Anda di halaman 1dari 18

Makalah Ejaan Dan Tanda Baca

Disusun Oleh :
1.Satria Edy Wibowo

TUGAS MATA KULIAH


BAHASA INDONESIA SEMESTER 1

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG..................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
1. EJAAN..............................................................................................................4
2. FUNGSI EJAAN.............................................................................................. 4
3. PERKEMBANGAN EJAAN DI INDONESIA................................................5
4. TANDA BACA DAN PENGGUNAANNYA.................................................11
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN.................................................................................................18
2. SARAN.............................................................................................................18
3. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Bahasa kita kenal sebagai penghubung antara manusia.kita ketahui sekarang ini
zaman semakin maju,dan teknologi kita semakin canggih.Dalam hal ini peran kita untuk
mengimbangi kemajuan zaman ini,harus mampu mengerti salah satu nya bahasa.Bahasa di
dunia ini banyak sekali,dan sebagai bahasa internasional adalah bahasa inggris.Kita yang
berdomisili di Negara Indonesia harus bisa minimal menguasai satu bahasa nasional
kita,yaitu Bahasa Indonesia.Semenjak era Orde Lama,atau masa penjajahan nenek moyang
kita belum mengerti akan bahasa,karena mereka belum mengerti akan pendidikan dan
kemajuan teknologi.
Bahasa sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari.Tetapi bagaimana kita
menggunakan

bahasa

tersebut

dengan

benar,sesuai

EYD

(Ejaan

Yang

Disempurnakan).Sehingga kita kadang keliru memaknai arti akan ucapan kita.


B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Apa yang dimaksud dengan ejaan,fungsi ejaan.dan perkembangannya di Indonesia ?


Apa itu pengertian tanda baca,contoh-contoh tanda baca dan penggunaan nya?

BAB II
PEMBAHASAN

A. EJAAN
1. Pengertian Ejaan
Ejaan merupakan keseluruhan aturan atau tata cara tuntuk menulis suatu bahasa baik
yang menyangkut lambang bunyi, penulisan kata, penulisan kalimat, maupun penggunaan
tanda baca. Ejaan bahasa Indonesia yang kita pakai sekarang ini adalah menganut sistem
tulisan fonemis. Yang dimaksud dengan sistem tulisan fonemis adalah bentuk suatu ejaan
yang menginginkan serta berusaha untuk melambangkan sebuah fonem itu hanya dengan satu
huruf saja. Namun demikian dalam kenyataan masih kita

dapatkan satu huruf untuk

melambangkan dengan dua huruf.


Adanya hal-hal tersebut yang ada dalam bahasa Indonesia, maka kita selalu berusaha
untuk menyempurnakan ejaan-ejaan yang kita pakai. Ini tampak jelas dari perkembangan
ejaan bahasa Indonesia yang pernah kita pakai, yaitu dari sebelum tahun 1947 maupun
sesudah tahun 1972.
B.

Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia


Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata
bahasa maupun kosa kata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang cukup penting.
Oleh karena itu, pembakuan ejaan perlu diberi prioritas lebih dahulu. Dalam hubungan itu,
ejaan, antara lain, berfungsi sebagai :
1.

Landasan pembakuan tata bahasa.

2.

Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.

3.

Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.


Apabila pembakuan ejaan telah dalam dilaksanakan, pembakuan aspek kebahasaan
yang lain pun dapat ditunjang dengan keberhasilan itu, terutama jika segenap pemakai bahasa
yang bersangkutan telah menaati segala ketentuan yang terdapat di dalam buku pedoman.
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan di atas, ejaan sebenarnya juga
mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman
pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi

praktis itu dapat dicapai jika segala ketentuan yang terdapat di dalam kaidah telah diterapkan
dengan baik.
C.

Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia


Ejaan bahasa Indonesia yang telah kita kenal ternyata mengalami beberapa kali
perubahan.

Perubahan-perubahan

yang

terjadi

adalah

mempunyai

tujuan

untuk

penyempurnaan.
Adapun ejaan-ejaan yang pernah dipergunakan dalam bahasa Indonesia adalah :
1.

