LANDASAN TEORI
Besi dalam bidang keteknisan adalah besi teknis, bukan besi murni,
karena besi murni (Fe) tidak memenuhi persyaratan teknik, persyaratan
teknik adalah kekuatan bahan, keuletan dan ketertahanatin terhadap
pengaruh luar (korosi, aus, bahan kimia, suhu tinggi dan sebagainya). Besi
teknis selalu bercampur dengan unsur-unsur lainnya misalnya karbon (C),
silicon (Si),mangan (Mn), fosfor (P) dan belerang (S). unsur-unsur tersebut
harus dalam kadar tertentu, sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki,
secara garis besar besi teknis terbagi menjadi :
a. Besi kasar
ditempa
b. Besi
ditempa.
c. Baja
Logam non ferro menurut (Suharto, 1995 : 231) atau logam bukan
besi adalah logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe). Logam non
ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan
dengan logam lain karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat
yang diinginkan. Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak
tidak dipadukan karena sudah memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan
kimia dan daya hantar listrik yang baik serta cukup kuat sehingga dapat
digunakan dalam keadaan murni, tetapi karena harganya mahal ketiga jenis
logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus, misalnya dalam teknik
proses dan laboratorium disamping keperluan tertentu seperti perhiasan dan
sejenisnya. Logam non ferro juga digunakan untuk campuran besi atau baja
dengan tujuan memperbaiki sifat-sifat baja.
Berdasarkan jenis dankebutuanya dalam pembuatan casing mesin
penghancur kotoran ternakn sapi maka digunakan logam profil bentuk plat
datar. Plat datar merupakan lembaran baja dengan ketebalan yang relative
kecil dibandingkan ukuran panjang dan lebarnya lembaran baca yang sudah
Ada beberapa macam dari bentuk mur dan baut dapat dilihat pada Gambar
2.2
10
Salah satu cara pengelasan yang termasuk dalam pengelasan cair adalah
pengelasan menggunakan las SMAW. Terdapat banyak jenis pengelasan
menggunakan las SMAW antara lain: las elektroda terbungkus, las busur dengan
pelindung gas dan las busur dengan pelindung bukan gas (Wiryosumarto &
Okumura, 1991 : 9). Adapun jenis las yang digunakan dalam proses pembuatan
casing kotoran sapi adalah jenis las busur listrik dengan elektroda terbungkus
atau(SMAW).
Las listrik dengan elektroda terbungkus atau yang lebih dikenal dengan las
SMAW merupakan cara yang paling banyak digunakan. Pengelasan ini
menggunakan kawat elektroda logam yang dibungkus dengan fluks sebagai
bahan tambah. Pengelasan jenis ini dipilih dikarenakan beberapa hal antara lain:
a. Mesin las jenis ini mudah ditemui di bengkel-bengkel las
b. Penggunaannya mudah
c. Mudah dalam hal perawatannya. Memiliki efisiensi biaya yang tinggi jika
dibandingkan dengan jenis las yang lainnya
Ditinjau dari jenis arus yang digunakan, mesin las busur listrik dengan
elektroda terbungkus dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Mesin las arus bolak balik (AC)
b. Mesin las arus listrik searah (DC)
c. Mesin las arus bolak-balik dan arus searah (AC-DC) yang merupakan
gabungan dari mesin las AC dan Mesin Las DC (Sugiyono, 2002 : 45).
Pada proses pembuatan casing penghancur kotoran sapi ini mesin las
SMAW yang digunakan adalah mesin las dengan arus bolak-balik (AC) dan
mesin las arus listrik searah (DC). Mesin las dengan arus bolak-balik (AC) tidak
dilengkapi dengan generator, melainkan menggunakan transformator untuk
mengubah tegangan jaringan menjadi tegangan arus las. Karakteristik electric
efficiency-nya mencapai sekitar 80-85%. Pemilihan penggunaan mesin las
dengan arus bolak-balik. Dalam pengelasan menggunakan las SMAW kita juga
11
12
Jenis Elektroda
E 6010
E 6011
Phillips 31 DC+
E 6012
Phillips 46 s
AC atau DC-
E 6013
Phillips 28
AC atau DC -
Ukuran (mm)
Diameter x panjang
3,23 x 350
4 x 350
5 x 350
1,6 x 250
2 x 300
2,5 x 350
3,25 x 350
3,25 x 450
4 x 450
5 x 450
6 x 450
2 x 300
2,5 x 350
3,25 x 350
4 x 350
5 x 450
Kuat Arus
(Ampere)
90-130
120-160
160-210
30-45
40-60
60-100
80-140
110-160
160-210
220-290
250-340
25-60
60-100
85-145
170-190
200-260
13
3. sambungan T
4. sambungan sisi
5. sambungan tumpang
(lihat gambar 2.4)
Secara umum posisi pengelasan ada empat, yaitu sebagai berikut:
a. Posisi Datar (1G)
Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metodeweaving yaitu
zigzag dan setengah bulan Untukjenis sambungan ini dapat dilakukan
penetrasipada kedua sisi, tetapi dapat juga dilakukanpenetrasi pada satu
sisi saja. Tipe posisi datar(1G) didalam pelaksanaannya sangat
mudah.Dapat diapplikasikan pada material pipa denganjalan pipa
diputar.
