Anda di halaman 1dari 38

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

NOMOR PER-66/PB/2005
TANGGAL 28 DESEMBER 2005

an g
T ent
MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN
ATAS BEBAN APBN
PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN

• Pada setiap awal tahun anggaran, Menteri/Pimpinan


Lembaga selaku PA menunjuk Pejabat Kuasa PA untuk
Satker/SKS dilingkungan instansi PA bersangkutan
dengan surat keputusan.
1) Menteri/Pimpinan Lembaga dapat mendelegasikan
kewenangan kepada Kuasa PA untuk menunjuk :
a. Pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja/ penanggung jawab kegiatan/pembuat komitmen;
b. Pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji tagihan
kepada negara dan menandatangani SPM;
c. Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan tugas
kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan angaran
belanja.
29/05/08 04:44 subdit_paIV 2
1) Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA
mendelegasikan kewenangan menunjuk pejabat Kuasa
PA dan pejabat-pejabat lainnya kepada Gubernur
sebagai pelaksana dekonsentrasi.

1) Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA mendelegasikan


kewenangan menunjuk pejabat Kuasa PA dan pejabat-
pejabat lainnya kepada Gubernur/Bupati/Walikota/
Kepala Desa sebagai pelaksana tugas pembantuan.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 3


Tembusan Surat Keputusan para Pejabat
dimaksud disampaikan kepada Kepala KPPN
selaku kuasa BUN.

PA/Kuasa PA berdasarkan DIPA yang telah


disahkan oleh Dirjen Perbendaharaan/Kepala
Kanwil DJPBN menyelenggarakan kegiatan sesuai
rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan
dalam DIPA.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 4


Pada setiap awal tahun anggaran

Menteri
Selaku PA
m
e
n
u Dpt
n
j mendelegasikan
u
k utk menunjuk

Kuasa PA

Penanggung Jawab
Bendahara
Kegiatan/
Pengeluaran
Pembuat Komitmen

Penguji Tagihan/
Pembuat SPM

29/05/08 04:44 subdit_paIV 5


Dekonsentrasi

Menteri
Selaku PA
Pendelegasian

Gubernur
menunjuk

Kuasa PA

Penanggung Jawab
Bendahara
Kegiatan/
Pengeluaran
Pembuat Komitmen

Penguji Tagihan/
Pembuat SPM
29/05/08 04:44 subdit_paIV 6
Tugas Pembantuan

Menteri
Selaku PA
Pendelegasian

Gubernur/Bupati/
Walikota/Kepala Desa
menunjuk

Kuasa PA

Penanggung Jawab
Bendahara
Kegiatan/
Pengeluaran
Pembuat Komitmen

Penguji Tagihan/
Pembuat SPM
29/05/08 04:44 subdit_paIV 7
Kuasa PA
Tidak boleh
merangkap

Penanggung Jawab
Bendahara
Kegiatan/
Pengeluaran
Pembuat Komitmen
Tidak boleh
merangkap

Penguji Tagihan/
Pembuat SPM

29/05/08 04:44 subdit_paIV 8


Dalam hal pejabat/pegawai pada Satker tidak
memungkinkan pemisahan fungsi

Kuasa PA Tidak boleh


merangkap

Penanggung Jawab Bendahara


Kegiatan/ Boleh Pengeluaran
Pembuat Komitmen merangkap

Penguji Tagihan/
Pembuat SPM

29/05/08 04:44 subdit_paIV 9


PROSEDUR PENGAJUAN SPP
DAN PENERBITAN SPM

Persyaratan SPP-UP (Uang Persediaan) :

Surat Pernyataan dari Kuasa PA atau pejabat


yang ditunjuk bahwa UP tersebut tidak untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran yang
menurut ketentuan harus dengan LS.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 10


SPP-TUP (Tambahan Uang Persediaan) :

b. Rincian rencana penggunaan dana TUP dari Kuasa PA


atau pejabat yang ditunjuk.

d. Surat Pernyataan dari Kuasa PA atau pejabat yang


ditunjuk bahwa :
• Dana TUP akan digunakan utk keperluan
mendesak dan akan habis digunakan dalam
waktu satu bulan sejak diterbitkan SP2D;
SP2D
• Apabila terdapat sisa dana TUP harus disetorkan
ke rekening Kas Negara;
Negara
• Tidak untuk membiayai pengeluaran yang
seharusnya dibayarkan secara langsung (LS).

a. Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 11


SPP-GUP (Penggantian Uang Persediaan) :
b. Kuitansi/tanda bukti pembayaran;
c. SPTB;
d. Surat Setoran Pajak yang telah dilegalisir
oleh Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 12


SPP UNTUK PENGADAAN TANAH
Pembayaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum
dilaksanakan melalui mekanisme pembayaran langsung.
Apabila tidak mungkin dilaksanakan melalui LS, dapat
dilakukan melalui UP/TUP.
Mekanisme pembayaran diatur sebagai berikut :

 SPP-LS (Pembayaran Langsung) :


1. Persetujuan Panitia Pengadaan Tanah untuk luas tanah
lebih dari 1 hektar di kab/kota;
2. Fotokopi bukti kepemilikan tanah;
3. Kuitansi;
4. SPPT PBB tahun transaksi;
5. Surat Persetujuan Harga;
6. Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak
dalam sengketa dan tidak sedang dalam agunan;
7. Pelepasan/penyerahan hak atas tanah/akta jual beli di
hadapan PPAT;
8. SSP PPh final atas pelepasan hak;
9. Surat pelepasan Hak Adat (bila diperlukan).
29/05/08 04:44 subdit_paIV 13
 SPP-UP/TUP :
1. Pengadaan Tanah yang luasnya kurang dari 1 hektar
dilengkapi persyaratan daftar nominatif pemilik tanah
yang ditandatangani oleh Kuasa PA;

3. Pengadaan Tanah yang luasnya lebih dari 1 hektar


dilakukan dg bantuan panitia pengadaan tanah di
kab/kota setempat dan dilengkapi dg daftar nominatif
pemilik tanah dan besaran harga tanah yg
ditandatangani oleh Kuasa PA dan diketahui oleh
Panitia Pengadaan Tanah (PPT);

5. Pengadaan tanah yang pembayarannya dilaksanakan


melalui UP/TUP harus terlebih dahulu mendapat ijin
dispensasi dari Kantor Pusat DJPBN / Kanwil DJPBN
sedangkan besaran uangnya harus mendapat
dispensasi UP/TUP sesuai ketentuan yang berlaku.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 14


SPP-LS untuk Pembayaran Gaji, Lembur dan
Honor/Vakasi
1. Pembayaran Gaji Induk/Gaji Susulan/ Kekurangan
Gaji/ Gaji Terusan/ Uang Duka Wafat/ Tewas,
dilengkapi dengan :
 Daftar Gaji Induk/Gaji Susulan/ Kekurangan Gaji/Uang Duka
Wafat/Tewas
 SK CPNS
 SK PNS
 SK Kenaikan Pangkat
 SK Jabatan
 Kenaikan Gaji Berkala
 Surat Pernyataan Pelantikan
 Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan
 Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
 Daftar Keluarga (KP4)
 Fotokopi Surat Nikah
 Fotokopi Akte Kelahiran
 SKPP
 Daftar Potongan Sewa Rumah Dinas
 Surat Keterangan Masih Sekolah/Kuliah
 Surat Pindah
 Surat Kematian
 SSP PPh pasal 21

Kelengkapan tersebut di atas digunakan sesuai peruntukannya.


29/05/08 04:44 subdit_paIV 15
1. Pembayaran Lembur dilengkapi dengan daftar
pembayaran perhitungan lembur yang ditandatangani
oleh Kuasa PA/ Pejabat yang ditunjuk dan Bendahara
Pengeluaran satker/ SKS yang bersangkutan, surat
perintah kerja lembur, daftar hadir kerja, daftar hadir
lembur, dan SSP PPh pasal 21.

1. Pembayaran Honor/ Vakasi dilengkapi dengan surat


keputusan tentang pemberian honor/ vakasi, daftar
pembayaran perhitungan honor/ vakasi yang
ditandatangani oleh Kuasa PA/ Pejabat yang ditunjuk
dan Bendahara Pengeluaran yang bersangkutan, dan
SSP PPh pasal 21.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 16


SPP-LS Non Belanja Pegawai
c. Pembayaran pengadaan barang dan jasa :
• Kontrak/SPK yang mencantumkan nomor rekening
rekanan;
• Surat Pernyataan Kuasa PA mengenai penetapan
rekanan;
• Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
• Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
• Berita Acara Pembayaran;
• Kuitansi yang disetujui oleh Kuasa PA atau pejabat yang
ditunjuk;
• Faktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani
Wajib Pajak;
• Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan
oleh bank atau lembaga keuangan non bank;
• Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-
kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri;
• Ringkasan kontrak yang dibuat sesuai format lampiran 5
Perdirjen ini untuk Rupiah Murni dan lampiran 6 untuk
PHLN;
29/05/08 04:44 subdit_paIV 17
a. Pembayaran Biaya Langganan Daya dan Jasa
(Listrik, Telepon dan Air) :

1. Bukti tagihan daya dan jasa;


2. Nomor Rekening Pihak Ketiga (PT PLN, PT Telkom,
PDAM, dll).

Dalam hal pembayaran Langganan Daya dan Jasa belum


dapat dilakukan secara langsung, Satker/SKS yang
bersangkutan dapat melakukan pembayaran dengan UP.

