Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan

Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)


F.7. MINI PROJECT
Penyuluhan Pengetahuan HIV/AIDS Kepada Siswa Baru Ma Islahiyyah Kalitidu
Kabupaten Bojonegoro
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Program Dokter Internship
Puskesmas Kalitidu Bojonegoro

Pendamping:
dr. Wahyu Widarti

Oleh:
dr. Cahya Firly Nanda

PUSKESMAS KALITIDU BOJONEGORO


2015

HALAMAN PENGESAHAN

Nama
Judul Laporan

: dr. Cahya Firly Nanda


promosi kesehatan

: Pengetahuan HIV/AIDS

Laporan Penyuluhan Pengetahuan HIV/AIDS Kepada Siswa Baru MA Islahiyyah


Kecamatan Kalitidu Bojonegoro telah disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internship
dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat
(UKM) di bidang Promosi Kesehatan.

Bojonegoro, 15 September 2015


Mengetahui
Pendamping Dokter Internship

dr. Wahyu
Widarti

NIP 19690429 200212 2 001


PRAKATA
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik laporan ini.
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam
menempuh Program Dokter Internship Puskesmas Kalitidu Bojonegoro.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang kepada:
1.

dr. Ibnu Rusydi selaku Kepala Puskesmas Kalitidu Kabupaten Bojonegoro.

2.

dr. Wahyu Widarti. selaku pembimbing di Puskesmas Kalitidu Kabupaten Bojonegoro.

3.

Bpk. Lasiran selaku Perawat Puskesmas Kalitidu dan penanggungjawab program Roadshow
seminar SMA sederajat di Kecamatan Kalitidu

4.

Siswa baru MA Al-Islahiyyah, peserta penyuluhan Kecamatan Kalitidu Kabupaten


Bojonegoro

5.

Semua rekan Dokter Internship dan Pegawai Puskesmas Kalitidu Kabupaten Bojonegoro
periode Juli Oktober 2015 yang telah banyak membantu
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat menjadi bahan
informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya bidang
kesehatan masyarakat.
Wassalam.

Bojonegoro, 15 September 2015


Dokter Internship

dr. Cahya Firly Nanda


BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang dan masalah
Penularan HIV/AIDS di Indonesia saat ini semakin mengkhawatirkan. Menteri
Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi dalam acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional yang
dilaksanakan di Surabaya, menegaskan setiap tahun penularan HIV/AIDS bagi anak muda
terus meningkat.
Epidemi HIV/AIDS telah menyebar dengan cepat. Penyakit ini 20 tahun yang lalu
belum dikenal sama sekali, akan tetapi saat ini diperkirakan lebih dari 60 juta orang terinfeksi
dan lebih dari 21 juta orang meninggal karenanya. Rata-rata setiap harinya terdapat 14 ribu
orang terinfeksi, sebagian adalah usia remaja antara 15-24 tahun. AIDS telah menjadi
penyebab kematian terbesar keempat di seluruh dunia.
Perkiraan secara nasional oleh Kementerian Kesehatan tahun 2002 jumlah pengidap
HIV/AIDS di Indonesia adalah sekitar 90 130 ribu orang. Akan tetapi yang tercatat dan
dilaporkan hanya sekitar 6000 orang sejak 1987. Sampai sekarang di Indonesia telah
ditemukan banyak kasus terinfeksi HIV/AIDS yang jumlahnya cenderung meningkat dari
tahun ke tahun. Kasus terbanyak infeksi HIV/AIDS di Indonesia berturut-turut ditemukan di
DKI Jakarta, Papua, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Barat,
Sulawesi Utara, Kepulauan Riau dan Riau. Sedangkan kelompok umur yang paling banyak
ditemukan kasus HIV/AIDS adalah kelompok umur dewasa muda yaitu usia 20 29 tahun,
disusul berturut-turut 30-39 tahun, 40-49 tahun dan 15-19 tahun.
penularannya kasus HIV/AIDS

