Anda di halaman 1dari 7

INSTALASI RAWAT JALAN DAN INSTALASI HEMODIALISA

A. Pelayanan Rawat Jalan


1. Pelayanan Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan
Penyakit Anak
Penyakit Dalam
Spesialis Paru Paru
Jantung & Pembuluh darah
Bedah Umum
Bedah Ortopedi
Bedah Urologi
Syaraf
THT
Kulit dan Kelamin
Mata
Gigi
2. Hemodialisa ( 25 mesin) 2 ruangan khusus Hepatitis dan HIV

B. Kebutuhan Ruang Instalasi Hemodialisa


a. Ruangan pelayanan hemodialisis berkapasitas tempat tidur sekurangb.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

kurangnya 4 buah dan ratio tempat tidur dengan luas bangunan adalah 1 : 8 m
Ruangan tenaga medis
Ruangan perawat (nurse station)
Ruangan pimpinan
Ruangan administrasi
Ruangan pendaftaran dan penerimaan pasien
Ruangan sterilisasi alat
Kamar obat
Ruangan reuse
Ruang penunjang non medik yang sekurang-kurangnya terdiri dari pantry,

gudang peralatan, tempat cuci


k. Ruang pertemuan staf
l. Ruang tunggu keluarga pasien
m. Toilet untuk petugas, toilet untuk pasien, dan toilet untuk penunggu pasien
n. Spoelhook
C. Seluruh ruangan harus memenuhi persyaratan minimal untuk kebersihan, ventilasi,
penerangan dan mempunyai sistem keselamatan kerja dan kebakaran
D. Mempunyai fasilitas listrik dan penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan
kesehatan
E. Mempunyai pengolahan air limbah dan pembuangan sampah sesuai dengan peraturan

C. Kebutuhan Ruangan Instalasi Rawat Jalan (Irja) Atau Poliklinik


Instalasi Rawat Jalan merupakan fasilitas yang disediakan bagi pasien yg tdk tnggl di
RS, hanya melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan non rawat inap.
Fasilitas yang terakomodasi meliputi klinik umum dan spesialis, dengan dilengkapi
fasilitas penunjang medis seperti satelit farmasi dan penunjang non medis seperti
fungsi administrasi dan komersial. Penjadwalan jam periksa di bagian rawat jalan
diatur sesuai dengan jam praktek dokter bersangkutan yang sudah dijadwalkan oleh
pihak RS.

Sistem terjadwal tersebut menunjukkan bahwa karakter aktifitas di

kelompok ini bersifat formal hingga semiformal. Secara umum kegiatan pelayanan
rawat jalan meliputi:
1. Kegiatan pengobatan (treatment) pasien oleh dokter dibantu tenaga paramedis,
yang meliputi aktivitas sebagai berikut:
2. Penerimaan pasien, memungkinkan terjadinya kontak langsung antara pasien
dengan bagian penerima
3. Pasien menunggu panggilan sesuai urutan pendaftaran
4. Pemeriksaan (diagnosa) pasien oleh dokter dilakukan di ruang praktek/ruang
5.
6.
7.
8.

periksa dokter
Pengobatan (treatment) pasien oleh dokter dibantu tenaga paramedis
Penyelesaian administrasi
Pembelian obat di apotek
Kegiatan rehabilitasi dengan peralatan elektroterapi, hidroterapi, dan lainnya.

Aktifitasnya sebagai berikut:


9. Pendaftaran pasien
10. Pasien menunggu di ruang tunggu
11. Rehabilitasi dengan perlatan elektroterapi, hidroterapi, dan lainnya
12. Penyelesaian administrasi
13. Persyaratan dan Karakteristik Instalasi Rawat Jalan
a.
Instalasi rawat jalan harus terletak di tempat yang relatif
nyaman, dekat dengan pelayanan vital seperti registrasi dan rekam
b.

medik, emergency dan pelayanan sosial


IRJA harus mudah diakses,

atau

mengakses

fasilitas

laboratorium, radiologi, farmasi, dan pelayanan terapi fisik


c.
Perhatian harus diberikan pada sirkulasi, yang paling
d.

berpengaruh terhadap lalu lintas aktifitas


IRJA hendaknya terletak di lantai dasar dengan entrance/pintu

masuk terpisah dan fasilitas parkir yang cukup


e.
IRJA harus didesain fleksibel
f.
Adanya pemisahan antara unit rawat jalan infeksius dengan
non-infeksius

g.

Ruang tunggu dapat dipergunakan untuk semua poli, namun


diupayakan adanya pemisahan ruang tunggu antara penyakit infeksius

dengan non-infeksius
14. Poliklinik direncanakan mewadahi ruang konsultasi dan ruang periksa pada
tiap unit pelayanan klinik
15. Pemisahan antara koridor paramedik dengan koridor pasien
16. Sistem sirkulasi dengan menggunakan satu zona yang sama untuk keluar dan
masuk
17. Poli yang ramai letaknya tidak saling berdekatan
18. Merancang proses way-finding yang baik. Setiap pasien, pengunjung, dan
semua staf perlu tau posisi mereka berada, kemana mereka menuju, bagaimana
mereka menuju dan kembali
19. Jalur akses bagi pengguna kursi roda (wheelchairs dan stretchchairs)
hendaknya terpisah dari jalur sirkulasi utama, tetapi tetap nyaman secara
aksesibilitas
20. Lobby dan ruang tunggu cukup muntuk menampung jumlah tempat duduk,
disesuaikan dengan fasilitas
21. Counter registrasi didesain untuk mengakomodasi privasi
22. Ruang dokter hendaknya diberi nomor
23. Pada RS yang cukup besar, jika laboratorium terletak cukup jauh atau lantai
lain, disarankan tetap ada fasilitas laboratorium minor pada fasilitas IRJA
24. Ruang tunggu minor pada ruang-ruang klinik perlu disediakan selain ruang
tunggu utama
25. Apabila terdapat klinik pediatric, ruang tunggu bagi pasien pediatric dan
dewasa harus terpisah
26. Area publik dengan fasilitas counter resep, telepon, cafetaria, toilet
27. Loket pembayaran dan tagihan IRJA hendaknya dekat dengan lobby tetapi
tidak secara frontal menangkap pasien pada pintu masuk (efek psikologis
pasien)
28. IRJA hendaknya bangunan blok tersendiri sehingga efisien (keamanan),
dikunci setelah jam pelayanan
29. Pintu antara pelayanan emergency dan IRJA harus dapat diakses bagi petugas
dan pasien emergency 24 jam
30. Perlu adanya papan nama, signage untuk memudahkan konsumen
31. Untuk fasilitas administrasi dan area publik kebutuhannya adalah:
a. Penyimpanan kursi roda (wheelchair) dan dorongan (stretcher)
b. Meja administrasi dan informasi
c. Counter registrasi
d. Lobby dan ruang tunggu
e. Toilet
f. Telepon umum
g. Tempat minum

h. Ruang penyimpanan dan alat


i. Ruang serbaguna (rapat, program pendidikan kesehatan)
j. Ruang paramedik/staf, termasuk dokter
k. Gudang
l. Cafetaria, toko souvenir, florist
m. Ruang meditasi/istirahat
n. Ruang display materi promosi
32. Untuk fasilitas klinik kebutuhannya adalah:
a. Ruang periksa umum
b. Ruang periksa khusus (ruang periksa mata-ruang gelap)
c. Ruang perawatan
d. Ruang observasi untuk isolasi pasien
e. Ruang perawat dengan meja counter, sistem komunikasi, pendingin,
penyimpanan obat terkunci
f. Gudang bersih/steril
g. Fasilitas sterilisasi
h. Penyimpanan kursi roda dan dorongan
Berdasarkan hasil survey di RS PKU GAMPING fasilitas terkait dengan pelaksanaan
instalasi rawat jalan dan unit hemodialisa sudah dirasa cukup memenui standar.
Sedangkan untuk pembagian ruangan pada unit rawat jalan dan unit hemodialisa di
rasa sudah cukup memenui. Adapun kekurangan yang ada adalah tidak adanya APAR
didalam ruang hemodialisa. APAR untuk ruang hemodialisa terdapat di luar ruangan.
Penggunaan tabung HD untuk pasien pasien non infeksius tidak menggunakan tabung
disposable, melainkan penggunakan tabung digunakan sampai 7 kali. Pada kasus
kasus infeksius penggunaan tabung darah digunakan sekali untuk 1 pasien. Pada unit
hemodialisa tidak adanya ruang tunggu keluarga, sehingga ruang tunggu pasien sering
digunakan untuk ruang tunggu keluarga. Pasien sebelum melakukan cuci darah
dilakukan pemeriksaan darah rutin seperti HB, ureum dan creatinine.
Sedangkan pada rawat jalan terdapat ketidak nyamanan dalam penataan ruang untuk
ruang tunggu pasien. Setiap poliklinik berada dalam 1 lobi sehingga ruang tunggu
terlihat padat dan kurang nyaman. Selain itu terdapat ventilasi yang sedikit sehingga
menyebabkan kelembapan yang tinggi. Setiap pasien yang datang akan langsung
diperiksa vital sign, kemudian masuk ke poli dan akan menebus obat di farmasi rawat
jalan.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai