ULKUS KORNEA
Pembimbing :
dr. Esti Wardhani, Sp.M
dr. Grace S. Sancoyo, Sp.M
dr. Ingrid Yuriani, Sp.M
Disusun oleh :
Kezia Jessica
2014-061-038
Stephanie Lukita
2014-061-
Carmelia Anggraini
2013-061-
Cristian Cristopher
2013-061-
BAB I
ILUSTRASI KASUS
1.1.
1.2.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. H
Umur
: 52 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Budha
Suku
: Tionghua
Pendidikan
:S1
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Pekerjaan
: Designer
Alamat
: Harapan Indah
Tanggal Pemeriksaan : 19 Februari 2016
AUTOANAMNESIS
Keluhan Utama
: pasien dirujuk dari RS Mitra Keluarga Bekasi
Keluhan Tambahan : Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien dirujuk dari RS Mitra Keluarga Bekasi dengan keluhan pandangan
kabur mendadak saat bekerja sejak 3 hari SMRS. Pasien juga melihat adanya
pelangi setiap pasien melihat ke lampu. Pasien segera meneteskan matanya
dengan Rohto namun keluhan tidak membaik. Penglihatan pasien justru
semakin lama semakin buram dan disertai dengan mata merah, mual, muntah
dan nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan terus menerus, menjalar dari mata
kiri sampai kepala sebelah kiri. Keesokan harinya, pandangan pasien tetap
kabur namun keluhan lainnya membaik. Pasien pergi berobat ke Apotik Jaya
lalu diberikan obat alergi karena diduga adanya alergi debu, namun gejala
tidak membaik, Pasien akhirnya pergi berobat ke RS Mitra Keluarga Bekasi
disana pasien didiagnosis glaukoma dan disarankan untuk dilakukan tindakan
operasi namun pasien menolak. Pasien kemudian diberi pengobatan berupa
Galucon 250 mg, Aspar K 300 mg, Azopt, Polydex, Arteoptic, dan dirujuk ke
1.3.
1.4.
OD
Ortoforia
Baik ke segala arah
Baik
Tenang
Tenang
OS
Ortoforia
Baik kesegala arah
Baik
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Jernih
Injeksi Siliar (-)
Injeksi konjungtiva (-)
Dalam
Warna coklat tua
Radier (+)
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Jernih
Injeksi Siliar (-)
Injeksi konjungtiva (-)
Dangkal
Warna coklat tua
Radier (+)
Kripta (+)
Kripta (+)
Bulat, sentral, diameter 3 Bulat, sentral, diameter 5
Pupil
Refleks Cahaya
Lensa
Vitrus Humor
Fundus
Visus
TIO
mm
Langsung (+)
Tidak Langsung (+)
Jernih
Jernih
Papil bulat, batas tegas
CDR 0,4 0,4
Aa/vv = 2/3
Retina baik
ROR (+)
20/30 PH 20/30
(kacamata)
11,2 mmHg
mm
Langsung (+)
Tidak Langsung (+)
Jernih
Jernih
Papil bulat, batas tegas
CDR 0,6 0,6
Aa/vv = 2/3
Retina baik
ROR (+)
Nasalisasi pembuluh darah
20/100 PH 20/100
(kacamata)
9,8 mmHg
1.5.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.6. RESUME
Pasien laki-laki berusia 52 tahun datang dirujuk dari RS Mitra Keluarga Bekasi
dengan keluhan pandangan kabur mendadak sejak 3 hari SMRS. Keluhan ini disertai
dengan pasien melihat pelangi saat melihat lampu, mata merah, nyeri kepala, mual,
dan muntah. Keluhan tersebut belum pernah dirasakan sebelumnya dan tidak ada
anggota keluarga dengan riwayat keluhan yang sama. Riwayat penyakit lainnya dan
riwayat trauma disangkal.Hasil pemeriksaan fisik :
Visus
: 20/30 PH 20/30 (kacamata)/ 20/100 PH 20/100 (kacamata)
Pupil
: OS: Bulat, ditengah, diameter: 5mm, RCL/RCTL /
Fundus
: OS: Papil bulat, batas tegas
CDR 0,6 0,6
aa/vv= 2/3
Retina baik
ROR (+)
Nasalisasi pembuluh darah
1.7.
DIAGNOSIS
Laki-laki, usia 52 tahun, dengan pasca serangan glaukoma akut.
1.8.
DIAGNOSIS BANDING
Glaukoma sudut tertutup primer
Glaukoma sekunder ec, uveitis
TATA LAKSANA
Acetazolamide 3 x 500 mg PO
Aspar-K 3 x I tab PO
Timolol Maleate 0,5% 2 DD GTT I ODS
1.9.
