PENDAHULUAN
1.1.
berbagai
krisis ekologi. Bila semula krisis ekologi dipandang sebagai produk dari
industrialisasi, maka kini krisis ekologi dipandang sebagai tantangan untuk
melakukan reformasi kehidupan sosial, teknis, dan ekonomi. Kedua, institusiinstitusi
penting
yang
berkaitan
dengan
modernitas,
seperti
ilmu
Kebijakan
nasional
penataan
ruang
secara
formal
ditetapkan
dan
berkelanjutan.
Namun,
setelah
lebih
dari
25
tahun
kualitas
rencana
tata
ruang
wilayah.
Guna
membantu
Hidup
Strategis
[KLHS]
atau
Strategic
Environmental
Assessment [SEA] menjadi salah satu pilihan alat bantu melalui perbaikan
2
efek
atau
pengaruh
lingkungan
yang
akan
timbul
penilaian
indikasi
program
pengembangan
dan
isu
dan
mempertimbangkan
peluang-peluang
baru
akan
adanya
peluang
pembangunan
yang
tidak
1.3.
KELUARAN
Keluaran yang diminta adalah:
1.4.
1.
2.
Laporan Pendahuluan
3.
Laporan Akhir
waktu
pelaksanaan
tugas,
konsultan
harus
selalu
1.5.
LINGKUP PEKERJAAN
Ada dua faktor utama yang menyebabkan kehadiran KLHS dibutuhkan
juga bermanfaat
Aras rinci
bahasan yang bersifat komprehensif dan memuat analisis yang lebih dalam.
Bilamana dilakukan pengumpulan dan analisis data yang lebih dalam, maka
hal-hal yang patut diperhatikan adalah:
1. Relevansi data dan informasi yang dianalisis dengan dengan karakter
draft KRP yang ditelaah. Sebagai misal, untuk KLHS yang berdimensi
spasial KLHS untuk RTRW Kabupaten dibutuhkan data dan analisis
yang lebih cermat untuk wilayah-wilayah yang telah mengalami
bagian
yang
integral
dari
KRP.
Prinsip
kehati-hatian
Kedua,
pengurangan,
hierarki
dan
pengelolaan
pengendalian
lingkungan
limbah)
(pencegahan,
sejauh
mungkin
kepentingan
ekonomi
dan
tidak
diprioritaskannya
kepentingan
lingkungan hidup.
Satu hal yang juga harus diindahkan adalah mutu dokumen KLHS KRP
RTRW yang dihasilkan. Standar mutu KLHS yang diterbitkan oleh IAIA yang
tercantum pada Bagian 2 butir 5 di muka, dapat digunakan sebagai dasar
rujukan.
1.6.
2. Keseimbangan (equilibrium)
3. Keadilan (justice)
Keterkaitan
benar
keterkaitan
satu
komponen
dengan
komponen lain, antara satu unsur dengan unsur lain, atau antara satu
variabel biofisik dengan variabel biologi, atau keterkaitan antara lokal dan
global, keterkaitan antar sektor, antar daerah, dan seterusnya. Dengan
membangun
pertautan
tersebut
KLHS
dapat
diselenggarakan
secara
oleh
kepentingan
nilai-nilai
sosial
keseimbangan
ekonomi
dengan
seperti
keseimbangan
kepentingan
lingkungan
antara
hidup,
BAB 2.
TINJAUAN UMUM KABUPATEN BENGKULU
TENGAH
2.1. KARAKTERISTIK, LOKASI DAN WILAYAH
Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan salah satu daerah di wilayah
propinsi Bengkulu. Daerah ini beribukota di Karang Tinggi. Luas Kabupaten
Bengkulu Tengah adalah 1.123,94 Km2. Yang terdiri dari 10 Kecamatan, 112
Desa Definitif, 1 Kelurahan, dan 30 Desa Persiapan. Kondisi geografisnya
sebagian besar merupakan dataran dengan ketinggian 0-150 m dpl ,
sedangkan dibagian timur topografinya berbukit - bukit dengan ketinggihan
541 m dpl. Kabupaten Bengkulu Tengah berbatasan dengan : beberapa
wilayah berikut ini :
Sebelah Utara : Kecamatan Air Napal, Kecamatan Kerkap Kabupaten
Bengkulu Utara dan Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong;
Sebelah Timur : Kecamatan
Ujanmas,
Kecamatan
Kepahiang,
dan
Selebar,
Kecamatan
Sungai
Serut,
Hindia yang memiliki putaran angin yang kuat, dan sebagian lagi merupakan
daratan dengan topografi wilayah yang berbukit. Seperti daerah lain di
Provinsi Bengkulu, di Kabupaten Bengkulu Tengah juga sering terjadi hujan.
