Anda di halaman 1dari 17

Korioamnionitis

Wanita 27 tahun, hamil 30 minggu, datang ke UGD


dengan keluhan keluar cairan dari vagina sejak 2
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapati
tekanan darah 120/70 mmHg, denyut nadi
115x/menit, temperatur 38,5oC, pada palpasi
abdomen
terdapat
nyeri
di
fundus.
Pada
pemeriksaan denyut jantung janin didapati fetal
takikardia 170-175x/menit.

Identitas Pasien
Keluhan utama pasien
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat imunisasi atau antenatal care yang telah ibu
jalani
Riwayat makanan/asupan gizi
Riwayat penyakit keluarga
Corak reproduksi ibu biasanya ditanyakan: Graviditas
(G), Paritas (P), Abortus (A)
Riwayat sosial-ekonomi dan kesehatan

Tekanan darah 120/70 mmHg


Nadi 115 kali/menit
Suhu badan 38,5oc,
Palpasi abdomen terdapat nyeri fundus
Pemeriksaan DJJ (Denyut Jantung Janin) fetal
takikardia 170-175 denyut per menit.
Pemeriksaan pelvis dengan spekulum
memperlihatkan cairan amnion berbau busuk
atau purulen pada kasus korioamnionitis

Hitung sel darah lengkap (Complete Blood


Count)
Amniosentesis
Pemeriksaan bakteriologi (pewarnaan gram,
biakan serviks aerob, biakan darah dan
cairan amnion aerob anaerob)
CTG (Kardiotokografi)

Korioamnionitis

Keadaan pada perempuan hamil dimana


korion, amnion, dan cairan ketuban
terkena infeksi bakteri

Infeksi Asendens Urogenital

Bakteroides Sp, Gardnerella vaginalis, Eschericia


coli, Streptokokus grup B, Chlamydia trachomatis

Hematogen
Iatrogenic
Retrograde

Demam

Temperatur > 38 C

Maternal Takikardi

>100/menit

Fetal Takikardi

>160 / menit

Nyeri tekan pada fundus

Nyeri pada palpasi

Lochea

Lochea yang bau.

Infeksi Traktus Urinarius pada Kehamilan

Tergantung bagian traktus mana yang terkena infeksi.


GK/ Dysuria, urgency, frequency, nyeri suprapubik dan
hematuria.
Diagnosis: ditemukan minimal 100.000 kuman setiap mililiter
urine pada pasien asimtomatis atau lebih dari 100 kuman/mL
ditambah pyuria pada pasien yang bergejala.

Vaginosis Bacterialis

Flora normal vagina predominan ldigantikan oleh bakteri


anaerob
Diagnosis: pH vagina lebih dari 4,5, bau amis bila sekresi vagina
dicampur dengan kalium hidroksida, sel epitel vagina terlapis
tebal oleh basil clue cell

Ketuban pecah dini

pecahnya ketuban sebelum in partu pada


pembukaan primi kurang dari 3 cm dan pada
multipara kurang dari 5 cm
Penentuan cairan ketuban dapat ditentukan
dengan tes lakmus (Nitrazin test) merah menjadi
biru. Tentukan usia kehamilan dan ada tidaknya
infeksi.
KPD disebabkan oleh karena berkurangnya
kekuatan membran atau meningkatnya tekanan
intrauterin

Preterm Labor
Cerebral Palsy
Bakteremi Ibu
Septikemia
gagal ginjal
perdarahan adrenal
pneumonia kongenital
omphalitis

Bayi segera dilahirkan (pervaginam, Caesar)


Antibiotika berspektrum luas kombinasi
ampisilin 3 x 1000 mg, gentamisin 5
mg/kgBB/hari, dan metronidazol 3 x 500 mg.
Uterotonika pasca persalinan

Managemen yang tepat pada PPROM dapat


mengurangi 70% risiko chorioamnionitis.
Pemberian antibiotik profilaksis seperti
ampisilin atau eritromisin
Amoksisilin/clauvulanat harus dihindari
karena dapat menyebabkan peningkatan
risiko necrotizing enterocolitis.

Prognosis dari korioamnionitis tergantung


dari organisme penyebab infeksi, jalannya
infeksi, waktu diagnosis, terapi yang
diberikan, dan usia kehamilan pada saat
terkenanya infeksi tersebut.

Pasien mengalami korioamnionitis


Penyebab terbanyak dari infeksi asendens
PPROM sebagai faktor risiko
Gejala berupa demam, takikardi fetal, nyeri
fundus
Tindakan preventif profilkasis antibiotika
penting

Anda mungkin juga menyukai