b. Posisi Horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu
pipa pada posisi tegak danpengelasan dilakukan secara horizonta
lmengelilingi pipa. posisi sudut electrode pengelasan pipa 2G yaitu 90
Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bilaterlalu
panjang dapat mengakibatkan kurangbaiknya mutu las. Panjang busur
diusahakan sependek mungkin yaitu kali diameter elektrode las.
Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar
dandiusahakan dapat membakar dengan baik padakedua sisi kampuh
agar tidak terjadi cacat. gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian
berikutnya.
c. Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada materialplate. Posisi 3G ini
dilaksanakan pada plate danelektrode vertikal.
d. Posisi Horizontal Pipa (5G)
Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2,yaitu :
14
horizontal
tetapdan
pengelasan
dilakukan
mengelilingi
15
2.4.Bending
Bending merupakan pengerjaan dengan cara memberi tekanan pada bagian
tertentu sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian yang diberi tekanan.
Sedangkan proses bending merupakan proses penekukan atau pembengkokan
menggunakan alat bending manual maupun menggunakan mesin bending.
Pengerjan bending biasana dilakukan pada bahan plat baja karbon rendah untuk
menghasilkan suatu produk dari bahan plat.
16
17
merupakan
operasi
bending
yang
digunakan
untuk
merupakan
bending,digunakan
untuk
proses
yang
meluruskan
berlawanan
logam.
Pada
dengan
umumnya
18
logam plat dan lembaran (sheet), dimana umumnya plat mempunyai tebal lebih
dari in. Lembaran umumnya mempunyai ketebalan kurang dari in. Tujian
utama pengerollan adalah untuk memperkecil tebal logam.Biasanya terjadi
sedikit pertambahan lebar, penurunan panjang mengakibatkan pertambahan
panjang.
19
dengan semburan gas pada tekanan tertentu sehingga logam yang akan mencair
tersebut terbuang sehingga logam terpotong.
1. Tabung gas asetilin
Tabung gas asetilin mempunyai kapasitas isi 5000, 6000 atau 7500
liter dimana pada bagian bawah tabung biasanya dipasang sumbat
pengaman yang akan melebur pada temperature 1000 C. bila temperature
di dalam tabung terlalu panas sumbat akan melebur sehingga gas asetilin
keluar dari lubang. Hal ini guna menghindari tekanan tabung meningkat
yang dapat menyebabkan tabung meledak. Katup tabung dibuka dan
ditutup dengan menggunakan kunci sock atau kunci botol, dimana katup
dibuka kira-kira 1 putaran dan kunci tersebut tetap dibiarkan
menempel pada katup selama katup terbuka. Lepaskan kunci bila katup
tertutup atau tidak terpakai. Tabung gas asetilin dicat dengan warna merah
tua untuk membedakannya dengan tabung gas yang lain.
20
2. Tabung oksigen
Tabung gas oksigen mempunyai kapasitas sama dengan tabung gas
asetilin. Isi gas dalam tabung berbanding lurus dengan tekanan, makin
besar tekanan makin banyak isi di dalamnya. Untuk membedakan tabung
gas oksigen dengan tabung gas lainnya, maka tabung gas oksigen diberi
warna biru, hijau atau abu-abu dan terkadang juga diberi warna hitam.
Salah satu perbedaan antara tabung gas asetilin dengan tabung gas oksigen
adalah pada tabung gas asetilin, penghubung antara tabung dengan
regulator menggunakan ulir kiri yakni mengencangkannya dengan diputar
kea rah kiri. Sedangkan pada tabung gas oksigen menggunakan ulir kanan
yakni mengencangkannya dengan diputar kearah kanan.
