Anda di halaman 1dari 20

1.

TOPIK DAN TUJUAN


1.1. Topik
Topik dari praktikum Teknologi Pengolahan Susu kali ini adalah butter dan buttermilk.
Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 24 Mei 2016 yang bertempatkan di
Laboratorium Rekayasa Pangan pada pukul 15.00 WIB. Asisten dosen yang
bertanggung jawab dalam praktikum ini adalah Graytta Intannia yang didampingi oleh
asisten dosen lain yaitu Beatrix Restiani dan Tjan Ivana Chandra. Bahan baku yang
digunakan dalam praktikum ini adalah whipping cream cair. Jenis butter yang akan
dibuat dalam praktikum kali ini adalah unslated butter. Butter akan dibuat berdasarkan
proses churning dimana dilakukan pengocokan pada krim hingga lemak dan buttermilk
terpisah. Hal yang diamati dalam praktikum ini adalah warna, rasa, aroma, tekstur,
penampakan dan rendemen.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara unsalted butter yang
tidak di fermentasi dan memhami prinsip pembuatannya.

2. HASIL PENGAMATAN
3. K
e
l
15. B
1

4. Produk

5.
10. Ra 11. Aro
sa
ma
20. ++
21. +
+

12. Teks
tur
22. +++

6. Fisik
13. Penampakan

16.

9. War
na
19. ++

18. Butter
26.

29. ++

30. ++
+

31. +

32. +

33. Ada body, susah dioles,


tidak creamy

34.

27.
28. Butter setelah disimpan di kulkas
36.

39. +

40. ++
++

41. +

42. +++

43. Creamy

44. 65,33

49. ++

50. ++
+

51. +

52. +++

53. Ada body, gampang


dioles, creamy

54. 28,94

23. Ada body, gampang


dioles, creamy

14. Rendem
en (%)
24. 26,14

17.

37.
45. B
2

38. Buttermilk
46.

47.
48. Butter
56.

59. ++

60. ++
+

61. +

62. +

63. Ada body, susah dioles,


tidak creamy

64.

57.
58. Butter setelah disimpan di kulkas
66.

69. +

70. ++
++

71. +

72. +++

73. Creamy

74. 61,67

80. ++

81. ++
+

82. +

83. +++

84. Ada body, gampang


dioles, creamy

85. 32,12

67.
75. B
3

68. Buttermilk
76.
77.

78.
79. Butter
87.

88.
89. Butter setelah disimpan di kulkas
97.

90. ++

100.

91. ++
+

+ 101.
++++

98.
99. Buttermilk

92. +

102.

93. +

+ 103.

+
++

94. Ada body, susah dioles,


tidak creamy

104.

Creamy

95.

105.

63,3
3

106.
B4

107.
108.

109. Butter
117.
118.
119.

120.

110.

+ 111.
++
++++

112.

+ 113. +
++
+++

121.

+ 122.
++
++++

123.

+ 124.

Butter setelah disimpan di kulkas

++

+
++

114. Tidak ada body,


sangat mudah dioles,
sangat creamy

125.

Ada body, mudah


dioles, creamy

115.

126.

34,7
1

128.
129.

130.
137.
B5

Buttermilk
138.
139.

140.

131.

141.

+ 132.
+
+

133.

+ 142.
++
++++

143.

+ 134.
+

Butter

+
++

+ 144. +
++
+++

135.

Sangat creamy

145. Tidak ada


bodysangat mudah
dioles, sangat creamy

136.

52,6
7

146.

42,2
6

148.
149.

150.

151.

Butter setelah disimpan di kulkas


158.
159.

160.

161.

+ 152.
++
++++

153.

+ 162.
+
+

163.

+ 154.

+
++

+ 164.

+
++

++

155.

165.

Ada body, mudah


dioles, creamy

Sangat creamy

Buttermilk

167.Keterangan :
168.Warna
169.+
: putih
170.++
: agak kuning
171.+++ : kuning
172.++++ : sangat kuning
173.+++++ : coklat
180.Aroma
181.+
: tidak kuat
182.++
: agak kuat

174.Rasa
175.+
176.++
177.+++
178.++++

: tidak enak
: agak enak
: enak
: sangat enak

185.Tesktur
186.+
: kasar/keras
187.++
: agak kasar/agak keras

179.Penampakan
Punya body atau tidak
Mudah dioles atau tidak
Creamy atau tidak

156.