Ejaan van Ophuysen


Ejaan van Ophuhysen atau yang juga dikenal dengan ejaan Balai Pustaka dipergunakan
sejak tahun 1901 hingga bulan Maret 1947. Disebut Ejaan van Ophuysen karena ejaan itu
merupakan hasil karya dari Ch. A. van Ophuysen yang dibantu oleh Engku Nawawi. Ejaan
ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu. Disebut dengan Ejaan Balai Pustakan karena pada
waktu itu Balai Pustaka merupakan suatu lembaga yang terkait dan berperan aktif serta cukup
berjasa dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam ejaan van Ophusyen antara lain :

a.

Huruf y ditulis dengan j.


Misalnya:

b.

EYD
Sayang

Ejaan van Ophusyen


Sajang

Yakin

Jakin

Saya

Saja

Huruf u ditlus dengan oe


Misalnya:

c.

EYD
Umum

Ejaan van Ophusyen


Oemoem

Sempurna

Sempoerna

Surat

soerat

Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma di atas.
Misalnya:
EYD
Rakyat

Ejaan van Ophusyen


Rayat

d.

Bapak

Bapa

Makmur

Mamoer

Huruf j di tulis dengan dj.


Misalnya:

e.

EYD
Jakarta

Ejaan van Ophusyen


Djakarta

Raja

Radja

Jangan

Djangan

Huruf c ditulis dengan tj.


Misalnya:

f.

EYD
Pacar

Ejaan van Ophusyen


Patjar

Cara

Tjara

Curang

Tjurang

Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch.


Misalnya:

2.

EYD
Khawatir

Ejaan van Ophusyen


Chawatir

Akhir

Achir

Khazanah

Chazanah

Ejaan Republik
Ejaan Republik adalah merupakan hasil penyederhanaan dari pada Ejaan van Ophuysen.
Ejaan Republik mulai berlaku pada tanggal 19 Maret 1947. Pada waktu itu yang menjabat
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah Mr. Suwandi,
maka ejaan tersebut dikenal pula atau dinamakan juga dengan Ejaan Suwandi.
Ejaan Repulik ini merupakan suatu usaha perwujudan dari Kongres Bahasa Indonesia
yang pertama di Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1938 dan yang menghasilkan suatu keputusan
penyusunan kamus istilah.
Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan ejaan Ophusyen dapat
diperhatikan dalam uraian di bawah ini:

a.

Gabungan huruf oe dalam ejaan van Ophusyen digantikan dengan u dalam Ejaan Republik.

b.

Bunyi hamzah () dalam Ejaan van Ophusyen diganti dengan k dalam Ejaan Republik.

c.

Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.

d.

Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.

e.

Tanda trema () dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan dalam Ejaan Republik.
Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberi beberapa contoh.

3.

Ejaan van Ophusyen


Oemoer

Ejaan Republik
Umur

Koeboer

Kubur

Maloem

Maklum

Ejaan Pembaharuan
Ejaan pemabahruan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk memperbaharui
Ejaan Republik. Penyusunan itu dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa
Indonesia.
Konsep Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu dikenal sebuah nama yang
diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitian ejaan itu. Yaitu Profesor
Prijono dan E. Katoppo.
Pada tahun 1957 panitia dilanjutkan itu berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan
baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan
itu pun belum pernah diberlakukan.
Salah satu hal yang menarik dalam konsep Ejaan Pembaharuan ialah disederhanakannya
huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal. Hal itu, antara lain
tampak dalam contoh di bawah ini.

a.

Gabungan konsonan dj diubah menjadi j

b.

Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts

c.

Gabungan konsonan ng diubah menjadi

d.

Gabungan konsonan nj diubah menjadi

e.

Gabungan konsonan sj diubah menjadi


Kecuali itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim disebut diftong ditulis
berdasarkan pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy.

Misalnya:

4.

EYD
Santai

Ejaan Pembaharuan
Santay

Gulai

Gulay

Harimau

Harimaw

Kalau

Kalaw

Amboi

amboy

Ejaan Melindo
Ejaan Melindo (Melayu- Indonesia), merupakan suatu hasil perumusan ejaan Melayu
dan Indonesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan Melindo ini diawali dengan
diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di Medan,
Sumatera Utara. Bentuk rumusan Ejaan Melindo adalah merupakan bentuk penyempurnaan
dari ejaan sebelumnya. Tetapi Ejaan Melindo ini belum sempat dipergunakan, karena pada
masa-masa itu terjadi konfrontasi antara negara kita Republik Indonesia dengan pihak
Malaysia.
Hal yang berbeda ialah bahwa di dalam Ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti
pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta, juga gabungan konsonan nj seperti njonja,
diganti dengan huruf nc, yang sama sekali masih baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua
gabungan konsonan itu diganti dengan ts dan .

5.

Ejaan Baru (Ejaan LBK)


Ejaan baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia
Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari
panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang
kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan menteri
pendidikan dan kebudayaan no.062/67,tanggal 19 september 1967.
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK, antara lain :

a.

Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.


Misalnya :
EYD
Remaja

Ejaan Baru
Remadja

Jalan

Djalan

Perjaka
b.

Perdjaka

Gabungan konsonan tj diubah menjadi j


Misalnya:

c.

EYD
Cakap

Ejaan Baru
Tjakap

Baca

Batja

Cipta

Tjipta

Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny


Misalnya:

d.

EYD
Sunyi

Ejaan Baru
Sunji

Nyala

Njala

Bunyi

Bunji

Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy


Misalnya:

e.

EYD
Syarat

Ejaan Baru
Sjarat

Isyarat

Isjarat

Syukur

Sjukur

Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh


Misalnya:

6.

EYD
Takhta

Ejaan Baru
Tachta

Makhluk

Machluk

Ikhlas

Ichlas

Ejaan Yang Disempurnakan


Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdakan
Republik Indonesia yang ke XXVII, tanggal 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaikan
ejaan baru untuk bahasa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan Keputusan
Presiden No. 57 tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan (EYD). Ejaan tersebut merupakan hasil yang dicapai oleh kerja panitia
9

ejaan bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan ini merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan dari pada Ejaan
Suwandi atau ejaan Republik yang dipakai sejak dipakai sejak bulan Maret 1947.
Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:
a.

b.

Perubahan Huruf
Ejaan Lama
Djika

EYD
Jika

Tjakap

Cakap

Njata

Nyata

Sjarat

Syarat

Achir

Akhir

Supaja

Supaya

Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Misalnya:
Khilaf
Fisik
Valuta
Universitas
Zakat

c.

Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan,
misalnya pada kata Furqan, dan xenon.

d.

Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di- yang merupakan kata depan. Sebagai
awalan, di- ditulis sering kali dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di- sebagai kata
depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh:
Awalan
Dicuci

Kata Depan
Di kantor

Dibelikan

Di sekolah

Dicium

Di samping

Dilatar belakangi

Di tanah

10

e.

Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan
sebagai penanda perulangan:
Misalnya:
Anak-anak, bukan anak2
Bermain-main, bukan bermain2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:

1)

Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.

2)

Penulisan kata.

3)

Penulisan tanda baca.

4)

Penulisan singkatan dan akronim.

5)

Penulisan angka dan lambang bil

B. TANDA BACA
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar kalimatkalimat yang kita tulis dapat di pahami orang persis seperti yang kita maksudkan.
Tanda baca yang lazim digunakan adalah:

1. TITIK
Titik atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.). Tanda ini lazimnya dipakai
untuk :
1.Menyatakan akhir dari sebuah tutur atau kalimat.
Contoh:
Hewan kurbanitu telah di sembelih semua.
Jangan selalu mengikuti kehendak orang lain.
Berlari mengerjar layang layang.
Karena kalimat tanya dan kalimat perintah atau seru mengandung pula pengertian perhentian
akhir, yaitu berakhirnya tutur, maka tanda tannya dan tanda seru yang digunakan dalam
kalimat-kalimat tersebut selalu mengandung sebuah tanda titik.
Contoh:
Apa yang hendak kamu cari?
Mengapa orang tersebut dapat sukses?
Dimana harta karun itu berada?

11

2.Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan singkatan kata
atau ungkapan yang sudah lazim. Pada singkatan kata yang sudah terdiri dari tiga huruf
atau lebih yang dipakai satu titik.
Contoh:
a.n. (atas nama)
Dr. (Dokter)
H. (haji)
Ir. (Insinyur)
u.b (untuk beliau)
Kol. (Kolonel)
dkk. (dan kawan-kawan)
M.Sc. (Master of Science)
dll. (dan lain-lain)
S.H. (Sarjana Hukum)
dst. (dan seterusnya)
Drs.(Doktorandus)
tsb. (tersebut)
M.A.(Master of arts)
Yth. (yang terhormat)
Spd. (sarjana pendidikan)
Semua singkata kata yang menggunakan inisial atau akronim tidak menggunakan titik : DPR,
MPR, ABRI, Hankam, Kopkamtib, ampera, Lemhanas, dsb.
3.Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang
menunjukkan jumlah; juga dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan titik .
Contoh:
10.000
125.000
pukul 5.45.42 (pukul lima 45 menit 42 detik)
pukul 02.00 (pukul 2 tepat)

2.

KOMA
Koma atau perhentian antara yang menunjukkan suara menarik ditengah-tengah tutur,
biasanya dilambangkan dengan tanda (,). Disamping untuk menyatakan perhentian antara
(dalam kalimat), koma juga dipakai untuk beberapa tujuan tertentu.
Dalam hal-hal berikut dapat digunakan tanda koma :

12

1. Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat, antara kalimat setara yang menyatakan


pertentangan, antara anak kalimat dan induk kalimat, dan antara anak kalimat dan
anak kalimat.
Contoh:
Amiir sudah bernagkat ke kampus pagi pagi, tetapi ia masih saja tertinggal kereta.
Mereka bukan mengerjakan apa yang diperintahkan, melainkan bermalas-malasan.
Ada berbagai macam sayuran di kerbun diantaranya sawi, kangkung, bayam, brokoli.
Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa dalam usaha penyempurnaan ejaan bahasa
Indonesia, lebih dahulu harus ditentukan secara deskriptif tata fonem bahasa Indonesia
sebelum dilakukan pemilihan huruf bagi fonem-fonemnya.
2. Koma digunakan untuk menandai suatu bentuk parentetis (keterangan-keterangan
tambahan yang biasanya ditempatkan juga dalam kurung) dan unsur-unsur yang tak
restriktif :
Contoh:
Pertama, tulislah nama, NPM dan kelas.
Kedatangannya, seperti yang diinginkan dari dulu, tidak disambut dengan upacara besarbesaran.
3.Tanda koma digunaka untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat mendahului induk kalimatnya, atau untuk memisahkan induk kalimat
dengan sebuah bagian pengantar yang terletak sebelum induk kalimat.
Contoh:
Bila matahari terik ibu akan menjemur kerupuk.
Karena senang, ia pergi berkeliling menggunakan sepeda.
Sebagai pembaca doa, maka kami persilahkan untuk meju ke atas panggung
4.Koma digunakan untuk menceraikan kata yang disebut berturut-turut :
Contoh:
Pak Burno memeli segulung tali, selembar papan triplek dan 1 sak semen.
5.Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan transisi yang terdapat pada
awal kalimat, misalnya : jadi, oleh karena itu, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi,
disamping itu, dlsb.
Contoh:
Walaupun sulit, tetap saja apabila belajar akan menjadi mudah di pahami.
6.Koma selalu digunakan untuk menghindari salah baca atau keragu-raguan.

13

Contoh:
Meragukan : Dijalan raya kelihatan ramai.
J e l a s : dijalan raya, kelihatan ramai.
7.Koma dipakai untuk menandakan seseorang yang diajak bicara.
Contoh:
Saya berharap, anak saya menjadi anak yang berbudi baik.
8.Koma dipakai juga untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkan.
Contoh:
Presiden Soekarna adalah presiden pertama Indonesia, dia berjuang dengan sekuat tenaga.
9.Koma dipakai untuk memisahkan kata-kata afektif seperti o, ya, wah, aduh, kasihan,
dari bagian kalimat lainnya.
Contoh:
Aduh, betapa senangnya dapat nilai bagus.
Wah, sungguh indah pemandangan itu.
10.Tanda koma dipakai untuk memisahkan sebuah ucapan langsung dari bagian
kalimat lainnya.
Contoh:
Kata ayah, saya akan menangani semua masalah yang ada.
11.Koma digunakan juga untuk beberapa maksud berikut:
a. Memisahkan nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tinggal.
b. Menceraikan bagian nama yang dibalikkan (untuk referensi, misalnya).
c. Memisahkan nama keluarga dari gelar akademik.
d. Untuk menyatakan angka desimal.
Contoh :
Apabila anda ingin bertemu dengan saya, harap melapor ke bagian : personalia.
Veronia, Kamila ( namanya sebenarnya Kamila Veronika )
3. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaa, atau rasa emosi yang kuat.
Contoh :

14

Jangan ganggu anak itu !


4. Tanda Titik Koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:

Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara

Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.

5. Tanda Titik Dua (:)


Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut

Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.

Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian

Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan

Di antara jilid atau nomor buku/ majalah dan halaman. antara bab dan ayat dalam
kitab suci, atau antara judul dan anak judul suatu karangan.

Contoh :
Nama nama burung : pipit, rajawali, elang, kasuari.
6. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:

Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris,

Menyambung unsur-unsur kata ulang

Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing

Contoh :
Air yang jatuh dari langut di sebut air hujan.
7. Tanda Kurung ( )
Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut

Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan

Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan

Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan

15

Contoh :
Dapat (bisa)
Emapt (empat).
8. Tanda Kurung Siku ( {..} )
Tanda kurung siku digunakan untuk:

Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada akhir
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain

Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung

Contoh :
Himpunan A {1,2,3,4}.
9. Tanda Petik ("...")
Fungsi tanda petik adalah:

Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis
lain

Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat

Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal

Contoh :
Ibu berkata jangan main jauh-jauh.
10. Tanda Petik Tunggal ('..')
Tanda Petik tunggal mempunyai fungsiL

Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain

Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing

Contoh :
File tersebut harus di save di dalam folder yang baru.
11. Tanda Garis Miring (/)

Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat

Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat

Contoh :

16

IV/III/2012 (nomor surat 4, bulan 3 tahun 2012).


12. Tanda Penyingkat (Apostrof) (')

Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan

bunyi ujaran dan bagaimana atar hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan
penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis yang dimaksud dengan ejaan adalah
penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tangda baca.
Beberapa fungsi ejaan di dalam bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
1.

Landasan pembakuan tata bahasa.

2.

Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.

3.

Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.


Ejaan bahasa Indonesia yang telah kita kenal ternyata mengalami beberapa kali
perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah mempunyai tujuan untuk
penyempurnaan.
Adapun ejaan-ejaan yang pernah dipergunakan dalam bahasa Indonesia adalah :

1.

Ejaan van Ophusyen

2.

Ejaan Republik

3.

Ejaan Pembaharuan

4.

Ejaan Melindo

5.

Ejaan Baru (EjaanLBK)

6.

Ejaan yang Disempurnakan

17

Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar kalimat-kalimat
yang kita tulis dapat di pahami orang persis seperti yang kita maksudkan.

B.

Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari

kesempuraan. Saran kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah
sehingga akan lebih bernanfaat kontibusinya bagi hazanah keilmuan. Wallahu alam.

DAFTAR PUSTAKA

http://fitriapratiwi.blogspot.co.id/2012/10/penggunaan-tanda-baca-dalamejaan.html
http://ridiawan.blogspot.co.id/2012/02/perkembangan-ejaan-bahasaindonesia.html

18

Anda mungkin juga menyukai