Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TETAP

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN


MENGGUNAKAN ION EXCHANGE

Disusun Oleh: Kelompok 1


Kelas 2 KD
Nama:
1. Anadiya Morlina
2. Ariyo Dwi Saputra
3. Jannahtul Fitri
4. Mega Silvia
5. Muhammad Dody Afrilyana
6. Rifa Nurjihanty
7. Siti Nurjanah

(061330401007)
(061330401008)
(061330401011)
(061330401016)
(061330401018)
(061330401021)
(061330401025)

Instruktur: Ir. Leila Kalsum, M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA


2014

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN

MENGGUNAKAN ION EXCHANGE

1. Tujuan Percobaan
Menghasilkan produk berupa air yang bebas ion-ion pengotor
Membandingkan kualitas air sebelum dan setelah dikontakkan ke dalam kolom
Ion Exchanger
2. Alat-Alat yang Digunakan
Unit Ion Exchanger
Tempat Sampel
3. Bahan-Bahan yang Digunakan
Sampel yang mengandung ion-ion pengotor
Aquadest
4. Dasar Teori
Penukar Ion ( Ion Exchanger)
Dalam kolom resin penukar kation terjadi reaksi pertukaran kation pengotor air
dengan H+ dari resin penukar kation, dan dalam kation resin penukar anion terjadi
pertukaran kation pengotor air dengan ion OH- dari resin penukar anion.
Resin Penukar Ion
Resin penykar ion adalah senyawa hidrokarbon terpolimerasi sampai tingkat yang
tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung saling (crosslinking) serta gugusan
yang mengandung ion-ion yang dipertukarkan. Berdasarkan gugus fungsinya, resin
penukar ion terbagi menjadi dua, yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion.
Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat dipertukarkan sedangkan resin
penukar anion, mengandung anion yang dapat dipertukarkan.
Sifat-sifat penting resin penukar ion adalah sebagai berikut: ( Hartono,1995)
a. Kapasitas penukar ion
b. Selektivitas
c. Derajat ikat silang (crosslinking)
d. Porositas
e. Kestabilan resin
Aplikasi Penukar Ion ( Ion Exchanger)
Dengan memahami prinsip dasar reaksi pertukaran ion dan sifat-sifat resin,
maka dengan mudah dapat dipahami berbagai aplikasi resin penukar ion dalam
industri. Diantaranya adalah : ( ImamKhasani,2004)

1. Pelunakan Air ( Water Softening)


Banyak air tanah yang dipakai dalam industri mengandung unsur-unsur
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), terutama air tanah yang diambil di daerah-daerah
bergunug kapur. Unsur-unsur tersebut berada dalam senyawa idrokarbon yang larut

dalam air, sehingga air terlihat tetap jernih. Air tersebut yang disebut air sadah
mempunyai banyak kerugian, diantaranya :
a. Sebagai air minum, mungkin akan menyebabkan kecendrungan terbentuknya batu
kandung kencing
b. Sebagai pencuci, air tersebut akan mengurangi daya cuci sabun
c. Sebagai air umpan boiler akan menyebabkan timbulnya kerak CaCO3 atau MgCO3
yang menghambat hantaran panas
Oleh karena itu ion Ca2+ dan Mg2+ harus diambil dan salah satu cara adalah
dengan resin penukar ion dalam bentuk R-Na :
2 R-Na + Ca2+
2 R-Na + Mg2+

R2Ca + 2 Na2+
R2Ca + 2 Na2+

Air Lunak
Resin
Kation
R-Na

Air Masuk

2. Demineralisasi Air ( Water Demineralizer)


Air di alam banyak mengandung ion-ion baik kation maupun anion. Dalam
industri atau laboratorium dan kesehatan, banyak diperlukan air bebas dari ion-ion
tersebut atau ion bebas mineral. Air tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan
resin penukar ion, kation-kation seperti Na+, K+,Ca+,Mg+,Fe3+ dan sebagainya,
dapat diambil oleh resin dalam bentuk R-H dengan reaksi :
R-H + K+
R-K + H
.................................................. (2)
Dimana K+ adalah kation. Sedangkan anion-anion seperti CL-, NO3-, SO43- dan
sebagainya dapat diserap oleh resin penukar anion dalam bentuk R-OH dengan
reaksi:
R-OH + AR-A +O H
.................................................. (3)
+
Dimana A adalah anion. Produk H dari reaksi (2) dan OH- dari reaksi (3)
bergabung membentuk air :
H+ + OHH2O
................................................... (4)
Dengan demikian air yang keluar bebas ion-ion atau disebut bebas mineral. Oleh
karena itu prosesnya disebut demineralisasi atau Water Demineralizing atau

lebih populer dengan nama aqua DM. Apabila resin telah jenuh, maka proses
regenerasi dapat dilakukan dengan mengalirkan asam 4 N untuk resin kation dan
basa 4 N untuk resin anion dengan reaksi :
R-K + H+ (4N)
R-H + K+
R-A + OH (4N)
R-OH + ADalam pembuatan alat demineral air, dapat dipakai tiga model, yaitu:
a. Sistem dua kolom (double bed)
Aqua DM

Resin

Resin

kation

Anion

Air Masuk

Gambar4. Sistem dua kolom

b.

Sistem satu kolom (mixbed bed)

Aqua DM

Resin
Kation +
Anion

Air Masuk

Gambar 5. Sistem satu kolom

c. Sistem Kombinasi

Resin
Kation

Resin
Anion

Resin
Kation
+
Anion

Air Masuk
Aqua DM

Gambar 6. Sistem kombinasi

3. Detoksikasi air limbah dan daur ulang


Dengan kemampuan penukaran ion seperti diaatas, sudah dapat diduga
bahwa resin amat berpotensi dalam pengolahan air limbah. Kontaminan atau
polutan beracun seperti logam-logam berat, seperti Pb2+, Cd2+, Ni2+, dan Cu2+
dengan mudah dapat diserap oleh resin penukar kation R-H. Sedangkan polutan
anion beracun seperti CrO4- atau CN- dapat diserap oleh resin penukar anion ROH. Alat demineralisasi ini biasanya digunakan untuk memproses air limbah
berkadar polutan rendah
Dengan demikian proses yang terjadi adalah pengambilan senyawasenyawa berbahaya yang dapat didaur ulang dan dihasilkan air yang bebas
mineral yang dapat digunakan kembali (reused water)

5. Prosedur Kerja
a. Mempersiapkan Unit Ion Exchanger
b. Menyiapkan larutan sampel yang akan dihilangkan kandungan-kandungan
ion-ionnya, atau limbah cair buatan yang mengandung Fe
c. Mengatur bukaan valve sesuai dengan arah aliran
d. Menghidupkan pompa yang digunakan
e. Mengambil sampel hasil dari pengontakkan dengan resin dengan membuka
valve produk kolom Ion Exchanger, untuk kemudian melakukan analisa

6. Data Pengamatan

Resin Anion

Volume Na2CO3
25 ml
25 ml
25 ml
Volume rata-rata

Resin Kation

Volume titran sebelum


masuk unit Ion Exchanger
3,7 ml
3,8 ml
4 ml
3,83 ml

Volume titran setelah


masuk unit Ion Exchanger
0,6 ml
0,5 ml
0,5 ml
0,53 ml

Volume FeSO4

Volume titran sebelum


masuk unit Ion Exchanger
0,8 ml
0,7 ml
0,8 ml
0,767 ml

25 ml
25 ml
25 ml
Volume rata-rata

7. Perhitungan
Pada resin anion
-Sebelum pengolahan
%Na2CO3 = V HCl x N HCl x BE Na2CO3
Gram Na 2CO3

Volume titran setelah


masuk unit Ion Exchanger
0,1 ml
0,1 ml
0,1 ml
0,1 ml

x 100%

= 3,83 x 0,1 x 106/4 x 100%


5000 (25/3000)
=
10,15
x 100%
41,67
= 24,35 %
- Setelah pengolahan
% Na2CO3 = V HCl x N HCl x BE Na2CO3
Gram Na 2CO3

x 100%

= 0,53 x 0,1 x 106/4 x 100%


5000 (25/3000)
=

1,4045
41,67
= 3,37%

x 100%

Pada resin kation


- Sebelum pengolahan
% Fe

= V KMnO4 x N KMnO4 x BE Fe x 100%


Gram sampel
= 0,767 x 0,1 x 55,847 / 2 x 100%
5000 (25/3000)
= 2,141 x 100%
41,67
= 5,13 %

Setelah pengolahan
% Fe = V KMnO4 x N KMnO4 x BE Fe x 100%
Gram sampel
= 0,1 x 0,1 x 55,847 / 2 x 100%
5000 (25/3000)

= 0,279 x 100%
41,67
= 0,67 %

8. Analisis Percobaan
Pada percobaan ini kami menganalisa kualitas air sebelum dan sesudah proses di
dalam kolom ion exchanger. Dalam peralatan ini terdapat dua kolom resin pemisah
yaitu kolom resin pemisah anion dan kolom resin pemisah kation. Pada minggu
pertama kami menganalisis dengan menggunakan kolom resin anion. Pertama kami
membersihkan peralatan ion exchanger sebersih mungkin dengan air agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah bersih, kami menyiapkan sampel limbah
yang dibuat dari campuran aquadest dan larutan Na2CO3. Kemudian kami melakukan
titrasi untuk membandingkan kualitas sampel sebelum dan sesudah di proses di resin
penukar anion. Volume rata-rata titran sebelum di proses adalah 3,83 ml, sedangkan
setelah di proses dalam resin penukar anion volumenya berkurag menjadi 0,53 ml.
Hal ini terjadi karena ion CO32- diikat oleh ion OH- dalam resin anion sehingga
volume titrannya berkurang
Minggu ke-2 kami menganalisis dengan menggunakan kolom resin kation. Pertama
kami membersihkan peralatan ion exchanger sebersih mungkin dengan air. Setelah
bersih, kami menyiapkan sampel limbah yang dibuat dengan campuran aquadest
dengan Fe. Sebelum kami proses dalam resin penukar kation, kami menitrasi untuk

membandingkan kualitas sampel sebelum dan sesudah diproses dalam resin penukar
kation. Volume rata-rata titran sebelum adalah 0,767 ml sedangkan setelah di proses
volumenya berkurang menjadi 0,1 ml.
Hal ini terjadi karena ion Fe diikat oleh ion-ion H+ dalam resin sehingga volume titran
berkurang. Air limbah yang pertamanya berwarna agak keruh sebelum di proses
dalam ion exchanger dan menjadi agak bening setelah di proses dalam alat ion
exchanger.
9. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
Ion exchanger digunakan untuk menghasilkan produk berupa air yang bebas
ion-ion pengotor dan dapat memisahkan ion-ion yang dianggap sebagai
limbah.
Konsentrasi ion CO32- dalam Na2CO3 sebelum diproses didalam kolom resin
anion adalah 99,8%, sedangkan konsentrasinya sesudah diproses didalam
kolom resin anion adalah 99,5%
Konsentrasi ion Fe sebelum diproses didalam kolom resin kation adalah
5,14%, sedangkan konsentrasi setelah diproses dalam kolom resin kation
adalah 0,67%.
Sebelum dan sesudah diproses inilah yang menunjukan bahwa alat yang
digunakan pada praktikum kali ini mempunyai kinerja alat yang baik,
sehingga dapat menghasilkan produk berupa air yang bebas ion-ion pengotor.

Namun keakuratan alat ini dipengaruhi juga pada proses pembersihan dan
pembilasan alat. Apabila pada membersihkan alat ini, masih tersisa air sisa
cucian pada pipa-pipa resin ini, maka akan mengakibatkan ketidak akuratan
alat ini sehingga alat ini harus dibersihkan dengan sebersih mungkin untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.

10. Daftar Pustaka


Jobsheet Penuntun Praktikum.Teknologi Pengolahan Limbah. Politeknik Negeri
Sriwijaya.2014
Sumber lain:
http://vsitompul.blogspot.com/2013/04/pengolahan-limbah-cair-demgan.html
http://www.scribd.com/doc/116238013/86466895-Lt-Ion-Exchange

11. Gambar Alat

Erlenmeyer

Buret

Bola karet

Corong

Gelas kimia

Spatula

Labu Ukur

Buret

Dasar Teori Tambahan


*Penukar Ion
Ion adalah atom yang masing-masing terdiri dari spesies dibebankan positif dan
negatif yang melibatkan pertukaran satu atau lebih komponen ionik.
Dalam kolom resin penukar kation terjadi reaksi pertukaran kation pengotor air
dengan ion H+ dari resin penukar kation , dan dalam kolom resin penukar anion terjadi reaksi
pertukaran anion pengotor air dengan ion OH- dari resin penukar anion .
Semua penukar ion yang bernilai dalam analisis, memilih beberapa kesamaan sifat:
mereka hampir-hampir tak dapat larut dalam air dan pelarut organik, dan mengandung ionion
katif dan ion-ion lawan yang akan bertukar secara reversibel dengan ion-ion lain dalam
larutan yang mengelilinginya tanpa terjadi perubahan-perubahan fisika yang berarti dalam
bahan tersebut.penukaran ion bersifat kompleks dan sesungguhnya adalah polimerik. Polimer
ini membawa suatu muatan listrik yang tepat dinetralkan oleh muatan-muatan pada ion-ion
lawannya (ion aktif). Ion-ion aktif ini beruapa kation-kation dalam penukar kation, dan
berupa anion-anion dalam penukar anion (Bassett, 1994).
*Resin Penukar Ion
Resin penukar ion adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang
tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (crosslinking) serta gugusan yang
mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan.
Berdasarkan gugus fungsionalnya, resin dibedakan jadi 2, yaitu :

Resin penukar kation :

Suatu resin penukar kation adalah sebagai suatu polimer berbobot molekul tinggi,
yang terangkai-silang yang mengandung gugus-gugus sulfonat, karboksilat, fenolat, dan
sebagainya sebagai suatu bagian integral dari resin itu serta sejumlah kation yang ekuivalen.
Reaksinya, yaitu :
MX (aq) + Res-H HX (aq) + Res-M

Resin penukar anion :


Suatu resin penukar-anion adalah suatu polimer yang mengandung gugus-gugus
amino (atau amonium kuartener) sebagai bagian bagian integral dari kisi polimer itu dan
sejumlah ekuivalen anion-anion seperti ion klorida , hidroksil atau sulfat. (Basset,1994).
Reaksinya, yaitu :
MX (aq) + Res-H H2O (aq) + Res-X
Resin penukar ion merupakan salah satu metoda pemisahan menurut perubahan
kimia. Jika disebut resin penukar kation maka kation yang terikat pada resin akan digantikan
oleh kation pada larutan yang dilewatkan. Begitupun pada resin penukar anion maka anion
yang terikat pada resin akan digantikan pleh anion pada larutan yang dilewatkan
( Wahono,2007 ).
Suatu resin penukar ion yang ingin direaksikan dalam suatu sistem dapat dilakukan
dengan memasukkan gugus-gugus dari suatu resin yang terionkan kedalam suatu matriks
polimer organik, yang paling lazim diantaranya ialah polisterina hubungan silang yang diatas
diperikan sebagai absorben. Produk tersedia dengan berbagai derajat hubungan silang. Suatu
resin umum yang lazim ialah resin 8% terhubung silang yang berarti kandungan
divenilbenzenanya 8 %. Resin-resin itu dihasilkan dalam bentuk manik-manik bulat, biasanya
dengan 0,1-0,5 mm, meskipun ukuranukuran lain juga tersedia (Svehla, 1985).
(Kapolimer Styren-DVB):
Resin pertukaran ion merupakan bahan sintetik yang berasal dari aneka ragam bahan,
alamiah maupun sintetik, organik maupun anorganik, memperagakan perilaku pertukaran ion
dalam analisis laboratorium dimana keseragaman dipentingkan dengan jalan penukaran dari
suatu ion. Pertukaran ion bersifat stokiometri, yakni satu H+ diganti oleh suatu Na+.
Pertukaran ion adalah suatu proses kesetimbangan dan jarang berlangsung lengkap, namun
tak peduli sejauh mana proses itu terjadi, stokiometrinya bersifat eksak dalam arti satu
muatan positif meninggalkan resin untuk tiap satu muatan yang masuk. Ion dapat ditukar
yakni ion yang tidak terikat pada matriks polimer disebut ion lawan (Counterion)
(Underwood, 2001).
Syarat-syarat dasar bagi suatu resin yang berguna adalah:
1. Resin itu harus cukup terangkai-silang, sehingga keterlarutannya yang dapat
diabaikannya.
2. Resin itu harus cukup hidrofolik untuk memungkinkan difusi ion-ion melalui
strukturnya dengan laju yang terukur (finite) dan berguna.
3. Resin harus menggunakan cukup banyak gugus penukar ion yang dapat
dicapai dan harus stabil kimiawi.
4. Resin yang sedang mengembang harus lebih besar rapatannya daripada air.

(Harjadi, 1993).
Di tahun 1935, Adam dan Holmes membuat resin sintesin pertama dengan hasil
kondensasi asam sulfonat fenol dengan formaldehid. Semua resin-resin ini memiliki gugusan
reaktif -OH, -COOH, -HSO3, sebagai pusat-pusat pertukaran. Gugusan fungsional asam (atau
basa) suatu resin penukar ditempati oleh ion-ion dengan muatan berlawanan. Ion yang labil
adalah H+ pada penukar kation. Resin dengan gugusan sulfonat atau amina kuartener adalah
terionisasi kuat, tidak larut dan sangat reaktif. Resin-resin demikian disebut resin penukar
kuat, sedangkan gugusan ion yang terionisasi secara parsial seperti > COOH, -OH, dan NH2
dikenal sebagai resin penukar yang lemah. (Khopkar, 1990).
Larutan yang melalui kolom disebut influent, sedangkan larutan yang keluar kolom
disebut effluent. Proses pertukarannya adalah serapan dan proses pengeluaran ion adalah
desorpsi atau elusi. Mengembalikan resin yang sudah terpakai kebentuk semula disebut
regenerasi sedangkan proses pengeluaran ion dari kolom dengan reagent yang sesuai disebut
elusi dan pereaksinya disebut eluent. Yang disebut dengan kapasitas pertukaran total adalah
jumlah gugusan-gugusan yang dapat dipertukarkan di dalam kolom, dinyatakan dalam
miliekivalen. Kapasitas penerobosan (break through capacity) didefinisikan sebagai
banyaknya ion yang dapat diambil oleh kolom pada kondisi pemisahan; dapat juga dikatakan
sebagai banyaknya miliekivalen ion yang dapat ditahan dalam kolom tanpa ada kebocoran
yang dapat teramati. Kapasitan penerobosan lebih kecil dari kapasitas total pertukaran kolom
dan tidak tergantung terhadap sejumlah variabel, seperti tipe resin, afinitas penukaran ion,
komposisi larutan, ukuran partikel, dan laju aliran (Khopkar, 1990).
Adapun jenis-jenis ion yang terdapat pada resin sebagai berikut:
Ion positif (kation) : biasa terdapat pada unsur logam
Calcium
Magnesium
Natrium/sodium
Pottasium
Hydrogen
Iron
Manganese
Ion negatif (anion) : biasa terdapat pada unsur nonlogam
Chloride
Bicarbonate
Nitrate
Carbonate
Sulphate
Carbon dioxide
Silica
Hydroxide
Sifat-sifat Penting Resin Penukar Ion adalah adalah sebagai berikut:
Kapasitas Penukaran ion

Sifat ini menggambarkan ukuran kuantitatif jumlah ion-ion yang dapat dipertukarkan
dan dinyatakan dalam mek (milliekivalen) per gram resin kering dalam bentuk hydrogen atau
kloridanya atau dinyatakan dalam milliekivalen tiap milliliter resin (meq/ml).
Selektivitas
Sifat ini merupakan suatu sifat resin penukar ion yang menunjukan aktifitas pilihan
atas ion tertentu .Hal ini disebabkan karena penukar ion merupakan suatu proses
stoikhiometrik dan dapat balik (reversible) dan memenuhi hukum kerja massa. Faktor yang
yang menentukan selektivitas terutama adalah gugus ionogenik dan derajat ikat silang. Secara
umum selektivitas penukaran ion dipengaruhi oleh muatan ion dan jari-jari ion. Selektivitas
resin penukar ion akan menentukan dapat atau tidaknya suatu ion dipisahkan dalam suatu
larutan apabila dalam larutan tersebat terdapat ion-ion bertanda muatan sama, demikian juga
dapat atau tidaknya ion yang telah terikat tersebut dilepaskan .
Derajat ikat silang (crosslinking)
Sifat ini menunjukan konsentrasi jembatan yang ada di dalam polimer. Derajat ikat
silang tidak hanya mempengaruhi kelarutan tetapi juga kapasitas pertukaran, perilaku
mekaran, perubahan volume, seletivitas, ketahanan kimia dan oksidasi.
Porositas
Nilai porositas menunjukan ukuran pori-pori saluran-saluran kapiler. Ukuran saluransaluran ini biasanya tidak seragam. Porositas berbanding lansung derajat ikat silang,
walaupun ukuran saluran-saluran kapilernya tidak seragam. Jalinan resin penukar
mengandung rongga-rongga, tempat air terserap masuk. Porositas mempengaruhi kapasitas
dan keselektifan. Bila tanpa pori, hanya gugus ionogenik di permukaan saja yang aktif.
Kestabilan resin
Kestabilan penukar ion ditentukan juga oleh mutu produk sejak dibuat. Kestabilan
fisik dan mekanik terutama menyangkut kekuatandan ketahanan gesekan. Ketahanan
terhadappengaruh osmotik, baik saat pembebananmaupun regenerasi, juga terkait
jenismonomernya. Kestabilan termal jenismakropori biasanya lebih baik daripada yanggel,
walau derajat ikat silang serupa. Akantetapi lakuan panas penukar kation makropori agak
mengubah struktur kisiruang dan porositasnya.

Ion Exchanger (alat penukar ion)


Sumber : http://www.scribd.com/doc/116238013/86466895-Lt-IonExchange
Alat Penukar ion (Ion Exchanger)

Pertukaran ion merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan ionion yang tidak dikehendaki berada dalam larutan , untuk dipindahkan kedalam media
padat yang disebut dengan media penukar ion, dimana media penukar ion ini
melepaskan ion lain kedalam larutan.

Sedangkan untuk alatnya disebut ion exchanger.


Mekanisme Pertukaran Ion :

Jika suatu larutan yang mengandung anion atau kation dikontakkan dengan
media penukar ion, maka akan terjadi pertukaran anion dengan mekanisme reaksi
sebagai berikut :
1) Mekanisme pertukaran anion
A-+ R+B-=> B-+ R+A2. Mekanisme pertukaran kation
A++ R-B+=> B++ R-A+
A = ion yang akan dipisahkan
( pada larutan )
B = ion yang menggantikan ion A
(pada padatan/media penukar ion )
R= bagian ionic / gugus fungsional pada penukar ion
Ion Exchange sebagai water softening
Aplikasi ion exchanger sebagai water softener merupakan fungsi umum dan
digunakan sangat luas di industri yang memerlukan soft water untuk proses dan bahan
baku boiler . Air baku yang tingkat ke-sadahan-nya (hardness) tinggi karena
kandungan kalsium dan magnesium harus diturunkan dengan cara menggantikannya
dengan muatan ion sodium yang terdapat pada resin.
Proses pertukaran ion terus berjalan sampai tercapai equilibrium dan jenuh dan
sesudah kondisi resin jenuh maka segera dilakukan re-generasi dengan dicuci dengan
air yang mengandung garam NaCl tinggi.
Sebagai media purifikasi
Dalam hal penggunaan media ion exchange sebagai purifier misalnya untuk
mengangkat bahan- bahan beracun yang dibawa oleh fluida tertentu, maka ion
exchanger dapat mengambil ion-ion logam berat seperti Cadmium, Lead dan Copper
dan menggantikannya dengan ion-ion garam sodium dan potassium.
Jenis Resin:

Kation Asam Kuat,dinamakan demikian karena sifat kimia nya mirip dengan
asam kuat. Resin sangat terionisasi di kedua asam (R-SO3H) dan garam (R-SO3Na).
Mereka dapat mengkonversi garam logam dengan asam yang sesuai dengan reaksi:
2(R-SO3H)+ NiCl2 --> (R-SO4),Ni+ 2HCI (5) 2 (R-SO3H) + NiCl2 -> (R-SO4), Ni
+ 2HCI (5)

Kation Asam Lemah cekungan.Dalam resin asam lemah. kelompok terionisasi


adalah asam karboksilat (COOH) sebagai lawan dari kelompok asam sulfonat (SO3H)
digunakan dalam resin asam kuat. Resin ini berperilaku mirip dengan asam organik
lemah yang terdisosiasi.

Resin Anion Basa kuat.Seperti resin asam kuat. resin dasar yang kuat sangat
terionisasi dan dapat digunakan selama rentang pH seluruh. Resin ini digunakan
dalam hidroksida (OH) bentuk untuk deionisasi air. Mereka akan bereaksi dengan
anion dalam larutan dan dapat mengkonversi solusi asam untuk air murni:
R--NH3OH+ HCl -> R-NH3Cl + HOH (6) R - NH3OH + HCl -> R-NH3Cl + HoH
(6)

Regenerasi dengan sodium hidroksida pekat (NaOH) mengubah resin kelelahan ke


bentuk hidroksida.
Aplikasi Ion Exchange pada pengolahan air:
1.Water softener (Menghilangkan hardness)A
- Dengan Resin kation
2. Penghilang organik atau nitrat
- Dengan Resin anion
3. Deionisasi / Demineralisasi (menghilangkan unsur positif dan negatif).
- Dengan gabungan Resin anion dan kation

Keunggulan Ion Exchange:


1. Mengurangi / menghilangkan unsur inorganik dengan baik.
2. Bisa diregenarikan kembali.
3. Dapat digunakan untuk flowrate / debit yang berfluktuasi.
4. Jenis resin yang bervariasi, setiap jenis resin dapat digunakan untuk
menghilangkan unsur/kontaminan tertentu.
5. Untuk kualitas air baku dengan TDS < 500 ppm merupakan pilihan dan operasi
lebih murah.
Kekurangan Ion Exchange:
1. Semakin tinggi TDS semakin tinggi biaya operasional.
2. Tidak menghilangkan partikel, bakteri dan pyrogen.
3. Diperlukan pretreatment untuk hampir setiap bahan baku.
4. Sensitif terhadap keberadaan unsur lain dengan polaritas yang hampir sama.
5. Media resin berpotensi menjadi tempat berkembang biak bakteri.

Gambar Unit Ion Exchanger

Gambar sebelum dilakukan titrasi

Gambar sebelum dilakukan titrasi

Gambar setelah dilakukan titrasi


Gambar setelah dilakukan titrasi

Anda mungkin juga menyukai