ABSTRAK
SURVEI MIKROTREMOR DI PULAU BELITUNG UNTUK KAJIAN TAPAK PLTN.
Pengukuran mikrotremor untuk mendapatkan estimasi respons tapak telah dilakukan. Survey
dilakukan pada 13 titik di pulau Belitung. Analisis spektral horisontal dan vertikal dilakukan untuk
semua titik pengamatan untuk mendapatkan estimasi frekuensi resonansi fundamental dan
amplifikasinya terhadap getaran tanah. Hanya beberapa lokasi menunjukkan amplitudo spektra
berbentuk nyata yang mencirikan adanya kontras impedansi yang besar. Pada lokasi lain terdapat
beberapa puncak yang menandakan adanya beberapa kontras impedansi pada lapisan bawah
permukaan. Berdasarkan hasil pengolahan data, frekuensi fundamental yang didapatkan berkisar dari
0,85 hingga 17,9 Hz. Peningkatan frekuensi fundamental seiring dengan menurunnya ketebalan
lapisan diatas lapisan basement. Estimasi terhadap nilai amplifikasi menghasilkan nilai antara 1,3
hingga 5,5, dimana nilai besar didapatkan pada daerah tengah agak ke arah selatan pulau Belitung (Bl
10 Desa Bantaian). Analisa terhadap data menunjukkan bahwa parameter frekuensi fundamental
dan nilai amplifikasinya sedikit bervariasi untuk daerah sekitar pulau Belitung. Hal ini terjadi karena
adanya variasi lateral kedalaman sedimen dan/atau adanya variasi pada tipe batuan yang ada. Hasil
juga menunjukkan efek geometri basin.
Kata kunci : kejadian eksternal alamiah, pra-survi tapak, standar IAEA,
ABSTRACT
MIKROTREMOR SURVEY ON THE BELITUNG ISLAND TO A NPP SITE ASSESSMENT,.
Microtremor survey has been measured to estimates of a site response . The survey was conducted at
13 points on the Belitung island. Horizontal and vertical spectral analysis performed for all points of
observation to obtain an estimates of the fundamental resonance frequency and amplification of
ground vibration. Only a few sites show the real shape of the amplitude spectra which characterize the
existence of a large impedance contrast. At another location there are several peaks which indicate the
presence of some impedance contrast at the subsurface layer. Based on the results of data processing,
fundamental frequency obtained ranged from 0.85 to 17.9 Hz. Improved fundamental frequency along
with decreasing the thickness of the layer above the basement layer. Estimates of the value of
amplification produces values between 1.3 to 5.5, where the large value obtained in the middle area
slightly to the south Belitung island (Bl 10 - Village massacre). Analysis of data showed that the
parameters of fundamental frequency and amplification value varies slightly for the area around the
Belitung island. This occurs because of lateral variations in depth of sediment and / or of variations in
rock type exists. The results also show the effects of basin geometry.
Keywords: natural external events, pre-survey site, the IAEA standards,
1.
PENDAHULUAN
ISSN 1979-1208
2.
METODOLOGI
Metode Nakamura adalah metode yang umum digunakan untuk menentukan faktor
penguatan gempa pada lapisan tanah atas relatif terhadap getaran pada batuan dasar.
Survei mikrotremor diperlukan untuk mendapatkan rekaman getaran tanah ambien. Rasio
antara spektrum horizontal terhadap vertikal kemudian dapat digunakan untuk
menentukan frekuensi predominan/ resonansi ( f 0 ) serta faktor penguatan gempa (H/V).
Dalam rangka kegiatan identifikasi terhadap kedua parameter
Belitung, telah dilakukan survei berupa pengukuran getaran tanah di 13 lokasi di sekitar
Pulau Belitung.
Data getaran tanah mikro (mikrotremor) diperoleh menggunakan data logger Q330
yang diset untuk pengukuran seismometer 3 kanal dengan kerapatan sampling 100 sps.
Sensor yang digunakan adalah seismometer triaksial Lennartz dengan frekuensi natural 1
Hz. Pengukuran dilakukan selama sekitar 20 menit untuk setiap titik untuk mendapatkan
rentang tanggapan frekuensi minimum
dalam bentuk miniSEED dan terlebih dahulu dikonversi ke format SAF (SESAME Ascii
Format).
Sensor harus ditempatkan secara mendatar sesuai rekomendasi pabrikan dengan
tingkat penguatan maksimum tanpa saturasi. Sensor harus ditempatkan langsung diatas
permukaan batuan. Permukaan yang lunak seperti lumpur, rerumputan atau tanah yang
basah karena hujan harus dihindari. Penempatan sensor harus pula memperhatikan
keberadaan bangunan, pohon dan sebagainya, karena pada kecepatan angin lebih dari 5
m/detik dapat mempengaruhi hasil H/V pada daerah frekuensi rendah. Struktur bawah
tanah seperti pemipaan dan bangunan bawah tanah juga harus dihindari. Selain itu, faktor
meteorologi seperti hujan, temperatur dan gangguan meteorologi yang disebabkan karena
tekanan udara harus pula diperhatikan. Sumber-sumber derau monokromatis seperti alat
konstruksi, mesin industri, pompa, generator, dsb harus dihindari. Apabila terhadap
sumber transien seperti kendaraan, maka waktu pengukuran dapat diperpanjang sehingga
ISSN 1979-1208
10
ISSN 1979-1208
11
3.
3.1.
ISSN 1979-1208
12
Gambar 4. Singkapan Batu pasir di Gunung Tajam dan Batu pasir Sisipan
Batu lanau di Desa Bantaian
3.1.3
ISSN 1979-1208
13
ISSN 1979-1208
14
Tanggal
Lon
Lat
Bl01
4-Oct-10
107.6377
-2.6592
Elev.
(m)
22
Bl02
4-Oct-10
107.6432
-2.5927
Bl03
4-Oct-10
107.8831
Bl04
4-Oct-10
Bl05
5-Oct-10
Bl06
Nama daerah
f0
T0
HVmax
Ds. Terong
9.093
0.110
3.310
43
Ds. Tj Binga
5.130
0.195
1.350
-2.5857
25
Ds. S. Padang
0.851
1.175
1.950
107.8586
-2.7807
159
G. Tajam
17.900
0.056
2.910
108.1863
-2.7261
32
4.336
0.231
2.420
5-Oct-10
108.2302
-2.7803
32
Ds. Sukamandi
2.201
0.454
2.880
Bl07
5-Oct-10
108.1754
-2.9729
15
Ds. Gantung
3.583
0.279
2.010
Bl08
5-Oct-10
107.9772
-3.2636
18
Tg. Plumpang
12.920
0.077
3.490
Bl09
6-Oct-10
108.0386
-2.8793
19
Ds. Renggiang
1.242
0.805
3.860
Bl10
6-Oct-10
107.8364
-2.9295
36
Ds. Bantaian
6.607
0.151
5.500
ISSN 1979-1208
15
6-Oct-10
107.8347
-3.1559
16
Tg. Rusa
10.556
0.095
1.303
Bl12
6-Oct-10
107.5868
-3.1989
15
Tg. Kiras
13.709
0.073
1.720
Bl13
6-Oct-10
107.6185
-3.0341
25
Ds. Lasar
3.624
0.276
3.330
Gambar 11. Prakiraan Distribusi Rasio Penguatan Gempa (H/V) (tanpa satuan)
ISSN 1979-1208
16
4.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
[1] SATO, T., NAKAMURA, Y., SAITA, J., Evaluation Of The Amplification
[2]
[3]
[4]
[5]
ISSN 1979-1208
17