Anda di halaman 1dari 21

Definisi Hipertensi

Penyakit darah tinggi atau hipertensi


adalah suatu keadaan di mana
seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal yang
ditunjukkan oleh angka diastolic
(bagian atas) dan angka bawah
(diastolic) pada pemeriksaan tensi
darah menggunakan alat pengukur
tekanan darah baik yang berupa cuff
air raksa (sphygmomanometer)
ataupun alat digital lainnya.

hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi,

Hipertensi Primer
suatu kondisi dimana terjadinya
tekanan darah tinggi sebagai
akibat dampak dari gaya hidup
seseorang dan faktor
lingkungan.Seseorang yang pola
makannya tidak terkontrol dan
mengakibatkan kelebihan berat
badan atau bahkan obesitas,
merupakan pencetus awal untuk

Hipertensi Sekunder
suatu kondisi dimana terjadinya
peningkatan tekanan darah
tinggi sebagai akibat seseorang
mengalami/menderita penyakit
lainnya seperti gagal jantung,
gagal ginjal, atau kerusakan
sistem hormon tubuh.
Sedangkan pada Ibu hamil,
tekanan darah secara umum
meningkat saat kehamilan

Epidemiologi

risiko hipertensi dan penyakit jantung koroner,


lebih banyak dialami oleh pria daripada wanita
saat masih muda
pada umur 45 sampai 54 tahun, prevalensi
hipertensi menjadi lebih meningkat pada wanita.
Secara keseluruhan pada penderita wanita
prevalensi hipertensi akan meningkat seiring
dengan meningkatnya usia, hanya sekitar 3%
sampai 4 % wanita pada umur 35 tahun yang
menderita hipertensi, sementara >75% wanita
menderita hipertensi pada umur 75 tahun
hipertensi dengan tekanan darah 160/90
masing-masing pada pria adalah 12,1% dan pada
wanita angka prevalensinya 12,2% pada tahun
2000.
Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia

Etiologi

Hipertensi esensial
atau hipertensi
primer

Hipertensi
sekunder.

Genetik
Jenis kelamin dan
usia
Diet
Berat badan
Gaya hidup

Penggunaan
kontrasepsi hormonal
(estrogen)
Penyakit parenkim
dan vaskular ginjal
Gangguan endokrin
Coarctation aorta
Neurogenik
Kehamilan
Luka bakar
merokok

Tabel 2.2
Klasifikasi tekanan darah
menurut JNC VII
Kalsifikasi

Tekanan

Tekanan

tekanan

darah

darah

Darah

sistolik

diastolik

(mmHg)
< 120
120 139

(mmHg)
dan < 80
atau 80 89

140 159

atau 90 99

> 160

> 100

Normal
Prehipertensi
Hipertensi
tahap I
Hipertensi

Asupan
Usia
Keturunan

Faktor
Risiko

Jenis
kelamin
Merokok
Obesitas
Stress
Aktifitas
Fisik

Asupan
Natrium
Asupan
Kalium
Asupan
Magnesium
Kalsium

Lanjutan
.
Keturunan : bahwa jika seseorang mempunyai orang tua atau
salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut
mempunyai risiko lebih besar untuk terkena hipertensi daripada
orang yang kedua orang tuanya normal (tidak menderita
hipertensi).
Usia : Beberapa penelitian yang dilakukan, ternyata terbukti
bahwa semakin tinggi usia seseorang maka semakin tinggi
tekanan darahnya.
Jenis kelamin : Jenis kelamin mempunyai pengaruh penting
dalam regulasi tekanan darah. Secara umum tekanan darah pada
laki laki lebih tinggi daripada perempuan.
Merokok : Merokok dapat meningkatkan beban kerja jantung dan
menaikkan tekanan darah.
Obesitas : Kelebihan lemak tubuh, khususnya lemak abdominal erat
kaitannya dengan hipertensi.

Stress

Hubungan antara stres dengan


hipertensi diduga melalaui saraf
simpatis yang dapat meningkatkan
tekanan darah secara intermiten.

Aktifit
as
Fisik

Orang dengan tekanan darah yang


tinggi dan kurang aktifitas, besar
kemungkinan aktifitas fisik efektif
menurunkan tekanan darah.

Asup
an

Asupan Natrium : Garam dapat memperburuk


hipertensi pada orang secara genetik sensitif
terhadap natrium.
Asupan Kalium: konsumsi kalium yang banyak
akan meningkatkan konsentrasinya di dalam
cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik
cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan
tekanan darah.
Asupan Magnesium : suplementasi magnesium
direkomendasikan untuk mencegah kejadian
hipertensi.
Kalsium : peningkatan asupan kalium,
magnesium dan kalsium untuk pencegahan dan
pengelolaan hipertensi.

Renin

Angiotensin I
Angiotensin I Converting Enzyme (ACE)
Angiotensin II

sekresi hormon ADH rasa haus

Urin sedikit pekat & osmolaritas

mengentalkan

Stimulasi sekresi aldosteron dari


korteks adrenal
ekskresi NaCl (garam) dengan
mereabsorpsinya di tubulus ginjal
konsentrasi NaCl di
pembuluh darah

Menarik cairan intraseluler


ekstraseluler

Diencerkan dengan volume

volume darah

volume darah

tekanan darah

tekanan darah

ekstraseluler

Ge
hip jala
ert
en
si

Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur
yang terjadi karena adanya
kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.
Sering buang air kecil
terutama di malam hari
Telinga berdenging

Komplikasi Hipertensi
No Sistem organ
1

Jantung

System
pusat

3
4
5

Ginjal
Mata
Pembuluh
perifer

Komplikasi

Infark miokard
Angina pectoris
Gagal
jantung
kongestif
saraf Stroke
Ensefalopati
hipertensif
Gagal ginjal kronis
Retinopati hipertensif
darah Penyakit
pembuluh
darah perifer

Diagnosis
a) Memastikan bahwa tekanan
darahnya memang selalu tinggi
b) Menilai keseluruhan risiko
kardiovaskular
c) Menilai kerusakan organ yang
sudah ada atau penyakit yang
menyertainya
d) Mencari kemungkinan
penyebabnya.

Diagnosis hipertensi menggunakan


tiga metode klasik yaitu :

a) pencatatan riwayat penyakit


(anamnesis)
b) pemeriksaan fisik
(sphygomanometer)
c) pemeriksaan laboraturium
(data darah,urun,kreatinin
serum,kolesterol).

Non
Farmakologis

Menurunkan berat badan bila


status gizi berlebih
Meningkatkan aktifitas fisik
Mengurangi asupan natrium
Menurunkan konsumsi kafein dan
alkohol

Terapi Farmakologi

Terdapat beberapa data hasil


percobaan klinik yang
membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi, seperti
angiotensin converting enzim
inhibitor (ACEI), angiotensin
reseptor bloker (ARB), beta-bloker
(BB), kalsium chanel bloker (CCB),
dan diuretik jenis tiazide, dapat
menurunkan komplikasi hipertensi
yang berupa kerusakan organ

Anda mungkin juga menyukai