Anda di halaman 1dari 5

ASSIGMENT BLOCK 2: 2012

TUGAS KELOMPOK BELAJAR MANDIRI


1. Setiap kelompok terdiri dari antara 8 - 10 orang
2. Setiap kelompok menentukan ketua dan sekretaris.
3. Bahaslah setiap kasus berdasarkan, hubungan dokter
pasien, kaidah dasar bioetik, keselamatan pasien, etika
kedokteran, profesionalitas dokter.
4. Kumpulkan hasil yang saudara buat (masing-masing
kelompok)

dalam

format

ketikan

(softcopy

dan

hardcopy) kesekretariat blok 2


5. Disertakan hasil

foto-foto saat

melakukan

diskusi

kelompok dengan keterangan gambarnya.


6. Dikumpulkan paling lambat 5 november 2012
Kasus 1
Abd, Seorang juru parkir datang ke dokter Ayu dengan keluhan adanya
kutil di telapak kakinya. Sang dokter memeriksa kutil tersebut dengan cara
menekannya menggunakan pinset sehingga Abd kesakitan, lalu menuliskan
resep obat oles selama 2 minggu. Abd lalu menjalankan segala nasehat
dokter, namun kutil itu tak juga hilang. Saat ia kembali berkonsultasi, dokter
Ayu menyatakan bahwa Abd belum menjalankan pengobatan dengan benar
dan ia menyarankan operasi pengangkatan kutil. Abd menolak saran itu dan
keluar dari kamar praktik dengan roman tidak puas.

Kasus 2
Dokter Andi menerima seorang pasien laki-laki setengah baya, tampak
kaheksia, berjalan tertatih-tatih dan terus batuk dihadapannya. Pasien itu
ditemani oleh anak perempuannya yang kurus. Dokter tersebut enggan
melakukan anamnesis dan langsung memeriksa si pasien. Ketika si anak

bertanya tentang penyakit ayahnya, dokter Andi hanya menyarankan minum


obat dengan teratur, dan memberikan resep. Si anak bertanya lagi tentang
cara minum obat, tapi dokter Andi menyarankan bertanya pada petugas
apotek tempat mengambil obat. Merasa diremehkan, sang ayah dan anaknya
keluar dari kamar dokter tanpa mengucapkan salam. Wajah mereka tampak
tidak puas.

Kasus 3
Seorang pasien datang ke dokter dengan keluhan displasia vulva yang
menimbulkan keraguan adanya keganasan. Dokter melakukan biopsi dan
ternyata menunjukkan suatu karsinoma. Dokter lalu menjelaskan kepadanya
bahwa ia harus dibedah. Wanita tersebut tidak menyetujui pembedahan
kedua. Ia berkata, Tidak, saya tak ingin pembedahan kedua. Ia telah
melebihi 70 tahun. Katanya lagi, Saya tak mempunyai gejala, ini hanya
tumbuh kecil, lalu mengapa saya harus dibedah?. Dokter telah menjelaskan
bahwa pembedahan ini tidak akan merugikannya namun pasien tetap
menolak. Pada saat itu, kami bersama-sama- suami, saudara perempuan dan
dokter- berusaha terus menyakinkan wanita itu bahwa ia perlu dibedah. Pada
saat yang sama kami tak ingin mengatakan bahwa ia menderita kanker. Jika
ia tidak setuju untuk dioperasi, maka kemudian penyakitnya bertambah parah
dan suatu saat nanti menjadi invasif. Kami akan mendapat masalah yang
lebih besar dan pembedahan yang lebih luas. Sekarang ini hanya akan
dilakukan vulvektomi sederhana, bukan tak mungkin nanti ia diminta untuk
vulvektomi radikal

Kasus 4
Ny. Pre seorang karyawati berusia 30 tahun, masih muda dan cantik.
Ia datang sendirian ke dokter Surya, satu-satunya dokter kandungan di kota
itu, untuk konsultasi tentang kandungannya. Seusai pemeriksaan USG secara
tak sengaja tangan sang dokter mengelus-elus perut Ny.Pre. Saat itu Ny.Pre
marah dan menyatakan rasa tidak senangnya terhadap tindakan dokter
tersebut. Ia kemudian melaporkan hal itu pada kepolisian setempat.

