PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Teknologi
telekomunikasi
merupakan
salah
satu
teknologi
yang
keindahan yang menjadi identitas dan citra sebuah kota. Keindahan visual kota
terbentuk karena adanya elemen-elemen yang memberikan kualitas tertentu sehingga
akan memunculkan suatu tanda-tanda pembeda yang menunjukkan karakter tertentu.
Kota Yogyakarta umumnya memiliki daerah yang luasnya terbatas hanya sekitar 1%
dari total keseleruhan Daerah Istimewa Yogyakarta dan memiliki kepadatan
bangunan yang tinggi sehingga permasalahan visual menjadi sangat penting karena
baik atau buruknya visual kota sangat berpengaruh terhadap penilaian masyarakat
maupun Negara lain terhadap kota tersebut. Bangunan menara BTS bisa menjadi
salah satu faktor yang menyebabkan penurunan kualitas visual di Kota Yogyakarta
karena tidak ditatanya lokasi menara BTS mengakibatkan ketidakteraturan sebaran
lokasi dan tidak sesuai dengan estetika kota.
Permasalahan lain yang ditimbulkan oleh menara BTS adalah kurangnya jaminan
keselamatan baik dari bangunan menara BTS maupun masyarakat yang berada di
radius berdirinya bangunan menara BTS. Bangunan menara BTS merupakan
bangunan rangkaian besi besar yang dirangkai sedemikian rupa sehingga berbentuk
menjulang ke atas dan memiliki komponen berupa alat penunjang sarana
telekomunikasi bagi para pengguna jasa telekomunikasi. Sehingga, dalam
pembangunannya harus mengikuti standar yang ada. Namun dalam pembangunan
menara BTS, masih banyak yang tidak mengikuti standar yang ada dan
mengakibatkan bangunan menara BTS tersebut roboh dan mengancam keselamatan
masyarakat disekitarnya. Terdapat beberapa kasus pembangunan menara BTS tidak
mengukuti standar yang ada sehingga bangunan tersebut roboh dan mengakibatkan
timbulnya penolakan warga terhadap bangunan tersebut. Seperti yang dikutip dari
berita antaranews.com sebuah menara BTS roboh di daerah kawasan Jati, Kudus,
Jawa Tengah, Jumat 21 Desember 2012. Dari hasil investigasi terjadi kesalahan
pembangunan yang tidak memenuhi standar dan mengakibatkan 2 korban jiwa dalam
peristiwa tersebut. (Atkomo, Fitri A. Tower Bts Roboh. Antaranews.com. 21
Desember 2012 08:36 WIB. 10 Maret 2014 <http://www.antaranews.com/foto/
38561/ tower-bts-roboh) dan penolakan warga di Desa Malangjiwan, Kecamatan
Colomadu Kota Surakarta Menara tersebut memang harus dirobohkan karena berdiri
di daerah padat penduduk, banyak rumah yang hampir berimpitan dengan menara
BTS dikhawatirkan saat hujan disertai angin, menara tersebut berisiko roboh dan
membahayakan masyarakat disini. (Ikhsan, Muhammad. Protes Keberadaan Tower,
Warga Malangwijan Masuk ICU. Joglosemar.co. 2 April 2013 09.00 WIB. 10 Maret
2014
<http://www.edisicetak.joglosemar.co/berita/protes-keberadaan-tower-warga-
dan
mengatur
lokasi
menara
BTS
secara
optimal sehingga
Kota di Indonesia belum menerapkan secara benar atau belum menerapkan sama
sekali konsep zonasi dalam mengatur lokasi menara BTS. setiap kota pasti
mempunyai daerah yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi dan rendah, sehingga
memiliki tingkat kepekaan baik visual dan keamanan yang berbeda-beda sehingga,
jika konsep zonasi bisa diterapkan secara benar dan optimal maka pihak provider
selaku pemilik menara akan tidak sebebas sekarang dalam menentukan lokasi menara
BTS karena harus menyesuaikan dengan peraturan dan konsep zonasi di suatu
wilayah. Beberapa kota di luar negeri telah menerapkan peraturan khusus mengenai
penataan menara telekomunikasi yang ada dalam peraturan zonasi. Di kota kota
tersebut, setiap provider yang ingin mendirikan menara harus menentukan jenis
menara dan desain sesuai zona masing-masing. Pengaturan menara ditujukan untuk
menjaga kesehatan, keamanan, dan keselamatan lingkungan dan tempat tinggal,
dengan berbagai syarat dan standar keamanan menara, perlindungan alam dan nilai
estetika. Hal yang sama juga diterapkan di San Diego, dimana terdapat peraturan
mengenai penataan dan pembagian zona menara telekomunikasi yang memperhatikan
berbagai faktor pertimbangan seperti kawasan penerbangan, kepadatan bangunan dan
kawasan-kawasan khusus serta jenis menara yang disesuaikan lingkungan.
Dari beberapa permasalahan tentang bangunan menara BTS di atas, ada
keterkaitan permasalahan yang menarik untuk diperhatikan lagi yaitu tidak ditatanya
bangunan menara BTS dan diserasikan dengan lingkungan sekitarnya memicu
ketidakteraturan sebaran menara BTS di perkotaan sehingga mengakibatkan sampah
visual kota dan belum optimalnya konsep zonasi di perkotaan menimbulkan banyak
pelanggaran pembangunan menara BTS baik lokasi maupun bangunan menara yang
mengancam keselamatan warga disekitarnya.
Yogyakarta merupakan kota dengan perkembangan telekomunikasi yang
pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari bertambahnya menara BTS tiap tahunnya. Dari
data Dinas Perhubungan kota Yogyakarta, jumlah menara BTS yang sudah ada
sebanyak 150 menara pada tahun 2013 dan beberapa lokasinya berada terlalu dekat
dengan pemukiman dan jumlah tersebut termasuk menara BTS yang didirikan di atas
bangunan. Selain itu Kota Yogyakarta merupakan kota pariwisata, pendidikan dan
budaya yang dimana banyak wisatawan dalam negeri dan luar negeri yang datang ke
Kota Yogyakarta untuk berwisata dikarenakan mempunyai keunikan budaya yang
berbeda dibandingkan kota-kota lain di Indonesia sehingga wajar jika masyarakat
memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap sampah visual dan keamanan di
Kota Yogyakarta.
Kota Yogyakarta mempunyai sejarah budaya yang kuat karena pada zaman
dahulu terdapat kerajaan mataram tersebar di pulau jawa dan Madura yang sekarang
lebih dikenal dengan nama keraton Yogyakarta dan karena keistimewaannya tersebut,
Pemerintah Indonesia menjadikannya sebagai Daerah Istimewa yang dimana
memberikan wewenang kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Puro
Pakualaman oleh Sri Paduka Paku Alam IX. Keduanya memainkan peranan yang
sangat menentukan di dalam memelihara nilai-nilai budaya dan adat-istiadat Jawa dan
merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.
Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini
dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di
setiap jenjang pendidikan tersedia di Kota Yogyakarta, terdapat banyak mahasiswa
dan pelajar dari seluruh daerah di Indonesia. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila
Kota Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia. Sedangkan sebutan Kota
Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi kepariwisataan. Kota
Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis
obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah,
wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan, yang terbaru, wisata malam.
Menurut (Wibawati, 2008) sebaran lokasi menara BTS dipengaruhi oleh
kebutuhan dari masyarakat dan penyediaannya (provider). Kebutuhan yang besar
akan jaringan telekomunikasi yang menyebabkan perusahaan provider jasa
telekomunikasi bersaing untuk mendapatkan lahan membangun BTS untuk
memperluas jaringan dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Akan
tetapi, menara BTS yang berfungsi sebagai alat penunjang sarana telekomunikasi
tidak mempertimbangkan penataan lokasi menara BTS itu sendiri.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti topik pengaruh lokasi menara
BTS terhadap visual dan keselamatan di perkotaan serta mengambil lokasi di Kota
Yogyakarta karena banyaknya permasalahan yang ditimbulkan oleh bangunan
menara BTS tersebut dan masyarakatnya sangat sensitif jika terjadi permasalahan
yang menyangkut tentang Kota Yogyakarta. Selain itu karena penelitian ini
merupakan penelitian yang baru dan akan menghasilkan ilmu yang baru didalam ilmu
keruangan yang berhubungan dengan teknologi telekomunikasi dan selain itu akan
berguna bagi pihak-pihak terkait dalam penyusunan dan penataan lokasi bangunan
menara BTS di Kota Yogyakarta maupun kota-kota lain di Indonesia.
1.2
PERTANYAAN PENELITIAN
Bedasarkan latar belakang di atas, diperoleh dua buah pertanyaan penelitian
TUJUAN PENELITIAN
Bedasarkan latar belakang dan pertanyaan penelitian di atas, tujuan dari
MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang dapat berguna bagi
pihak-pihak terkait yaitu sebagai berikut:
1) Bagi akademisi hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
perluasan wawasan dan mendorong penelitian lebih lanjut dengan melihatkan
aspek-aspek lain yang berkaitan dengan lokasi menara BTS, visual dan
keselamatan di perkotaan.
2) Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dan dinasdinas terkait sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan, mengontrol dan
membuat kebijakan tentang lokasi menara BTS di perkotaan.
3) Menambah koleksi karya penelitian tentang pengaruh lokasi menara BTS
terhadap visual dan keselamatan di perkotaan yang dapat digunakan sebagai dasar
penelitian lanjutan ataupun sebagai bahan perbandingan untuk penelitian yang
akan datang.
1.5
KEASLIAN PENELITIAN
Karena penelitian tentang pengaruh lokasi menara BTS terhadap visual dan