DERMATITIS KONTAK
KKS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN
RSUD DR. DJASAMEN SARAGIH
PEMATANGSIANTAR
DISUSUN OLEH :
Dokter Pembimbing :
dr. DAME MARIA PANGARIBUAN, SpKK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur, penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat
dan RahmatNya yang memberkati penyusun sehingga Laporan Kasus dengan judul
Dermatitis Kontak dapat terselesaikan.
Rasa terima kasih penyusun sampaikan kepada teman-teman penyusun dan senior
coass yang telah membimbing penyusun dalam menyelesaikan Laporan Kasus ini. Rasa
terima kasih juga khusus penyusun sampaikan kepada dr.Dame Maria Pangaribuan, Sp.KK
yang telah memberi petunjuk dan bimbingan kepada penyusun dalam menyusun refarat ini.
Sepenuhnya penyusun juga sadari Laporan Kasus ini masih jauh dari kata sempurna,
karena itu penyusun dengan senang hati akan menerima segala saran dan kritik dari pembaca.
Lepas dari segala kekurangan yang ada, semoga refarat ini membawa manfaat. Atas
perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................
ii
12
14
15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dermatitis kontak adalah kondisi peradangan pada kulit yang disebabkan oleh faktor
eksternal, substansi-substansi partikel yang berinteraksi dengan kulit. Dikenal dua macam
jenis dermatitis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan yang timbul melalui
mekanisme non imunologik dan dermatitis kontak alergi yang diakibatkan mekanisme
imunologik spesifik.
Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan ilmu,
ras, dan jenis kelamin. Dermatitis kontak iritan banyak terkena pada orang yang banyak
berhubungan dengan pekerjaan. Dermatitis kontak iritan secara signifikan lebih banyak pada
perempuan dibanding laki-laki. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan. Pengobatan
DKI yang terpenting adalah menghindari pajanan bahan iritan yang bersifat mekanism fisis,
kimiawi.
Dermatitis kontak alergik disebabkan oleh reaksi imunologik tipe lambat. Dermatitis
kontak alergik hanya terkena pada orang yang mempunyai kulit yang peka. Pengobatan yang
terpenting yaitu mencegah terjadi kontak kembali dengan alergen. Kortikosteroid dapat
diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan pada dermatitis kontak alergik
akut yang ditandai eritema, bula atau vesikel serta eksudatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DERMATITIS KONTAK
Dermatitis kontak adalah kondisi peradangan pada kulit yang disebabkan oleh
faktor eksternal, substansi-substansi partikel yang berinteraksi dengan kulit.
Dermatitis kontak terdiri atas 2 macam yaitu dermatitis kontak iritan dan
dermatitis kontak alergik. Keduanya dapat bersifat akut maupun kronik.
Dermatitis iritan erupakan reaksi peradangan nonimunologik, jadi kerusakan
kuli terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi. Sebaliknya, dermatitis alergik
terjadi pada seseorang yang telah mengalami sensitisasi terhadap suatu alergen.
2.1.1
2.1.1.4 Patogenesis
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan
oleh bahan iritan melalui kerja fisis atau kimiawi. Bahan iritanj
merusak lapisan tanduk, denaturasi kreatin, menyingkirkan lemak
lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit.
Kebanyakan bahan iritan merusak membran lemak keratinosit,
tetapi sebagian dapat menembus membran sel dan merusak lisosom,
mitokondria, atau komponen inti. Kerusakan membran mengaktifkan
fosfolipase dan melepaskan asam arakidonat (AA), diasilgliserida
(DAG), platelet activating factor (PAF) dan inositida (IP3). AA diubah
menjadi prostaglandin dan leukotrien (LT). PG dan LT menginduksi
vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vaskular sehingga
mempermudah transudasi komplemen dan kinin. PG dan LT juga
3
sintesis
protein
misalnya
interleukin-1
dan
granulocyte
2.1.1.7 Diagnosis
Diagnosis DKI didasarkan anamnesis dan gambaran klinis.
DKI akut muncul lebih cepat sedangkan DKI kronis timbul lambat
serta memberi gambaran klinis yang luas. Untuk diagnosis juga perlu
dilakukan uji tempel.
2.1.1.8 Komplikasi
- DKI meningkatkan resiko sensitisasi pengobatan toopikal
- Lesi kulit dapat mengalami infeksi sekunder
- Neurodermatitis sekunder (liken simpleks kronis) bisa terjadi
-
terkena DKI
Jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi
2.1.1.9 Prognosis
Prognosis baik pada individu non atopi dimana DKI
didiagnosis dan diobati dengan baik. Prognosis kurang baik bila bahan
iritan tidak disingkirkan sempurna. Hal ini daapat terjadi pada DKI
kronis.
2.1.2
2.1.2.6 Diagnosis
Pada Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema, edema dan
papula disusul dengan pembentukan vesikel yang jika pecah akan
membentuk dermatitis yang membasah. Lesi pada umumnya timbul
pada tempat kontak, tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah
sekitarnya. Karena beberapa bagian tubuh sangat mudah tersensitisasi
dibandingkan bagian tubuh yang lain maka predileksi regional akan
sangat membantu penegakan diagnosis.
Pelaksanaan uji tempel dilakukan setelah dermatitisnya sembuh
(tenang), bila mungkin setelah 3 minggu. Tempat melakukan uji tempel
biasanya di punggung, dapat pula di bagian luar lengan atas. Bahan uji
diletakkan pada sepotong kain atau kertas, ditempelkan pada kulit yang
10
7 = excited skin
8 = tidak dites
Dermatitis atopik
Dermatitis numularis
Dermatitis seboroik
Psoriasis
2.1.2.8 Prognosis
Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh bahan
kontaktannya dapat disingkirkan. Prognosis kurang baik dan menjadi
kronis, bila bersamaan dengan dermatitis oleh faktor endogen
(dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau psoriasis), atau pajanan
dengan bahan iritan yang tidak mungkin dihindari.
11
2.1.3
PENATALAKSANAAN
A. Topikal
-
Kortikosteroid
Pemberian sterodi topikal memberikan efek hilangnya molekul
CD-1 dan HLA-DR sel langerhans, sehingga sellangerhans
kehilangn fungsi penyajian antigen. Juga menghalangi pelepasan
IL-2 oleh sel T dengan demikiian proliferasi sel T dihambat.
Cth : hidrokortison 2,5%, kalcinonid, triamnisolon asetonid.
Radiasi ultraviolet
Sinar ultraviolet juga mempunyai efek terapetik dalam
dermatitis kontak melalui sistem imun. Paparan ultraviolet di kulit
mengakibatkan hilangnya fungsi sel Langerhans dan menginduksi
timbulnya sel panyaji antigen yang berasal dari sumsum tulang
yang dapat mengaktivasi sel T supresor. Paparan ultraviolet di kulit
mengakibatkan hilangnya molekul permukaan sel langehans (CDI
dan HLA-DR), sehingga menghilangkan fungsi penyaji antigennya.
kombinasi 8-methoxy-psoralen dan UVA (PUVA) dapat
menekan reaksi peradangan dan imunitis. Secara imunologis dan
histologis
PUVA
akan
mengurangi
ketebalan
epidermis,
Imunosupresif topikal
B. Sistemik
-
Antihistamin
Kortikosteroid
Kortikosteroid bekerja dengan menghambat proliferasi limfosit,
mengurangi molekul CD1 dan HLA- DR pada sel Langerhans,
12
Siklosporin
Mekanisme kerja siklosporin adalah menghambat fungsi sel T
penolong dan menghambat produksi sitokin terutama IL-2, INF-r,
IL-1 dan IL-8. Mengurangi aktivitas sel T, monosit, makrofag dan
keratinosit serta menghambat ekspresi ICAM-1
BAB III
KESIMPULAN
1. Dermatitis kontak adalah kondisi peradangan pada kulit yang disebabkan oleh faktor
eksternal, substansi-substansi partikel yang berinteraksi dengan kulit.
2. Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotoksik lokal langsung dari bahan ,iritan baik
fisika maupun kimia, yang bersifat tidak spesifik, pada sel-sel epidermis dengan
respon peradangan pada dermis dalam waktu dan konsentrasi yang cukup.
3. Dermatitis
kontak
alergi
adalah
dermatitis
yang
disebabkan
oleh
reaksi
Kortikosteroid
Radiasi ultraviolet
Imunosupresif topikal
Sistemik
-
Antihistamin
Kortikosteroid
Siklosporin
13
7. Prognosis :
DKI : Prognosis kurang baik bila bahan iritan tidak disingkirkan sempurna
DKA : Prognosis kurang baik dan menjadi kronis, bila bersamaan dengan dermatitis
oleh faktor endogen
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI
Nama
: Rosalina br Purba
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 64 tahun
Alamat
: Martimbang
Status Perkawinan
: menikah
Agama
: Kristen
Suku
: Batak
Masuk Kunjungan
: 6 Juni 2014
ANAMNESIS
Keluhan utama : Bercak kemerahan, bersisik, retak dan disertai rasa gatal di punggung kaki
kiri dan kanan sejak 4 bulan yang lalu.
Telaah : Bercak kemerahan, kering, retak dan gatal muncul pada punggung kaki kanan dan
kiri OS. Hal ini dialami OS sejak 4 bulan yang lalu. Hal ini dialami OS setelah OS
menggunakan sendal swallow (karet). OS juga mengeluhkan terdapat bercak kemerahan yang
gatal dan retak pada pergelangan tangan kiri OS dan sela jari. OS mengaku sebelumnya
menggunakan gelang dan cincin imitasi. Setelah dipakai OS merasa gatal dan kemudian
menggaruknya sehingga menjadi luka. Hal ini dialami OS 2 minggu yang lalu. OS
mengaku pernah memakai minyak pada bbercak tersebut.
Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak ada
Riwayat Penggunaan Obat : minyak
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Riwayat Alergi : Tidak ada
Status Dermatologi :
14
Resume
Bercak awalnya muncul pada punggung kaki kanan dan kiri OS sejak 4 bulan yang
lallu. Bercak tersebut menimbulkan rasa gatal sehingga OS menggaruk dan mengakibatkan
luka. OS mengatakan sering menggunakan sendal swallow (karet). OS juga mengeluh hal
yang sama pada pergelangan tangan kiri dan jari manis. OS menggunakan gelang imitasi dan
cincin imitasi. OS memakai minyak untuk diolesi ke bercak tersebut
Diagniosa banding :
- Dermatitis kontak e.c sendal swalow + gelang imitasi + cincin imitasi
- Dermatitis atopi
- Psoriasis
Diagnosa sementara :
Dermatitis kontak e.c sendal swalow + gelang imitasi + cincin imitasi
Penatalaksanaan :
-
Cetirizine 1x1
Nerilon cr
Fuson cr
Methylprednison 3 x 4mg
Jangan di garuk
Anjuran :
15
PEMBAHASAN
Bercak kemerahan pada punggung kaki Dermatitis kontak biasa sering terjadi pada
kanan dan kiri, pergelangan tangan kiri dan daerah tangan, lengan, wajah, telinga, leher,
jari
badan, genitalia, paha, tungkai bawah.
Bercak kemerahan, bersisik, kering, gatal dan Penderita DK mengeluhkan gatal, dan kulit
retak (fissura)
Ruam
ditemui
plak
eritema,
kering.
plak Pada yang kronis kulit kering, berskuama,
16