Kasus 5.
Seorang wanita berusia 18 tahun berobat kedokter dengan keluhan
utama mual-mual sejak dua minggu yang lalu. Pasien sudah sebulan tidak
datang haid dan baru menikah dua bulan. Saat anamnesis, pasien sering
terdiam, tidak menjawab dan selalu menunduk. Bagaimana pendekkatan
komunikasi dokter ?

Kasus 6.
Seorang anak diare (mencret). Lalu, keluarganya membawa ke dokter.
Setelah itu, si pasien diberi obat dan diharapkan sembuh. Dokter mengatakan
jika timbul tanda-tanda darurat harus kedokter lagi. Apa yang dilakukan dokter
selanjutnya ?
Kasus 7.
Seorang

laki-laki

berusia

10

tahun

didiagnosis

talasemia.

Dokter

menyarankan terapi harus transfusi darah, tetapi keluarga menolak karena


bertentangan dengan agamanya. Konflik yang terjadi adalah ?
Kasus 8.
Seorang laki-laki berusia 23 tahun, korban tabrak lari, dibawa ke IGD dengan
keadaan umum tidak sadar. Kaki kanan hancur sehingga harus segera
diamputasi. Saat itu, pihak keluarga tidak dapat dihubungi karena pasien tidak
memiliki identitas. Setelah beberapa hari dirawat, pasien sadar dan dokter
menjelaskan apa yang terjadi. Mengetahui keadaan dirinya, pasien menjadi
kecewa.
Kasus 9.
Seorang wanita berusia 60 tahun, dirawat di intensive care unit. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan batang otak sudah mati dan jantung masih
berdenyut. Keluarga meminta pasien dibiarkan saja karena kasihan atas
penderitaannya. 6 jam kemeudian pasien meninggal dunia.

Kasus 10.
Seorang laki-laki berusia 9 tahun ketempat praktek dokter untuk meminta
surat keterangan sakit atas penyakit yang dideritanya tiga hari yang lalu.
Penyakitnya yaitu batuk dan pilek. Saat diperiksa, pasien sudah sembuh dan
tidak ditemukan gejala batuk dan pilek lagi. Surat ini diperlukan untuk ikut
ujian sekolah. Saat menderita sakit, pasien tidak berobat ke dokter. Apa yang
dilakukan dokter ?
Kasus 11
Di intensive care unit , terdapat dua pasien yang memerlukan penggunaan
ventilator, sedangkan alat ventilator hanya satu. Pasien A usia 80 tahun
dengan perdarahan otak dan prognosis buruk. Pasien B usia 25 tahun
dengan trauma kepala karena kecelakaan lalu lintas dan prognosis baik.
Sebagai dokter apa yang akan dilakukan ?
Kasus 12
Seorang dokter berkata kepada ibu pasien, ibu, anaknya diharapkan segera
membaik dalam 24 jam ini. Namun bila nati anak ibu muntah dan tidak ada
cairan yang masuk, ibu harus segera membawa ke rumah sakit. Jika ada
tanda-tandakekurangan cairan, kemungkinan besar anak ibu perlu dirawat
dirumah sakit untuk observasi. apa maksud dari tindakan dokter tersebut ?
Kasus 13
Seorang wanita berumur 45 tahun menderita kanker leher rahim stadium
terminal yang mempunyai angka harapan hidup kecil. Ia sering merasa
kesakitan. Dokter memberi terapi minimal morfin. Pasien diminta dosis morfin
dinaikan agar dapat meninggal dengan tenang. Namun dokter pada kondisi
ini menolak.

Kasus 14
Seorang isteri sedang dirawat di rumah sakit. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium didapaltan kadar haemoglobin 10.8
g/dl. Menurut dokter, hal ini tidak sesuai dengan gambaran
klinisnya

yang

tampak

pucat.

Dokter

mau

melakukan

pemeriksaan ulang dengan mengambil darah lagi dari si isteri.


Untuk mengambil darah ulang tersebut, dokter meminta izin
kepada suami.
Kasus 15
Dokter

dalam

melaksanakan

pekerjaan

dengan

membuka

praktik,

memberikan sistem nomor urut antrian kepada pasien karena ramai. Pada
pasien urutan kelima belas, tiba-tiba datang pasien dalam kondisi pingsan.
Kemudian dokter menunda pemeriksaan pasien keenam belas.
Palembang, 10 September 2012
Ketua Blok 2 angkatan 2012-2013

Dr. Rizal Sanif, SpOG(K)


Nip. 1962 10 05 1989 03 1 006

Anda mungkin juga menyukai