Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PANGAN DAN KEBUTUHAN MANUSIA


1. Pengertian Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air , baik yang diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman ( UU RI No.
7 th.1996 tentang Pangan ). Dan gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam
pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta tanamannya yang
bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Bagi tumbuhan, pangan disintesis sendiri dengan energi sinar matahari, mikro organisme
hanya memerlukan sumber energi yang sederhana. Untuk hewan memerlukan pangan antara lain
berupa tanaman dalam bentuk molekul yang komplek.
Kekurangan pangan, dapat menimbulkan akibat yang sulit ditoleransi, terutama pada
anak-anak balita sehingga masalah pangan menjadi sangat penting dan menentukan tingkat
kesehatan (fisik, mental, sosial).
Kekurangan pangan di Indonesia muncul dalam bentuk: (1) malnutrisi (KKP); (2)
Kekurangan vitamin A; (3) Gondok endemik dan kretinin; (4) Anemia gizi (kekurangan zat besi).
Kekurangan pangan dan gizi, terutama pada balita dapat menurunkan kualitas
manusianya, sehingga kualitas SDM dapat sangat terbatas.
Kebijakan pemerintah yang semula dengan program B1MAS, INMAS, INSUS,
kemudian SUPRA INSUS ; Peningkatan nilai gizi konsumsi pangan melalui pogram perbaikan
menu makanan rakyat (PMMR) serta penganekaragaman bahan makanan yang bergizi.
Setelah adanya UU RI No. 7 th.1996 tentang Pangan, Pemerintah mengenai pangan
dicanangkan dengan program ketahanan pangan yang mempunyai makna : Suatu kondisi
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup,
baik jumlah maupun mutunya, aman merata dan terjangkau.

2. Kebutuhan Kalori Bagi Manusia

Gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi
pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Kebutuhan pangan bagi manusia, sebetulnya sukar ditentukan dan sangat tergantung
pemilihan bahan jumlah dan kondisinya.
Tingkat efisiensi dalam tubuh sangat tergantung komposisi, sistem pencernaan, ukuran
tubuh, jenis pekerjaan, umur juga tingkat kesehatan manusianya.
Di Indonesia saat ini menetapkan ketahanan pangan sebagai programnya yang bertujuan :
(1) Menjamin ketersediaan pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan; (2)
Harga terjangkau bagi setiap keluarga; (3) Dengan memperhatikan pendapatan petani, peternak
dan nelayan.
Kebutuhan manusia akan menu pangan tergantung antara lain pada umur, misalnya: (1)
Balita membutuhkan menu yang berkualitas tinggi dengan kuantitas yang cukup; (2) Manusia
usia efektif memerlukan menu berkualitas cukup dengan kuantitas sesuai dengan pekerjaannya;
(3) Manula kebutuhan menu disesuaikan kondisinya.
Visi Ketahanan pangan: (1) Ketersediaan pangan yang cukup, merata, aman, dan
terjangkau; (2) Optimasi sumber daya domestik melalui intensifikasi, ekstensifikasi,
diversifikasi, dan rehabilitasi; (3) Pengolahan pangan (agroindustri) agar pendapatan meningkat;
(4) Sistem distribusi pangan; (5) Keanekaragaman pangan; (6) Taraf hidup meningkat.
Program BIMAS, INMAS, INSUS, SUPRA INSUS dan yang terakhir SUPRA INSUS +
CORPORATE FARMING telah berhasil mewujudkan swasembada beras tahun 1984 namun
mengalami fluktuasi sampai dewasa ini.
Penyebab fluktuasi tersebut antara lain: (1) Iklim; (2) Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT); (3) Bencana alam; (4) Krisis moneter; (5) Lahan produktif yang menurun; (6) Penerapan
teknik budidaya yang belum ramah lingkungan; (7) Seringkali kurang adanya keperpihakan pada
petani.
Permasalahan umum yang dihadapi antara lain: (1) Jumlah penduduk masih meningkat;
(2) Masih ada alih fungsi tanah produktif di Jawa; (3) Bergesernya konsumsi dari beras ke non
beras; (4) Tuntutan kualitas dan kuantitas lebih besar; (5) Rusaknya keseimbangan hayati; (6)
Makin menyempitnya areal hutan terutama di Jawa.

Anda mungkin juga menyukai