efektif dengan heating yakni SWD (short Wave Diathermi), bisa
juga ditambah TENS untuk membantu memblokir nyerinya.
Penatalaksanaan
1. Obat-obatan: analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.
2. Program Rehabilitasi Medik.
3. Operasi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas dimana
dengan obat-obatan dan program Rehabilitasi Medik tidak dapat membantu.
Program Rehabilitasi Medik bagi penderita Ischialgia adalah :
1. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi,
Exercise, dsb.
2. Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.
3. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.
4. Advis:
Tips untuk penderita Ischialgia:

Hindari banyak membungkukkan badan.

Hindari sering mengangkat barang-barang berat.

Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.

Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.

Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang
panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak
membungkuk.

Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus,


tapi tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.

Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot


punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara baik dan
maksimal.

5. Operasi Disektomi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu


aktifitas dimana dengan obat-obatan dan program Rehabilitasi Medik tidak dapat
membantu.

DAFTAR PUSTAKA
1. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta :
CV. Sagung Seto
2. Wagiu, Samuel A.. 2005. Pendekatan Diagnostik Low Back Pain. Available at
http://neurology.multiply.com/journal/item/24
3. Tim Penyusun, 2010. Profil Kesehatan Puskesmas Kediri Tahun 2010. Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
4. Anonim. 2007. Nyeri Pinggang. FK UNSRI
5. Ngoerah, I Gusti Nengah Gde. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf.
Surabaya : Airlangga University Press
6. WHO. 2003. The Burden of Muskuloskeletal Conditions At The Start of The
New Millenium. Geneva : WHO Library Cataloguing-in-Publication Data
7. Kent & Keating. 2005. The Epidemiology of Low Back Pain

Anda mungkin juga menyukai