166.

56,6
7

183.+++ : kuat
184.++++ : sangat kuat

188.+++ : lembut
189.++++ : sangat lembut

191.

192.

Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa produk butter dan buttermilk terbuat dari bahan baku yang berbeda, yaitu whipping

cream Roselle (kelompok B1-B3) dan Elle & Vire (kelompok B4-B5). Untuk parameter warna, baik butter maupun buttermilk
kelompok B4-B5 lebih kuning dibandingkan dengan produk yang dihasilkan oleh kelompok B1-B3. Untuk rasa butter dan butter
setelah dikulkas pada kelompok B1-B3 adalah enak, sedangkan untuk kelompok B4-B5 rasa yang dihasilkan sangat enak.
Sedangkan untuk buttermilk yang dihasilkan oleh kelompok B1-B3 sangat enak, dan untuk kelompok B4-B5 adalah tidak enak
atau hambar. Aroma yang dihasilkan oleh kelompok B4-B5 lebih kuat dibandingkan dengan kelompok B1-B3. Untuk tekstur
butter memiliki tekstur yang sangat lembut jika dibandingkan dengan butter setelah disimpan di kulkas. Untuk penampakan dari
butter kelompok B1-B3 adalah memiliki body, gampang dioles dan creamy dan untuk butter setelah disimpan dikulkas didapatkan
butter yang memiliki body, susah dioles dan tidak creamy. Untuk kelompok B4-B5 dihasilkan butter yang tidak memiliki body,
sangat creamy dan sangat mudah dioles dan untuk butter yang disimpan dalam kulkas memiliki body, mudah dioles dan creamy.
Buttermilk yang dihasilkan oleh kelompok B4-B5 lebih creamy dibandingkan dengan kelompok B1-B3. Hasil rendemen butter
paling tinggi dihasilkan oleh kelompok B5 sebesar 46,26% dan paling rendah dihasilkan oleh 26,14. Sedangkan untuk rendemen
buttermilk paling tinggi dihasilkan oleh kelompok B1 sebesar 65,33% dan paling rendah dihasilkan oleh kelompok B4 dan B5
sebesar 56,67%.
193.
194.
195.

Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa produk butter dan buttermilk terbuat dari bahan baku yang berbeda, yaitu whipping

cream Roselle (kelompok B1-B3) dan Elle & Vire (kelompok B4-B5). Untuk parameter warna, baik butter maupun buttermilk
kelompok B4-B5 lebih kuning dibandingkan dengan produk yang dihasilkan oleh kelompok B1-B3. Untuk rasa butter dan butter
setelah dikulkas pada kelompok B1-B3 adalah enak, sedangkan untuk kelompok B4-B5 rasa yang dihasilkan sangat enak.
8

Sedangkan untuk buttermilk yang dihasilkan oleh kelompok B1-B3 sangat enak, dan untuk kelompok B4-B5 adalah tidak enak
atau hambar. Aroma yang dihasilkan oleh kelompok B4-B5 lebih kuat dibandingkan dengan kelompok B1-B3. Untuk tekstur
butter memiliki tekstur yang sangat lembut jika dibandingkan dengan butter setelah disimpan di kulkas. Untuk penampakan dari
butter kelompok B1-B3 adalah memiliki body, gampang dioles dan creamy dan untuk butter setelah disimpan dikulkas didapatkan
butter yang memiliki body, susah dioles dan tidak creamy. Untuk kelompok B4-B5 dihasilkan butter yang tidak memiliki body,
sangat creamy dan sangat mudah dioles dan untuk butter yang disimpan dalam kulkas memiliki body, mudah dioles dan creamy.
Buttermilk yang dihasilkan oleh kelompok B4-B5 lebih creamy dibandingkan dengan kelompok B1-B3. Hasil rendemen butter
paling tinggi dihasilkan oleh kelompok B5 sebesar 46,26% dan paling rendah dihasilkan oleh 26,14. Sedangkan untuk rendemen
buttermilk paling tinggi dihasilkan oleh kelompok B1 sebesar 65,33% dan paling rendah dihasilkan oleh kelompok B4 dan B5
sebesar 56,67%.
196.

197.
198.

10

199.

PEMBAHASAN

200.
201.

Butter atau mentega adalah produk olahan susu yang umumnya dibuat dari susu

maupun cream dengan atau tanpa penambahan garam dan mengandung 80-82%
lemak susu (Novidia, 2003). Walstra et al (2006), menambahkan bahwa butter
adalah produk olahan dari susu yang dibuat dengan metode pengocokan atau
churning hingga terjadi pemisahan lemak. Butter adalah emulsi air dalam lemak
yang terdiri dari globula lemak, lemak crystalline dan droplet air yang terdispersi
dalam fase lemak (Ronholt et al., 2014). Menurut Nurulhidayah et al (2015), butter
merupakan bahan pangan yang kaya akan vitamin larut lemak seperti vitamin
A,D,E,K.
202.
203. Menurut Kosikowski (1977), mengungkapkan bahwa pengelompokkan jenis
butter dapat dibedakan berdasarkan kadar garamnya, yaitu unsalted butter dan
salted butter. Salted butter dibagi menjadi dua yaitu krim manis tanpa penambahan
kultur, dan ripened cream yang ditambahkan kultur bakteri asam laktat dengan
mikroorganisme penghasil flavor. Kultur bakteri yang ditambahkan dapat berupa
Streptococcus lactis, Streptococcus cremoris, Streptococcus diacetillactis,

dan

Leuconostoc. Pada praktikum kali ini akan dibuat sweet cream unsalted butter
dengan menggunakan bahan baku whipping cream cair dan tidak dilakukan proses
fermentasi karena tidak menggunakan kultur starter dan garam. Buttermilk adalah
by-product, cairan yang tertinggal setelah proses ekstraksi butter dari yogurt atau
cream. Kandungan dalam buttermilk adalah laktosa, protein susu dan mineral
(Lonkar et al., 2011). Menurut Bahrami et al (2015), kandungan buttermilk
dipengaruhi oleh metode produksi, sumber susu dan jumlah air yang ditambahkan
pada proses churning.
204.
205. Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan butter dan buttermilk adalah
menimbang whipping cream sebanyak 300 ml. Whipping cream yang digunakan
dalam praktikum ada dua jenis yaitu Roselle (kelompok C1-C3) dan Elle & Vire
(kelompok C4-C5) dan dikocok dengan mixer pada kecepatan tinggi hingga terpisah
antara butter dan buttermilk. Penggunaan bahan sudah sesuai dengan pendapat dari
Gunstone (2002), bahwa butter dapat dibuat dari krim. Menurut Saleh (2004),

11

selama proses pengocokan terjadi pemecahan globula lemak yang menyebabkan


koagulasi

12

13

206.

sehingga akan terbentuk butiran butter. Fase lemak yang terbentuk akan menjadi

padatan yang disebut sebagai butter, sedangkan fase air yang terbentuk akan
menjadi cairan yang disebut buttermilk.
207.
208. Setelah itu didiamkan selama beberapa saat hingga semua lemak naik.
Selanjutnya dilakukan pemisahan butter dari buttermilk dengan menyaring
buttermilk menggunakan kain saring yang sudah disterilkan. Menurut Susilorini &
Sawitri (2006), proses pemisahan ini disebut sebagai proses working dimana droplet
air kecil dipecah sehingga akan dihasilkan droplet dengan hasil yang lebih stabil,
dimana butter harus memiliki permukaan yang kering. Untuk mendapatkan
permukaan yang kering butter yang dihasilkan ditekan-tekan agar buttermilk yang
ada masih dapat dipisahkan. Sterilisasi pada kain saring bertujuan untuk membunuh
seluruh mikroorganisme dengan menggunakan suhu 121oC selama 15 menit.
Selanjutnya dilakukan penimbangan butter dan pengukuran volume buttermilk dan
diamti secara sensori (warna, rasa, aroma dan tekstur) dan perhitungan rendemen.
Butter disimpan dalam kulkas dengan ditutup dengan plastik cling wrap dan
dibiarkan selama 1 jam setelah itu dilakukan pengujian sensori.
209.
210. Menurut Vanderghem et al (2010), churning adalah proses destabilisasi globula
lemak susu yang terjadi selama proses agitasi mekanik dari krim dalam gas.
Pengocokan yang kuat dapat memecahkan globula lemak serta dapat menghasilkan
busa protein pada permukaan krim. Jika proses mixing dilanjutkan maka akan
dihasilkan busa yang semakin kecil, kompak dan memberi tekanan pada globula
lemak. Dimana dengan adanya tekanan maka lemak cair akan didiorong keluar dari
globula lemak dan akan membentuk suatu padatan yang solid dan kompak sehingga
tidak akan terjadi pencampuran kembali.
211.
212. Uji sensori pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah pengujian
warna. Warna butter dan butter setelah disimpan dalam kulkas untuk kelompok B1
hingga B3 adalah agak kuning. Sedangkan untuk kelompok B4 dan B5 dihasilkan
warna kuning. Sedangkan untuk warna butter cream yang dihasilkan pada kelompok
B1 hingga B3 adalah putih dan untuk kelompok B4 dan B5 adalah agak kuning.
Senyawa yang berkontribusi dalam memberi warna kuning pada butter dan
buttermilk adalah -karoten yang terkandung dalam lemak (Kosikowki, 1977).

14

Perbedaan warna butter dapat disebabkan oleh bedanya bahan baku yang digunakan
dari segi komposisi dan brand. Jika dilihat warna butter lebih gelap dibandingkan
dengan warna butter yang dimasukkan kedalam kulkas. Hal ini sesuai dengan teori
dari Krause et al. (2008), yang menyatakan bahwa warna butter yang disimpan
dalam kulkas akan memudar dan memiliki warna yang lebih terang. Menurut
Kosikowski (1977), warna dari buttermilk adalah putih. Ketidaksesuaian pada
buttermilk kelompok B4 dan B5 dapat disebabkan karena adanya bagian butter yang
ikut tersaring pada saat penyaringan.
213.
214. Rasa butter sebelum dan setelah disimpan di kulkas yang dihasilkan oleh
kelompok B1 hingga B3 adalah enak, sedangkan pada kelompok B4 dan B5 adalah
sangat enak. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh komposisi dari brand krim yang
berbeda pada bahan baku pembuatan butter. Untuk rasa tidak terjadi perubahaan
baik sebelum dan setelah didinginkan didalam kulkas. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Krause et al (2008), yang menyatakan bahwa rasa butter akan
bertahan lama pada suhu rendah karena penyimpanan terbaik dapat dilakukan
selama 6 bulan hingga 1 tahun untuk mempertahankan rasanya. Untuk rasa
buttermilk yang dihasilkan oleh kelompok B1 hingga B3 adalah sangat enak,
sedangkan untuk kelompok B4 dan B5 adalah tidak enak atau hambar.
215.
216. Parameter ketiga yang diuji dalam praktikum ini adalah aroma. Aroma butter
dan buttermilk yang dihasilkan oleh kelompok B1 hingga B3 adalah tidak kuat,
sedangkan untuk kelompok B4 dan B5 untuk butter dan butter yang disimpan dalam
kulkas memiliki aroma yang kuat, sedangkan untuk buttermilk memiliki aroma yang
agak kuat. Perbedaan ini disebabkan oleh berbedanya bahan yang digunakan karena
menurut Herschdoefer (1986), butter mengandung senyawa yang berperan dalam
menghasilkan aroma butter yaitu diasetil, asam butanoat, asam heksanoat,
asetaldehid, dimethyl sulfide, -octalactone,-decalactone, asam dekanoat, phenol,
p-cresol, and skatole yang membuat butter memiliki aroma yang kuat. Aroma butter
yang disimpan dalam kulkas tidak mengalami perubahan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Loazano et al. (2007), yang menyatakan aroma butter akan bertahan
pada suhu rendah dibandingkan suhu ruang. Sodini et al. (2006), menjelaskan
bahwa buttermilk memiliki aroma yang kuat dengan aroma yang menyenangkan,
dimana aroma dihasilkan dari peningkatan flavor ketika proses ripening. Hal ini

