153
154
2. Dari simulasi permodelan lereng dengan menggunakan
155
Lereng
mengalami
kelongsoran
tanah
permukaan pada kondisi kering 25% dari basah
100%, kering 50% dari basah 100% dan kering
5% dari basah 100%.
Kemiringan lereng 60
Lereng
mengalami
kelongsoran
tanah
permukaan dalam semua kondisi pada siklus ini
(kering 25% dari basah 100% kering 100%).
Kemiringan lereng 75
Lereng
mengalami
kelongsoran
tanah
permukaan dalam semua kondisi pada siklus ini
(kering 25% dari basah 100% kering 100%).
c. Siklus 5
Kemiringan lereng 25
Lereng dalam keadaan mendekati area kritis
terdapat pada lereng 50% dari basah 100%
dengan SF = 1,100, dan longsor pada kering
25% dari basah 100%.
Kemiringan lereng 45
Lereng
mengalami
kelongsoran
tanah
permukaan pada kondisi kering 25% dari basah
100%, kering 50% dari basah 100% dan kering
5% dari basah 100% dan kritis di siklus lainnya.
Kemiringan lereng 60
Lereng
mengalami
kelongsoran
tanah
permukaan dalam semua kondisi pada siklus ini
(kering 25% dari basah 100% kering 100%).
Kemiringan lereng 75
Lereng
mengalami
kelongsoran
tanah
permukaan dalam semua kondisi pada siklus ini
(kering 25% dari basah 100% kering 100%).
156
3.
157
b. Siklus 3 setelah menerima energi hujan
Kemiringan lereng 25
Lereng mengalami kelongsoran pada kondisi
kering 25% dari basah 100% dan kering 50%
dari basah 100%.
Kemiringan lereng 45
Lereng mengalami kelongsoran pada kondisi
kering 25% dari basah 100% dan kering 50%
dari basah 100%, dan berada pada area kritis
pada kondisi kering 75% dari basah 100%
dengan SF = 1,113.
Kemiringan lereng 60
Lereng mengalami kelongsoran pada kondisi
kering 25% dari basah 100%, kering 50% dari
basah 100% dan inisial.
Kemiringan lereng 75
Lereng
mengalami
kelongsoran
tanah
permukaan dalam semua kondisi pada siklus ini
(kering 25% dari basah 100% kering 100%).
c. Siklus 5 setelah menerima energi hujan
Kemiringan lereng 25
Lereng dalam keadaan paling kritis terdapat
pada kondisi kering 50% dari basah 100%
dengan SF = 1,058, kering 75% dari basah
100% dengan SF = 1,178 dan kelongsoran pada
kondisi kering 25% dari basah 100%.
Kemiringan lereng 45
Lereng dalam keadaan paling kritis terdapat
pada kondisi kering 75% dari basah 100%
dengan SF = 1,007 dan kelongsoran pada
158
kondisi kering 25% dari basah 100% dan kering
50% dari basah 100%.
Kemiringan lereng 60
Lereng dalam keadaan paling kritis terdapat
pada kondisi kering 50% dari basah 100%
dengan SF = 1,101 dan kelongsoran pada
kondisi kering 25% dari basah 100% dan 25%
dari inisial.
Kemiringan lereng 75
Lereng
mengalami
kelongsoran
tanah
permukaan dalam semua kondisi pada siklus ini
(kering 25% dari basah 100% kering 100%).
6.2 Saran
Berikut ini
saran-saran untuk pengembangan
penelitian selanjutnya:
159
160