Meskipun termasuk musim kemarau, hujan tetap turun meskipun dengan
intensitas yang jarang. Dari 3 pos pemantau hujan yang ada di Kabupaten
Bengkulu Tengah, tercatat paling banyak terjadi hujan di pos pemantau Anak
Dalam.
sebanyak 150 kali, di pos Anak Dalam 197 kali dan di pos Karang Tinggi 135
kali.
Intensitas hari hujan yang paling sering terjadi di bulan April, yaitu
18 hari di Taba Penanjung, 25 hari di Anak Dalam dan 16 kali di Karang
Tinggi. Puncak musim kemarau di Kabupaten Bengkulu Tengah terjadi di
Bulan Agustus. Jumlah hari hujan di bulan ini hanya 6 hari di pos Taba
Penanjung, 11 kali di Anak Dalam dan 5 kali di Karang Tinggi. Curah hujan
yang paling tinggi terjadi di bulan Desember. Yaitu 420 mm di Taba
Penanjung, 531 mm di Anak Dalam dan 483 di Karang Tinggi. Curah hujan
terendah terjadi di Bulan Agustus, yaitu 148 mm di Taba Penanjung, 93 mm
di Anak Dalam dan 74 mm di Karang Tingg
Luas
Talang Empat
Karang Tinggi
Taba Penanjung
Merigi
Kelindang
93.62
137.47
148.38
98.42
Ibukota
Kecamatan
Kembang Seri
Ujung Karang
Taba Penanjung
Lubuk Unen
12
Persentase
7.65
11.23
12.12
8.04
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok Kubang
Pondok Kelapo
Pematang Tiga
Bang Haji
Total
188.57
99.42
92.00
165.20
129.64
70.71
1.223.94
Keroya
Arga Indah 2
Pekik Nyaring
Pondok Kubang
Pematang tiga
Bang Haji
15.41
8.12
7.52
13.50
10.59
5.78
100,00
101-32'-1028'
ini membuat
kabupaten
Bujur
215-4Lintang
Bengkulu Tengah
Bengkulu dengan
Timur,
pada
jalur
terletak
perlintasan
selatan.
pada
posisi
antara Kota
wilayah
Kabupaten
Bengkulu
Tengah
dijumpai
beberapa
Peta
Rupa
Pola
drainase
yang
tampak
dalam
dengan pola aliran bentuk paralel ini cenderung akan menimbulkan banjir
di bagian hilir dimana tempat terjadinya pertemuan anak-anak sungai
tersdebut. Diantara sungai-sungai yang mengalir di wilayah ini ada dua
sungai yang cukup besar dan berair sepanjang tahun yakni: Air Palik
dan Air Bengkulu. Sedangkan sungai-sungai lainnya umumnya berair
pada
musim
hujan,
tetapi
debitnya
mengalami
penurunan
secara
Pondok
pembukaan
lahan
banjir,dan
pada musim
kemarau
mudah
mengalami penyusutan
Klasifikasi
Agroklimat
Oldeman
(1975)
dalam
iklim A1, yakni daerah dengan bulan basah lebih besar dari 9 bulan dan
bulan kering kurang dari 2 bulan. Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan
Ferguson (1951) dalam Handoko (1995), iklim di kawasan ini termasuk
tipe iklim A (daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika),
dengan perbandingan bulan kering (kurang dari 60 milimeter/bulan) dan
bulan basah (lebih besar dari 100 milimeter/bulan) (Q) = 0,00 persen.
Suhu udara rata-rata Kabupaten Bengkulu Tengah adalah 26,39 derajat
celcius, sedang suhu
minimum rata-rata
persen),
terendah
terjadi
pada
bulan
agustus
2.2.
penggunaannya
14
didominasi
untuk
kawasan
kawasan
Peruntukan
kawasan
Agropolitan
setempat,
produktivitas pertanian
rakyat. Minimnya
Sumber
Daya Manusia dan peralatan selama ini menyebabkan rendah nya hasil
masarakat Kabupaten Bengkulu Tengah Kabupaten
Bengkulu
Tengah
di
Kabupaten
program
Bengkulu
perluasan
areal
Tengah masih
tanaman
dapat
pangan dan
ditingkatkan
intensifikasi
2.2.
Luas
Panen
Produksi
(Ha)
Padi
Kabupaten
Bengkulu Tengah
Kecamatan
Talang Empat
Karang Tinggi
Taba Penanjung
Merigi
Padi Sawah
Padi Ladang
866
1.133
2.040
1.025
85
160
491
95
15
Jumlah
951
1.293
2.531
1.120
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok Kubang
Pondok Kelapo
Pematang Tiga
Bang Haji
Total
222
326
460
1.446
530
186
8.234
60
13
450
590
48
1.992
282
339
460
1.896
1.120
234
10.226
2.3.
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Kabupaten Bengkulu Tengah pada awalnya dibentuk berdasarkan
adanya
kesetaraan
gender
dalam
penerimaan
PNS
di
Kelurhan/Des
Definitif
11
13
13
10
Kelurahan/Des
a Persiapan
4
5
1
2
11
10
10
15
10
10
112
3
5
2
2
3
2
29
Jumlah
15
18
14
12
14
15
12
17
13
12
142
2.4.
KEPENDUDUKAN
Sebagaimana kondisi kependudukan di Indonesia pada umumnya, di
Luas Wilayah
Talang Empat
Karang Tinggi
Taba Penanjung
Merigi
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok Kelapo
Pondok Kubang
Pematang Tiga
Bang Haji
Total
Penduduk
Kepadatan
93,62
137,47
148,38
98,42
13.184
11.406
10.991
6.351
140,81
82,97
74,07
64,52
188,57
99,42
92,00
165,20
129,64
70,71
1.223,94
5.779
5.706
25.613
8.012
6.784
6.029
99.855
30,64
57,39
257,62
48,49
52,32
85,26
81,58
transmigran
telah
ditempatkan.
orang
transmigran
tersebut
Kecamatan
Rumah Tangga
Talang Empat
Karang Tinggi
Taba Penanjung
Merigi
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok Kelapo
Pondok Kubang
Pematang Tiga
Bang Haji
Total
Penduduk
Rata-rata
3.286
2.802
2.623
1.636
13.184
11.406
10.991
6.351
4,0
4,1
4,2
3,9
1.336
1.425
6.306
1.999
1.794
1.414
24.621
5.779
5.706
25.613
8.012
6.784
6.029
99.855
4,3
4,0
4,1
4,0
3,8
4,3
4,1
Laki-laki
Perempuan
6.935
5.873
5.709
3.256
6.249
5.533
5.282
3.095
110,98
106,14
108,08
105,20
2.926
2.909
13.194
4.203
3.450
3.125
51.580
2.853
2.797
12.419
3.809
3.334
2.904
48.275
102,56
104,00
106,24
110,34
103,48
107,61
106,85
2.5.
Sex Ratio
KEPENDIDIKAN
19
Sekolah
Murid
Guru
Talang Empat
Karang Tinggi
Taba Penanjung
Merigi
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok Kelapo
Pondok Kubang
Pematang Tiga
Bang Haji
Total
7
1
2
-
132
28
38
-
23
3
8
-
1
10
21
20
138
356
6
29
69
20
Sekolah
Murid
Guru
Talang Empat
Karang Tinggi
Taba Penanjung
Merigi
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok Kelapo
Pondok Kubang
Pematang Tiga
Bang Haji
Total
7
11
13
8
1.812
1.658
1.532
1000
168
169
236
111
6
8
18
9
7
5
92
1.059
1.060
3.602
1.029
1.369
666
14.787
178
105
253
173
159
6 85
7 1637
22
Sekolah
Murid
Guru
Talang Empat
Karang Tinggi
Taba Penanjung
Merigi
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok Kelapo
Pondok Kubang
Pematang Tiga
Bang Haji
Total
4
4
5
3
896
474
412
321
156
88
11
56
2
2
6
2
2
2
32
86
441
1250
222
287
292
4681
66
50
178
44
78
39
766
Sekolah
Murid
Guru
Talang Empat
Karang Tinggi
Taba Penanjung
Merigi
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok Kelapo
Pondok Kubang
Pematang Tiga
Bang Haji
Total
2
1
1
-
639
331
319
-
90
1
52
-
1
1
6
227
575
1.138
29
35
225
23
2.6.
