Anda di halaman 1dari 23

HISTOPATOLOGI

FORENSIK

DEFINISI
Histologi
Histo = jaringan
Logos = ilmu
Ilmu yang mempelajari struktur anatomi dan
jaringan di bawah mikroskop (tingkat seluler).

Patologi
Ilmu yang mempelajari tentang penyakit,
penyebab, mekanisme, dan perubahanperubahannya, dilihat dari tingkat selular

Mekanisme kematian yang tidak dapat


dilihat secara makroskopis, 40% kasus
dapat ditentukan dari pemeriksaan
histopatologi.
Diagnosis penyebab kematian dapat
ditegakkan dari hasil histologi pada
8,4% kasus.
Temuan mikroskopis turut membantu
menentukan cara kematian pada 13%
kasus

Hasil pemeriksaan histologi turut membantu


memberikan informasi tambahan atas
kondisi medis mayat sebelum kematian
pada sekitar 49% kasus
Luka tampak lebih jelas melalui pemeriksaan
histologi pada sekitar 22% kasus

Pemeriksaan histologi rutin dilakukan


pada beberapa organ vital saat autopsi

INTRAVITALITAS LUKA
Luka pada tubuh mayat:
Luka terjadi sebelum atau sesudah
kematian?
Jika terjadi sebelum kematian, berapa lama
umur luka terhitung sejak kematian?

30 min 4 Sebukan PMN di sekitar pembuluh darah. Sel Mas (basofil)


mulai kehilangan granula. Mulai timbul fibrin.
hours
4 12
hours

Sebukan sel-sel leukosit semakin jelas, mayoritas adalah PMN,


juga terdapat beberapa sel mononuklear. Endotel pembuluh
darah mulai mengalami edema dan timbul celah-celah antar
endotel.

12 24
hours

Sel-sel leukosit mulai membentuk gambaran palisade, PMN


berkurang namun makrofag dan sel mononuklear meningkat
jumlahnya. Fibroblas mulai bermitosis, jaringan nekrosis mulai
tergantikan.

24 72
hours

Infiltrasi leukosit mencapai puncaknya pada jam ke-48, semakin


banyak sel-sel fibroblas, timbul jaringan granuloma.

3 hari- 6
hari

Mulai terbentuk kolagen, tampak giant cells di sekitar jaringan


nekrotik. Hemosiderin terwarnai mulai hari ketiga.

10- 15 hari Vaskularisasi berkurang dan jumlah sel leukosit menurun.


Fibroblas semakin aktif disertai penurunan kolagen.

INFEKSI PARU

Jaringan paru dengan tuberkel berupa inti yang nekrosis dikelilingi


sel-sel epiteloid, limfosit, dan sel Datia Langhans.

SMOKERS LUNG

LUNG CANCER

Adenocarcinoma; Skuamos Cell Carsinoma; Large Cell Carcinoma; Small Cell Carcinoma

NEKROSIS KORTEKS OKSIPITAL


KIRI

NEKROSIS KASEOSA PADA FRONTOTEMPORAL KANAN

SEMBAB OTAK

NEKROSIS PERKIJUAN DAN SEL


DATIA LANGHANS

INFARK MIOKARD

Akut

Kronis

FORENSIK
MOLEKULER

Forensik
molekuler adalah
ruang
lingkup ilmu forensic pada tingkat
molekul atau DNA. Ilmu ini berguna
untuk membantu identifikasi personal.
Pemeriksaan dengan DNA sangat
spesifik dibanding pemeriksaan lainnya

DNA FINGERPRINT
Prinsip pemeriksaan ini berdasarkan
adanya bagian DNA multilokus yang
merupakan urutan basa tertentu yang
berulang secara unik dan berbeda
antar individu yang disebut variable
number of tandem repeats (VNTR)
Hasil DNA fingerprint dapat
dimanfaatkan untuk kasus mayat tak
dikenal atau uji paternitas

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
FORENSIK

PEMERIKSAAN DARAH
Membandingkan bercak darah di TKP
Digunakan pada kasus penculikan anak, bayi tertukar,
atau kasus ragu ayah
Termasuk pemeriksaan golongan darah

METODE
mikroskopis: digunakan untuk memeriksa
morfologi sel darah yang belum rusak
kimiawi: dilakukan bila sel darah sudah rusak

Pemeriksaan penyaring darah: reaksi benzidin (sepotong kertas


saring digosokan pada bercak darah, ditetes H2O2 20%+reagen
benzidin biru gelap); reaksi fenoftalin (sepotong kertas saring
digosokan pada bercak darah, ditetes H2O2 20% + reagen
fenoftalin merah muda)
Pemeriksaan penentu: menentukan darah atau bukan berdasarkan
temuan pigmen hemin dan hemokromogen
Reaksi Teichman: tampak Kristal hemin HCl berbentuk batang coklat
Reaksi wagenaar: tampak Kristal aseton-hemin berbentuk batang
coklat
Reaksi takayama: tampak Kristal piridin hemokromogen berbentuk
bulu merah jingga atau dadu
Pemeriksaan spektroskopik: muncul tampakan pita-pita absorpsi khas
hemoglobin pada spectrum warna
Pemeriksaan serologik/; menentukan darah manusia atau bukan.
Diperlukan antisera terhadap darah manusia

PEMERIKSAAN CAIRAN
MANI
membuktikan adanya persetubuhan
Membuktikan adanya ejakulasi

METODE
Mikroskopis: penentuan spermatozoa
Tanpa pewarnaan: untuk melihat motilitas spermatozoa (2-3 jam
spermatozoa masih bergerak, masih ditemukan 3-6 hari pasca
persetubuhan, ditemukan hingga 2 minggu pada orang mati)
Dengan pewarnaan: kepala spermatozoa tampak merah, leher
tampak merah muda, ekor tampak kehijauan

Kimiawi: penentuan cairan mani


tes penyaring, reaksi Florence, reaksi berberio
Penentuan golongan darah dari cairan mani
Pemeriksaan bercak mani pada pakaian

PEMERIKSAAN KASUS
TENGGELAM
Pemeriksaan destruksi asam: hasil positif jika pada
jaringan paru ditemukan diatom cukup banyak (45/LPB)
Pemeriksaan getah paru: paru dilepaskan dari
hilusnya, disiram air bersih, iris jaringan perifer
sedalam 1 cm, ambil cairan parunya kemudian lhat
dibawah mikroskop. Cari diatom, ganggang atau alga
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai