Anda di halaman 1dari 14

II.

PERENCANAAN PRODUKSI

2.1. Visi, Misi, Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan


Visi dari kegiatan ini yaitu ingin menjadi perusahaan pembesaran ikan air tawar
dengan produk unggulan ikan mas yang handal dan terdepan dengan berwawasan
lingkungan dan kemasyarakatan dengan kualitas produksi ikan yang diakui dalam pasar
domestik dan internasional.
Misi yang dijalankan oleh Perusahaan Dagang Cirata Mas yaitu menghasilkan
produksi ikan mas yang berkualitas dan berkelanjutan, meningkatkan produksi
perikanan budidaya nasional, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan memperluas
lapangan kerja bidang perikanan.
Tujuan didirikannya Perusahaan Dagang Cirata Mas selain untuk mendapatkan
keuntungan secara finansial diharapkan juga dengan keberadaan perusahaan dapat
meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat dilingkungan perusahaan,
mendorong masyarakat yang memiliki lahan untuk mengembangkan usaha pembesaran
ikan mas dan meningkatkan produksi ikan mas untuk memenuhi permintaan pasar
domestik dan internasional akan ikan mas serta membangun citra positif usaha
perikanan budidaya.
Ruang lingkup kegiatan produksi perusahaan Dagang Cirata Mas, yaitu bergerak
dibidang akuakultur yang memgembangkan usaha pembesaran ikan mas. Dalam sistem
operasional produksi, usaha yang dijalankan mengedepankan pengembangan usaha
yang berwawasan lingkungan yang efektif sehingga produk yang dihasilkan dapat
diterima oleh pasar domestik maupun ekspor.
2.2. Rencana Strategis
Tahapan produksi yang akan dikembangkan oleh perusahaan Dagang Cirata Mas
adalah tahap pembesaran ikan mas. Dalam kegiatan ini, ikan mas akan dipelihara
selama 12 minggu dengan bibit yang digunakan berukuran 175 gr yang telah berumur 3
bulan dengan harga Rp.5000,-/kg atau setara Rp.750,-/ekor. Penggunaan bibit yang
berukuran 175 gr dimaksudkan untuk menekan resiko gagal panen dan memperpendek
masa pemeliharaan sehingga akan lebih menekan biaya produksi. Setelah dipelihara
selama 12 minggu (82 hari) ikan yang dipelihara telah mencapai ukuran konsumsi
dengan ukuran 2-3ekor/kg. Produksi yang dihasilkan, akan dipasarkan ke Jakarta,

3
Banten, Lampung, Sumsel, Jateng, Jatim, Kaltim, dan Papua. Meski demikian,
harapanya kedepan pemasaran mampu menembus pasar ekspor.
2.3. Rencana Operasional
2.3.1 Program Produksi
a. Persiapan Keramba Jaring Apung
Satu unit KJA terdiri atas 4 kolam ukuran 7 x 7 m2 dan satu rumah jaga yang
juga digunakan sekaligus sebagai gudang. Daftar bahan yang dibutuhkan untuk
merancang satu unit KJA dengan luas total 15,8 x 15,8 m2, sebagai berikut :
a) Kerangka
- Bahan : kayu tahan air, bambu atau besi yang dicat anti karat
- Ukuran : (15,8 x15,8) m2
- Bentuk : empat persegi.
b) Pelampung:
- Bahan : drum plastik
- Bentuk : silindris
- Ukuran : volume 120 liter
- Jumlah : 37 buah
- Jarak antar pelampung : 1,7 meter
c) Tali Jangkar
- Bahan : polietilena (PE)
- Panjang : 1,5 kali kedalaman perairan maksimal
- Jumlah : 4 utas/unit jaring apung
- Diameter : minimal 1,5 cm
d) Jangkar
- Bahan : besi, blok beton, batu
- Bentuk : jangkar, segi empat
- Berat : 40 kilogram/buah
- Jumlah : 4 buah/unit jaring apung
e) Pemberat
- Bahan : blok beton
- Bentuk : segi empat
- Berat : 4 kilogram/buah
- Jumlah : 5 buah/unit jaring apung
f) Jaring
- Bahan : polietilena, PE 210 D/18
- Ukuran mata jaring : 1,25 inci
- Warna : hijau, hitam
- Ukuran jaring : (7 x 7 x 3,5) m3

4
g) Waring
- Bahan : nilon
- Ukuran mata waring : 1 inchi
- Warna : hijau, hitam
- Ukuran waring : (7 x 7 x 3) m3
h) Pengikat : paku, tali karet, tali nilon

Prosedur pembuatan KJA :


- Sebelum geladak, styrifoam dan gombong dipasang terlebih dahulu plat besi
dipotong sesuai dengan panjang rangka yang telah direncanakan, selanjutnya
dilakukan pengeboran pada siku dan tempat peletakan kaso selanjutnya besi dibaut
dibuat menjadi sebuah kerangka KJA.
- Pelampung disusun dari styrofoam yang dibagi dua sama lebar. Satu unit KJA
memerlukan 37 buah pelampung dengan jarak antara pelampung satu dengan yang
lain 1,7 m. Agar posisinya konstan, tiap pelampung diikat dengan 2 karet timba
yang mengait pada rangka.
- Setelah kerangka dan pelampung selesai terakit, maka bambu gombong yang
digunakan sebagai pijakan badan kolam pun segera dipasang. Pemasangan
dilakukan di dalam air. Panjangnya disesuaikan dengan panjang rangka. Agar posisi
konstan maka antar gombong ditahan dengan kaso yang dipaku pada badan
gombong, dan untuk menguatkan posisi badan kolam dengan gombong maka setiap
celah antar pelampung diikat dengan karet ban.
- Pembuatan geladak dilakukan setelah kaso dipasang pada kerangka.
Peletakannya disesuaikan pada lobang paku yang telah dibuat. Setelah terpasang,
bambu dipotong disesuaikan panjang kerangka pada geladak dan selanjutnya
dipakukan pada kaso. Umumnya geladak terdiri dari 6 sampai 10 batang bambu.
- Setelah lokasi dan kualitas air tempat yang akan digunakan usaha budidaya
memenuhi syarat, unit jaring ditarik dari pinggir waduk/danau dengan menggunakan
sarana transpotasi air pada wilayah yang telah ditentukan untuk kemudian dilakukan
pemasangan jangkar. Penarikan unit dilakukan pada pagi hari dimana kondisi air
masih tenang dan angin belum kencang.
- Jangkar yang digunakan terbuat dari batu kali yang di bungkus karung diikat
dengan tali plastik. Satu jangkar memerlukan batu kali sebanyak 200 – 240 Kg.

5
Penempatan batu jangkar berjarak 50 m dari posisi unit KJA. sehingga panjang tali
ideal yang dibutuhkan untuk tiap jankar adalah 50 m + kedalaman air.
- Satu unit ukuran kerangka luar adalah 15,8 X 15,8 m2 terdiri 4 kolam masing-
masing berukuran 7x7 m2. Jaring dipasang dengan mengikatkan tali dari tiap ujung
jaring dengan pengait yang pada tiap sudut bagian dalam kolam. Untuk
mendapatkan bentuk bujur sangkar dengan volume penuh, maka pada tiap ujung dan
tengah jaring dipasang pemberat (@ 4 kg).
- Jaring kolor dipasang di luar rangka dengan mengikatkan tali pada tiap ujung
jaring dengan sudut terluar rangka. Sebagai jaring lapis kedua, fungsi jaring kolor
adalah mewadahi keempat jaring yang ada di dalamnya. Agar bentuknya konstan,
diberi 16 pemberat (@ 5 kg) dengan rincian : 12 buah pemberat dipasang diantara
sisi luar rangka kolor dan 4 buah sisanya pada tiap sisi dalam pembatas antar kolam.

Gambar 1. KJA Perusahaan Dagang Cirata Mas


b. Pengadaan Benih
Pengadaan benih ikan mas PDCM diperoleh dari Subang. Benih yang
didatangkan akan dibayarkan kepada pemasok setelah 5 hari terhitung setelah waktu
penebaran. Hal ini dimaksudkan untuk disesuaikan dengan tingkat mortalitas benih.
Kesepakatan mengenai tingkat mortalitas, jika tingkat kematian benih kurang dari 50%
maka kematian ditanggung oleh pemasok dengan mengurangi jumlah uang yang
ditentukan atau dibayarkan sebelumnya dan atau biasanya dilakukan dengan
menggantikan benih tersebut.

6
Gambar 2. Morfologi Ikan Mas (Ciprinus carpio L)

c. Penebaran Benih
Sebelum proses tebar dilakukan terlebih dahulu perlu dicek kondisi jaring yang
akan digunakan sebagai wadah pemeliharaan. Jaring yang sobek akan diganti/dijahit,
kotoran yang menempel pada jaring dibersihkan. Penebaran benih dilakukan pada pagi
atau sore hari sewaktu intensitas sinar matahari rendah. Sebelum benih dilepas
dilakukan adaptasi suhu selama sekitar 5 menit. Caranya dengan membiarkan kantong
benih mengapung di kolam, selanjutnya kantong di buka sambil memasukkan air
kedalamnya. Setelah ikan terlihat diam gerakannya tidak liar (stress) perlahan–lahan
mulut kantong ditenggelamkan ke dalam air. Proses adaptasi yang dilakukan dengan
benar akan dapat menekan angka mortalitas hingga 5%.
d. Pemberian Pakan
Kegiatan pembesaran yang dilakukan termasuk sistem pemeliharaan secara
intensif yang dicirikan dengan padat tebar tinggi dan tidak menggantungkan pada pakan
alami dari lingkungan di sekitarnya. Oleh sebab itu untuk mendukung pertumbuhan
yang optimal, ikan yang dipelihara diberi pakan berupa pelet dengan nutrisi yang
seimbang dengan kandungan protein 26 – 28%. Selain itu kondisi musim yang tidak
selalu sama pada setiap pemeliharaan akan berpengaruh pula terhadap pemanfaatan
pakan dan pertumbuhan ikan. Namun demikian, pemberian jumlah pakan dilakukan
dengan melihat berat pada tiap pengambilan sampel/contoh. Secara umum, dosis
pemberian pakan untuk pembesaran di KJA adalah 5%/hari pada awal pemeliharaan.
Dosis ini berangsur menurun menjadi 3% hingga akhir pemeliharaan.

7
e. Pengambilan Contoh/Sampling dan Pengecekan
Sampling dilakukan bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan mingguan
dan pendugaan total bobot biomassa ikan yang dipelihara. Manfat lain dari sampling
adalah untuk menentukan ukuran serta prosentase dan intensitas pemberian pakan.
Sampling dapat dilakukan setiap 15 hari sekali, sehinggga selama pemeliharaan akan
dilakukan 6 kali sampling. Teknik pelaksanaanya adalah dengan mengambil 1 s.d. 2%
ikan sampel dari total populasi kemudian menimbang dan menghitung berat rataannya.
Agar ikan tidak stress sampling sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Apabila cuaca pada
musim pemeliharaan adalah normal dimana tidak terjadi serangan penyakit atau up
welling, maka total biomasa ikan yang dipelihara dapat lebih akurat untuk
diestimasikan. Selain untuk mengetahui laju tumbuh, sampling juga untuk mengecek
kesehatan ikan yang dipelihara khususnya pengecekan terhadap sisik, sirip dan insang
karena jika diketahui salah satu insang terserang penyakit dapat segera dilakukan
pemisahan dari populasinya untuk diobati.
f. Panen
Setelah dipelihara selama ± 82 hari atau 12 minggu, bobot rata – rata ikan yang
dipelihara akan mencapai ukuran 400 - 600 gr/ekor. Panen dilakukan secara total untuk
satu kolam. Pelaksanaanya dengan terlebih dahulu memuasakan (memberok) ikan
selama 8 jam sebelum panen. Misalnya panen akan dilakukan jam 19.00 maka harus
dipuasakan sejak jam 11.00 siang agar ikan tidak banyak mengeluarkan kotoran saat
pengangkutan. Untuk memudahkan pengambilan ikan saat panen jaring perlu
disempitkan dengan menggunakan bambu yang diselipkan dibawah dua siku pengikat
tali jaring dan geladak,. Secara perlahan–lahan bambu digeserkan ke tepi kolam yang
berlawanan sampai akhirnya menyempit dan ikan terkumpul dan selanjutnya dilakukan
penimbangan dan pengepakan.
Pengepakan dilakukan dengan memasukan ikan yang sudah di timbang
sebanyak sekitar 10 kg ke dalam kantong plastik ukuran 1 X 0,5 m2 rangkap 2-3 lapis.
Volume air dalam kantong adalah 1/3 volume kantong dan sedangkan 2/3 lainnya diisi
gas O2. Pengangkutan dengan teknik ini mampu menjaga agar ikan tetap hidup selama 8
jam. Setelah pengepakan selesai, ikan diangkut ke tepi dan didistribusikan ke pasar
yang membutuhkan. Biasanya konsumen telah terlebih dahulu dihubungi atau
menghubungi pihak PDCM.

8
2.3.2. Kapasitas Produksi
Kegiatan yang dilakukan perusahaan merupakan usaha pembesaran. Masa pemeliharaan
dilakukan selama 12 minggu/siklus, sehingga dalam satu tahun ditargetkan sebanyak 3
siklus produksi. Ikan yang dipanen berukuran rata-rata 2-3 ekor/kg dari ukuran awal
pada saat penebaran 5 inchi atau ±175 gr/ekor. Aset produksi yang dimiliki PD-CM
terdiri dari 3 unit KJA, dengan masing-masing unit terdiri dari 4 kolam ukuran 7 x 7 x 3
m dan 1 unit rumah jaga.
2.3.3. Manajemen Produksi
a. Manajemen prasarana
- Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan sangat menunjang
berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain
a) Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, b) Penempatan jaring
dapat dipasang sejajar dengan arah angin, c) Badan air cukup besar dan luas
sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, d) Kedalaman air minimal dapat
mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, e) Kualitas air
mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut
tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.
- Aerasi
Pengunaan aerasi pada kegiatan ini mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen ikan. Pengaerasian air kolam pada KJA dilakukan secara mekanis, dengan
menggunakan bahan bakar bensin atau listrik. Aerasi meningkatkan efisensi
produksi ikan, karena mempertahankan kandungan oksigen pada tingkat optimum.
Sirkulasi air kolam secara efisien mencegah stratifikasi dan mengurangi akumulasi
senyawa-senyawa nitrogen pada tempat-tempat dimana lumpur terkumpul. Aerasi
juga mempertahankan suspensi partikel organik dalam air serta membentuk
kumpulan bakteri heterotropik yang menjernihkan air dan membentuk proses
mineralisasi bahan-bahan organik terlarut.

9
Gambar 3. Penggunaan Kincir dalam Sistem Aerasi KJA
- Listrik
Sumber tenaga listrik untuk suatu kolam budidaya ikan mas pada KJA harus
memiliki kapasitas yang mampu mensuplai listrik yang cukup untuk
mengoperasikan penerangan, kincir, pompa listrik, dan peralatan blower lainnya
yang diperlukan setiap saat. Umumnya, sistem bertenaga 3-fase dipilih guna
meminimalkan pemakaian listrik. Sebuah generator pembangkit listrik harus selalu
siap pakai (Gambar 9) guna menjalankan kincir dan pompa saat terjadi gangguan
listrik.

Gambar 4. Generator pembangkit listrik

b. Manajemen sarana produksi


Benih
Benih yang digunakan adalah benih ikan mas berasal dari subang, strain Sinyonya
ukuran 5 inchi. Penggunaan benih dari subang disebabkan karena lebih cepat mencapai

10
ukuran konsumsi. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari sewaktu
intensitas sinar matahari rendah. Sebelum benih dilepas dilakukan adaptasi suhu selama
sekitar 5 menit. Caranya dengan membiarkan kantong benih mengapung di kolam,
selanjutnya kantong di buka sambil memasukkan air kedalamnya. Setelah ikan terlihat
diam gerakannya tidak liar (stres) perlahan-lahan mulut kantong ditenggelamkan ke
dalam air.
Padat Penebaran
Dalam Satu kolam ukuran (7 x 7 x 3) m3 , ditebar benih dengan kepadatan 300ekor
ikan mas/m2, sehingga total benih yang akan ditebar dalam satu kolam yaitu 14.700 ekor
dan dalam 1 unit KJA akan ditebar 58.800 ekor ikan mas.
Pakan
Pakan yang digunakan berupa pellet, diperoleh dari produsen pakan yang beroperasi
di waduk cirata, seperti : Suri Tani Pemuka (STP), Central Pangan Pertiwi (CPP), dan
Sinta Prima. Pakan yang digunakan adalah pakan dengan kualitas dua, dengan harga
Rp. 4.500/kg. sekitar 6.000—7.500 ton per bulan. Dengan harga terendah Rp4.500 per
kg. Pemberian pakan untuk pembesaran di KJA adalah 5% dari biomassa pada awal
pemeliharaan dan berangsur menurun menjadi 3% hingga akhir pemeliharaan (Tabel 1).
Makanan diberikan pada pagi, siang dan sore hari dengan cara ditebarkan sedikit demi
sedikit untuk menghindari makanan akan jatuh kedasar kolam. Rata-rata jumlah pakan
yang dibutuhkan ikan peliharaan adalah 514,5 kg/hari.
Tabel 1. Jumlah Pakan yang Diberikan

Bobot Jumlah pakan


Minggu Ke-
(gr) (% biomassa)
1–5 175 – 300 5
6 – 10 301 – 450 4
11 – 12 450 – 525 3

Pemberian pakan pada setiap periode pemeliharaan tidak sama disesuaikan


dengan biomassa ikan peliharaan. Pengadaan pakan dilakukan dengan sistem kontrak
dengan produsen pakan yang beroperasi di waduk cirata. Pakan diadakan untuk
kebutuhan setiap 4 hari, sehingga pakan yang tersedia di rumah jaga untuk setiap kali
pengambilan adalah 2 ton. Pada hari ke-3, salah seorang petugas jaga akan mengambil
pakan yang dibutuhkan untuk 4 hari berikutnya. Karena pembelian dilakukan dengan
sistem kontrak, maka pengangkutan pakan sampai ke tempat budidaya menjadi

11
tanggung jawab produsen pakan. Dengan demikian resiko kerusakan pakan, dan biaya
gudang dapat diminimalisir.
2.3.4 Jadwal Produksi
Alur kegiatan produksi dapat dilihat pada Tabel 3, berikut :
Tabel 2. Alur Kegiatan Pembesaran Ikan Mas pada KJA dengan Kepadatan Tinggi

Unit KJA I Bulan ke-


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penebaran
Panen

Unit KJA II Bulan ke-


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penebaran
Panen

Unit KJA II Bulan ke-


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penebaran
Panen

2.4. Rencana Biaya


2.4.1. Biaya
Asumsi dasar yang dapat digunakan dalam analisa biaya untuk pengembangan
perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Wadah yang digunakan berupa 3 unit KJA yang masing-masing KJA
terdiri dari 4 buah kolam berukuran (7 x 7 x 3 m)
2. Lama produksi adalah 12 minggu untuk 1 siklus
3. Padat penebaran 300 ekor/m2
4. Benih ikan yang digunakan sebanyak 58.800 ekor (@ 175 gr/ekor)
5. Periode panen adalah 3 kali/tahun/unit
6. Kelangsungan hidup 95 %
7. Harga penjualan ikan ukuran konsumsi (@500 gr/ekor) sebesar Rp.
13.000,-/kg
a. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal tahun untuk
pendirian sarana-sarana yang mendukung proses budidaya, yang meliputi; pembuatan

12
KJA, pembangunan rumah jaga dan kantor, instalasi listrik, generator listrik, instalasi
aerasi, kincir dan timbangan. Pada Tabel 4 berikut ini akan dicantumkan rincian
komponen investasi serta biaya yang dibutuhkan sebagai tahap awal dalam
pengembangan usaha pembesaran ikan mas menggunakan sistem KJA pada padat
penebaran yang tinggi.
Tabel 4. Biaya Investasi Perusahaan Dagang Cirata Mas
Jumla Total Biaya
No Komponen Pembiayaan Satuan
h (Rp)
1 Keramba
Kontruksi
Besi segitiga 6 m batang 99 4455000
Baut batang 2.340 3510000
Besi segitiga 20 m batang 84 6300000
Paku ukuran 10 cm dan 12 45
cm kg 157500
Drum plastik buah 111 8325000
Bambu untuk jalan inspeksi batang 216 648000
Bambu gembong batang 72 864000
Kayu Balok 50 cm batang 210 231000
Karet Ban buah 222 2664000
Saung/tempat memberi 6
pakan buah 270000
Cat 3 kg kg 15 285000
Jaring 1,5 inc kg 225 11250000
Jaring 1 inc kg 240 12000000
Pemberat jaring 2 kg buah 75 1500000
Jangkar buah 18 1800000
Bambu untuk panen batang 3 36000
Tambang kecil kg 15 240000
Tambang gorok kg 30 480000
Serok buah 3 16200
Timbangan (50 kg) buah 6 1050000
Upah Pembuatan Paket 3 6000000
Sub-Jumlah 75.000.000
2 Rumah Jaga unit 3 9.000.000
3 Kantor unit 1 50.000.000
4 Komputer Kantor dan ATK paket 1 10.000.000
5 Instalasi Listrik unit 1 5.000.000
6 Generator Pembangkit Listrik unit 1 5.000.000
7 Perahu unit 1 3.000.000
8 Kincir unit 12 36.000.000
9 Handphone buah 2 1.000.000
10 Timbangan gantung unit 1 350.000
11 Tabung oksigen Unit 1 750.000
Jumlah Rp.195.500.00
0,-

13
b. Biaya Penyusutan

Tabel 5. Biaya Penyusutan


No Komponen Satu Jml UT Harga Nilai Harga
an (tah satuan Sisa Penyusut
un) (Rp) (10%) an
(Rp)
unit 1 10 60.000.00 6.000.00 5400000
1 Keramba
0 0
unit 1 10 32.500.00 3.250.00 2925000
2 Rumah Jaga
0 0
unit 1 10 50.000.00 5.000.00 4500000
3 Kantor
0 0
Komputer paket 1 5 10.000.00 0 500000
4
Kantor & ATK 0
4 Instalasi Listrik unit 1 10 5.000.000 0 500000
Generator unit 1 10 5.000.000 0 500000
5 Pembangkit
Listrik
unit 1 10 3.000.000 300.000 270000
6 Perahu
unit 12 10 36.000.00 0 3600000
7 Kincir
0
Timbangan unit 1 10 350.000 35.000 31500
8
gantung
9 Handphone unit 2 10 1.000.000 0 100000
Tabung unit 1 10 750.000 75.000 67500
10
Oksigen
Jumlah 36.937.50 18.394.0
0 00

a. Biaya Tetap

Tabel 6. Biaya Tetap


Biaya Total biaya
Komponen Jumlah Satuan
Perbulan Pertahun
Biaya Penyusutan - - 18.394.000
Biaya izin usaha pertahun - 337.500
BBM liter 500.000 6.000.000
Telpon bulan 20.000 240.000
Gaji Karyawan :
−Direktur Utama 1 Orang 2.000.000 24.000.000
−Manajer 1 Orang 1.500.000 18.000.000
−Pelaksana Lapang 1 Orang 1.250.000 15.000.000
−Bagian Umum 1 Orang 1.000.000 12.000.000
− Karyawan lapang 6 Orang 750.000 54.000.000
Total Rp.147.971.500,-

14
b. Biaya Variabel (BV)
Tabel 7. Biaya Variabel
Komponen Jumlah Biaya Total biaya
Satuan Pertahun
Biaya Pakan
282.590.154 2443311386
@62797,8 kg per 9 siklus
siklus
Harga Benih 10.290
9 siklus 51.450.000 463050000
kg/siklus
Isi Ulang oksigen 9 siklus 500.000 4500000
Transportasi pemasaran 9 siklus 500.000 4500000
Obat-obatan 9 siklus 400.000 3600000
Perlengkapan 250.000
9 siklus
packing 2250000
Plastik 9 siklus 1.000.000 9000000
Stirofoarm 9 siklus 1.500.000 13500000
Pemeliharaan 1.000.000
9 siklus
keramba 9000000
Total Rp.
2.952.711.386,
-

c. Total Biaya Produksi


Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp.147.971.500,- + Rp. 2.952.711.386,-

= Rp. 3.100.682.886,-

2.4.2. Neraca Keuangan


a. Penerimaan
- Penjualan produksi ikan mas dalam 1 tahun
(9 siklus produksi) sebanyak 246.339 kg @Rp.14.000,- = Rp. 3.448.746.000,-

b. Keuntungan
Keuntungan = TR - TC
- Penerimaan = Rp. 3.448.746.000,-

15
- Total Biaya Produksi = Rp. 3.100.682.886,-
Keuntungan = Rp. 348.063.114,-

c. Arus uang Tunai (Cash Flow)


Arus Uang Tunai = Keuntungan + Biaya Penyusutan
= Rp. 348.063.114,- + Rp.13.394.000,-
= Rp. 366.457.114,-

2.4.3. Analisis Keuangan


a. R/C Ratio Produksi

= 3.448.746.000,-
3.100.682.886,-

= 1,11
Artinya usaha pembesaran ikan mas di keramba jaring apung masih layak dan
menguntungkan, karena setiap penanaman modal Rp.1,- dapat diperoleh hasil
Rp.1,11

b. Jangka Waktu Pengembalian Modal (Payback Period)


PP = (jumlah Investasi/keutungan) x tahun
= (195.100.000/ 348.063.114) x 1 tahun

= 0,56 Tahun (±2 siklus produksi)


Analisa Payback Period menunjukkan bahwa tingkat pengembalian modal
adalah 0,56 tahun atau ±2 siklus produksi.

c. Titik Impas (BEP)


BEP = Biaya Tetap
1 – Biaya variabel : Penerimaan
= 147.971.500
1 – (Rp.2.952.711.386/ Rp. 3.448.746.000)

= 147.971.500
1 – 0,86
= Rp. 1.028.791.347,-

Nilai BEP ini menunjukkan bahwa titik impas berada pada tingkat penjualan
Rp. 1.028.791.347,-

16

Anda mungkin juga menyukai