PERENCANAAN PRODUKSI
3
Banten, Lampung, Sumsel, Jateng, Jatim, Kaltim, dan Papua. Meski demikian,
harapanya kedepan pemasaran mampu menembus pasar ekspor.
2.3. Rencana Operasional
2.3.1 Program Produksi
a. Persiapan Keramba Jaring Apung
Satu unit KJA terdiri atas 4 kolam ukuran 7 x 7 m2 dan satu rumah jaga yang
juga digunakan sekaligus sebagai gudang. Daftar bahan yang dibutuhkan untuk
merancang satu unit KJA dengan luas total 15,8 x 15,8 m2, sebagai berikut :
a) Kerangka
- Bahan : kayu tahan air, bambu atau besi yang dicat anti karat
- Ukuran : (15,8 x15,8) m2
- Bentuk : empat persegi.
b) Pelampung:
- Bahan : drum plastik
- Bentuk : silindris
- Ukuran : volume 120 liter
- Jumlah : 37 buah
- Jarak antar pelampung : 1,7 meter
c) Tali Jangkar
- Bahan : polietilena (PE)
- Panjang : 1,5 kali kedalaman perairan maksimal
- Jumlah : 4 utas/unit jaring apung
- Diameter : minimal 1,5 cm
d) Jangkar
- Bahan : besi, blok beton, batu
- Bentuk : jangkar, segi empat
- Berat : 40 kilogram/buah
- Jumlah : 4 buah/unit jaring apung
e) Pemberat
- Bahan : blok beton
- Bentuk : segi empat
- Berat : 4 kilogram/buah
- Jumlah : 5 buah/unit jaring apung
f) Jaring
- Bahan : polietilena, PE 210 D/18
- Ukuran mata jaring : 1,25 inci
- Warna : hijau, hitam
- Ukuran jaring : (7 x 7 x 3,5) m3
4
g) Waring
- Bahan : nilon
- Ukuran mata waring : 1 inchi
- Warna : hijau, hitam
- Ukuran waring : (7 x 7 x 3) m3
h) Pengikat : paku, tali karet, tali nilon
5
Penempatan batu jangkar berjarak 50 m dari posisi unit KJA. sehingga panjang tali
ideal yang dibutuhkan untuk tiap jankar adalah 50 m + kedalaman air.
- Satu unit ukuran kerangka luar adalah 15,8 X 15,8 m2 terdiri 4 kolam masing-
masing berukuran 7x7 m2. Jaring dipasang dengan mengikatkan tali dari tiap ujung
jaring dengan pengait yang pada tiap sudut bagian dalam kolam. Untuk
mendapatkan bentuk bujur sangkar dengan volume penuh, maka pada tiap ujung dan
tengah jaring dipasang pemberat (@ 4 kg).
- Jaring kolor dipasang di luar rangka dengan mengikatkan tali pada tiap ujung
jaring dengan sudut terluar rangka. Sebagai jaring lapis kedua, fungsi jaring kolor
adalah mewadahi keempat jaring yang ada di dalamnya. Agar bentuknya konstan,
diberi 16 pemberat (@ 5 kg) dengan rincian : 12 buah pemberat dipasang diantara
sisi luar rangka kolor dan 4 buah sisanya pada tiap sisi dalam pembatas antar kolam.
6
Gambar 2. Morfologi Ikan Mas (Ciprinus carpio L)
c. Penebaran Benih
Sebelum proses tebar dilakukan terlebih dahulu perlu dicek kondisi jaring yang
akan digunakan sebagai wadah pemeliharaan. Jaring yang sobek akan diganti/dijahit,
kotoran yang menempel pada jaring dibersihkan. Penebaran benih dilakukan pada pagi
atau sore hari sewaktu intensitas sinar matahari rendah. Sebelum benih dilepas
dilakukan adaptasi suhu selama sekitar 5 menit. Caranya dengan membiarkan kantong
benih mengapung di kolam, selanjutnya kantong di buka sambil memasukkan air
kedalamnya. Setelah ikan terlihat diam gerakannya tidak liar (stress) perlahan–lahan
mulut kantong ditenggelamkan ke dalam air. Proses adaptasi yang dilakukan dengan
benar akan dapat menekan angka mortalitas hingga 5%.
d. Pemberian Pakan
Kegiatan pembesaran yang dilakukan termasuk sistem pemeliharaan secara
intensif yang dicirikan dengan padat tebar tinggi dan tidak menggantungkan pada pakan
alami dari lingkungan di sekitarnya. Oleh sebab itu untuk mendukung pertumbuhan
yang optimal, ikan yang dipelihara diberi pakan berupa pelet dengan nutrisi yang
seimbang dengan kandungan protein 26 – 28%. Selain itu kondisi musim yang tidak
selalu sama pada setiap pemeliharaan akan berpengaruh pula terhadap pemanfaatan
pakan dan pertumbuhan ikan. Namun demikian, pemberian jumlah pakan dilakukan
dengan melihat berat pada tiap pengambilan sampel/contoh. Secara umum, dosis
pemberian pakan untuk pembesaran di KJA adalah 5%/hari pada awal pemeliharaan.
Dosis ini berangsur menurun menjadi 3% hingga akhir pemeliharaan.
7
e. Pengambilan Contoh/Sampling dan Pengecekan
Sampling dilakukan bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan mingguan
dan pendugaan total bobot biomassa ikan yang dipelihara. Manfat lain dari sampling
adalah untuk menentukan ukuran serta prosentase dan intensitas pemberian pakan.
Sampling dapat dilakukan setiap 15 hari sekali, sehinggga selama pemeliharaan akan
dilakukan 6 kali sampling. Teknik pelaksanaanya adalah dengan mengambil 1 s.d. 2%
ikan sampel dari total populasi kemudian menimbang dan menghitung berat rataannya.
Agar ikan tidak stress sampling sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Apabila cuaca pada
musim pemeliharaan adalah normal dimana tidak terjadi serangan penyakit atau up
welling, maka total biomasa ikan yang dipelihara dapat lebih akurat untuk
diestimasikan. Selain untuk mengetahui laju tumbuh, sampling juga untuk mengecek
kesehatan ikan yang dipelihara khususnya pengecekan terhadap sisik, sirip dan insang
karena jika diketahui salah satu insang terserang penyakit dapat segera dilakukan
pemisahan dari populasinya untuk diobati.
f. Panen
Setelah dipelihara selama ± 82 hari atau 12 minggu, bobot rata – rata ikan yang
dipelihara akan mencapai ukuran 400 - 600 gr/ekor. Panen dilakukan secara total untuk
satu kolam. Pelaksanaanya dengan terlebih dahulu memuasakan (memberok) ikan
selama 8 jam sebelum panen. Misalnya panen akan dilakukan jam 19.00 maka harus
dipuasakan sejak jam 11.00 siang agar ikan tidak banyak mengeluarkan kotoran saat
pengangkutan. Untuk memudahkan pengambilan ikan saat panen jaring perlu
disempitkan dengan menggunakan bambu yang diselipkan dibawah dua siku pengikat
tali jaring dan geladak,. Secara perlahan–lahan bambu digeserkan ke tepi kolam yang
berlawanan sampai akhirnya menyempit dan ikan terkumpul dan selanjutnya dilakukan
penimbangan dan pengepakan.
Pengepakan dilakukan dengan memasukan ikan yang sudah di timbang
sebanyak sekitar 10 kg ke dalam kantong plastik ukuran 1 X 0,5 m2 rangkap 2-3 lapis.
Volume air dalam kantong adalah 1/3 volume kantong dan sedangkan 2/3 lainnya diisi
gas O2. Pengangkutan dengan teknik ini mampu menjaga agar ikan tetap hidup selama 8
jam. Setelah pengepakan selesai, ikan diangkut ke tepi dan didistribusikan ke pasar
yang membutuhkan. Biasanya konsumen telah terlebih dahulu dihubungi atau
menghubungi pihak PDCM.
8
2.3.2. Kapasitas Produksi
Kegiatan yang dilakukan perusahaan merupakan usaha pembesaran. Masa pemeliharaan
dilakukan selama 12 minggu/siklus, sehingga dalam satu tahun ditargetkan sebanyak 3
siklus produksi. Ikan yang dipanen berukuran rata-rata 2-3 ekor/kg dari ukuran awal
pada saat penebaran 5 inchi atau ±175 gr/ekor. Aset produksi yang dimiliki PD-CM
terdiri dari 3 unit KJA, dengan masing-masing unit terdiri dari 4 kolam ukuran 7 x 7 x 3
m dan 1 unit rumah jaga.
2.3.3. Manajemen Produksi
a. Manajemen prasarana
- Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan sangat menunjang
berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain
a) Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, b) Penempatan jaring
dapat dipasang sejajar dengan arah angin, c) Badan air cukup besar dan luas
sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, d) Kedalaman air minimal dapat
mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, e) Kualitas air
mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut
tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.
- Aerasi
Pengunaan aerasi pada kegiatan ini mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen ikan. Pengaerasian air kolam pada KJA dilakukan secara mekanis, dengan
menggunakan bahan bakar bensin atau listrik. Aerasi meningkatkan efisensi
produksi ikan, karena mempertahankan kandungan oksigen pada tingkat optimum.
Sirkulasi air kolam secara efisien mencegah stratifikasi dan mengurangi akumulasi
senyawa-senyawa nitrogen pada tempat-tempat dimana lumpur terkumpul. Aerasi
juga mempertahankan suspensi partikel organik dalam air serta membentuk
kumpulan bakteri heterotropik yang menjernihkan air dan membentuk proses
mineralisasi bahan-bahan organik terlarut.
9
Gambar 3. Penggunaan Kincir dalam Sistem Aerasi KJA
- Listrik
Sumber tenaga listrik untuk suatu kolam budidaya ikan mas pada KJA harus
memiliki kapasitas yang mampu mensuplai listrik yang cukup untuk
mengoperasikan penerangan, kincir, pompa listrik, dan peralatan blower lainnya
yang diperlukan setiap saat. Umumnya, sistem bertenaga 3-fase dipilih guna
meminimalkan pemakaian listrik. Sebuah generator pembangkit listrik harus selalu
siap pakai (Gambar 9) guna menjalankan kincir dan pompa saat terjadi gangguan
listrik.
10
ukuran konsumsi. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari sewaktu
intensitas sinar matahari rendah. Sebelum benih dilepas dilakukan adaptasi suhu selama
sekitar 5 menit. Caranya dengan membiarkan kantong benih mengapung di kolam,
selanjutnya kantong di buka sambil memasukkan air kedalamnya. Setelah ikan terlihat
diam gerakannya tidak liar (stres) perlahan-lahan mulut kantong ditenggelamkan ke
dalam air.
Padat Penebaran
Dalam Satu kolam ukuran (7 x 7 x 3) m3 , ditebar benih dengan kepadatan 300ekor
ikan mas/m2, sehingga total benih yang akan ditebar dalam satu kolam yaitu 14.700 ekor
dan dalam 1 unit KJA akan ditebar 58.800 ekor ikan mas.
Pakan
Pakan yang digunakan berupa pellet, diperoleh dari produsen pakan yang beroperasi
di waduk cirata, seperti : Suri Tani Pemuka (STP), Central Pangan Pertiwi (CPP), dan
Sinta Prima. Pakan yang digunakan adalah pakan dengan kualitas dua, dengan harga
Rp. 4.500/kg. sekitar 6.000—7.500 ton per bulan. Dengan harga terendah Rp4.500 per
kg. Pemberian pakan untuk pembesaran di KJA adalah 5% dari biomassa pada awal
pemeliharaan dan berangsur menurun menjadi 3% hingga akhir pemeliharaan (Tabel 1).
Makanan diberikan pada pagi, siang dan sore hari dengan cara ditebarkan sedikit demi
sedikit untuk menghindari makanan akan jatuh kedasar kolam. Rata-rata jumlah pakan
yang dibutuhkan ikan peliharaan adalah 514,5 kg/hari.
Tabel 1. Jumlah Pakan yang Diberikan
11
tanggung jawab produsen pakan. Dengan demikian resiko kerusakan pakan, dan biaya
gudang dapat diminimalisir.
2.3.4 Jadwal Produksi
Alur kegiatan produksi dapat dilihat pada Tabel 3, berikut :
Tabel 2. Alur Kegiatan Pembesaran Ikan Mas pada KJA dengan Kepadatan Tinggi
12
KJA, pembangunan rumah jaga dan kantor, instalasi listrik, generator listrik, instalasi
aerasi, kincir dan timbangan. Pada Tabel 4 berikut ini akan dicantumkan rincian
komponen investasi serta biaya yang dibutuhkan sebagai tahap awal dalam
pengembangan usaha pembesaran ikan mas menggunakan sistem KJA pada padat
penebaran yang tinggi.
Tabel 4. Biaya Investasi Perusahaan Dagang Cirata Mas
Jumla Total Biaya
No Komponen Pembiayaan Satuan
h (Rp)
1 Keramba
Kontruksi
Besi segitiga 6 m batang 99 4455000
Baut batang 2.340 3510000
Besi segitiga 20 m batang 84 6300000
Paku ukuran 10 cm dan 12 45
cm kg 157500
Drum plastik buah 111 8325000
Bambu untuk jalan inspeksi batang 216 648000
Bambu gembong batang 72 864000
Kayu Balok 50 cm batang 210 231000
Karet Ban buah 222 2664000
Saung/tempat memberi 6
pakan buah 270000
Cat 3 kg kg 15 285000
Jaring 1,5 inc kg 225 11250000
Jaring 1 inc kg 240 12000000
Pemberat jaring 2 kg buah 75 1500000
Jangkar buah 18 1800000
Bambu untuk panen batang 3 36000
Tambang kecil kg 15 240000
Tambang gorok kg 30 480000
Serok buah 3 16200
Timbangan (50 kg) buah 6 1050000
Upah Pembuatan Paket 3 6000000
Sub-Jumlah 75.000.000
2 Rumah Jaga unit 3 9.000.000
3 Kantor unit 1 50.000.000
4 Komputer Kantor dan ATK paket 1 10.000.000
5 Instalasi Listrik unit 1 5.000.000
6 Generator Pembangkit Listrik unit 1 5.000.000
7 Perahu unit 1 3.000.000
8 Kincir unit 12 36.000.000
9 Handphone buah 2 1.000.000
10 Timbangan gantung unit 1 350.000
11 Tabung oksigen Unit 1 750.000
Jumlah Rp.195.500.00
0,-
13
b. Biaya Penyusutan
a. Biaya Tetap
14
b. Biaya Variabel (BV)
Tabel 7. Biaya Variabel
Komponen Jumlah Biaya Total biaya
Satuan Pertahun
Biaya Pakan
282.590.154 2443311386
@62797,8 kg per 9 siklus
siklus
Harga Benih 10.290
9 siklus 51.450.000 463050000
kg/siklus
Isi Ulang oksigen 9 siklus 500.000 4500000
Transportasi pemasaran 9 siklus 500.000 4500000
Obat-obatan 9 siklus 400.000 3600000
Perlengkapan 250.000
9 siklus
packing 2250000
Plastik 9 siklus 1.000.000 9000000
Stirofoarm 9 siklus 1.500.000 13500000
Pemeliharaan 1.000.000
9 siklus
keramba 9000000
Total Rp.
2.952.711.386,
-
= Rp. 3.100.682.886,-
b. Keuntungan
Keuntungan = TR - TC
- Penerimaan = Rp. 3.448.746.000,-
15
- Total Biaya Produksi = Rp. 3.100.682.886,-
Keuntungan = Rp. 348.063.114,-
= 3.448.746.000,-
3.100.682.886,-
= 1,11
Artinya usaha pembesaran ikan mas di keramba jaring apung masih layak dan
menguntungkan, karena setiap penanaman modal Rp.1,- dapat diperoleh hasil
Rp.1,11
= 147.971.500
1 – 0,86
= Rp. 1.028.791.347,-
Nilai BEP ini menunjukkan bahwa titik impas berada pada tingkat penjualan
Rp. 1.028.791.347,-
16