5.1 Tujuan
Memberikan kompetensi bagi mahasiswa untuk mampu memahami konsep klasifikasi
batuan sedimen yang teksturnya terrigenous clastic; mampu menerapkan konsep tersebut
dalam penentuan jenis batuannya secara megaskopik pada berbagai contoh setangan (hand
specimen) batuan sedimen; dan mampu menjelaskan sejarah terbentuknya batuan sedimen.
5.2 Materi
Batuan sedimen dapat dibangun oleh butiran sedimen. Butiran sedimen dapat berupa
mineral dan pecahan batuan. Mineral-mineral yang paling umum dijumpai pada batuan
sedimen adalah quartz, feldspar, clay, calcite, dan dolomite. Mineral yang jarang muncul
pada batuan sedimen adalah gypsum, halite, hemayite, dan limonite. Mineral amphibole,
pyroxene, dan mica juga sering kali dijumpai pada batuan sedimen.
Klasifikasi batuan sedimen didasarkan tiga faktor, yakni faktor fisik, kimia, dan
biologinya. Faktor fisik berkenaan dengan lingkungan pengendapannya yang diekspresi
oleh tekstur dan strukturnya. Faktor kimia berkenaan dengan komposisi dari mineral dan
pecahan batuan yang menyusunnya. Faktor biologi (jika ada) berkenaan dengan
komposisinya juga.
Batuan sedimen berdasarkan teksturnya, yakni didasarkan atas hubungan butir atau mineral
yang menyusunnya serta kemungkingan kandungan fosil di dalamnya. Oleh karena itu
teksturnya dapat dibagi menjadi tiga kategori, yakni klastik (clastic), kristalin (crystalline)
dan bioklastik (bioclastic). Walau demikian, ada juga yang menambahkan tekstur organik
(organic) untuk penentuan jenis batuan sedimen.
Kategori klastik sering disebut juga sebagai detrital dan/atau disebut juga sebagai
fragmental. Batuan sedimen dengan tekstur klastik adalah batuan yang komposisi berasal
dari pecahan-pecahan batuan yang telah mengalami pelapukan dan tidak pernah terlarut di
dalam air. Batuan dengan tektur ini sering disebut terrigenous clastic rocks yakni batuan
sedimen yang komponen penyusunnya berasal dari detrital grains khususnya silicate
minerals dan rock fragments (Tucker, 2003) atau Boogs (2006) disebut sebagai siliciclastic
sedimentary rocks.
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Laboratorium Sedimentologi, Stratigrafi dan Analisis Basin
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Gambar 5.1 Kategori tekstur untuk klasifikasi batuan sedimen yang dapat digunakan dalam
skema penentuan nama batuan sedimen
Secara garis besar lingkungan pengendapan utama dibagi tiga, yakni lingkungan darat, transisi,
dan laut. Lingkungan darat, misalnya lakes, streams, rivers, swamps and floodplains.
Lingkungan transisi, misalnya coastal (in between marine and continental), dan lingkungan
laut adalah deep and shallow ocean environments.
Indentifikasi batuan sedimen menggunakan skema seperti pada tabel 5.1. Perhatikan
tekstur batuan tersebut untuk menentukan kategorinya. Selanjutnya deskripsi ukuran butir,
komposisi, dan beri uraian tambahan (comments) terkait dengan karakteristik lain seperti
bentuk butir, kekompakan, kemudahan dalam membelah batuan, dll. Ukuran butir yang
lebih spesifik, khususnya pada ukuran pasir, maka dapat digunakan untuk menentukan
penamaan sandstones yang lebih detil (Tabel 5.2)
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Laboratorium Sedimentologi, Stratigrafi dan Analisis Basin
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Tabel 5.2 Pentingnya ukuran butir dalam penamaan jenis batuan sedimen klastik
Adapun penamaan detil batuan sedimen dapat menambahkan untuk ukuran butir yang
lebih spesifik terutama proporsi ukuran yang dikandungnya dan dominasi komposisi
mineral yang menyusunnya, misal muddy sandstone, quartz sandstone, dll (Gambar 5.2
dan 5.3). Untuk penamaan, mikroskopik dalam praktikum belum diajarkan.
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Laboratorium Sedimentologi, Stratigrafi dan Analisis Basin
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Gambar 5.2 Classification of sand (S), silt (Z) and clay (C) mixtures, where s = sandy, z =
silty and c = clayey, and sand (S), mud (M) and gravel (G) mixtures, where s
= sandy, m = muddy and g = gravelly. For rocks, S is sandstone, M is
mudrock, Z is siltstone and G is conglomerate, and g is conglomeratic
(Tucker, 2003).
Gambar 5.3 Classification of sandstones. Careful use of a hand-lens in the field should
enable recognition of the main sandstone types: quartz arenite, arkose,
litharenite and greywacke.
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Laboratorium Sedimentologi, Stratigrafi dan Analisis Basin
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Deskripsi atas tekstur dan komposisi batuan sedimen dapat ditentukan lingkungkungan
yang membentuk batuan. Seperti diketahui sedimen terpilah menurut ukuran butir secara
vertikal dan horizontal. Pemilahan secara horizontal adalah sangat menentukan dimana
batuan sedimen terbentuk (Gambar 5.4).
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Laboratorium Sedimentologi, Stratigrafi dan Analisis Basin
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
LEMBAR KERJA
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Nama Praktikan
NIM
Kelompok
Nama Asisten
1. Hasil pengamatan pada seluruh contoh setangan yang berbeda jenis dituliskan pada
tabel skema identifikasi batuan sedimen yang diberikan di bawah ini.
No.
Batuan
Warna
Jenis
Tekstur
Ukuran
butir
Karakteristik
lain (reaksi
diberi HCl,
tekstur lain,
struktur)
Nama
Batuan
Interpretasi
Lingkungan
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Laboratorium Sedimentologi, Stratigrafi dan Analisis Basin
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
No.
Batuan
Warna
Jenis
Tekstur
Ukuran
butir
Karakteristik
lain (reaksi
diberi HCl,
tekstur lain,
struktur)
Nama
Batuan
Interpretasi
Lingkungan
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Laboratorium Sedimentologi, Stratigrafi dan Analisis Basin
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Perbedaan
Conglomerates
Sandstones
Mudstones
3. Hasil observasi berbagai jenis batuan sedimen menunjukkan adanya kandungan
mineral tertentu yang mengkomposisi batuan.
No.
Batuan
Jenis Batuan
Mineral
Jenis batuan
sedimen
Lithics/fragment
Pre-existing rocks
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI
Laboratorium Sedimentologi, Stratigrafi dan Analisis Basin
Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
5. Identifikasi batuan sangat mungkin ditemukan fosil-fosil yang dikandung dalam batuan
sedimen? Kalau terobservasi, maka apa jenis batuan sedimennya yang mengandung
fosil, dan apa fosil yang dikandungnya?
No.
Batuan
Jenis Fosil
6. Berdasarkan hasil observasimu, tentukan jenis batuan yang tertrasportasi sangat jauh
dari sumbernya dan yang tertransportasi relatif paling dekat dari daerah sumbernya.
Transportasi
dari daerah
sumber
No Batuan/
Jenis Batuan
Alasannya
Paling Jauh
Paling Dekat
7. Berdasarkan hasi deskripsimu, plotkan no. batuan pada gambar berikut ini untuk
menunjukkan lingkungan pengendapan dari batuan sedimen tersebut!