Anda di halaman 1dari 24

24

BAB III

BATUAN BEKU

3.1.

Tujuan Percobaan
1.

Untuk mengidentifikasi batuan beku berdasarkan mineral-mineral


yang terkandung di dalam batuan beku tertentu, apakah bersifat asam,

2.

intermediet atau basa.


Untuk menganalisa tekstur pada batuan beku yang meliputi derajat
pengkristalan, bentuk kristal, ukuran butir dan pola susunan butir,

3.

serta mengetahui struktur pada batuan beku.


Untuk memudahkan kita dalam mengenali jenis batuan beku

4.

berdasarkan data tekstur dan struktur batuan beku yang ada.


Dapat menentukan nama batuan beku,genesa terbentuknya dan
mineral yg menyusun batuan tersebut.

3.2.
Dasar Teori
3.2.1. Proses Pembentukan Batuan Beku
Awalnya magma yang berada di dalam permukaan bumi akan
mengalami proses pengkristalan secara lambat, setelah mengalami proses
pengkristalan magma akan berubah menjadi Batuan Beku Dalam /
Intrusif.

Gambar 3.1. Proses Pembentukan Batuan Beku

Kemudian lava yang telah mencapai ke permukaan akan


mengalami proses pendinginan dan pengkristalan dengan cepat akibat

25

kontak langsung dengan udara. Sehingga proses ini akan menghasilkan


Batuan Beku Luar / Ekstrusif.
3.2.2.

Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari
permbekuan magma dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik dibawah
permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun diatas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).Batuan beku disusun oleh senyawasenyawa kimia yang membentuk mineral dan mineral menyusun batuan
beku.

3.2.3.

Magma dan Deret Bowens


Magma adalah cairan silikat yang sangat panas, mengandung
oksida, sulfide serta volatile. Temperature magma berkisar antara
6000C (magma asam) sampai 12500C (magma basa), dimana kedua
jenis magma ini merupakan induk batuan beku. Temperature magma
turun hingga mencapai titik jenuhnya, maka magma akan mulai
mengkristal. Umumnya unsure-unsur yang sukar larut akan mengkristal
terlebih dahulu seperti apatit, zircon, ilmenit, magnetit, rutile, titanit,
chromit. Sementara mineral yang mudah larut mengkristal kemudian
dan terjebak di sekitar Kristal yang terbentuk terlebih dahulu.
Mineral utama pembentuk batuan juga mengalami hal yang serupa,
yang mula-mula mengkristal dan selanjutnya yaitu olivine, piroksen,
amfibol, dan seterusnya seperti yang dikemukakan oleh Bowen (1992).
Bowen menggambarkannya dengan berupa chart yang disbut Deret
Bowen ( Bowens series).

26

Gambar 3.2. Bowen's Reaction Series

Urutan pembekuan magma berdasarkan temperaturnya dapat


dibedakan menjadi empat tahap pembekuan yaitu :
a. Tahap Orthomagmatik, yaitu pembekuan magma yang pertama kali
dengan temperature > 8000C.
b. Tahap Pegmatitik, yaitu pembekuan magma pada temperature
antara 6000C - 8000C.
c. Tahap Pneumatolitik, yaitu pembekuan magma pada temperature
antara 4000C - 6000C serta kaya akan gas.
d. Tahap Hydrothermal, yaitu pembekuan magma yang berkisar
antara 1000C - 4000C. Berupa larutan sisa yang kaya akan gas
dan larutan/cairan.

Dalam perjalannya magma mengalami perubahan yang terdiri dari


tiga proses utama, yaitu :
a.
Differensiasi Magma
Yaitu suatu proses yang menyebabkan magma yang asalnya
relative homogeny terpecah-pecah menjadi berapa bagian atau
fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

27

oleh migrasi ion atau molekul dalam larutan magma karena adanya
perubahan temperature dan tekanan. Ketika magma mengalami
penurunan tekanan dan temperature, maka mineral yang memiliki
titik lebur yang tinggi mulai mengkristal, sedangkan cairan yang
belum membeku akan terus naik dan akhirnya keseluruhan cairan
magma itu membeku.
b. Assimilasi

Ketika magma naik menuju ke permukaan, magma tersebut


tentunya melewati batuan samping, hal ini akan menyebabkan
terjadinya interaksi antara magma dan batuan samping. Interaksi
yang terjadi yaitu meleburnya batuan samping, terjadi reaksi
dengan batuan samping dan pelarutan batuan samping, dengan
demikian magma akan mengalami perubahan komposisi. Tingkat
perubahan komposisi pada magma tergantung pada jenis magma,
jenis batuan samping, dan jauh dekatnya jarak yang ditempuh oleh
magma.
c. Pencampuran Magma
Dalam perjalannya, magma dapat bertemu dengan magma
yang memiliki komposisi berbeda, hal ini tentunya akan merubah
komposisi magma. Magma dapat berubah menjadi magma yang
bersifat lain oleh proses-proses berikut :
Hibridasi, pembentukan magma baru karena pencampuran dua

magma yang berlainan jenis.


Sinteksis, pembentukan magma baru karena proses asimilasi

dengan batuan samping.


Anateksis, proses pembentukan magma dari peleburan batuan
pada kedalama yang sangat besar.

3.2.4.

Tekstur Batuan Beku


Tekstur pada batuan beku adalah sifat yang menunjukkan derajat
pengkristalan, bentuk butir, ukuran butir dan pola susunan butir
mineral-mineral di dalam massa batuan.
a.

Derajat Pengkristalan

Holokristalin, bila massa batuan seluruhnya terdiri dari kristal.

28

Hipokristalin, bila massa batuan terdiri dari kristal dan gelas

vulkanik.
Holohialin, bila massa batuan seluruhnya terdiri dari gelas
vulkanik.

b.

Bentuk Kristal

Euhedral, bentuk kristalnya sempurna.


Subhedral, bentuk kristalnya kurang sempurna.
Anhedral, bentuk kristalnya tidak sempurna.

Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya, batuan beku dibagi


menjadi:

Unidomorphic granular bila seluruhnya terdiri dari kristal


euhedral

c.

Hypidiomorphic granular bila terdiri dari kristal subhedral

Allotriomorphyc granular bila terdiri dari kristal anhedral

Ukuran Kristal
Halus
Sedang
Kasar
Sangat Kasar

: < 1 mm
: 1 - 5 mm
: 5 - 30 mm
: > 30 mm

Berdasarkan keseragaman antar butirnya,batuan beku dibagi


menjadi:

Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya

hampir sama

Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya

tidak sama
d.

Pola Susunan Butir


Faneritik, ukuran butir relatif seragam dan dapat dikenali

dengan mata telanjang.


Faneroporfiritik, fenokris dan massa dasar masih dapat

dikenali dengan mata telanjang.


Porfiroafanitik, fenokris dapat dikenali dengan mata telanjang,
massa dasar tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.

29

3.2.5.

Afanitik, semua butir mineral halus, tidak dapat dikenali

dengan mata telanjang.


Glassy, semuanya gelas vulkanik.
Fragmental, terdapat fragmen-fragmen hasil erupsi gunung api.

Struktrur Batuan Beku


Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan
menjadi batuan beku ekstrusif dan intrusif. Hal ini pada nantinya akan
menyebabkan perbedaan pada tekstur masing-masing batuan tersebut.
Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama
yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai
struktur batuan beku.
a.

Struktur Batuan Beku Ekstrusif


Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku
ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang
memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat
pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan


yang terlihat seragam.

Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai


lapisan.

Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang


bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan
terjadi pada lingkungan air.

Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang


pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas
pada saat pembekuan.

Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular terisi oleh mineral lain


seperti kalsit, kuarsa atau zeolitg. Struktur aliran, yaitu struktur
yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah
tertentu akibat aliran.

30

Skoria seperti vesikuler tetapi tidak menunjukan arah yang


teratur.

b.

Struktur Batuan Beku Intrusif

Intrusive Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang


proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi.
berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi
dua yaitu konkordan dan diskordan.
Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan
perlapisan batuan disekitarnya.
Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome),
akibat penerobosan tubuh batuan, sedangkan bagian dasarnya
tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil
dengan kedalaman ribuan meter.
Lopolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah.
Lopolith memiliki diameter mencapai puluhan sampai
ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau
antiklin

yang

telah

terbentuk

sebelumnya.

Ketebalan

paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.

Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan
batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan
disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang.
Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan
kilometer dengan panjang ratusan meter.

31

Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang


sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman
yang besar.
Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi
ukurannya lebih kecil
3.2.6.

Klasifikasi Batuan beku


Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya,
warna,

kimia,

tekstur

dan

mineraloginya.

Berdasarkan

tempat

terbentuknya, batuan beku dibedakan atas :


a.
Batuan Beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di
b.

perut bumi.
Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentuk tidak

c.

jauh dari permukaan bumi.


Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di
permukaan bumi.
Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua,

yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotik,
dan mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan
feldspatoid. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya adalah
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%.


Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%.
Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%.
Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%.

Batuan

beku

disusun

oleh

senyawa-senyawa

kimia

yang

membentuk mineral. Kemudian Mineral tersebut menyusun batuan beku.


Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa
oksidasinya, seperti SiO2, TiO2, AIO3, Fe2O3, MnO, CaO, Na2O, K2O,
H2O, P2O5. Dari prosentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan
beberapa lingkungan pembentukan mineral.
Pembagian batuan beku berdasarkan kandungan Silikanya (SiO2) :

32

Tabel 1.2. Pembagian Batuan Beku Berdasarkan kandungan Silika

Nama Batuan
Batuan Beku Asam
Batuan Beku

Kandungan Silika
> 66%
52 66%

Intermediate
Batuan Beku Basa

45 52%

Batuan Beku
Ultrabasa

< 45%

3.3.

Peralatan dan Bahan

3.3.1.

Peralatan

3.3.2.

a.

Lembar format data klasifikasi batuan beku (3 lembar)

b.

Tabel kalasifikasi batuan

c.

Loop (kaca pembesar)

d.

Tabel klasifikasi mineral

e.

Table 7 sistem kristal

f.

Table jenis-jenis pecahan

Bahan
a.

3.4.

3 buah Batuan Beku

Waktu Praktikum
Tanggal
Pukul
Tempat

3.5.

: 14 November 2015
: 10.30 Selesai
: Laboratorium geofisik,Kampus STT Migas Km 8

Prosedur Kerja

33

1.
2.

Pertama, kita ambil batuan beku yang telah disediakan.


Lalu, kita amati batuan beku tersebut dengan menggunakan lup dan

3.

tabel klasifikasi batuan.


Kemudian kita amati tekstur batuan tersebut dan kita tentukan

4.

derajat kristalisasi dengan memperhatikan bentuk kristalnya.


Untuk menentukan bentuk kristalnya, kita amati dengan
menggunakan lup dengan mengamati bentuk kristal yang ada pada

5.

batuan.
Untuk menentukan ukuran butir kita dapat memperkirakan ukuran

6.

dengan meraba butiran yang ada pada batuan beku.


Kemudian untuk menentukan pola susunan butir, kita amati bentuk

7.

permukaan batuan beku.


Setelah itu kita amati lagi batuan beku untuk menentukan Fenokris,

8.

Massa Dasar dan Aksesoris.


Untuk menentukan Fenokris kita lihat pecahan mineral yang

9.

dominan pada batuan beku.


Untuk menentukan massa dasar kita lihat dari mineral yang paling

10.

terlihat mencolok pada batuan beku.


Untuk mengetahui aksesoris kita lihat pada fenokris atau massa
dasar, biasanya aksesoris melekat pada fenokris atau massa dasar

11.

tetapi tidak menutupi fenokris maupun massa dasar.


Kemudian untuk menentukan struktur pada batuan beku, kita amati

12.
13.

permukaan batuan beku.


Setelah itu kita tentukan ciri khusus batuan yang kita amati.
Selanjutnya dari data identifikasi yang ada kita simpulkan nama

14.
15.

batuan yang telah di identifikasi.


Lalu kita juga menentukan genesa batuan tersebut.
Langkah terakhir gambar mineral serta beri keterangan gambar
pada kolom keterangan gambar.

34

3.6.

Hasil Pengamatan

LEMBAR
IDENTIFIKASI
PERAGA
BATUAN
BEKU
IDENTIFIKASI
MEGASKOPIK
BATUAN
BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
Nama JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN
: David Pratama William
STT MIGAS BALIKPAPAN
NIM
: 1501275
Kelompok
: 13
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
Tekstur
a. Derajat Pengkristalan
b. Bentuk Kristal
c. Ukuran Butir
d. Pola Susunan Butir
4. Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris
b. Mineral Massa Dasar
c. Mineral sebagai Aksesoris
5. Struktur
6. Ciri Khusus
7. Nama Batuan
8. Genesa
Sketsa Peraga

: 01
: 11
: Intermediet
: Segar
: Abu-abu cerah
Lapuk
: Hitam

3.

