Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Penelitian Epidemologi


Menurut Soetrisno Hadi, Pengertian Penelitian ialah usaha untuk menemukan,
menguji dan mengembangkan kebenaran suatu pengetahuan, usaha manakah yang
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
Hill Way mengemukakan pendapatnya mengenai Pengertian Penelitian merupakan
suatu metode studi yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segala bentuk fakta
yang dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah
tersebut.
Dari

pengertian

penelitian

yang

diungkapkan

para

ahli

di

atas, dapat

disimpulkan bahwa Pengertian Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk


menemukan, menguji dan mengembangkan kebenaran suatu pengetahuan atau
masalah guna mencari pemecahan terhadap masalah tersebut.
alam penelitian terdapat lima unsur yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :
1. Unsur ilmiah, adalah penggunaan ilmu pengetahuan dan langkah-langkah
penelitian sebagai metode dari berpikir. Langkah-langkah penelitian yang
dimaksud ialah mulai dari pernyataan masalah, pengumpulan data
dan penyusunan

hipotesis sampai

dengan

penarikan

kesimpulan

dan

melaporkan hasilnya.
2. Unsur penemuan, berarti berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang mengisi
kekosongan atau kekurangan.
3. Unsur pengembangan, berarti memperluas dan menganalisis lebih dalam apa
yang telah ada. Dalam hal ini seseorang sudah pernah meneliti sesuatu objek
tertentu, akan tetapi hasilnya belum memuaskan; sehingga hasil penelitian
tersebut masih perlu dikembangkannya.
4. Unsur pengujian kebenaran, ini diartikan sebagai mengetes hal-hal yang
masih diragukan kebenarannya.

5. Unsur pemecahan masalah, dalam hal ini dimaksudkan untuk membuat


pemecahan apabila dalam penelitian didapat berbagai masalah.

Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi =
pada, Demos = penduduk, Logos = ilmu), sehingga epidemiologi dapat diartikan
sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan menurut WHO,
epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan kesehatan yang berkaitan
dengan kejadian di populasi dan aplikasi dari studi untuk pemecahan masalah
kesehatan.
Penelitian epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema kesehatan.
Dengan penelitian epidemiologi dapat diungkap kejadian, distribusi dan determinan
suatu penyakit atau status kesehatan tertentu dalam masyarakat, dan faktor-faktor
yang berperan.
B. Macam-macam Penelitian Epidemiologi
Menurut sejarah perkembangannya Epidemiologi dapat dibagi menjadi 2 :
1. Epidemiologi klasik : terutama mempelajari tentang penyakit menular wabah
serta

terjadinya

penyakit

menurut

konsep

epidemiologi

klasik.

Epidemiologi klasik terutama mempelajari tentang penyakit menular wabah


serta terjadinya penyakit menurut konsep epidemiologi klasik. Wabah
merupakan kejadian berjangkitnya suatu penyakit dalam masyarakat dengan
jumlah penderita meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu, serta dapat menimbulkan malapetaka.
Wade Hampton Frost (1972), mendefinisikan epidemiologi sebagai suatu
pengetahuan tentang fenomena missal penyakit infeksi atau sebagai riwayat
alamiah penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu penekanan

perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang


mengenai masyarakat.
Greenwood (1934), mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas di
mana dikatakan bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala
macam kejadian yang mengenai kelompok penduduk. Pengertian ini yang
kemudian

menjadi

dasar

berkembangnya

epidemiologi

klasik

yang

disempurnakan ke dalam cakupan yang lebih luas lagi pada epidemiologi


modern.
2. Epidemiologi modern merupakan sekumpulan konsep yang digunakan dalam
studi epidemiologi yang terutama bersifat analitik, selain untuk penyakit
menular wabah dapat diterapkan juga untuk penyakit menular bukan wabah,
penyakit tidak menular serta masalah-masalah kesehatan lainnya.
Penelitian epidemologi dapat dibagi menjdi 2 kelompok :
1. Epidemiologi deskriptif, yaitu suatu penelitian yang tujuan utamanya
melakukan eksplorasi diskriptif terhadap fenomena kesehatam masyarakat
yang berupa risiko ataupun efek.
Epidemiologi deskriptif adalah cabang epidemiologi yang mempelajari
tentang kejadian dan distribusi penyakit. Distribusi penyakit dikelompokkan
menurut faktor orang (who), tempat (where), dan waktu (when).
Karakteristik orang dapat dibedakan lagi menjadi faktor usia, jenis kelamin,
golongan etnik, status perkawinan, pekerjaan, status sosial ekonomi, dan
agama. Tujuan dari epidemiologi deskriptif ialah untuk menggambarkan
distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga kelompok mana
di masyarakat yang paling banyak terserang. Faktor usia merupakan variable
yang

harus

diperhitungkan

dalam

studi

epidemiologi.

Faktor

usia

berhubungan dengan rasio morbiditas dan rasio mortalitas dari suatu populasi.
Hubungan faktor usia dengan mortalitas secara umum dapat dikatakan akan
meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain faktor penyebab penyakit, pengalaman terpapar


penyakit, pekerjaan, kebiasaan hidup, dan adanya perubahan dalam kekebalan
tubuh. Sedangkan hubungan faktor usia dengan morbiditas terletak pada
frekuensi penyakit, dan berat-ringannya suatu penyakit. Selain berhubungan
dengan mortalitas dan morbiditas suatu penyakit, faktor usia juga
berhubungan dengan tipe, kegawatan, dan bentuk klinis dari suatu penyakit.
Faktor jenis kelamin dapat mempengaruhi distribusi masalah kesehatan.
Beberapa penyakit dilihat dari frekuensinya dapat berbeda antara pria dan
wanita. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup,
genetika, dan kondisi fisiologis. Contoh penyakit yang hanya menyerang
wanita : karsinoma uterus, karsinoma mamae, karsinoma serviks, kista ovarii,
dan adneksitis. Contoh penyakit yang hanya menyerang pria : karsinoma
penis, orsitis, hipertrofi prostat, dan karsinoma prostat.
Faktor golongan etnik adalah sekelompok manusia dalam suatu populasi yang
memiliki kebiasaan hidup atau sifat biologis dan genetis yang sama. Golongan
etnik dibedakan atas ras, dan etnik atau suku bangsa. Pengelompokan menurut
ras lebih didasarkan pada warna kulit dan bentuk tubuh. Dikenal 3 ras utama,
yakni caucasoid, negroid, dan mongoloid. Adanya penyakit tertentu yang
secara genetik berhubungan dengan ras yaitu sicle cell anemia. Sedangkan
pengelompokan dalam suku bangsa (etnik) didasarkan pada tempat tinggal,
adat istiadat, kebiasaan hidup, keadaan sosial ekonomi, maupun susunan
makanannya. Timbulnya perbedaan frekuensi penyakit atau kematian
mungkin disebabkan oleh hal-hal tersebut. Contohnya adalah perbedaan
pengalaman penyakit malaria ataupun filaria bagi penduduk Jawa dan Irian
Jaya.
2. Epidemiologi analitik yaitu penelitian yang mencoba untuk menggali
bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan dapat terjadi yaitu dengan
melakukan analisis hubungan antar fenomena, baik antara faktor risiko
dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar efek,

Epidemologi Analitik dapat dibagi menjadi 2 :


1. Non eksperimental (Observasi) adalah suatu penelitian dimana pengamatan
terhadap fenomena kesehatan dilakukan dalam keadaan apa adanya tanpa
intervensi peneliti.
2. Eksperimental atau penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental
yang dilakukan terhadap masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan atau
manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan tersebut diobservasi,
baik secara individual maupun kelompok. Penelitian dapat melakukan
manipulasi / mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan
cause and effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi,
kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah
ilmiah lainnya.
C. Pengertian Populasi dan Sampel
Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Itulah definisi populasi dalam
penelitian.
Populasi di sini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan tetapi juga
benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada
pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua karakteristik,
sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. Bahkan satu orangpun bisa
digunakan sebagai populasi, karena satu orang tersebut memiliki berbagai
karakteristik, misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain
sebagainya.
Pengertian populasi menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Menurut, Ismiyanto, populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas


subjek penelitian yang dapat berupa; orang, benda, / suatu hal yang di
dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data)
penelitian.
2. Sedangkan Arikunto, Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
3.

maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.


menurut Sugiyono, Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas,
obyek/subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur
tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan
adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti
dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang akan diambil dari
populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat mewakili.

D. Teknik Sampling
Teknik Sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai
macam teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan dipakai dalam
penelitian. Teknik sampling pada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua)
macam yaitu probability sampling dan non-probability. Probability sampling adalah
suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Non
probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik probability sampling antara lain adalah :


1. Simple random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa
memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini dapat
lakukan jika anggota populasi dianggap homogen.
2. Dispropotionate Stratified Random Sampling: Suatu teknik yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi
kurang proporsional.
3. Proportionate stratified random sampling: salah satu teknik yang
digunakan jika populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen
serta berstrata secara proporsional.
4. Area sampling (Cluster sampling): Teknik sampling daerah dipakai untuk
menentukan sampel jika objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas,
seperti misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau dari suatu
kabupaten.
Teknik non probability sampling antara lain adalah :
1. Sampling Sistematis: suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
2. Sampling Kuota: Teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari
populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang
diinginkan. Seperti misalnya, jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang
maka sampel perempuan juga sebanyak 70 orang.

3. Sampling aksidental: Sauatu teknik penentuan sampel berdasarkan


kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat dipakai sebagai sampel, jika dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber data.
4. Purposive Sampling: Suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu atau sleksi khusus. Seperti misalnya misalnya, kamu meneliti
kriminalitas di Kota atau daerah tertentu, maka kamu mengambil informan
yaitu Kapolresta kota atau daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan
seorang korban kriminal yang ada di kota tersebut.
5. Sampling Jenuh: Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering sekali dilakukan jika
jumlah populasi relatif kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif
kecil.
6. Sampling Snowball: Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil atau sedikit, lalu kemudian membesar. Atau sampel berdasarkan
penelusuran dari sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya, penelitian
mengenai kasus korupsi bahwa sumber informan pertama mengarah kepada
informan kedua lalu informn seterusnya.
E. Teknik Sampling yang Cocok untuk Kasus pada Skenario
Diketahui pada skenario bahmwa drg. Monad ngin melakukan penelitian
epidemologi tentang keersihan mulut di kecamatan sigara. Penelitian dilakukan pada
30 SD dengan jumlah siswa sebanyak 5610. Menurut kelompok kami teknik
sampling yang digunakan adalah teknik probability sampling karena data yang
dihasilkan dengan menggunakan teknik samplng ini lebih representatif daripada

teknik sampling non probability, karena seluruh individu dalam populasi tersebut
memiliki kesmpatan yang sama untuk mejadi sampel dari penelittian.
Teknik probability sampling terbagi lagi menjadi teknik simpel random sampling,
teknik proprtionate random sampling, teknik disproportionate random sampling dan
cluster sampling. Menurut kelompok kami teknik sampling yang cocok adalah teknik
simpel random sampling, pada teknik ini sampel diambil dari populasi secara acak
tanpa memperhatikan strata pada populasi tersebut dan cara ini dilakukan apabila
anggota populasi dianggap homogen. Sampel diambil secara merata pada 30 SD di
kecamatan sigara dan apabila jumlah siswa di tiap SD jumlahnya berbeda maka
sampel yang diambil jumlahnya di proporsionalkan.

Daftar Pustaka
1. Budiarto,

Eko.2003. Pengantar

Epidemiologi.

Jakarta:

Penerbit

Buku

Kedokteran EGC
2. Gerstman, B. Burt. 2003. Epidemiology Kept Simple: An Introduction
to Traditional and

Modern

Buku Kedokteran EGC.


3. Murti, Bhisma. 2003. Prinsip

Epidemiology.
dan

Metode

Jakarta: Penerbit
Riset

Epidemiologi.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


4. Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
5. Moh. Pabundu Tika, 2005. Metode Penelitian Geografi. Yang Menerbitkan
PT Bumi Aksara : Jakarta
6. Beaglehole, R., R. Bonita, T. Kjellstrom. Basic Epidemiology. Geneva : World
Health Organization. 1993
7. Chandra, Budiman. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta :
EGC. 1996.
8. Gordis, Leon. Epidemiology Third Edition. Philadelpia: Elsevier Saunders,
2004.

9. Kuntoro, H. Jurnal Konsep Desain Penelitian. Surabaya: Guru Besar Ilmu


Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga. 2006.
10. Murti, Bhisma. Prisnsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 1997.
11. Notoatmodjo, Soekidjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
12. Schlesselman, James J. Case-Control Studies. New York : Oxford University
Press. 1982.

Anda mungkin juga menyukai