Anda di halaman 1dari 3

Obesitas pada HF dengan penurunan fraksi ejeksi menunjukkan massa otot yang lebih sedikit

mengandung lemak (terkait dengan kekuatan keseluruhan) dan adiposit yang lebih besar,
berhubungan dengan perbaikan dalam kekuatan dan kapasitas latihan (34). Pada akhirnya,
kelemahan akan menyebabkan peningkatan biaya dan jumlah rawat inap pada HF (35). Dalam
analisis pada 195 pasien dengan "kahexia" (BMI <18,5 kg / m2), risiko angka kematian lebih
tinggi dibandingkan dengan kategori BMI lainnya (Online Gambar. 2). Meskipun penurunan
berat badan dimediasi dengan olahraga dan diet pada orang obesitas dengan HF (terutama
dengan fungsi LV yang normal) tetap didukung oleh pedoman praktek (36), hasilnya
menunjukkan pengawasan klinis yang lebih untuk pasien dengan penurunan berat badan tanpa
disengaja yang dirawat inap dengan HF. Meskipun secara agregasi temuan kami pada ADHF
sejalan dengan laporan sebelumnya mengenai HF kronis yang memperlihatkan bahwa BMI lebih
tinggi akan mengurangi angka kematian, data menunjukkan bahwa hubungan prognostik BMI
dengan angka kematian lebih kompleks dari sebelumnya, tergantung pada usia, fungsi LV, dan
kronisitas HF, permasalahan jantung pada risiko manajemen dan stratifikasi ADHF. Pada
akhirnya, implikasi klinis BMI tidak spesifik, tetapi khusus untuk karakteristik pasien, tingkat
keparahan, dan jenis HF. Wawasan dan juga tugas dalam upaya yang sedang berlangsung pada
pengawasan ADHF menunjukkan perbedaan dalam angka kematian pada kategori BMI, secara
spesifik mempengaruhi usia, fungsi LV dan kronisitas. Kegagalan mempertimbangkan
kemunculan konsep pola percobaan klinis dapat menyebabkan penurunan angka kejadian dan
hasil yang tidak tergeneralisir. Dalam konteks ini, kita menetapkan bahwa penanda prognostik
HF

tertentu (misalnya ST2)

tidak dipengaruhi oleh BMI, menunjukkan sentralitas untuk

penggunaan klinis dan penelitian pada ADHF, independen dari BMI

Keterbatasan penelitian.
Kesimpulan dari penelitian harus dilihat pada bentuk konteks. Meskipun setiap pasien dalam
penelitian ini memiliki ADHF, rincian status gejala sebelum masuk (misalnya, New York Heart
Association kelas fungsional) yang tidak spesifik. Selain itu, meskipun berat badan dinilai dapat
mencerminkan beberapa komponen kelebihan cairan, peningkatan cairan (BMI yang lebih tinggi
dapat dijadikan acuan untuk lebih "HF") diperkirakan akan memperburuk kematian (tidak
meningkatkan angka kematian, seperti yang kita amati dalam penelitian ini). Meskipun pasien
tanpa data BMI yang tersedia (Gambar. 1) dikeluarkan, penduduk yang tersisa adalah besar,
kohort multinasional dengan asosiasi yang kuat diantara BMI dan prognosis. Selain itu, populasi
sampel berasal dari kumpulan studi prospektif terdaftar dari ADHF di seluruh dunia, dan karena
itu, pengumpulan data untuk penanda keparahan penyakit HF (e.g.echocardiography) tidak sama
di seluruh tempat. Namun, kekuatan perekrutan antar pasien, ajudikasi penuh hasil klinis, dan
penilaian lengkap klinis, hemodinamik, dan biomarker prognosis meningkatkan hasil yang
tergeneralisasi. Selain itu, meskipun kami tidak memiliki data mengenai penyebab spesifik dari
kematian pada orang tersebut, pasien dengan kondisi aktif yang membatasi kelangsungan hidup
dikeluarkan dari populasi. Kami tidak memiliki data mengenai manajemen di rumah sakit pada
semua tempat yang berbeda dalam penelitian ini; Namun, kurangnya efek modifikasi lokasi
dengan hubungan antara BMI dan angka kematian menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan
spesifik lokasi mungkin tidak sangat mempengaruhi kekuatan hubungan ini. Mengingat
kurangnya data tentang perubahan longitudinal pada berat badan dari waktu ke waktu, asosiasi
antara perubahan berat badan (disengaja atau tidak disengaja), BMI, dan hasilnya tidak bisa
dinilai.

Kesimpulan
Meskipun pada observasi ini tentu tidak mendukung berat badan untuk "melindungi" pasien
dengan HF, implikasi umum yaitu bahwa BMI yang lebih rendah pada ADHF mengidentifikasi
bahwa pasien berisiko tinggi. Fenomena ini jelas pada pasien yang sebelumnya diklasifikasikan
sebagai "berat badan normal" berbagai kemungkinan dengan cara demikian mengulang kembali
apa yang di anggap secara norma sudah pasti untuk BMI dalam pengaturan ADHF. Sedangkan
BMI yang tinggi mungkin tidak menjadi penentu manfaat prognostik untuk pasien dirawat di
rumah sakit dengan HF, BMI normal terutama dalam konteks fungsi jantung dan berusia sangat
tua akan berlawanan pada prognosis jangka panjang. Manajemen klinis kelebihan berat badan
pada pasien rawat inap untuk ADHF perlu kesesuaian spesifik pada tahap penjagaan dalam
progresi penyakit ini.

Penghargaan
Para penulis menyampaikan penghargaan yang tulus untuk partisipasi semua pasien ADHF dan
dokter di seluruh dunia dalam upaya kolaboratif ini.

Anda mungkin juga menyukai