15

sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh kelompok B1 hingga B3, namun
ketidaksesuaian pada kelompok B1 hingga B3. Perbedaan ini dapat disebabkan
karena penggunaan krim yang berbeda dari segi kandungan lemak.
217.
218. Dari segi tekstur, butter yang dihasilkan oleh kelompok B1 hingga B3 adalah
lembut. Namun setelah didinginkan tesktur yang dihasilkan menjadi kasar/ keras.
Untuk kelompok B4 dan B5 tekstur butter yang dihasilkan adalah sangat lembut.
Namun butter yang didinginkan dalam kulkas memiliki tekstur lembut. Sedangkan
untuk tekstur buttermilk yang dihasilkan oleh semua kelompok adalah lembut.
Tekstur yang dihasilkan sudah sesuai dengan teori dari Herschdoefer (1986), dimana
tekstur butter pada umumnya lembut dan sangat lembut. Menurut Smith (2003),
tekstur pada butter dipengaruhi oleh komposisi lemak susu, struktur globula lemak,
laju kristalisasi dari krim, jumlah lemak cair dan ukuran kristal pada lemak butter.
Menurut Herschdoefer (1986), semakin rendah suhu penyimpanan dan semakin
lama waktu penyimpanan maka butter yang dihasilkan akan semakin padat dan
keras. Tekstur buttermilk sangat lembut atau lembut (Bobe et al., 2003) sehingga
sudah sesuai dengan hasil yang didapatkan. Tekstur dihasilkan dari proses
pengocokan yang sempurna akibat terdapatnya air pada buttermilk yang
mengakibatkan pecahnya membran globula lemak selama proses churning.
219.
220. Penampakan dari butter yang dihasilakn oleh kelompok B1 hingga B3 adalah
ada body, gampang dioles dan creamy. Sedangkan untuk kelompok B4 dan B5
menghasilkan butter yang tidak ada body, sangat mudah dioles dan sangat creamy.
Menurut Herschdoerfer (1986), karakteristik ada body atau tidak tergantung dari
proses pengolahan dan jenis bahan yang digunakan. Butter yang mudah oles dan
creamy disebabkan oleh kandungan lemak yang tinggi dan kandungan air yang tidak
terlalu tinggi. Sedangkan untuk daya oles berkaitan dengan viskositas dan
perubahan kondisi lingkungan ketika tekanan dan suhu berubah (Lee & Jackson,
1980). Butter yang dibuat dengan menggunakan Roselle memiliki body hal ini
dapat terjadi karena lemak yang digunakan adalah nabati, sedangkan untuk Elle &
Vire lemak yang digunakan adalah lemak hewani. Dan untuk butter yang disimpan
didalam kulkas terjadi perubahan, dimana butter susah dioles. Menurut Lee &
Jackson (1980), penyimpanan dalam suhu rendah dapat mempengaruhi daya oles
butter akrena terjadi pembekuan sebagian dari kandungan air dimana air akan

16

mengikat komponen sekitarnya dan menyebabkan pergerakan butter menjadi lebih


sukar untuk dioles.
221.
222. Jika dilihat dari hasil perhitungan rendemen butter dan buttermilk masingmasing kelompok berbeda. Hal ini disebabkan karena perbedaan komposisi lemak
dari masing-masing brand krim dan proses penyaringan yang berbeda-beda untuk
masing-masing kelompok. Hasil buttermilk lebih tinggi daripada butter pada semua
kelompok dapat terjadi karena pengocokan yang dilakukan kurang lama, sehingga
lemak yang dihasilkan kurang banyak, penyaringan yang tidak sempurna dan
adanya kehilangan lemak pada saat pengocokan dan penyaringan. Menurut SNI 013744-1995 yang mengatur tentang mentega, dikatakan bahwa kualitas mentega yang
baik adalah memiliki abu, rasa serta penampakan pada suhu di bawah 30 oC yang
normal. Hasil yang didapatkan selama praktikum sudah sesuai dengan standard yang
ada.
223.
224.
225.
226.
227.

228.

KESIMPULAN

229.

Butter atau mentega adalah produk olahan susu yang umumnya dibuat dari susu
maupun cream dengan atau tanpa penambahan garam dan mengandung 80-82%

lemak susu.
Prinsip pembuatan butter dan buttermilk adalah proses pengocokan kuat yang dapat

memecahkan globula lemak dan terbentuk fase solid dan fase cair.
Warna butter yang disimpan dalam kulkas akan memudar dan memiliki warna yang

lebih terang.
Warna kuning pada butter disebabkan oleh kandungan -karoten.
Butter dan buttermilk yang dibuat dari whipping cream Elle & Vire memiliki

warna yang lebih kuning dibandingkan dengan whipping cream Roselle.


Butter dan buttermilk yang terbuat dari whipping cream Elle & Vire memiliki

aroma yang lebih kuat karena mengandung lemak hewani.