: Hipokristalin
: Euhedral
: Sedang (1-5 mm)
: Faneritik
:: Plagioklas
: Hornblende dan kuarsa
: Masif
:: diorit
: Ekstrusif

35

GAMBAR

KETERANGAN GAMBAR

Fenokris
: Biotit
Massa Dasar : Plagioklas
Aksesoris
: Biotit

NILAI

PARAF ASPRAK

LEMBAR
IDENTIFIKASI
PERAGA
BATUANBEKU
BEKU
IDENTIFIKASI
MINERAL
PADA BATUAN
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
No. UrutJURUSAN S1 TEKNIK
: 01 PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN
No. Peraga

: 11

Deskripsi Mineral
1.

Mineral sebagai Fenokris


a) Warna
:b) Ukuran
:c) Bentuk
:d) Kelimpahan : e) Nama Mineral
:-

2.

Derajat Pengkristalan
a. Warna
: Putih dan Hitam
b. Ukuran
: sedang (1-5 mm)
c. Bentuk
: Subhedral
d. Kelimpahan : Plagioklas dan Biotit 50%
e. Nama Mineral
: Plagioklas dan Biotit

3.

Mineral sebagai Aksesoris


a. Warna
: Hitam dan Bening
b. Ukuran
: Sedang
c. Bentuk
: Subhedral
d. Kelimpahan : Hornblende 25% dan Kuarsa 25%
e. Nama Mineral
: Hornblende dan Kuarsa

36

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU


PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
IDENTIFIKASI
MEGASKOPIK BATUAN
BEKU
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN
STT MIGAS
BALIKPAPAN
Nama
NIM
Kelompok

: David Pratama William


: 1501275
: 13

No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna

: 02
: 36

Tekstur
a. Derajat Pengkristalan
b. Bentuk Kristal
c. Ukuran Butir
d. Pola Susunan Butir
4.
Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris
b. Mineral Massa Dasar
c. Mineral sebagai Aksesoris
5. Struktur
6. Ciri Khusus
7. Nama Batuan
8. Genesa
:
Sketsa Peraga

: Batuan beku Intermediet


: Segar
: Abu-abu kecoklatan
Lapuk
: Coklat tua

3.

: Hipokristalin
: Anhedral
: Sedang (1-5 mm)
: Afanitik
: Hornblenda
: Plagioklas
: Biotit
: Masif
: Cenderung berwarna coklat dan batuan intermediet
: Andesite
Hipabisal

37

GAMBAR

KETERANGAN GAMBAR

Jenis Batuan : Batuan


beku Intermediet
Struktur
: Masif
Ganes
: Hipabisal

NILAI

PARAF ASPRAK

LEMBAR
IDENTIFIKASI
PERAGA
BATUANBEKU
BEKU
IDENTIFIKASI
MINERAL
PADA BATUAN
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
No. UrutJURUSAN S1 TEKNIK
: 02 PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN
No. Peraga

: 36

Deskripsi Mineral
1. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna
: Hitam
b. Ukuran
: Sedang
c. Bentuk
: Anhedral
d. Kelimpahan
: 60%
e. Nama Mineral : Hornblende
2. Mineral sebagai Massa Dasar
a.Warna
: Putih
b.Ukuran
: Sedang
c. Bentuk
: Subhedral
d. Kelimpahan
: 30%
e. Nama Mineral : Plagioklas
3. Mineral sebagai Aksesoris
a. Warna
: Hitam
b. Ukuran
: Sedang
c. Bentuk
: Subhedral
d. Kelimpahan
: 2%
e. Nama Mineral : Biotit

38

LEMBAR
IDENTIFIKASI
PERAGA
BATUAN
BEKU
IDENTIFIKASI
MEGASKOPIK
BATUAN
BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
Nama JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN
: David Pratama William
STT MIGAS BALIKPAPAN
NIM
: 1501249
Kelompok
: 13
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
Tekstur
a. Derajat Pengkristalan
b. Bentuk Kristal
c. Ukuran Butir
d. Pola Susunan Butir
4.
Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris
b. Mineral Massa Dasar
c. Mineral sebagai Aksesoris
5. Struktur
6. Ciri Khusus
:
7. Nama Batuan
8. Genesa
Sketsa Peraga

: 03
: 03
: Batuan beku asam
: Segar
: Putih
Lapuk
: Abu-abu

3.