21
22
Selain penggunaan ukuran mulut alat potong yang sesuai dengan tebal plat
yang akan dipotong, penggunaan tekanan gas juga mempengaruhi hasil dari
potongan. Untuk mengatur tekanan gas pada proses cutting dengan brander
potong proses manual dapat mengacu pada tabel berikut.
Tabel 2.6. Parameter Pemotongan dengan gas (Harsono Wiryosumarto dan
T.Okumura, 2008 : 213)
Diameter
Tekanan gas
Tebal
Lubang
(kg/cm2)
Plat
Pembakar
(mm)
Oksigen Asetilin
(mm)
3
0,5-1,0
1,0-2,1
0,21
6
0,8-1,5
1,1-1,4
0,21
9
0,8-1,5
1,2-2,1
0,21
12
1,0-1,5
1,4-2,2
0,21
19
1,2-1,5
1,7-2,5
0,21
25
1,2-1,5
2,0-2,8
0,21
38
1,5-2,1
2,1-3,2
0,21
50
1,7-2,1
1,6-3,5
0,21
75
1,7-2,1
2,3-3,9
0,28
100
2,1-2,2
3,0-4,0
0,28
125
2,1-2,2
3,9-4,9
0,28
150
2,5
4,5-5,6
0,28
200
2,5-2,8
4,0-5,4
0,28
250
2,5-2,8
4,6-6,8
0,28
300
2,5-3,0
4,1-6,0
0,28
Pemakaian gas
(m3/jam)
Laju
Potong
(cm/men)
Oksigen
Asetilin
510-760
410-660
380-610
305-560
305-510
230-460
150-305
150-330
100-255
100-210
90-160
75-140
65-110
50-80
35-65
0,5-1,6
1,0-2,6
1,3-3,3
1,9-3,6
3,3-4,1
3,7-4,5
4,2-6,4
5,2-6,5
5,9-8,2
6,7-11,0
7,9-12,3
11,3-16,1
14,3-17,7
17,3-21,2
20,4-26,2
0,17-0,26
0,19-0,31
0,19-0,34
0,28-0,37
0,24-0,43
0,37-0,45
0,43-0,57
0,45-0,57
0,45-0,65
0,57-0,74
0,57-0,82
0,71-0,90
0,85-1,10
1,02-1,30
1,19-1,55
4. Regulator
Regulator berfungsi sebagai alat penurun tekanan isi menjadi tekanan
kerja yang tetap besarnya sesuai dengan kebutuhan tekanan pemotongan.
Pada regulator terdapat dua buah alat pengukur tekanan (manometer), yaitu
manometer tekanan isi tabung dan manometer tekanan kerja.
23
: Ulir kanan
2) Asetilin
: Ulir kiri
d) Warna
1) Oksigen
: Biru / hijau
2) Asetilin
: Merah
5. Selang Gas
Selang gas digunakan untuk menyalurkan gas asetilin dan gas oksigen
ke brander. Selang gas terbuat dari karet. Sebagaimana tabung gas dan
regulator gas, selang gas juga dibedakan dengan perbedaan warna yaitu
warna merah untuk gas asetilin dan warna hijau untuk gas oksigen.
Kriteria selang gas harus kuat tapi lemas tidak kaku serta tahan
terhadap tekanan tinggi hingga 10 Kg/cm2. Diameter selang gas 5 mm, 6
mm atau 7 mm. selang ditempelkan menjadi satu untuk memudahkan
24
b) Nyala api oksidasi, nyala inti api berwarna putih kemilau agak
keunguan, inti api berbentuk runcing dan lebih pendek serta bersuara
berdesis. Bila digunakan untuk memotong atau mengelas terjadi
oksidasi besi terapung. Hal ini terjadi apabila kelebihan oksigen.
25
c) Nyala api karburasi, nyala inti api berwarna kuning atau kemerahan,
nyala luar kehitaman serta berasap kehitaman. Hal ini terjadi jika
kelebihan gas asetilin.
26
1. Pakaian kerja.
Dengan menggunakan perlengkapan kerja, juru las akan merasa nyaman
dalam bekerja karena tidak berfikir tentang lingkungan yang dapat mengotori
pakaiannya. (lihat Gambar 2.14, 2.15, 2.16 )
27
28