KESEHATAN
DI Kabupaten Bengkulu Tengah telah berdiri sebuah Rumah Sakit
17
puskesmas
keliling
dengan
sistem
jemput
bola
atau
Rumah
Sakit
-
Puskesmas
2
Puskesmas
Pembantu
3
Puskesma
s Keliling
2
24
Merigi
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok
Kelapo
Pondok
Kubang
Pematang
Tiga
Bang Haji
Total
2
1
3
3
4
6
2
1
3
1
19
1
27
1
17
masyarakat
memanfaatkan
pengobatan
alternatif.
Untuk
Dokter
Spesialis
-
Dokter
Umum
4
Dokter
Gigi
1
Perawat
30
62
15
25
29
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok
Kelapo
Pondok
Kubang
Pematang
Tiga
Bang Haji
Total
2
2
17
12
45
29
15
12
3
5
264
Jmlah Kasus
ISPA
Tekanan Darah Tinggi
Gastritis
Penyakit Kulit Infeksi
Penyakit Kulit Alergi
Radang Sendi/Rematik
Malaria
Diare dan Kolera
Asma
Karies Gigi
7.571
1.664
2.428
1.656
1.572
2.488
4.193
2.331
742
844
2.7.
masyarakat
Bengkulu
tengah
adalah
Kristen
dan
Katholik.
cacat
yang
diakibatkan
kecelakaan.
61
orang
mantan
permasalahan
sosial
ini,
sebanyak
139
pekerja
sosial
2.8.
PERINDUSTRIAN.
KELITRIKAN
AIR
MINUM
DAN
PERTAMBANGAN
Sebanyak 557 unit usaha industri formal terdapat di Kabupaten
Bengkulu Tengah. 56 persen diantaranya merupakan industri yang belum
dapat digolongkan ke dalam klasifikasi industri dari Dinas Perindustrian.
Industri yg sudah tergolong didominasi oleh industri perabot rumah tangga
28
Tengah.
Industri
formal
di
Kabupaten
Bengkulu
Tengah
772
rumah
tangga.
Selama
Tahun
2011,
BLUAM
telah
terbanyak ada di kelompok II, yaitu 1.147 rumah tangga dengan volume air
yang didistribusikan sebanyak 27.318 meter kubik dan nilai nominal 39
miliar Rupiah. Tarif kelompok yang memiliki jumlah pelanggan terkecil
adalah kelompok V, dengan jumlah pelanggan 2 rumah tangga, volume air
30 M3 dan nilai nominal 15 juta rupiah.
Pasokan listrik untuk wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah dipenuhi
dari 2 sumber, yaitu PLN Ranting Kepahiang dan PLN Kota Bengkulu. 98,33
persen listrik di Kabupaten Bengkulu Tengah digunakan untuk keperluan
rumah tangga, 0,40 persen digunakan untuk kegiatan usaha, 0,026 persen
digunakan di bidang industri, dan 1, 23 persen digunakan untuk kepentingan
umum. PERTAMBANGAN Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan salah satu
Kabupaten penghasil batu bara terbesar di Provinsi Bengkulu. Di Tahun
2011, sejumlah tambang di Bengkulu Tengah telah menghasilkan 1,3 juta
ton batu bara. Produksi terbesar pada bulan September 2011, yaitu 160 ribu
ton. Dan produksi terendah pada bulan Desember 2011, yaitu 48,32 ribu
ton. Total Penjualan batu bara pada tahun 2011 adalah 1,16 juta ton. 21,06
persen diantaranya digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri,
dan 78,93 persen lainnya diekspor.
30
BAB 3.
METODE PENYUSUNAN KLHS KABUPATEN BENGKULU TENGAH
3.1. KONSEP DAN PRINSIP KLHS
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan salah satu
produk penting modernisasi ekologi era 1990an. KLHS merupakan suatu
institusi baru yang dibentuk untuk memperbaiki politik dan tata-kelola
lingkungan hidup, dengan fokus utama: mengintegrasikan pertimbangan
lingkungan pada aras
menjamin
diintegrasikannya
prinsip-prinsip
keberlanjutan
dalam,
dan
bisa
dimanfaatkan
sebagai
instrumen
metodologis
dan
atau
instrumen
pengelolaan
lingkungan
lainnya
serta
para
pemangku
kepentingan
strategis
dan
partisipatif,
efek
negatif
terhadap
32
lingkungan
dan
keberlanjutan
metodologis
(suplementer)
dari
pelengkap
penjabaran
(komplementer)
RTRW/RDTR,
atau
atau
tambahan
kombinasi
dari
3.2.
INVENTARISASI DATA
33
3.3.
PENGOLAHAN DATA
Data kuantitatif yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis
dengan cara tabulasi silang, sedangkan data yang bersifat kualitatif akan
dianalisis secara deskriptif kualitatif. Untuk memperoleh materi atau bahan
masukan
bagi
kegiatan
ini,
perlu
disusun
desain
survey,
sehingga
menghasilkan data dan informasi yang akurat atau valid dengan materi
sebagai berikut :
a. Untuk keperluan prakiraan dan evaluasi maupun perolehan
materi data dilakukan pengumpulan dan analisis data yang
relevan (dapat menjamin reliability dan validity) dari setiap
komponen survey yang dikaji. Sehingga hasil identifikasi,
prakiraan dan evaluasi data dapat dijadikan landasan dalam
penyusunan Laporan Kegiatan Selanjutnya
b. Pengumpulan data secara langsung dilakukan wawancara dan
forum diskusi (FGD), sedangkan pengumpulan data secara
tidak langsung dengan pengumpulan data sekunder/hasil studi
dan data dari lembaga/instansi terkait.
34
3.4.
permasalahan
fisik
serta
kemempuannya
dalam
menampung
Dimana : KLB = koefisien lantai bangunan Pada analisis fisik binaan ini juga
ditunjang oleh survai pola penggunaan tanah yang akurat dan interprestasi
foto citra dari wilayah perencanaan.
3. ANALISIS SUPERIMPOSED
Analisis ini digunakan untuk menentukan daerah yang paling baik untuk
perkembangan. Factor penentuannya adalah semua aspek fisik lingkungan
dari daerah perencanaan. Prinsip yang digunakan dalam analisis ini adalah
untuk memperoleh lahan yang sesuai dengan kebutuhan perencanaan
(kesesuaian lahan). Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah
superimposed
(tumpang
tindih)
dari
berbagai
keadaan
dari
daerah
dampak
lingkungan
(ANDAL)
merupakan
analisis
terhadap
5. ANALISIS AMBANG
Analisis ambang ini digunakan untuk menganalisis perluasan wilayah kota,
pengembangan kawasan terbangun baru dan analisis kemampuan kawasan
berkembang. Dalam analisis ini akan digunakan metode Boleslaw Malizs.
FaKtor penentu dalam Analisis ini adalah keadaan fisiografi, keadaan pola
penggunaan tanah, jaringan utilitas umum dan jaringan jalan. Prinsip dasar
dari analisis ini adalah efisiensi dan efektivitas pengembangan lahan secara
ekonomi. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Cd = Cn + Ca
Dimana :
Cd = biaya pembangunan
Cn = biaya normal
37
Ca = biaya tambahan
Dalam analisis ini akan meliputi pembahasan terhadap hal-hal berikut :
-
Limitasi fisiografis
kualitas
lingkungan.
Lingkungan
nyaman
yang
dapat
RH = Kelembaban relative
Indeks kenyamanan berkisar antara 61-71. THI di atas 71 bermakna orang
sudah merasa tidak nyaman. Sedangkan Sani (1986) menghitung indeks
kenyamanan (IK) dengan rumus:
IK = 0,7(TWB) + 0,2(TG) + 0,1(TDB)
Di mana :
TWB = suhu jika basah
TG = suhu termometer globe
TDB = suhu jika kering
Lingkungan yang sehat dapat dilihat dari kadar debu dan tingkat kebisingan
di sekitar hutan kota yang dikaitkan dengan NAB (Nilai Ambang Batas). Jika
kadar debu dan tingkat kebisingan sudah melewati NAB maka lingkungan
tersebut dinyatakan sudah tidak sehat. Lingkungan yang estetis dalam
penelitian ini diperoleh dari nilai estetika hutan kota dan kehadiran burung.
merupakan
kategori
nilai
yang
diberikan
pada
setiap
40
Meskipun bobot setiap faktor atau parameter tidak sama. Untuk sementara
seluruh faktor dan parameter dianggap mempunyai bobot yang sama (b=1).
Teknik penilaian untuk pengambilan keputusan dengan menggunakan
skoring merupakan jumlah nilai setiap parameter dikalikan dengan bobotnya
atau :
N total = ni x bi
ni = (b=1)
Keterangan :
Ntotal
= Nilai total
Ni
= Nilai parameter
Bi
= Bobot faktor/parameter
41
pada masa mendatang. Output dari analisis tersebut adalah sebaran sarana
dan prasarana di kawasan perencanaan untuk tiap-tiap kecamatan .
Arahan Kebutuhan Saranan dan Prasaranan Dalam RTRW Kabupaten Bengkulu Tengah
ANALISIS KEBUTUHAN
ondisi Eksisting Sarana dan Prasrana Kabupaten Bengkulu
TengahKebutuhan
Sarana dan Prasarana Kabupaten Bengkulu Te
SARANA
DAN PRASARANA
hasil guna dan daya guna tiap-tiap jenis fasilitas dan utilitas
perkotaan,
kualitas pelayanan fasilitas dan utilitas.
Tingkat pelayanan fasilitas umum adalah kemampuan suatu jenis
fasilitas didalam melayani kebutuhan penduduknya. Fasilitas umum yang
memiliki tingkat pelayanan 100 % mengandung arti bahwa fasilitas tersebut,
memiliki kemampuan yang sama dengan kebutuhan penduduknya. Untuk
mengetahui kelengkapan fasilitas umum kota dihitung tingkat pelayanannya
dengan rumus :
T.Pij = aij/bj x 100% Cis
Dimana :
T.Pij
Aij
Bj
Cis
fasilitas,
kecuali
untuk
fasilitas
peribadatan.
Khusus
untuk
43
3.4.5.METODE SAMPLING
Metode
pengambilan
sampel
yang
umum
digunakan
adalah
= Jumlah sampel
atau z = 1,96.
V
Dimana :
44
45
Pendekatan
perencanaan
kegiatan
pada
dasarnya
merupakan
Permasalahan,
Perumusan
Kebutuhan
Penanganan.
Pemantapan
KEBUTUHAN PENANGANAN
dengan
pendekatan
ini
dapat
bersifat
situasional
dan
berdasarkan
3.4.10
KLHAS
Kabupaten
Bennteng
ini
AHP
digunakan
untuk
Survey Swadaya
Kesepakatan Penggalang
Evaluasi
48
Proses Implementasi
Kesepakatan Perenc
Langkah awal proses ini adalah merinci tujuan atau topik kajian ke
dalam beberapa komponen yang kemudian diatur dalam tingkatan-tingkatan
hirarki. Hirarki yang paling atas diturunkan kedalam beberapa set kriteria
atau
elemen,
sehingga
diperoleh
elemen-elemen
spesifik
yang
pada
tiap
hirarki
dilakukan
denganteknik
perbandingan
BAB 4
PENUTUP
Kecenderungan penurunan kualitas lingkungan terkait dengan tata
ruang wilayah sebagai produk dari rangkaian proses penataan ruang, yang
diawali tahapan perencanaan tata ruang, oleh karena itu, perbaikan kuaitas
rencana tata ruang wilayah menjadi mutlak dan sangat strategis untuk
segera direalisasikan guna menghambat laju penurunan kualitas lingkungan
dan daya dukung lingkungan. KLHS bisa menjadi pilihan alat bantu untuk
50
yang
akan
terjadi
kalau
pertimbangan
lingkungan
tidak
masalah degradasi
51
No.
32 Tahun
2009 tentang
Perlindungan
dan
Pengelolaan
sebuah
bentuk
tindakan
strategis
dalam
menuntun,
proses
penyusunan
dan
evaluasi
keputusan,
bisa
nyaman,
produktif,
dan
berkelanjutan
berlandaskan
Wawasan
Nomor
Lingkungan
32
Tahun
Hidup.
2009
Pada
tentang
pasal
15
Perlindungan
disebutkan
dan
bahwa
terintegrasi
dalam
pembangunan
suatu
wilayah
dan/atau
kebijakan,
lingkungan
hidup,
kinerja
layanan/jasa
ekosistem,
efisiensi
perubahan
iklim
dan
tingkat
ketahanan
dan
potensi
tata
ruang,
perlu
diperhatikan
kaidah
asas-asas
hasil
menekankan
pertimbangan
keterkaitan
antara
satu
komponen dengan komponen lain, antara satu unsur dengan unsur lain,
atau antara satu variabel biofisik dengan variabel biologi, atau keterkaitan
antara lokal dan global, keterkaitan antar sektor, antar daerah, dan
seterusnya. Keseimbangan menekankan aplikasi keseimbangan antar aspek,
kepentingan, maupun interaksi antara makhluk hidup dan ruang hidupnya,
seperti di antaranya adalah keseimbangan laju pembangunan dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup, keseimbangan pemanfaatan
dengan
perlindungan
dan
pemulihan
cadangan
sumber
daya
alam,
membuat
kebijakan,
rencana
atau
program
terkait
dengan
55