1.10.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
: Bonam
: Dubia ad Bonam
: Dubia ad Bonam
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Glaukoma adalah suatu sindroma yang dapat menyebabkan kerusakan pada
saraf optik mata yang dapat menyebabkan penurunan fungsi penglihatan dan
kebutaan. Proses tersebut biasanya terjadi akibat akumulasi cairan aquos pada kamera
okuli anterior yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular dan dapat
menimbulkan kerusakan pada saraf optik.1-3
Epidemiologi
glaukoma yang tidak terkait dengan penyakit lain, dan sekunder, yaitu glaukoma
akibat penyakit lain yang diderita. Namun, secara umum, glaukoma dapat dibagi
menjadi glaukoma sudut terbuka, normal tension glaucoma, glaukoma sudut tertutup,
glaukoma kongenital, dan glaukoma sekunder.3
a. Glaukoma Sudut Terbuka (Open-angle Glaucoma)
Bentuk glaukoma paling umum yang disebut primaryopen-angle
glaucoma atau glaukoma sudut terbuka merupakan suatu keadaan terbukanya
sudut drainase cairan aquosyang disertaipenurunan aliran cairan aquos ke drainase
jaring trabekular tersebut. Hal itu terjadi ketika fungsi drainase jaringan trabekular
menurun, sehingga menyebabkan akumulasi cairan yang dapat meningkatkan
tekanan intraokular (TIO) dan merusak saraf optik. Kerusakan saraf optik akibat
peningkatan TIO dapat terjadi pada angka TIO yang berbeda-beda pada masingmasing individu.1,2Sekitar 90% kasus glaukoma merupakan glaukoma sudut
terbuka.4 Faktor risiko terjadinya glaukoma sudut terbukayaitu orang lanjut usia (>
60 tahun), riwayat glaukoma di keluarga, dan hipertensi.2
penglihatan yang dimulai dari daerah perifer. Oleh karena itu, biasanya penderita
glaukoma tidak menyadari adanya benda di samping mereka. Mereka seperti
melihat melalui terowongan (tunnel vision).Seiring berjalannya waktu, kerusakan
saraf optik dapat berakhir pada kebutaan.1,2
Gambar 2.3.2. Kiri: Penglihatan orang normal. Kanan: Penglihatan orang dengan
glaukoma, seperti melihat melalui terowongan (tunnel vision).2
b. Normal Tension Glaucoma
Tekanan bola mata dianggap normal jika kurang dari 21 mmHg. Pada
beberapa orang, dapat terjadi normal tension glaucomaatau low tension glaucoma.
Tekanan bola mata orang tersebut secara konstan tetap berada di bawah angka 21
mmHg, namun terjadi kerusakan optik dan penurunan funsi penglihatan. Perlu
diketahui riwayat tekanan darah rendah. Kasus tersebut ditangani seperti pada
kasus glaukoma sudut terbuka.1,2
c. Glaukoma Sudut Tertutup (Closed-angle Glaucoma)
Glaukoma sudut tertutup merupakan tipe glaukoma yang terjadi ketika iris
individu sangat dekat dengan sudut drainase di mata. Iris tersebut dapat
menghalangi jalur drainase. Ketika hal tersebut terjadi, tekanan bola mata akan
meningkat secara cepat. Kondisi itu disebut juga sebagai serangan akut dan
merupakan suatu kegawat daruratan mata yang perlu ditangani segera untuk
mencegah terjadinya kebutaan.Sekitar < 10% kasus glaukoma yang terjadi di
Amerika merupakan glaukoma sudut tertutup.3Orang Asia, riwayat glaukoma di
keluarga, wanita, usia > 40 tahun, dan orang dengan hiperopia memiliki faktor
risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya glaukoma tipe ini. Namun, pada beberapa
kasus, orang yang memiliki faktor risiko tinggi terhadap glaukoma sudut tertutup
tidak memiliki gejala apapun sebelum terjadinya serangan akut.1-3
Usia
Peningkatan tekanan intraokular
Keturunan keluarga dengan glaukoma
Keturunan ras afrika
Penderita rabun dekat
Riwayat trauma pada mata
Diabetes
2.5. Tatalaksana
Penatalaksanaan terhadap glaukoma dapat dibedakan menjadi terapi
medikametosa dan juga pembedahan, untuk terapi medikamentosa dapat diberikan
obat berupa6 :
tahun.
Usia 40-64 tahun dilakukan pemeriksaan mata setiap 2-4 tahun
Usia di atas 65 dilakukan pemeriksaan setiap 1-2 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Boyd K. What is glaucoma ?[homepage on the Internet]. Jan 2015 [cited 2016 Mar
7].
Available
from:
American
Academy
of
Ophthalmology
website:
http://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-glaucoma
2. Department of Health and Human Services. Facts about glaucoma [homepage on the
Internet]. [cited 2016 Mar 7]. Available from: The National Institutes of
Healthwebsite: https://nei.nih.gov/health/glaucoma/glaucoma_facts
3. Jackson J, Carr LW, Fisch BM, Malinovsky VE, Talley DK. Care of the patient with
primary angle closure glaucoma. 2001. Reviewed by American Optometric
Association.
4. Glaucoma
Research
Foundation.
Understanding
and
living
with