: Hipokristalin
: Subhedral
: Sedang (1-5)
: Faneroporfiritik
: Kalsit
: Biotit
:: Masif
: Granodiorit
: Intrusif

KETERANGAN GAMBAR

Jenis Batuan : Batuan Beku


Asam
Struktur
: Masif
Ganesa
: Intrusif

NILAI
PARAF ASPRAK

39

GAMBAR

LEMBAR
IDENTIFIKASI
PERAGA
BATUANBEKU
BEKU
IDENTIFIKASI
MINERAL
PADA BATUAN
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
No. UrutJURUSAN S1 TEKNIK
: 03 PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN
No. Peraga

Deskripsi Mineral
4.

Mineral sebagai Fenokris


a. Warna
:
b. Ukuran
:
c. Bentuk
:
d. Kelimpahan :
e. Nama Mineral
:

f.

Mineral sebagai Massa Dasar


a. Warna
:
b. Ukuran
:
c. Bentuk
:
d. Kelimpahan :
e. Nama Mineral
:

f.

Mineral sebagai Aksesoris


a. Warna
:
b. Ukuran
:
c. Bentuk
:
d. Kelimpahan :
e. Nama Mineral
:

40

IDENTIFIKASI
MEGASKOPIK
LEMBAR IDENTIFIKASI
PERAGABATUAN
BATUAN BEKU
BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

Nama
: David Pratama STT
William
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN
MIGAS BALIKPAPAN
NIM
: 1501249
Kelompok
: 13
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
Tekstur
a. Derajat Pengkristalan
b. Bentuk Kristal
c. Ukuran Butir
d. Pola Susunan Butir
4.
Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris
b. Mineral Massa Dasar
c. Mineral sebagai Aksesoris
5. Struktur
6. Ciri Khusus
7. Nama Batuan
8. Genesa
Sketsa Peraga
GAMBAR

:4
: 21
: Batuan beku basa
: Segar
: Abu-abu keputihan
Lapuk
: Coklat muda

3.

: Hipokristalin
: Subhedral
: Sedang
: Faneritik
:: Piroksen, plagioklas, olivin
: hornblende
: Masif
:PARAF ASPRAK
: Gabro
: Intrusif
KETERANGAN

NILAI

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU


JenisGEOLOGI
batuan : Batuan
PRAKTIKUM
FISIK
Basa
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

Struktur : Masif
Genesa : Intrusif

41

IDENTIFIKASI MINERAL PADA BATUAN BEKU


No. Urut

:4

No. Peraga

: 21

Deskripsi Mineral
f.

Mineral sebagai Fenokris


a. Warna
:b. Ukuran
:c. Bentuk
:d. Kelimpahan : e. Nama Mineral
:-

f.

Mineral sebagai Massa Dasar


a. Warna
: Piroksen(putih), plagioklas(putih), olivine(hijau)
b. Ukuran
: sedang
c. Bentuk
:d. Kelimpahan : Piroksen 20%, plagioklas 50%, olivin 25%
e. Nama Mineral
: Piroksen, plagioklas, olivin

f.

Mineral sebagai Aksesoris


a. Warna
: Hitam
b. Ukuran
: sedang
c. Bentuk
:d. Kelimpahan : Hornblende 5%
e. Nama Mineral
: Hornblende

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU


PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

42

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN BEKU


Nama
NIM
Kelompok

: David Pratama William


: 1501249
: 13

No. Urut
:5
No. Peraga
: 31
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
: Batuan Beku Basa
2. Warna
: Segar
: Hitam
IDENTIFIKASI MINERAL PADA BATUAN BEKU
Lapuk
: Coklat muda
3. Urut
Tekstur
No.
: 05
a. Derajat Pengkristalan
: Hipokristalin
No. Peraga
: 31
b. Bentuk Kristal
: Subhedral
c. Ukuran Butir
: Sedang
Deskripsi
Mineral
d. Pola Susunan Butir
: Porfiroafanitik
1. Mineral sebagai Fenokris
4. Komposisi Mineral
a. Warna
:a.
Mineral
sebagai
Fenokris
:b. Ukuran
:: Olivin
c.b. Mineral
Bentuk Massa Dasar: sebagai
d.c. Mineral
Kelimpahan
: - Aksesoris : PARAF ASPRAK
e.
Nama
Mineral
:5.
Struktur
: Vesikuler
2.Mineral
sebagai
Massa Dasar
6.
Ciri
Khusus
:
a.
Warna
:
Olivin(hijau)
dan
biotit (hitam)
7.
Nama Batuan
: Basalt
b. Ukuran
: sedang
8.
Genesa
: Ekstrusif
c. Bentuk LEMBAR IDENTIFIKASI
:PERAGA BATUAN BEKU
Sketsa
Peraga
d. Kelimpahan : olivinPRAKTIKUM
45% dan biotitGEOLOGI
55%
FISIK
GAMBAR
KETERANGAN
NILAI
e. Nama
Mineral
:
Olivin
dan
biotit
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN
3.Mineral sebagai Aksesoris
a. Warna
:b. Ukuran
:c. Bentuk
:d. Kelimpahan : e. Nama Mineral
:-

Jenis batuan : Batuan


Basa
Struktur : Vesikuler
Genesa : Ekstrusif

43

IDENTIFIKASI MEGASKOPIK BATUAN BEKU


Nama
NIM
Kelompok

: David Pratama William


: 1501275
: 13

No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1.
Jenis Batuan
2.
Warna

: 06
: 22
: Batuan Beku Ultra Basa
: Segar
: Hitam Hjau
Lapuk
: Kecoklatan

3.Tekstur
a. Derajat Pengkristalan
: Holohialin
b. Bentuk Kristal
: Anhedral
LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU
c. Ukuran Butir
: Sedang
PRAKTIKUM
GEOLOGI FISIK
d. PolaJURUSAN
Susunan Butir
: Afanitik
S1 TEKNIK PERMINYAKAN
STT MIGAS BALIKPAPAN
4.Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris
:b. Mineral Massa Dasar
: Olivin, Biotit, Piroksen
c. Mineral sebagai Aksesoris : 5.
Struktur
: Pillow Lava
6.
Ciri Khusus
:7.
Nama Batuan
: Basalt
8.
Genesa
: Intrusif
Sketsa Peraga
GAMBAR
KETERANGAN
NILAI
Jenis batuan : Batuan Ultra
Basa
Struktur : Pillow Lava
Genesa : Intrusif

44

PARAF ASPRAK

LEMBAR IDENTIFIKASI PERAGA BATUAN BEKU


PRAKTIKUM
GEOLOGI
FISIK
IDENTIFIKASI
MINERAL
PADA BATUAN
BEKU
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BALIKPAPAN

No. Urut

: 06

No. Peraga

: 10

Deskripsi Mineral
1. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna

:-

b. Ukuran

:-

c. Bentuk

:-

d. Kelimpahan

:-

e. Nama Mineral

:-

2. Derajat Pengkristalan
a. Warna

: Olivin(Hijau), Biotit(Hitam), Piroksen(Putih)

b. Ukuran

: Sedang

c. Bentuk

:-

d. Kelimpahan

:Olivin 60%, Biotit 20%, Piroksen 10%

e. Nama Mineral

: Olivin, Biotit, Piroksen

3. Mineral sebagai aksesoris


3.7

a. Warna
:Pembahasan.
b.Dari
Ukuran
: - batuan pertama, di perkirakan bahwa jenis
pengamatan pada
c. Bentuk
batuan
beku ini batuan :beku
intermediet dengan warna segar abu-abu
d. Kelimpahan

:-

e. Nama Mineral

:-

45

terang dan warna lapuk hitam. Derajat pengkristalan yang di miliki batuan
ini Hipokristalin dengan bentuk kristal Euhedral, untuk ukuran butir
sedang 1 - 5 mm dan pola susunan butir Faneritik. Tidak terdapat mineral
sebagai fenokris, tetapi memiliki massa dasar dan memiliki mineral
aksesoris. Mineral sebagai massa dasar, yaitu Plagioclase dan Biotit yang
memiliki warna putih dan hitam, ukuran sedang 1 - 5 mm dengan bentuk
mineral subhedral serta kelimpahannya 50%. Mineral sebagai aksesoris
yaitu Hornblende dan Kuarsa yang berwarna hitam dan bening, berukuran
Sedang, bentuk Kristal subhedral dengan kelimpahan 25%.Untuk
strukturnya batuan ini memiliki struktur masif hipabisal dengan ciri
khusus berwarna cerah karna intermediet. Nama batuan ini adalah Diorit
dengan genesanya berada di Intrusif.
Dari hasil pengamatan pada batuan peraga kedua, dapat disimpulkan
bahwa batuan peraga kedua adalah Andesite, dengan deskripsi sebagai
berikut: merupakan jenis batuan beku intermediet, memiliki warna segar
Abu-abu kecoklatan dan warna lapuk Coklat tua. Memiliki tekstur yakni,
derajat pengkristalan adalah hipokristalin bentuk Kristal adalah Anhedral,
ukuran butir sedang, dan pola susunan butir adalah Afanitik. Komposisi
mineral penyusun sebagai berikut: mineral sebagai fenokris adalah
Hornblende dengan kelimpahan 60%, mineral sebagai massa dasar adalah
plagioklas dengan kelimpahan 30%.mineral aksesoris yaitu biotit dengan
kelimpahan 2%. Andesite Memiliki struktur masif-hipabisal, dan
terbentuk di daerah hipabisal (dekat permukaan bumi).
Berdasarkan hasil identifikasi batuan beku ketiga adalah batuan
beku Granodiroit, yakni memiliki warna segar Putih dan warna lapuknya
abu-abu, derajat pengkristalan hipokristalin, bentuk kristalnya subhedral,
ukuran butirannya sedang, pola susunan butirnya Faneroforfiritik.
memiliki mineral sebagai fenokris yaitu Kalsit dengan kelimpahan 30%
dan mineral sebagai massa dasar yaitu Biotit dengan kelimpahan 67%.
strukturnya masif-plutonik, ciri khususnya warnanya terang karena batuan
beku asam, genesanya ekstrusif.

46

Berdasarkan hasil identifikasi batuan beku keempat adalah batuan


beku gabro, yakni memiliki warna segar hitam pekat dan warna lapuknya
abu-abu kecoklatan, derajat pengkristalan holokristalin, bentuk kristalnya
subhedral, ukuran butirannya halus, pola susunan butirnya porfiroafanatik.
memiliki mineral sebagai fenokris yaitu piroksen dengan kelimpahan 30%
dan mineral sebagai massa dasar yaitu plagioklas dengan kelimpahan 67%.
strukturnya masif-plutonik, ciri khususnya warnanya terang karena batuan
beku asam, genesanya ekstrusif.
Berdasarkan hasil identifikasi batuan beku kelima adalah batuan
beku gabro, yakni memiliki warna segar hitam pekat dan warna lapuknya
abu-abu kecoklatan, derajat pengkristalan holokristalin, bentuk kristalnya
subhedral, ukuran butirannya halus, pola susunan butirnya porfiroafanatik.
memiliki mineral sebagai fenokris yaitu piroksen dengan kelimpahan 30%
dan mineral sebagai massa dasar yaitu plagioklas dengan kelimpahan 67%.
strukturnya masif-plutonik, ciri khususnya warnanya terang karena batuan
beku asam, genesanya ekstrusif.
Berdasarkan hasil identifikasi batuan beku keenam adalah batuan
beku Basalt, yakni memiliki warna segar hitam dan warna lapuknya coklat
muda, derajat pengkristalan hipokristalin, bentuk kristalnya subhedral,
memiliki struktur Vesikuler ukuran butirannya sedang, pola susunan
butirnya porfiroafanatik. Tidak memiliki mineral sebagai fenokris.
Memiliki mineral sebagai massa dasar yaitu Olivin dengan kelimpahan
45% dan Biotit 55%. strukturnya masif-plutonik, ciri khususnya warnanya
gelap karena batuan beku basa, genesanya ekstrusif.

3.8.

Kesimpulan
Dari hasil klasifikasi dan identifikasi yang telah dilakukan, serta
analisa batuan beku dapat disimpulkan :
1. Bahwa jenis-jenis batuan beku, yaitu batuan beku asam, batuan beku
intermediet dan batuan beku basa dapat ditentukan dari melihat warna
pada batuan beku.

47

2.

Dalam setiap batuan beku, walau jenisnya sama. Namun mineralmineral serta massa dasarnya belum tentu sama antara batuan beku

3.

yang satu dengan batuan beku yang lain.


Tidak selamanya batuan beku memiliki fenokris, massa dasar dan
aksesoris. Terkadang sebuah batuan hanya memiliki fenokris saja atau
hanya massa dasar saja.

4.

Untuk menentukan struktur dan genesa dapat kita tentukan dengan melihat
permukaan batuan beku dan warna batuan beku yang kita analisa.

Anda mungkin juga menyukai