Menurut jenis

terbanyak ditemukan pada pengguna jarum suntik

(Intravenous Drugs Users), disusul pasangan heteroseksual, homoseksual, penularan saat


persalinan, transfusi darah dan lain-lain. Saat ini Indonesia tidak lagi tergolong sebagai
Negara dengan prevalensi infeksi rendah, akan tetapi sudah terjadi peningkatan status
menjadi epidemi terkonsentrasi.
Data sampai Desember 2001 menunjukkan, ada 1.978 kasus HIV positif dan 671
kasus AIDS di Indonesia. Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat hingga 80.000120.0000 kasus pada tahun 2010. Ironisnya, sekitar 30% penderitanya adalah remaja, baik

yang ditularkan melalui penyalahgunaan nafza, maupun yang ditularkan dari ibu pengidap
HIV/AIDS yang sejak muda telah mengkonsumsi napza kepada bayi-bayi yang
dilahirkannya. Bahkan, yang lebih parah lagi hanya sebagian kecil saja dari mereka yang
tahu kalau dirinya terinfeksi.
Faktor- faktor yang menyebabkan peningkatan cepat epidemi di Indonesia antara lain
terbanyak adalah penggunaan narkoba dengan jarum suntik yang tidak steril, peningkatan
atau meluasnya industri seks yang melayani

7-10 juta konsumen setiap tahun serta

minimnya penggunaan kondom oleh pelanggan pekerja seks komersil. Apabila tidak segera
ditanggulangi maka, HIV/AIDS akan dengan cepat meniadakan kemajuan pembangunan
yang telah dicapai bangsa selama ini.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan pengetahuan
komprehensif tentang HIV/ AIDS pada penduduk usia 15-24 masih rendah, hanya 11,4
persen.

BAB 2
PERMASALAHAN
1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat terutama remaja mengenai HIV/AIDS.
2. Masih banyaknya angka kejadian HIV/AIDS dikarenakan pemahaman yang kurang
mengenai HIV/AIDS.
3. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai cara penularan HIV/AIDS dan bahaya
yang ditimbulkannya.

TUJUAN
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai HIV-AIDS, masyarakat diharapkan dapat :
1. Mengetahui dan mengerti mengenai HIV-AIDS
2. Mengetahui dan mengerti tentang gejala-gejala HIV-AIDS
3. Mengetahui faktor-faktor resiko terkena HIV-AIDS
4. Mengetahui pengobatan HIV-AIDS
5. Mengetahui cara-cara pencegahan HIV-AIDS

BAB 3
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
HIV/AIDS dilakukan melalui kegiatan penyuluhan yang menggunakan metode ceramah dimana
sasaran yang akan diberikan penyuluhan adalah Siswa baru MA Al-Islahiyyah Kecamatan
Kalitidu Bojonegoro. Pada kegiatan yang diawali dengan Pre test dan Post test tersebut juga
dilakukan sesi tanya jawab.
Pada kegiatan penyuluhan tersebut akan dijelaskan mengenai pengertian, bahaya
HIV/AIDS, penyebab, gejala, penularan, kelompok yang beresiko terkena HIV/AIDS,
pencegahan dari HIV/AIDS dan usaha yang dilakukan jika terkena AIDS.
HIV (Human ImmunoDeviciency) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia,
yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia dan AIDS (Acquired ImmunoDeviciency
Syndrome) adalah

kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan

penyakit dari luar.


Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS
selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit
yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus
AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan
batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan
penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain
adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak
berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.
Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam
tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat,
aktif, produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan. Adapun
gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
a. Berat badan turun dengan drastis.
b. Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 C)
c. Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
d. Mencret atau diare yang berkepanjangan.

e. Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
f. Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
g. Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lamakelamaan akan berakhir dengan kematian.
Sebelumnya virus AIDS tidak mudah menular seperti virus influensa. Kita tidak usak
terlalu mengucilkan atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan
cara cara seperti di bawah ini :
a. Hidup serumah dengan penderita AIDS (asal tidak mengadakan hubungan seksual).
b. Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
c. Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
d. Makan dan minum.
e. Gigitan nyamuk dan serangga lain.
f. Sama-sama berenang di kolam renang
Hal-hal diatas bukan penyebab menularnya AIDS. Penularan AIDS dapat terjadi melalui
cara-cara sebagai berikut:
a. Melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV
b. Transfusi darah yang mengandung virus HIV
c. Melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang mengidap
virus AIDS
d. Hubungan pranatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS
kepada janin yang dikandungnya.
Kelompok yang mempunyai resiko tinggi tertular AIDS antara lain:
a. Mereka yang sering melakukanhubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria tuna
susila dan pelanggannya.
b. Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks ( melakukan
hubungan dengan sesama laki-laki ), Biseks ( melakukan hubungan seksual dengan sesama
wanita ), Waria dan mucikari.
c. Penerima transfusi darah

d. Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.


e. Pecandu narkotika suntikan.
f. Pasangan dari pengidap AIDS
Banyak hal yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terkena maupun menularkan
penyakit HIV/AIDS tersebut, yaitu:
a. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang
pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
b. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
c. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil.
Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
d. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
e. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah
penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada
seluruh masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminarseminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS,
ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media
elektronik.penyuluhan

atau

informasi

tersebut

dilakukan

secara

terus

menerus

dan

berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat


mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa
menimbulkan virus AIDS.
Usaha-usaha yang dilakukan jika terinfeksi virus AIDS disebut juga penerapan strategi
pengobatan baru. Dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui dinamika HIV, serta
perjalanan penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan dan pengobatan tepat
waktu.

BAB 4
PELAKSANAAN
4.1. Kegiatan
Penyuluhan masyarakat
4.2

Sasaran
Siswa Baru Ma Al-Islahiyyah Kecamatan Kalitidu

4.3

Lokasi
Aula MA AL-Islahiyyah

4.4

4.5

Waktu
Waktu pelaksanaan

: Senin, 27 Juli 2015

Pukul

: 09.00 11.00 WIB

Peserta
Peserta 51 orang.

4.6

Materi
4.6.1

Definisi
HIV adalah singkatan dari Human Imunodeficiency Sindrom yang
selanjutnya dapat menyebabkan imunodefisiensi seperti AIDS dengan cara
menyerang sel lekosit CD4 sehingga dapat merusak kekebalan tubuh penderitanya.
Menurut Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), HIV merupakan singkatan dari
human immunodeficiency virus. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti selsel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan
macrophages

komponen-komponen

utama

sistem

kekebalan

sel),

dan

menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan


terjadinya

penurunan

sistem

kekebalan

yang

terus-menerus,

yang

akan

mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Jadi, HIV adalah suatu retrovirus

penyebab AIDS sebagai manifestasi akhir yang muncul dari adanya infeksi karena
virus ini dengan cara merusak system kekebalan tubuh penderitanya.
Menurut Robbins, Stanley L., dkk., dalam Buku Ajar Patologi, AIDS adalah
suatu penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan ditandai dengan
imunosupresi berat yang menimbulkan infeksi oportunistik, neoplasma sekunder,
dan manifestasi neurologi. Sedangkan menurut Tuti Parwati dalam buku ajar Ilmu
Penyakit dalam, AIDS didefinisikan sebagai sindrom atau kumpulan gejala penyakit
dengan karakteristik defisiensi imun yang berat, dan merupakan manifestasi
stadium akhir dari infeksi HIV. Antibody HIV memang tidak identik dengan AIDS
karena AIDS harus menunjukkan gejala-gejala penyakit akibat defisisensi imun
seluler. Namun,

kebanyakan penderita HIV akan mengalami AIDS juga.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah AIDS adalah sindroma yang yang ditandai
dengan adanya imunodefisiensi akibat system pertahanan tubuh yang dirusak oleh
virus HIV dan sindroma tersebut dapat berupa neoplasma sekunder, manifestasi
4.6.2

neurologic, dan infeksi opotunistik pada tubuh penderita.


Klasifikasi
Pada tahun 1990, WHO mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi
AIDS dengan memperkenalkan system tahapan utuk pasen yang terinfeksi HIV
namun pada tahun 2005 sistem ini telah diperbaiki. Berikut penejelasannya :
a. Stadium I

: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai HIV.

b. Stadium II

: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluan

pernafasan atas yang berulang-ulang.


c. Stadium II

: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih

dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberculosis.


d. Stadium IV : termasuk toksoplasmosis otak; kandidiasis esophagus, trakea,
bronkus atau paru-paru; dan sarcoma Kaposi. Semua penyakit ini adalah
indikator AIDS.
4.6.3

Etiologi
Virus yang menjadi penyebab penyakit AIDS adalah virus HIV (Human
Immuno-deficiency Virus). Saat ini dikenal juga dua tipe HIV yaitu HIV-1 dan HIV-

2. Sebagian besar infeksi disebabkan HIV-1, sedangkan infeksi oleh HIV-2


didapatkan di Afrika Barat. Infeksi HIV-1 memberi gambaran klinis yang hampir
sama. Hanya infeksi HIV-1 lebih mudah ditularkan dan masa sejak mulai infeksi
(masuknya virus ke tubuh) sampai timbulnya penyakit lebih pendek.
HIV dapat diisolasi dari darah, cairan serebrospinalis, semen, air mata,
sekresi vagina atau serviks, urine, ASI, dan air liur. Penularan terjadi paling efisien
melalui darah dan semen. HIV juga dapat ditularkan melalui air susu dan sekresi
vagina atau serviks. Tiga cara utama penularan adalah kontak dengan darah dan
kontak seksual dan kontak ibu-bayi. Setelah virus ditularkan akan terjadi
serangkaian proses yang kemudian menyebabkan infeksi.

Gambar 1 dan 2. Anatomi HIV


4.6.4

Faktor Resiko
Menurut buku Saku Dasar Patologi Penyakit oleh Robbins, Stanley L., di
Amerika Serikat terdapat 5 kelompok resiko, antara lain :
1. Pria homoseksual/biseksual. Sekitar 60% kasus AIDS yang dilaporkan (pada
pria homoseksual virus masuk melalui limfosit dalam semen melalui mukosa
rektum yang terluka).
2. Pengguna obat intravena (tanpa pengalaman kontak homoseksual). Sekitar 23%
dari seluruh penderita, yang sisebabkan karena penggunaan jarum tercemar dan
paraphernalia.

3. Penderita hemophilia. Terutama yang menerima konsentrat factor VIII yang


dikumpulkan dalam jumlah banyak sebelum tahun 1985: 1% kasus.
4. Resipien darah/komponen darah (tidak termasuk penderita hemofilia); 2% di
seluruh penderita. Penularan cara ini telah dieliminasi di Amerika Serikat.
Namun, karena beberapa penderita yang serogatif ditemukan, maka resiko kecil
namun pasti kejadian ini masih tetap ada.
5. Kelompok resiko yang lain. 6% penderita mendapatkannya melalui kontak
heteroseksual dari kelompok resiko tinggi lainnya. 8 % anak-anak yang
menderita AIDS mempunyai orang tua yang terinfeksi HIV dan mengalami
penularan transplasental atau perinatal.
4.6.5

Epidemiologi
Dewasa ini dunia tengah mengalami suatu pandemic virus HIV. Pandemic
ini tidak hanya menimbulkan dampak negative di bidang medis, tetapi juga di
bidang social, ekonomi, dan politik. AIDS merupakan masalah global yang penting
dan merupakan masalah yang sangat kompleks karena melibatkan berbagai aspek
kehidupan. Menurut buku Ajar Ilmu Penyakit dalam dalam tulisan tentang AIDS
oleh tuti Purwati Merwati, epdemi HIV dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Silent epidemi atau epidemic HIV itu sendiri, yang secara diam-diam tanpa
disadari, dana tanpa diketahui terjadi di masyarakat. Dari penelitian
seroarkeologi, ternyata HIV telah ada pada darah beku di Afrika yang
tersimpan sejak tahun 1959.
2. Munculnya kasus-kasus AIDS yang terjadi beberapa tahun kemudian. Hal ini
dikarenakan perlu beberapa tahun sebelum seseorang dengan infeksi HIV akan
berkembang cepat pada awal delapan puluhan. Perkembangannya akan terus
berlanjut dalam decade mendatang karena adanya penularan yang baru dan
gejala HIV yang asimtomatik
3. Epidemic reaksi masyarakat terhadap masalah HIV dan kasus AIDS, sebagai
akibat adanya kedua epidemi sebelumnya. Hal ini mulai Nampak sekita

pertengahan tahun 80-an, berupa dampak social, ekonomi, psikologi, bahakan


politik.

4.6.6

Cara Penularan
a. Penularan Seksual
Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak
antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum,
alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual
reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif
tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko
hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena
HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan seksual
secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya
tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang
memudahkan transmisi HIV.
b. Penyakit menular seksual
c. Kontaminasi Patogen Virus melalui Darah
Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik,
penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi
dan menggunakan kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah
yang terkontaminasi oleh organisme biologis penyebab penyakit (patogen),
tidak hanya merupakan risiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B
dan hepatitis C. Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum
yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. Postexposure prophylaxis dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi risiko
itu. Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-

lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga
terjadi pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik tubuh.
d. Penularan Masa Perinatal
Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero)
selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat
persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama
kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu
memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara
bedah caesar, tingkat penularannya hanya sebesar 1%. Sejumlah faktor dapat
memengaruhi risiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat persalinan
(semakin

tinggi

beban

virus,

semakin

tinggi

risikonya).

Menyusui

meningkatkan risiko penularan sebesar 4%.


4.6.7

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang muncul sesuai dengan tahap-tahap perkembangan
virus HIV. Gejala ini sesuai dengan menurunnya tingkat CD4 di peredaran darah
perifer dan makin melemahnya tingkat imunitas tubuh. Penyakit yang ditimbulkan
akan lebih sulit diatasi jika sebelumnya penderita penderita telah menderita
penyakit tersebut dan diperparah dengan HIV. Misalnya, seseorang terserang sifilis
terlebih dahulu sebelum terinfeksi HIV, maka gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit sifilis akan makin parah dan mempercepat terjadinya proses infeksi.
Manifestasi klinis dapat terbagi menjadi 2, yaitu gejala mayor dan gejala
minor, sebagai berikut:
1. Gejala Mayor:
a. Berat badan turun lebih dari 10% dalam waktu 1 bulan
b. Diare kronis selama lebih dari 1 bulan
c. Demam > 38C dalam waktu lebih dari 1 bulan.
d. HIV ensephalopati
2. Gejala Minor:
a. Batuk pneumonia atau tuberculosis

b. Candidiasis oral sampai orofaring


c. Dermatitis, herpes simpleks, herpes zoster
d. Hemoglobin menurun
e. Demensia, gangguan mental
f. Penyakit kelamin
g. Infeksi oportunistik

4.6.8 Pencegahan Penularan HIV/AIDS


Dengan mengetahui cara penularan HIV, maka akan lebih
mudah melakukan langkah-langkah pencegahannya. Secara mudah,
pencegahan HIV dapat dilakukan dengan rumusan ABCDE yaitu:
A= Abstinence, tidak melakukan hubungan seksual atau tidak
melakukan hubungan seksual sebelum menikah
B= Being faithful, setia pada satu pasangan, atau menghindari
berganti-ganti pasangan seksual
C=Condom, bagi yang beresiko dianjurkan selalu menggunakan
kondom secara benar selama berhubungan seksual
D= Drugs injection, jangan menggunakan obat (Narkoba) suntik
dengan jarum tidak steril atau digunakan secara bergantian
E= Education, pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan HIV/AIDS
Dengan semakin meningkatnya kasus HIV/AIDS diperlukan
kesiapan para tenaga kesehatan untuk memberikan bantuan dan

pelayanan

pada

pasien-pasien

HIV/AIDS.

Disisi

lain,

dengan

kemajuan ilmu dan tehnologi di bidang kesehatan, HIV/AIDS yang


tadinya merupakan penyakit progresif yang mematikan bergeser
menjadi penyakit kronis yang bias dikelola. Meskipun belum
ditemukan obat yang bisa membunuh virus HIV secara tuntas,
dengan ditemukannya obat antiretroviral, para penderita HIV/AIDS
bisa lebih meningkat usia harapan hidupnya. Hal ini tentunya harus
didukung oleh upaya perawatan yang adekuat agar tercapai kualitas
hidup yang optimal.

4.6.9

Prognosa
Prognosa penderita HIV/AIDS menurut Buku Saku Dasar Patologi
Penyakit oleh Satanley L. Robbins adalah jika tidak diobati, penderita AIDS akan
meninggal dalam waktu kira-kira 20 bulan; jika diobati dengan baik akan dapat
bertahan lebih lama. Sumber lain menyebutkan median survival penyakit AIDS
adalah antar 1-2 tahun untuk Negara maju dan 1 tahun untuk Negara berkembang.

4.7 Metode dan teknik


Tatap muka, Pre test, Post test, penyuluhan dan diskusi
4.8 Media saluran komunikasi
Power Point,Microphon, Kertas Folio

BAB 5
KESIMPULAN
a. Monitoring
Monitoring dilakukan dengan memberikan sesi tanya jawab dalam penyuluhan. Dari
masyarakat yang hadir, terdapat 4 orang penanya.
Pertanyaan pertama:
Apakah pusing yang terus menerus bisa menjadi gejala AIDS?
Pertanyaan kedua:
Apakah bagi wanita yang masturbasi dengan menggunakan tangan pasangannya dapat
menyebabkan HIV-AIDS?
Pertanyaan ketiga:
Apakah tes HIV dapat dilakukan di tingkat Puskesmas?
b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan metode sebagai berikut:
1. Melihat progress nilai dari Pretest dan Posttest
2. Pemateri memberikan pertanyaan secara kualitatif kepada peserta secara acak
c. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penyuluhan ini adalah HIV
AIDS merupakan penyakit yang sangat mematikan yang dapat menular
dengan mudah melalui darah dan sekret. Sehingga, HIV AIDS harus
dicegah dengan mengeliminisis sumber penularannya. Hal ini sangat
penting diketahui masyarakat mengenai tanda, gejala, pengobatan serta
pencegahannya.
d. Saran

Diharapkan dengan adanya penyuluhan ini, masyarakat Siswa


dapat mencegah terjadinya penularan HIV AIDS dan menjauhi segala hal
yang dapat memicu terjadinya penularan penyakit tersebut, selain itu
siswa juga memiliki tanggungjawab untuk menyebarluaskan ilmu dan
informasi yang telah diterimanya untuk keluarga dan lingkungan mereka
masing-masing. Kedepannya agar kegiatan ini dapat terus dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA
Boshoff, C. and Weiss, R. (2002). "AIDS-related malignancies". Nat. Rev. Cancer 2 (5): 373
382. PubMed.
Dedi, Setiyadi Abang. 2011. Laporan kasus penyakit HIV/AIDS. Pontianak: Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Yayasan Rumah Sakit Islam Pontianak.
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 2011. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Juni
2011. Online. (http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf. Diakses 12 Mei 2014)
Doengoes, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan
Ni Made S, EGC, Jakarta
Majalah Farmacia Edisi Desember 2006 , Vol 6 No. 5, Halaman: 30 (2787 hits) ARV :
Tumpuan Penderita HIV. Online (http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/
one_news.asp?IDNews=379 diakses 12 Mei 2014)
Mansjoer, Arif,dkk. Kapita Selecta Kedokteran FKUI. 2000. Jakarta: EGC
Rasmaliah. 2001. Epidemiologi HIV/AIDS dan Upaya Penanggulangannya. Fakultas Kesehatan
Masyarakat: Universitas Sumatra Utara
Sherwood. L. Fisiologi Manusia. edisi 2. Alih bahasa : Pendit. B.U. Jakarta : EGC. 2001.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan medical bedah Ed 8. Jakarta: EGC
UNAIDS (2006). "Overview of the global AIDS epidemic" (PDF). 2006 Report on the global
AIDS
epidemic.online(http://data.unaids.org/pub/GlobalReport/2006/2006_GR_CH02_en.pd
f. Diakses pada 12 Mei 2014)
WHO.2008. EPIDEMI HIV DAN AIDS DI DUNIA DAN INDONESIA. online.
(http://pmtct.bikinsitus.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=55
Diakses 12 Mei 2014)

Pelaksanaan Penyuluhan mengenai HIV-AIDS


NO
1

TAHAPAN
Pembukaan

PENYULUHAN
1. Mengucapkan salam

PESERTA
1. Membalas salam

( 10 menit )

2. Sambutan dari Bpk. Lasiran

2. Memperhatikan

3. Perkenalan para penyuluh


4. Mengemukakan
2

Pretest

tujuan

penyuluhan
1. Lembar jawaban

(10 menit)

penjelasan

kosong

(LJK) dibagikan kepada siswa


2.

Soal

berjumlah

10

2. Membaca soal dan

buah

ditampilkan dalam LCD


3.

1. Mengisi data diri


mengerjakannya
3. Mengumpulkan

Siswa mengerjakan Pretest

LJK

dengan durasi 1 menit untuk


tiap soalnya

Materi

4.

Lembar

1.

dikumpulkan kembali
Menjelaskan tentang

( 30 menit )

jawaban
HIV-

AIDS melalui Power Point

1.

Menyimak

dan

memperhatikan
penjelasan

yang

diberikan
4

Tanya

1.

Jawab
( 30 menit )

Menjawab pertanyaan yang


diajukan peserta

2.

Memberikan

1. Mengajukan
pertanyaan tentang

pertanyaan

kepada peserta penyuluhan

hal hal yang


belum dimengerti
2. Menjawab
pertanyaan

Post test
(5 menit)

1.

Lembar

jawaban

kosong

(LJK) dibagikan kepada siswa

yang

diajukan
1. Mengisi data diri
2. Membaca soal dan

2.

Soal

berjumlah

10

buah

ditampilkan dalam LCD


3.

mengerjakannya
3. Mengumpulkan

Siswa mengerjakan Pretest

LJK

dengan durasi 30 detik untuk


tiap soalnya
4.
4

Penutup
(3 menit )

Lembar

jawaban

dikumpulkan kembali
1. Memberikan kesimpulan dari
yang sudah dijelaskan
2. Mengucapkan
terima kasih

salam

1. Memperhatikan
penjelasan

dan

2. Membalas salam

DOKUMENTASI ACARA

LAMPIRAN
Nilai Pretest
Nilai
0
10
20
30
40
50
60
Jumlah
Rata-rata

Jumlah siswa
1
11
21
8
7
2
1
51

Jumlah nilai
0
110
420
240
280
100
60
1210
23,725

Nilai PostTest
Nilai
40
50
60
70
80
90
100
Jumlah
Rata-rata

Jumlah siswa
2
7
3
7
9
19
4
51

Jumlah nilai
80
350
180
490
720
1710
400
3930
77,059

Selisih progres : (23,725:77,059) x 100 = 30,24 %

Anda mungkin juga menyukai