Anda di halaman 1dari 25

Somatic Symptom

and Related
Disorders

Perbedaan dari DSM


IV
ke
DSM
5
DSM 5 Somatic
DSM IV
Somatoform Disorder

Symptom Disorder and


related
disorders
Somatic Symptom Disorder

-Somatization Disorder

-Illness Anxiety Disorder

-Undifferentiated Somatoform Disorder

-Conversion Disorder

-Conversion Disorder

-Psychological factors affecting a medical condition

-Pain Disorder

-Factitious Disorder

-Hypochondriasis

-Other specific and nonspecific somatic symptom disorders

-Body Dysmorphic Disorder


-Somatoform Disorder NOS

Somatic Symptom Disorder


Ditandai dengan adanya tanggapan 6 bulan yang umum
dan non-delusi, disertai rasa khawatir, ato ide bahawa diri
sendiri memiliki penyakit serius berdasarkan
misinterpretasi diri terhadap keluhan yang dialami.
Rasa khawatir ini mengakibatkan distress yang signifikan
dan mengganggu kehidupan seseorang; tidak ditandai
oleh masalah psikiatrik atau gangguan kesehatan yang
lain

Epidemiologi
Prevalensi 6 bulan : 4%-6%
Jenis kelamin
:Laki-laki = Wanita
Usia
: terjadi pada semua usia, paling sering
pada usia 20-30 tahun

Etiologi
Sick Role
Pasien dengan masalah yang tidak boleh ditangani, sehingga
kondisi sakit memberikan jalan keluar kepada pasien.

Pertahanan terhadap rasa bersalah


Pasien merasakan diri sendiri bersalah, atau kurang percaya diri,
sehingga rasa nyeri menjadi penebusan dosa, atau dapat dialami
sebagai hukuman pantas untuk kesalahan masa lalu (nyata atau
imajiner).

Diagnosis

Gambaran Klinis
Pasien mempercayai bahawa diri mereka mempunyai
penyakit yang masih belum terdeteksi.
Keyakinan mereka tetap bertahan meskipun hasil
laboratorium negatif, dan tidak ada jaminan dari dokter.
Gangguan somatoform sering disertai dengan gejala
depresi dan kecemasan dan sering berdampingan dengan
gangguan depresi atau kecemasan.

Diagnosis Banding

Illness Anxiety Disorder


Conversion Disorder
Delusional Disorder
Factitious Disorder

Terapi
Perawatan psikiatris yang berfokus pada pengurangan
stres dan edukasi terhadap mengatasi penyakit kronis.
Psikoterapi kelompok.
Terapi perilaku, terapi kognitif, dan hypnosis.
Pemeriksaan fisik yang rutin membantu meyakinkan
pasien bahwa dokter tidak mengabaikan mereka dan
bahwa keluhan mereka ditanggapi serius.

Prognosis
35%-50% dari semua pasien dengan gangguan
somatoform akhirnya membaik secara signifikan
Prognosis yang baik diasosiasikan dengan status sosial
ekonomi yang tinggi, kepatuhan pengobatan kecemasan
atau depresi, tidak adanya gangguan kepribadian, dan
tidak adanya kondisi medis nonpsychiatric terkait

Illness Anxiety Disorder


Rasa khawatir sakit, atau bakal menjadi sakit
Kurang, atau tidak ada gejala somatic (dibanding Somatic
Symptom Disorder)
Pada pasien yang memang ada penyakit, namun rasa
cemas berlebihan dengan kondisi mereka dan
membayangkan kemungkinan hasil terburuk

Epidemiologi
15% populasi umum khawatir menjadi sakit dan lumpuh.
Lebih sering di orang muda.

Etiologi
Etiologi tidak diketahui
Sick Role
Pasien dengan masalah yang tidak boleh ditangani, sehingga
kondisi sakit memberikan jalan keluar kepada pasien.

Orang yang disayangi yang meninggal dikarenakan


penyakit mungkin menjadi stimulus.

Diagnosis

Gambaran Klinis
Pasien mempercayai bahawa diri mereka mempunyai penyakit
yang masih belum terdeteksi.
Keyakinan mereka tetap bertahan meskipun hasil laboratorium
negatif, dan tidak ada jaminan dari dokter.
Kekhawatiran pasien menganggu interaksi pasien bersama
keluarga, teman, dan rakan sejawat.
Pasien sering browsing di Internet untuk mencari tahu tentang
penyakit mereka khawatirkan, dan menyimpulkan yang
terburuk dari informasi (atau informasi salah) yang ditemukan

Diagnosis Banding
Somatic Symptom Disorder
Delusional beliefs
Obsessive Compulsive Disorder

Terapi
Psikoterapi kelompok.
Terapi perilaku, terapi kognitif, dan hypnosis.
Farmakoterapi mungkin bisa membantu dalam
mengurangi rasa cemas yang dialami pasien, namun,
hanya bersifat memperbaiki dan tidak dapat
menghilangkan keluhan.

Prognosis
Prognosis yang baik diasosiasikan dengan status sosial
ekonomi yang tinggi, kepatuhan pengobatan kecemasan
atau depresi, tidak adanya gangguan kepribadian, dan
tidak adanya kondisi medis nonpsychiatric terkait

Functional Neurological Symptom


Disorder (Conversion Disorder)
Ditandai oleh adanya
satu atau lebih gejala
neurologis (seperti
paralisis, kebutaan,
dan parestesia) yang
tidak dapat dijelaskan
oleh gangguan
neurologis atau
medis yang diketahui

Epidemiologi
5%-15% konsultasi psikiatri di rumah sakit umum.
Rasio wanita terhadap pria pada usia dewasa adalah 2 berbanding 1

dan sebanyak-banyaknya 10 berbanding 1.


Gejala lebih umum di sisi kiri daripada sisi kanan tubuh pada wanita.
Lebih mungkin kemudiannya berkembang menjadi gangguan
somatisasi.
Onset: kanak-kanak akhir dewasa awal
Sering ditemukan pada populasi pedesaan, pendidikan rendah,
dengan tingkat intelegensi rendah, dengan status sosioekonomi
rendah, dan anggota militer yang menghadapi pertempuran

Etiologi
Faktor psikoanalitik
Represi konflik intrapsikis bawah sadar dan konversi kecemasan
ke dalam suatu gejala fisik. Gejala yang timbul merupakan
ekspresi sebagian keinginan atau dorongan yang dilarang tapi
tersembunyi, sehingga pasien tidak perlu secara sadar
berhadapan dengan impuls mereka yang tidak dapat diterima.

Gambaran Klinis

Gangguan Sensoris
Gangguan Motorik
Kejang
Lain-lain
Primary Gain
Secondary Gain
La Belle Indefference

Diagnosis Banding
Myastenia Gravis, Poliomyositis, Multiple Sclerosis, dan
Myopati
Guillain Baree, penyakit Creutzfeldt-Jakob
Apabila gejala-gejala tersebut dapat diatasi dengan
sugesti, hipnotis, serta obat-obatan seperti Amobarbital
(Amytal) dan Lorazepam (Ativan) kemungkinan penyakit
tersebut adalah gangguan Konversi.

Terapi
Terapi Hipnotis, obat-obatan anxyolitik, serta pelatihan
relaksasi tingkah laku ternyata cukup efektif.
Obat-obatan parenteral seperti Amobarbital atau
Lorazepam juga efektif.
Psikoterapi yang dianjurkan adalah terapi yang bersifat
singkat dan dilakukan dalam jangka yang pendek.

Anda mungkin juga menyukai