Tunggakan langganan daya dan jasa tahun anggaran


sebelumnya dapat dibayarkan oleh Satker/SKS setelah
mendapat dispensasi/ persetujuan terlebih dahulu dari
Kanwil DJPBN sepanjang dananya tersedia dalam DIPA
berkenaan.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 18


 Pembayaran Belanja Perjalanan Dinas harus
dilengkapi dengan daftar nominatif pejabat yang
akan melakukan pejalanan dinas, yang berisi
antara lain :
 Informasi mengenai data pejabat (Nama,
Pangkat/ Golongan)
 Tujuan
 Tanggal keberangkatan
 Lama perjalanan dinas
 Biaya yang diperlukan untuk masing-masing
pejabat.
Daftar nominatif harus ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang memerintahkan perjalanan dinas dan
disahkan oleh pejabat yang berwenang di KPPN.
Pembayaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran
satker/ SKS yang bersangkutan kepada para pejabat
yang akan melakukan perjalanan dinas.
29/05/08 04:44 subdit_paIV 19
SPP UNTUK PNBP
1. UP/TUP untuk PNBP diajukan terpisah dari UP/TUP
lainnya;
2. UP dapat diberikan kepada satker pengguna sebesar 20 %
dari pagu dana PNBP dalam DIPA maksimal sebesar
Rp500.000.000,- dengan melampirkan Daftar Realisasi
Pendapatan dan Penggunaan dana DIPA (PNBP) tahun
anggaran sebelumnya.
3. Apabila UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP
sebesar kebutuhan riil satu bulan dengan memperhatikan
Maksimum Pencairan (MP).
4. Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal
sesuai formula sbb:

MP = (PPP x JS) - JPS


MP = maksimum pencairan dana
PPP = proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan
JS = jumlah setoran
JPS = jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan
SPM terakhir yang diterbitkan
29/05/08 04:44 subdit_paIV 20
1. Dalam pengajuan SPM-TUP/ GUP/ LS PNBP ke KPPN,
Satker pengguna harus melampirkan Daftar
Perhitungan Jumlah MP;
2. Untuk Satker Pengguna yang setorannya dilakukan
terpusat, pencairan dana diatur secara khusus dengan
surat edaran Dirjen PBN tanpa melampirkan SSBP.
3. Satker pengguna yang menyetorkan pada masing-
masing unit (tidak terpusat), pencairan dana harus
melampirkan bukti setoran (SSBP) yang telah
dikonfirmasi oleh KPPN.
4. Besaran PPP untuk masing-masing satker pengguna
diatur berdasarkan SK Menteri Keuangan yang
berlaku.
5. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan
tidak boleh melampaui pagu PNBP satker yang
bersangkutan dalam DIPA.
6. Pertanggungjawaban penggunaan dana UP/ TUP PNBP
oleh Kuasa PA dilakukan dengan mengajukan SPM ke
KPPN setempat cukup dengan melampirkan SPTB.
29/05/08 04:44 subdit_paIV 21
1. Khusus perguruan tinggi negeri selaku pengguna
PNBP (non BHMN), sisa dana PNBP yang
disetorkan pada akhir tahun anggaran ke
rekening kas negara dapat dicairkan kembali
maksimal sebesar jumlah yang sama pada awal
tahun anggaran berikutnya mendahului
diterimanya DIPA dan merupakan bagian dari
target PNBP yang tercantum dalam tahun
anggaran berikutnya.

3. Sisa dana PNBP dari satker pengguna selain di


atas, yang disetorkan ke rekening kas negara akan
diperhitungkan pada saat pengajuan pencairan
dana UP tahun anggaran berikutnya.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 22


PENERBITAN SPM
 Pejabat penerbit SPM melakukan pengujian atas SPP :
a. Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai
ketentuan yang berlaku;
b. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk
memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui
batas pagu anggaran;
c. Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan
hasil kerja yang dicapai dengan indikator keluaran;
d. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut
antara lain :
─ Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran
(nama orang/ perusahaan, alamat, nomor rekening dan
nama bank)
─ Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau
kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai
spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak)
─ Jadwal waktu pembayaran

29/05/08 04:44 subdit_paIV 23


a. Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan
sesuai dengan indikator keluaran yang tercantum dalam
DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang sudah
ditetapkan dalam kontrak.
b. Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai
ketentuan yang berlaku;
c. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA
untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak
melampaui batas pagu anggaran;
d. Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan
hasil kerja yang dicapai dengan indikator keluaran;
e. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut
antara lain :
─ Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran
(nama orang/ perusahaan, alamat, nomor rekening
dan nama bank)
─ Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau
kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai
sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam
kontrak)
29/05/08 04:44
─ Jadwal waktu pembayaran
subdit_paIV 24
UANG PERSEDIAAN DAN
TAMBAHAN UANG
PERSEDIAAN
(1) Sebelum diberlakukannya ketentuan dan/atau dilakukannya
pengangkatan fungsional Bendahara, untuk mengelola UP bagi Satker
dilingkungan K/L, menteri/pimpinan lembaga atau pejabat yang diberi
kewenangan dapat mengangkat seorang Bendahara Pengeluaran
pada K/L atau satker yang dipimpinnya.
(2) Untuk membantu pengelolaan UP, kepala satker dapat menunjuk
Pemegang Uang Muka yang dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Bendahara Pengeluaran.
(3) Bendahara Pengeluaran dapat membagi UP kepada beberapa PUM.
Apabila diantara PUM telah merealisasikan penggunaan UP-nya
minimal 75% Kuasa PA/ Pejabat yang ditunjuk dapat mengajukan SPM
GUP bagi PUM berkenaan tanpa menunggu realisasi PUM lain yang
belum mencapai 75%.
 PA/ Kuasa PA menerbitkan SPM-UP berdasarkan DIPA atas permintaan
Bendahara Pengeluaran yang dibebankan pada MAK transito.
Penggunaan UP menjadi tanggung jawab Bendahara Pengeluaran.
 Bagi Bendahara yang dibantu oleh beberapa PUM, dalam pengajuan
SPM-UP diwajibkan melampirkan daftar rincian yang menyatakan
jumlah uang yang dikelola oleh masing-masing PUM.
 Sisa UP yang masih ada pada Bendahara pada akhir atahun anggaran
harus disetor kembali ke Rekening Kas Negara selambat-lambatnya
tanggal 31 Desember TA berkenaan.
 UP diberikan dalam batas-batas sebagai berikut :

a. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran Belanja


Barang pada klasifikasi belanja 5211, 5212, 5221, 5231, 5241 dan
5811.
b. Pengecualisan dari ketentuan di atas diberikan oleh :
 Dirjen Perbendaharaan untuk DIPA Pusat ;
 Kepala Kanwil DJPBN untuk DIPA Pusat yang kegiatannya
berlokasi di daerah serta DIPA yang ditetapkan oleh Kanwil
DJPBN.
1. UP dapat diberikan setinggi-tingginya :
 Untuk pagu sampai dengan Rp900.000.000 =
1/12 (Satu per dua belas) dari pagu DIPA menurut klasifikasi
belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal
Rp50.000.000,-.
 Untuk pagu diatas Rp900.000.000 s.d. Rp2.400.000.000 =
1/18 (Satu per delapan belas) maksimal Rp100.000.000
 Untuk pagu diatas Rp2.400.000.000 =
1/24 (Satu per duapuluh empat) maksimal Rp200.000.000
 Perubahan besar UP diluar ketentuan di atas ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan.
 Pengisian kembali UP dapat diberikan setelah dipergunakan
sekurang-kurangnya 75% dari dana UP yang diterima.
 Pembayaran yang dapat dilakukan oleh bendahara Pengeluaran
kepada satu rekanan tidak boleh melebihi Rp10.000.000 kecuali
untuk pembayaran honor.
- TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
1. Dalam hal penggunaan UP belum mencapai 75%, sedangkan satker/ SKS membutuhkan
pendanaan melebihi sisa dana UP yang tersedia, satker / SKS dimaksud dapat mengajukan
TUP.
2. Pemberian TUP diatur sebagai berikut :
 Kepala KPPN dapat memberikan TUP sampai dengan jumlah RP200.000.000 untuk
klasifikasi belanja yang diperbolehkan diberi UP bagi instansi dalam wilayah
pembyayaran KPPN bersangkutan;
 Permintaan TUP di atas Rp200.000.000 harus mendapat dispensasi dari Kepala Kanwil
DJPBN.
 Syarat Pengajuan TUP :
 Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak/ tidak dapat ditunda;
 Digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbiktan;
 Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada Bendahara
harus disetor ke Rekening Kas Negara;
 Apabila ketentuan pada butir c) tidak dipenuhi kepada satker yang bersangkutan tidak
dapat lagi diberikan TUP sepanjang sisa tahun anggaran berkenaan.
 Pengecualian terhadap butir d) diputuskan oleh Kepala Kanwil DJPBN
atas usul Kepala KPPN.
1. Yang harus disampaikan Bendahara dalam
mengajukan TUP :
 Rincian Rencana Penggunaan Dana untuk
kebutuhan mendesak dan riil serta rincian sisa
dana MAK yang dimintakan TUP;
 Rekening Koran yang menunjukkan saldo
terakhir;
 Surat Pernyataan bahwa kegiatan yang
dibiayai tersebut tidak dapat dilaksanakan/
dibayar melalui penerbitan SPM-LS.
PE NERB ITAN SP2D
Penerbitan SP2D oleh KPPN diatur sebagai berikut :

3. SPM yang diajukan ke KPPN digunakan sebagai dasar penerbitan


SP2D.
4. SPM dimaksud dilampiri bukti pengeluaran sebagai berikut :
a. Untuk keperluan pembayaran langsung (LS) belanja pegawai :
1) Daftar Gaji/Gaji Susulan/Kekurangan Gaji/Lembur/ Honor dan
Vakasi yang ditandatangani oleh Kuasa PA atau pejabat yang
ditunjuk dan Bendahara Pengeluaran.
2) Surat-surat keputusan Kepegawaian dalam hal terjadi
perubahan pada daftar gaji;
3) Surat Keputusan Pemberian honor/vakasi dan SPK lembur;
4) Surat Setoran Pajak.

b. Untuk keperluan pembayaran langsung (LS) non belanja pegawai :


1) Resume Kontrak/SPK atau Daftar Nominatif Perjalanan Dinas;
2) SPTB;
3) Faktur Pajak dan SSP.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 30


a. Untuk keperluan pembayaran TUP :
1) Rincian rencana penggunaan dana;
2) Surat dispensasi Kepala Kanwil DJPBN untuk TUP di
atas Rp200.000.000;
3) Surat pernyataan dari Kuasa PA atau pejabat yang
ditunjuk yang menyatakan bahwa :
• Dana TUP akan digunakan untuk keperluan
mendesak dan akan habis digunakan dalam waktu
satu bulan sejak tanggal penerbitan SP2D;
SP2D
• Apabila terdapat sisa dana TUP harus disetorkan ke
rekening Kas Negara;
Negara
• Tidak untuk membiayai pengeluaran yang
seharusnya dibayarkan secara langsung (LS).
a. Untuk keperluan pembayaran GUP :
1) SPTB;
2) Faktur Pajak dan SSP.
Buki asli lampiran SPP merupakan arsip yang disimpan oleh PA/KPA.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 31


Pengujian substantif SPM dilakukan untuk :

(1) Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM;


(2) Menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/MAK dalam DIPA
yang ditunjuk dalam SPM tersebut;
(3) Menguji dokumen sebagai dasar penagihan (Ringkasan Kontrak/SPK, Surat
Keputusan, Daftar Nominatif Perjalanan Dinas);
(4) Menguji surat pernyataan tanggung jawab belanja (SPTB) dari kepala
kantor/satker atau pejabat yang ditunjuk mengenai tanggung jawab terhadap
kebenaran pelaksanaan pembayaran;
(5) Menguji faktur pajak beserta SSPnya.

Pengujian formal SPM dilakukan untuk :

(1) Mencocokkan tanda tangan pejabat penanda tangan SPM dengan spesimen
tanda tangan;
(2) Memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf;
(3) Memeriksa kebenaran dalam penulisan, termasuk tidak boleh terdapat cacat
dalam penulisan.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 32


 Bilamana SPM yang diajukan memenuhi syarat yang
ditentukan, maka ditindaklanjuti dengan penerbitan
SP2D;
 Bila tidak memenuhi syarat, SPM berkenaan
dikembalikan kepada penerbit SPM.

Pengembalian SPM diatur sebagai berikut :

 SPM Belanja Pegawai Non Gaji Induk dikembalikan paling


lambat tiga hari kerja setelah SPM diterima;
 SPM UP/TUP/GUP dan LS dikembalikan paling lambat satu
hari kerja setelah SPM diterima.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 33


Batas waktu penerbitan SP2D oleh KPPN :
 SP2D Gaji Induk  5 hari sebelum bulan pembayaran
 SP2D Non gaji Induk  5 hari kerja setelah SPM diterima lengkap
 SP2D UP/TUP/GUP & LS  1 hari setelah SPM diterima lengkap

SP2D diterbitkan dalam rangkap 3 dan disampaikan kepada :

 Lembar 1  kepada Bank Operasional


 Lembar 2  kepada Penerbit SPM dengan dilampiri SPM yang telah
dibubuhi cap “ Telah diterbitkan SP2D tanggal… Nomor….
 Lembar 3  sebagai Pertinggal di KPPN (Seksi Verifikasi dan
Akuntansi),
dilengkapi lembar ke-1 SPM dan dokumen pendukungnya.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 34


PELAPORAN REALISASI ANGGARAN

(1) Kepala kantor/satker selaku UAKPA wajib membuat laporan realisasi


Anggaran dan Neraca serta Arsip Data Komputer (ADK) yang
dikelolanya kepada Menteri/Pimpinan Lembaga secara berjenjang
melalui UAPPAW dan KPPN setempat.
(2) Kepala KPPN selaku Kuasa BUN wajib membuat laporan Kas Posisi
(LKP) harian dan mingguan yang disampaikan kepada DIrjen
Perbendaharaan u.p. Direktur PKN dengan tembusan kepada Kepala
Kanwil DJPBN.
(3) Kepala KPPN selaku Kuasa BUN wajib membuat laporan bulanan
realisasi anggaran, arus kas dan neraca kepada Kepala Kanwil DJPBN
dan selanjutnya diteruskan kepada Dirjen Perbendaharaaan u.p.
Direktur Informasi dan Akuntansi.
(4) Laporan yang menyangkut realisasi APBN lainnya sepanjang belum
dicabut dan masih diperlukan tetap dilaksanakan.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 35


LAIN-LAIN
(1) Pembayaran Uang Duka Wafat/ Tewas (UDW/T) dibebankan pada MAK uang
duka wafat/tewas, tanpa memperhatikan pagu dana yang tersedia pada MAK
berkenaan.
(2) Untuk mengawasi kredit pagu DIPA, KPPN wajib membuat Kartu Pengawasan
Kredit.
(3) KPPN wajib membuat Kartu Pengawasan Kontrak untuk kontrak yang
pembayarannya dilakukan dengan termin/sertifikat bulanan.
(4) SKPP pegawai pindah diterbitkan oleh kepala satker dalam rangkap 4 dan
disampaikan ke KPPN untuk disahkan oleh Kepala Seksi Perbendaharaan dan
dibuatkan surat pengantar yang ditandatangani oleh Kepala KPPN dengan
penjelasan :
 Lembar ke-1 dan ke-3  dikembalikan ke satker, selanjutnya lembar ke-1
diteruskan ke kepada Yang Bersangkutan dan lembar ke-3 diteruskan kepada
satker yang baru;
 Lembar ke-2  dikirim oleh KPPN asal ke KPPN/Kantor pembayar
berikutnya;
 Lembar ke-4  untuk Arsip KPPN asal.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 36


 SKPP pegawai pensiun diterbitkan oleh kepala satker dalam
rangkap 6 dan disampaikan ke KPPN untuk disahkan oleh Kepala
Seksi Perbendaharaan dan dibuatkan surat pengantar yang
ditandatangani oleh Kepala KPPN dengan penjelasan :
 Lembar ke-1 dan ke-2  dikirim ke PT. Taspen/PT. Asabri

 Lembar ke-3  diserahkan ke pegawai yang


bersangkutan;
d. Lembar ke-4  dikirim ke Kanwil DJPBN yang
mewilayahi PT. Taspen/ PT. Asabri
yang membayar pensiun;
 Lembar ke-5  untuk arsip Bendahara Pengeluaran;
 Lembar ke-6  untuk Arsip KPPN.

(1) Untuk pembayaran kegiatan yang dananya berasal dari PHLN


dilaksanakan sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharan
yang berlaku dalam pelaksanaan PHLN.

29/05/08 04:44 subdit_paIV 37


SEKIAN
&
Teri ma kasi h atas
per hati anny a

29/05/08 04:44 subdit_paIV 38

Anda mungkin juga menyukai