PENGGUNAAN LISTRIK
(Studi Kasus Penggunaan listrik di Kelurahan 7 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 RT
047 RW 017 Palembang)
DISUSUN OLEH
Nyimas Amalia R.H
13222074
Dosen Pembimbing:
DRA. Rohil, MS
I.
PENDAHULUAN
Dewasa ini telah terjadi perkembangan dan perubahan yang besar
dalam kehidupan masyarakat. Keterbukaan dan semakin mudahnya
mendapatkan akses informasi disertai demokratisasi dalam kehidupan,
menjadikan semakin berkembangnya pola pikir dan wawasan masyarakat.
Perubahanperubahan yang terjadi di bidang sosial, budaya, ekonomi,
politik menambah pemahaman masyarakat untuk dapat memperoleh
pelayanan yang memuaskan disegala aspek kehidupan. Saat ini bangsa
Indonesia sedang mengalami perubahan disegala bidang. Setiap instansi,
pemerintah maupun swasta, instansi profit maupun non profit baik yang
bergerak di bidang produksi barang ataupun jasa harus dapat berusaha untuk
dapat bertahan dan terus berkembang. Instansi yang melibatkan banyak
khalayak akan terus tersorot dan dikupas seiring dengan keterbukaan
informasi saat ini sehingga penciptaan, penanaman, pemeliharaan, dan
peningkatan citra positif sangat dibutuhkan bagi seluruh instansi supaya
para stakeholders / khalayak memiliki kepercayaan pada instansi yang akan
berpengaruh pada keberhasilan instansi itu sendiri, serta adanya komunikasi
yang terjalin baik dan saling pengertian antara instansi dan publiknya. Pada
instansi atau organisasi yang menyediakan layanan jasa akan terasa sangat
penting artinya untuk melakukan komunikasi dengan publiknya, mengingat
kepuasan pelanggan / konsumen menjadi aset jangka panjang bagi
kelangsungan hidup usahanya.
Menghemat listrik adalah suatu kegiatan yang dapat membuat konsumsi
energi listrikmenjadi berkurang dengan berbagai cara. Seperti yang terjadi
sekarang ini, bisa dikatakan sedang krisis energi listrik, pemadaman bergilir
terus di lakukan, karena kurangnya kemampuan pasokan untuk memenuhi
kebutuhan listrik (yang kadang kita hambur-hamburkan baik secara sadar
maupun tidak). Jika dapat dilakukan penghematan pemakaian listrik sedikit
saja setiap hari, kebutuhan akan listrik pastinya akan menurun dan mudahmudahan tidak ada pemadaman listrik bergilir lagi. Selain itu, bila kita
hemat tentunya tagihan listrik juga akan lebih murah (Adrianti, 2010).
Konsep budaya hemat energi dikenal dengan manajemen di sisi
pengguna energi atau lebih sering disebut demand side managemant,
Butir Pertanyaan
Apakah Bapak/Ibu menggunakan alat elektronik
ya
tidak
AC ?
Apakah Bapak/Ibu paham jika menggunakan
alat elektronik tersebut akan menaikkan tagihan
3.
listrik?
Apakah listrik di rumah ini hidup sepanjang hari
4.
(siang-malam) ?
Apakah di rumah Bapak/Ibu pemakaian listrik
5.
PertanyaanTerbuka:
1. Bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan penghematan listrik dalam
kehidupan sehari-hari ?
2. Bagaimana kritik dan saran untuk perbaikan mutu listrik ke depan
terutama untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN) ?
Resp. 1
Ya Tidak
Resp. 2
Ya Tidak
Resp. 3
Ya tidak
Resp. 4
Ya tidak
Resp. 5
Ya tidak
1.
2.
3.
4.
5.
Resp. 6
Resp. 7
Resp. 8
Ya Tidak Ya Tidak Ya tidak
6.
Resp. 9
Ya tidak
Resp. 10
Ya tidak
7.
8.
9.
10.
No.
kipas angin sebanyak 3 buah tapi hanya menghidupkan satu kipas dan
selebihnya pada lampu hidup sepanjang hari (siang dan malam).
2. Saran bagi PLN, jangan terlalu sering memadamkan lampu karena dapat
menghambat pekerjaan saya. Soal biaya tagihan listrik tidak menjadi
masalah, menurut saya tarif normal dan sesuai dengan pemakaian saya yang
berkisar 200 ribu keatas per bulannya.
Responden 3 (Rumah Ibu Desi)
1. Penghematan yang saya lakukan yaitu pada siang hari semua lampu
dimatikan, kemudian setelah pemakaian mesin cuci, magic com arus
listrik langsung saya matikan.
2. Saran saya bagi PLN kalau bisa biaya listrik jangan dinaikkan.
Responden 4 (Rumah Ibu Nurjanah)
1. Penghematan listrik yang kami lakukan seperti mematikan lampu yang
tidak diperlukan, menggunakan alat elektronik sesuai kebutuhan,
walaupun TV ada 2 buah tapi hanya menghidupkan 1 TV yang ada di
ruang tamu, sekarang biaya sedikit naik karena anak-anak saya sering
menggunakan setrika di pagi hari. Tapi tidak terlalu jadi masalah
karena tagihan listrik masih berkisar sebanyak 100 ribu rupiah per
bulan.
2. Komentar untuk PLN, tagihan listrik sesuai dengan pemakain dan tidak
terlalu jadi masalah soal listrik, karena menurut saya biaya masih wajar
karena sesuai pemakaian.
Responden 5 (Rumah Ibu Rosmala)
1. Penghematan yang saya lakukan cukup dengan mematikan semua
lampu yang tidak diperlukan, membatasi pemakaian barang-barang
elektronik.
2. Komentar seputar listrik sepertinya tidak ada karena pembayaran
listrik dirumah ini masih tergolong murah, kami menggunakan listrik
yang bersubsidi, daya yang terpasang hanya 900 kwH. Soal tagihan
listrik perbulan tidak menjadi masalah yang begitu berarti.
Responden 6 (Rumah Bapak Arman)
1. Penghematan listrik sebaiknya dilakukan dengan cara mengurangi
pemakaian listrik, akan tetapi dirumah ini kami sulit melakukan
serta biaya tagihan perbulan yang hanya berkisar 100 ribu sampai 105
ribu rupiah.
Responden 10 (Rumah Bapak Nasir)
1. Untuk menghemat listrik dirumah ini, cara yang dilakukan antara lain
pada saat siang hari lampu dimaktikan, pada saat tidur semua lampu
kamar dimatikan, kipas angin dan TV dipakai seperlunya, ketika
menghidupkan mesin air maka kulkas dimatikan, karena jika beberapa
alat elektronik dihidupkan pada saat bersamaan seringkali daya tidak
terangkat dan listrik pun padam. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh
daya yang digunakan dirumah ini kecil yaitu hanya 450 kwH.
2. Saran untuk PLN, kami ingin pada saat dihubungi untuk perbaikan
gardu listrik pelayanan dapat dipercepat, karena pekerja PLN kurang
tanggap dan kurang respon ketika dimintai bantuan. Gardu listrik di
tempat kami ini sering mengalami kerusakan karena gardu ini sudah
cukup tua, sehingga seringkali listrik di jalur kami padam dan temapt
lain listrik hidup.
B. ANALISIS DATA
Dari
hasil
wawancara
mengenai
Respon
masyarakat
terhadap
penghematan dan penggunaan listrik diperoleh data yang cukup valid, dari 10
responden, lima diantaranya sangat menerapkan penghematan listrik karena
tagihan listrik perbulan tidak mengeluarkan biaya yang besar. Serta kebiasaan
penggunaan listrik yang sedikit. Serta lima diantara responden juga
mengatakan bahwa penghematan listrik penting, tapi mereka sulit untuk
melakukan penghematan karena kebutuhan listrik dirumah harus selalu hidup
dan sepanjang hari rumah harus terang, belum lagi kebutuhan lain seperti TV
yang selalu dihidupkan, serta penggunaan elektronik lain baik laptop dan
handphone yang butuh diisi ulang baterainya. Serta ada dua rumah penduduk
yang memiliki usaha dagang dan bengkel mobil, mereka mengatakan listrik
harus hidup sepanjang hari, contohnya, pedagang ini memiliki 2 kulkas yang
hidup selama 24 jam untuk menjual beberapa minuman dingin dan es batu serta
pemilik bengkel mengatakan pengecatan, pengelasan mobil, serta perbaikan
bodi mobil yang menggunakan karbit harus selalu terpasang dengan aliran
listrik. Rumah pemilik usaha bengkel mobil ini mempunyai daya listrik yang
paling tinggi yaitu 2200kwH serta pembayaran tagihan listrik yang cukup besar
yakni 800 ribu rupiah perbulan.
Beberapa rumah memiliki daya listrik yang berbeda-beda, ada yang
memiliki daya 1300 kwH, 900 kwH, dan yang paling kecil 450 kwH. Faktor
daya listrik juga yang menjadi salah satu penyebab banyak sedikitnya tagihan
listrik perbulan. Akan tetapi, rumah yang memiliki daya 1300 kwH yang
kurang menerapkan penghematan tidak mengatakan keberatan masalah tagihan
listrik yang besar setiap bulan karena tagihan yang besar itu sesuai dengan
pemakaian listrik setiap hari yang mereka gunakan.
Beberapa rumah yang memiliki daya listrik 900 kwH juga tidak merasa
keberatan dengan tagihan listrik perbulan, beberapa rumah penduduk ini
tagihan listriknya berkisar antara 70-100 ribu perbulan. Mereka hanya
menyampaikan saran untuk PLN agar tidak menaikkan tarif dasar listrik per
kwH, serta sebaiknya PLN jangan terlalu memadamkan aliran listrik, karena
sangat menghambat aktifitas.
Dari data tersebut semua responden mengatakan jumlah tagihan listrik
perbulan sesuai dengan apa yang mereka gunakan sehari-hari dirumah. Tagihan
listrik dapat dinaikkan karena naikknya bahan bakar minyak yang menjadi
bahan utama sebagai pembangkit listrik. Jika pemerintah memberikan subsidi
yang sesuai bagi PLN, maka kenaikan listrik juga tidak terjadi. Khususnya di
Indonesia 60 % masih menggunakan solar sebagai pembangkit listrik.
Kebiasaan penghematan listrik selain mematikan listrik di siang hari, pada saat
tidur atau menggunakan alat elekronik seperlunya, hal lain yang bisa dilakukan
yaitu dengan cara menggunakan lampu hemat energi yang sekarang sudah
diiklankan setiap hari di televisi.
Menurut Rizki (2010) Lampu hemat energi merupakan salah satu elemen
penting yang menjadi salah satu pilar gerakan hemat energi. Seperti yang telah
kita ketahui bahwa adanya krisis energi listrik di Indonesia mempengaruhi
berbagai aspek strategis yang ada di negara kita. Adanya fakta krisis energi
listrik tersebut, mengakibatkan timbulnya upaya konkrit dari pemerintah untuk
menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Instruksi Presiden Nomor 10
Tahun 2005 yang menjelaskan tentang penghematan energi bahwa penggunaan
lampu hemat energi dapat dijadikan salah satu alternatif solusi untuk
DAFTAR PUSTAKA
Adrianti. 2010. Pelatihan Penghematan Pemakaian Energi Listrik. http://
repository.unand.ac.id/5376/1/51_ADRIANTI.pdf. Diakses pada hari
Sabtu, 20 Desember 2015 pukul 12.30 WIB.