Tekstur yang dihasilkan semua butter lembut dan sangat lembut karena kandungan
lemak yang tinggi

230.
231.
232.

Semarang, 28 Mei 2016


233.
Praktikan
Asisten Praktikum

234.

Intannia
235.
236. Keshia Devina Wijaya
237.
13.70.0007
238.

17

Graytta

239.

DAFTAR PUSTAKA

240.
241.Badan Standarisasi Nasional. (1995). SNI 01-3744-1995. Mentega. Jakarta.
Indonesia.
242.
243.Bahrami, Masoud; Dariush Ahmadi; Faranak Beigmohammadi & Fakhrisadat
Hoseeini. (2015). Mixing Sweet Cream Buttermilk With Whole Milk To Produce
Cream Cheese. Irish Journal of Agricultural and Food Research.
244.
245.Bobe, G.; Hammond, E. G.; Freeman, A. E.; Lindberg, G. L. & Beitz D.C. (2003).
Texture of Butter from Cows with Different Milk Fatty Acid Compositions.
http://jds.fass.org/cgi/content/full/90/6/2596.pdf. Diakses tanggal 28 Mei 2016
246.
247.Gunstone, F. D. (2002). Food Application of Lipid, in Food Lipids: Chemistry,
Nutrition & Biotechnology, Second Edition, Revised & Expanded. Ed. Akoh, C.C
& D.B. Min. Marcel Dekker, Inc. New York.
248.
249.Herschdoerfer, S. M. (1986). Quality Control in the Food Industry Volume 2.
Academic Press. London.
250.
251.Kosikowski, F. V. (1977). Cheese and Fermented Milk Foods. Edwards Brother,
Inc. USA.
252.
253.Krause, A. J; R. E. Miracle; T. H. Sanders; L. L. Dean & M. A. Drake. (2008). The
Effect of Refrigerated and Frozen Storage on Butter Flavor and Texture. J. Dairy
Sci. Vol. 91 : 455465. USA.
254.
255.Lee, R. & E.B. Jackson. (1980). Sugar Confectionery and Chocolate Manufacture.
Leonard Hill. Glasgow.
256.
257.Lonkar, S.P et al. (2011). Development of Instant Mattha Mix. World Journal of
Dairy & Food Science 6 (2): 125-129
258.
259.Lozano, P.; R. E. Miracle; A. J. Krause; M. A. Drake & K. R. Cadwallader. (2007).
Effect of Cold Storage and Packaging Material on the Major Aroma Components
of Sweet Cream Butter. J. Agric. Food Chem. Vol. 55 : 78407846.
260.
261.Novidia, E. (2003). Keju, Produk Olahan Susu yang Kaya Nutrisi. Harian Pikiran
Rakyat Minggu. Jakarta.
262.
263.Nurrulhidayah, A.F et al. (2015). Detection of Butter Adulteration With Lard Using
Differential Scanning Calorimetry. International Food Research Journal 22(2): 832839.

18

19

264.Ronhold, s; J.J.K. Krikensgaard; K.Mortensen & J.C Knudsen. (2012). Effect of


Cream Cooling Rate and Water Content on Butter Microstructure During Four
Week of Storage. Food Hydrocolloids 34: 169-176.
265.
266.Saleh, A. (2004). Teknologi pengolahan susu dan hasil ikutan ternak.
http://library.usu.ac.id/download/fp/ternak-eniza.pdf. Diakses pada tanggal 28 Mei
2016
267.
268.Smith, G. (2003). Dairy Processing. Woodhead Publishing Limited. Cambridge.
269.
270.Sodini, I.; P. Morin; A. Olabi & R.J Flores. (2006). Compositional and Functional
Properties of Buttermilk: A Comparison Between Sweet, Sour, and Whey
Buttermilk. Journal of Dairy Science Vol. 89 (2) : 525-536.
271.
272.Susilorini, T. E. & M. E. Sawitri. (2006). Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya.
Jakarta.
273.
274.Venderghem, Carolinie et al. (2010). Milk Fat Globule Membrane And
Buttermilks : From Composition to Valorization. Biotechnol. Agron. Soc. Environ
14(3), 485-500.
275.
276.Walstra, P.; J. T. M. Wouters & T. J. Geurts. (2006). Dairy Science and Technology
2nd Edition. Taylor & Francis Group, LLC. Boca Raton.
277.

20

278.
279.
280.
281.
282.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai