MIE NGES-NGES
Disusun oleh :
Anisa Khairina
Abib Setiawan
Nasya Nauli Cesarea
Fahmi Ilman Fahrudin
Dela Handi Viani
23020113120035
23020113130045
23020113140045
23020113140048
23020113140086
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Kelompok/Kelas
: TEKNOLOGI PANGAN
Tanggal Pengesahan
April 2015
Mengetahui,
Dosen Mata Kuliah Kewirausahaan
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan Wawancara Pengusaha di Tembalang Mie Nges-Nges ini dengan
sebaik-baiknya.
Penulis
mengucapkan
terima
kasih
kepada
Bapak
Ir.
Kustopo
Semarang,
Penulis
April 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan sesuatu
yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keutungan yang diharapkan dengan
cara memproduksi, menjual suatu produk. Yang harus dimiliki seorang pelaku
usaha dalam menjalankan suatu usaha antara lain: skill, tekad, modal, target,
tujuan dan tempat.
Dalam era globalisasi sekarang ini persaingan di dunia kerja semakin
ketat, tidak sedikit orang berlomba-lomba untuk memiliki usaha sendiri.
Khususnya salah satunya di daerah tembalang ini bermacam macam bentuk
usaha. Namun, dalam menjalankan usahanya tersebut tidak sedikit orang
mengalami kegagalan atau bangkrut dalam menjalankan usahanya. Banyak
faktorfaktor yang menjadi pemicu kegagalan usaha tersebut. Untuk itu lah kami
mencoba mewawancarai salah satu pengusaha di tembalang untuk lebih
mengetahui faktor apa saja yang menjadi pemicu kegagalan atau kemunduran
usahanya tersebut dan begitu pula sebaliknya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah kemampuan dalam berpikir
kreatif serta inovatif yang menjadi dasar atau pacuan dalam menghadapi
tantanganz hidup. Dalam artian lain kewirausahaan adalah semangat, perilaku,
dan kemampuan satu individu dalam menangani usaha yang mengarah pada upaya
mencari, menerapkan teknologi, dan carakerja baru (Afiah, 2009).
Wirausahawan juga mempunyai jiwa yang berani mengambil resiko. Hal
ini artinya ia bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi kurang pasti. Resiko yang diambil
misalnya
adalah
melakukan
kegiatan
wirausaha
seorang
diri
ataupun
daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan
baik. Menurut David E. Rye (1996), wirausaha adalah seorang yang
mengorganisasi dan mengarahkan usaha baru. Wirausaha berani mengambil resiko
yang terkait proses pemulaian usaha.
Istilah wiraswasta sering dipakai secara tumpang tindih dengan istilah
wirausaha. Di dalam berbagai literature dapat dilihat pengertian wirauswasta sama
dengan wirausaha, walau di dalam penguraiannya muncul perbedaan antara
pengertian wirausaha dengan wiraswasta.
Istilah wirausaha sebagai padanan entrepreneur dapat dipahami dengan
mengurai istilah tersebut menjadi sebagai berikut:
Wira
Swa
= sendiri
Sta
= berdiri
Swasta = berdiri di atas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas
kemauan dan kemampuan sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa berkewirausahaan adalah hal-hal atau upaya
upaya yang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis
atas dasar kemauan diri dan kemampuan sendiri. Wirausaha/wiraswasta adalah
orang-orang yang memiliki sifat-sifat kewirausahaan/kewiraswastaan dan
umumnya memiliki keberanian dalam mengambil resiko terutama dalam
menangani usaha dengan bijak pada kemampuan dan kemauan sendiri.
2.1. Mie Nges-nges
Terletak di Jalan Sirojudin nomor 5B, Tembalang, Semarang, Mie NgesNges dapat/di temukan. Muhammad Ihsan memulai usaha kuliner dengan latar
belakang pendidikan ilmu komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro, pemilik mie nges-nges yang memiliki nama panggilan
Ison berusaha menerapkan pengetahuannya seputar komunikasi marketing, public
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
3.1.1
Identitas Responden
Nama
TTL
Pendidikan
Diponegoro
Nama Usaha
Jumlah Anggota Keluarga
Sejarah Usaha
3.1.2
konsumen. Oleh karena itu, Ison berinovasi untuk membuat homemade noodle
yang aman, berkualitas, dan enak untuk konsumen nya.
Mie Nges-nges sebenarnya terinspirasi dari kata nges. Kata ini termasuk
repetisi atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sebuah pengulangan
kata. Kata-kata tersebut hanyalah sebuah imbuhan ataupun pelengkap saja. Nges
adalah kata familiar yang dikarang oleh orang jawa. Sering sekali diucapkan tetapi
tidak bermakna. Hanya pelafalan kata karena spontanitas. Tetapi kata tersebut
sering sekali dilafalkan sehingga mudah diingat oleh sebagian besar orang. Oleh
sebab itu nama Nges akan terpatri dalam benak konsumen. Sedangkan menurut
bahasa sunda, nges adalah kependekan dari ngesang yang berarti berkeringat.
Maksud dari ini adalah saat makan pedas kita akan berkeringat dan mengeluarkan
suara nges. Inspirasi tersebut didapatkan Ison saat ia hendak tidur. Saat hendak
tidur, dia memikirkan banyak hal. Saat itulah ide cemerlang mie nges-nges
muncul.
3.1.3
Kondisi Usaha
Mie Nges-nges awal nya berlokasi di Jalan Meranti Raya, Banyumanik.
Namun ternyata lokasi tersebut kurang sesuai dengan target Ison. Dengan sistem
manajemen yang semakin baik, Ison sudah membuka cabang pertama di Jalan
Sirojudin no 5b. Lokasi sekarang dipilih oleh Ison karena lokasi tersebut sesuai
dengan target utama pasar, yaitu mahasiswa.
Di awal usahanya, Mie Nges-nges mampu memproduksi lebih dari 200
mangkuk mie per hari nya, jumlah tersebut melebihi dari target awal penjualan
yaitu sekitar 100 mangkuk mie.Di tembalang terdapat banyak mahasiswa dengan
berbagai aktivitas. Salah satu cara untuk menyegarkan pikiran kembali yaitu
dengan mencoba berbagai kuliner yang unik dan inovatif. Mie Nges-nges adalah
satu diantara sekian banyak pilihan.
3.1.4
Modal Awal
Modal awal yang diperlukan Ison dalam membangun Mie Nges-nges
adalah keberanian, keyakinan, dan ilmu yang ia punya. Menurut Ison, hal tersebut
tidak bisa dinilai dengan uang dalam berwirausaha. Namun bila dilihat dari segi
materi, Mie Nges-nges membutuhkan modal awal sekitar 50-100 juta. Modal
tersebut berasal dari uang yang sudah dikumpulkan Ison semenjak ia masih
kuliah. Keuntungan yang diperoleh oleh Mie Nges-nges setiap harinya cukup
besar, Ison dapat menjual 200-300 mangkuk per hari nya atau senilai dengan 3
juta rupiah. Sudah bisa dipastikan bahwa Ison dapat mengantongi sekitar 100 juta
rupiah/bulan.
3.1.5
Bagan Organisasi
Sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja pada Ison berjumlah 19
orang yang terbagi menjadi penanggung jawab outlet produksi dan penanggung
jawab outlet selling. Outlet produksi bertanggung jawab untuk memproduksi mie,
bumbu dan bahan lain yang dibutuhkan oleh outlet selling. Karyawan yang
berkerja pada Ison harus mengikuti tahap seleksi dan training selama beberapa
bulan. Jam kerja dimulai dari pukul 11.00 21.00 WIB.
Karyawan yang bekerja di Mie Nges-nges akan mendapatkan kompensasi
setiap bulannya berupa gaji. Ison akan memberikan bonus untuk karyawan nya
yang bekerja lembur atau lebih keras daripada yang lain.
3.2.
Karakter Wirausaha
Berikut ini adalah beberapa karakter wirausaha yang dapat diteladani oleh tokoh
a.
optimis dalam menghadapi suatu masalah. Saat usaha mie-nya gagal untuk
kesekian kalinya dia pantang menyerah dan terus mencoba membuat produk mie
baru yang disenangi konsumen.
b.
Nges-nges berusaha untuk mengambil resiko menjual mie yang berbeda yaitu
dengan menambahkan rasa pedas yang khas kedalam mie nya. Dia belum
mengetahui apakah produk tersebut disukai konsumen ataukah tidak. Dia juga
sangat menyukai tantangan. Entah itu yang berasal dari produk mienya ataupun
pesaingnya. Semakin banyak tantangan (pesaing) maka dia harus lebih
meningkatkan kualitas produknya dan banyak belajar.
c.
Berjiwa Kepemimpinan
Sang tokoh mempunyai jiwa kepemimpinan. Hal ini terbukti dari caranya
Ia memiliki mimpi-mimpi masa depan tentang perkembangan usaha mie ngesnges tersebut.
e.
lain. Selain itu terdapat berbagai varian rasa mie nges-nges yang meunjukkan
tingkat kreativitas dan inovasi yang tinggi.
g.
peluang untuk merubah keadaan. Selain itu, sang tokoh juga mampu
memanfaatkan kesempatan sebagai peluang untuk mengembangkan usahanya.
3.3
Loyalitas
Loyalitas konsumen terhadap suatu produk sangat dijunjung tinggi oleh
beliau, produk yang akan dijual sangat dijaga dalam bagian kualitasnya baik dari
kualitas produk sendiri maupun kualitas servis terhadap pelayannya sendiri.
Pemilik dari Mie Nges nges ini membuat program untuk menjaga rasa dengan
cara memasang papan yang bertulisan berbahasa inggris yaitu Untuk rasa yang
sempurna harap memberitahu pelayan kami. Papan tersebut bertujuan untuk
menjaga rasa atau kenikmatan dari produk Mie Nges nges, yang apabila
konsumen merasa ada yang kurang dan salah terhadap produk tersebut yang
dimana entar akan ada penggantian atau penambahan rasa untuk konsumen oleh
pelayan. Program tersebut merupakan salah satu untuk menjaga kualitas, selain itu
ada juga pengawasan atau manajemen sumber daya manusianya. Intinya beliau
sangat menjaga kualitas dari segimanapun dari produksi hingga penyajiannya.
3.4
Rencana
Kedepannya Mie Nges nges memiliki rencana yang dimana akan
Motivasi Berusaha
Motivasi adalah kunci yang akan membuka potensi manusia. Tanpa
menambah keterampilan. Seperti yang dikatakan oleh Mas Ison Sang Pemilik Mie
Nges-nges, motivasi belajar menjadi modal awal bagi para pengusaha untuk
mengembangkan raksasa bisnisnya. Karena itu, belajarlah dari orang-orang sukses
di sekitar kita, belajarlah dari kegagalan yang pernah kita alami, dan belajarlah
dari sumber ilmu yang tersedia di seluruh belahan dunia.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi usaha adalah kondisi
lingkungan seperti sistem hukum, industri, pasar modal dan kondisi ekonomi
nasional
mempengaruhi
wirausaha,
tetapi
motivasi
wirausahawan
akan
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Mie nges-nges merupakan salah satu produk makanan yang berbahan
dasar mie yang dijual di daerah Tembalang dan Banyumanik. Makanan tersebut
memiliki daya tarik tersendiri yaitu mie yang digunakan merupakan mie buatan
sendiri sehinga terjamin keamanannya serta memiliki cita rasayang pedas yang
banyak diminati oleh banyak kalangan. Selain itu, tekad yang dimiliki oleh sang
pemilik mie nges-nges memberikan pembelajaran dan motivasi bahwa kita harus
terus berusaha dan pantang menyerah seperti yang pernah dialami mie nges-nges
yang sempat jatuh pada awal-awal petualangan berwirausahanya.
4.2.
Saran
Mie nges-nges harus tetap mempertahankan produk olahan mie agar
mampu bersaing dengan produk olahan yang lain di Tembalang, mie nges-nges
harus memberikan sesuatu yang baru dan lebih menarik perhatian dari konsumen.
Sebaiknya dibuat pemasaran yang unik dan pengemasan yang mengundang selera
untuk dicoba sehingga konsumen tidak merasa jenuh dengan olahan mie yang
begitu-begitu saja dan akan menambah daya tarik konsumen untuk mencoba menu
yang baru tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Afiah, N. N. (2009). Peran Kewirausahaan Dalam Memperkuat UKM Indonesia
MenghadapiKrisisFinansial Global.Makalah disajikan dalam Research
Day.Faculty of Economics.Padjadjaran University.
Rye, D. E. (1994).The Vest-pocket Entrepreneur: Everything You Need to Start
and Run Your Own Business. Prentice Hall Press.
Kao, J. J. (1989). Entrepreneurship, creativity & organization.Prentice Hall.
Zimmerer, T., & Scarborough, N. M. (2005).Kewirausahaan dan
managemenbisniskecil.Indeks.