Anda di halaman 1dari 12

TUGAS GEOFISIKA KELAUTAN

METODE MARINE SEISMIC


Oleh :
ANDRI AGUNG NUGRAHA
140710120003
AHMAD FAISAL
140710120027
ACHMAD WAHYU PRATAMA
140710130042
R. KARINA INNADINDYA W.
140710130036

DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016

1. Metode Seismik
Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika yang umumnya
dipakai untuk penyelidikan hidrokarbon. Biasanya metode seismik refleksi ini
dipadukan dengan metode geofisika lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik,
dan lain-lain. Namun metode seismik refleksi adalah yang paling mudah
memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau model geologi
bawah permukaan dikarenakandata-data yang diperoleh labih akurat.
Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:
1

Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang


berkaitan dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan
survey detail.

Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk


mengolah data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk
penampang seismik migrasi.

Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran


horison, pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang
hasilnya disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk
mengetahui struktur atau model geologi bawah permukaan.

Keuntungan Metode Seismik


Dapat mendeteksi variasi baik lateral
maupun kedalaman dalam parameter
fisis yang relevan, yaitu kecepatan
seismik.
Dapat menghasilkan citra kenampakan
struktur di bawah permukaan

Kerugian Metode seismik


Banyaknya data yang dikumpulkan
dalam sebuah survei akan sangat besar
jikadiinginkan data yang baik
Perolehan data sangat mahal baik
akuisisi dan logistik dibandingkan
dengan metode geofisika lainnya.
Reduksi dan prosesing membutuhkan
banyak waktu, membutuhkan komputer
mahal danahli-ahli yang banyak.
Peralatan yang diperlukan dalam
akuisisi umumnya lebih mahal dari
metode geofisika lainnya.

Dapat dipergunakan untuk membatasi


kenampakan stratigrafi dan beberapa
kenampakan pengendapan.
Respon pada penjalaran gelombang
seismic bergantung dari densitas batuan
dan konstanta elastisitas lainnya.
Sehingga, setiap perubahan konstanta
tersebut
(porositas,
permeabilitas,
kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat
diketahui dari metode seismik.
Memungkinkan untuk deteksi langsung Deteksi langsung terhadap kontaminan,

terhadap keberadaan hidrokarbon

misalnya pembuangan limbah, tidak


dapat dilakukan.

Pada prinsipnya, metode seismik terbagi menjadi 2 (dua), yaitu metode


seismik refraksi dan metode seismik refleksi. Kedua metode tersebut sama-sama
memanfaatkan gelombang mekanik yang menjalar pada bumi. Namun perbedaan
terletak pada sifat gelombang yang dimanfaatkannya. Sesuai namanya, metode
seismik refraksi memanfaatkan sifat gelombang yang merambat ketika datang dari
sudut kritis menuju ke suatu bidang batas perlapisan batuan (gelombang bias).
Gelombang tersebut akan menjalar melalui bidang batas perlapisan dan
dibelokkan kembali ke permukaan. Sementara itu, seismik refleksi memanfaatkan
sifat dari gelombang pantul yang akan terpantulkan ketika gelombang menemui
bidang batas perlapisan batuan. Berikut adalah perbandingan seismik refraksi dan
seismik refleksi.
Seismik Refraksi
Keunggulan
Pengamatan refraksi membutuhkan
lokasi sumber dan penerima yang kecil,
sehingga
relatif
murah
dalam
pengambilan datanya
Prosesing refraksi relatif simpel
dilakukan kecuali proses filtering untuk
memperkuat sinyal first berak yang
dibaca.
Karena pengambilan data dan lokasi
yang cukup kecil, maka pengembangan
model untuk interpretasi tidak terlalu
sulit dilakukan seperti metode geofisika
lainnya.

Seismik Refleksi
Keunggulan
Pengukuran
seismik
pantul
menggunakan offset yang lebih kecil

Seismik
pantul
dapat
bekerja
bagaimanapun perubahan kecepatan
sebagai fungsi kedalaman
pantul lebih mampu melihat struktur
yang lebih kompleks

Seismik
pantul
merekan
dan
menggunakan semua medan gelombang
yang terekam.
Bawah permukaan dapat tergambar
secara langsung dari data terukur
Kelemahan
Kelemahan
Dalam pengukuran yang regional , Karena lokasi sumber dan penerima
Seismik refraksi membutuhkan offset yang cukup lebar untuk memberikan
yang lebih lebar.
citra bawah permukaan yang lebih baik,
maka biaya akuisisi menjadi lebih

Seismik bias hanya bekerja jika


kecepatan
gelombang
meningkat
sebagai fungsi kedalaman.
Seismik bias biasanya diinterpretasikan
dalam bentuk lapisan-lapisan. Masingmasing lapisan memiliki dip dan
topografi.

mahal.
Prosesing seismik refleksi memerluakn
komputer yang lebih mahal, dan sistem
data base yang jauh lebih handal.
Karena banyaknya data yang direkam,
pengetahuan terhadap database harus
kuat, diperlukan juga beberapa asumsi
tentang model yang kompleks dan
interpretasi membutuhkan personal
yang cukup ahli.

Seismik bias hanya menggunakan


waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset)
Model yang dibuat didesain untuk
menghasilkan waktu jalar teramati.

Seismik Laut

Gambar Kapal survey seismik laut (Schlumberger)

Seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan


gelombang elastis yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya
berupa ledakan dinamit (pada umumnya digunakan di darat, sedangkan di laut
menggunakan sumber getar (pada media air menggunakan sumber getar berupa
air gun, boomer atau sparker). Gelombang bunyi yang dihasilkan dari ledakan
tersebut menembus sekelompok batuan di bawah permukaan yang nantinya akan
dipantulkan kembali ke atas permukaan melalui bidang reflektor yang berupa
batas lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke permukaan ini diterima dan
direkam oleh alat perekam yang disebut geophone (di darat) atau Hydrophone (di
laut), (Badley, 1985). Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada
suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismic refleksi banyak dimanfaatkan
untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun
mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismik refleksi hanya mengamati gelombang
pantul yang datang daribatas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat
dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S,
Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love.

Seismik Laut
Sumber gelombang berupa airgun

Seismik Darat
Sumber gelombang berupa dinamit atau
vibroseis
Receiver menggunakan hydrophone
Receiver menggunakan geophone
Jaringan survey berupa streamer yang Jaringan
survey
ditanam
dan
ditarik oleh kapal laut (daerah dalam) dipindahkan oleh kru
dan ditanam untuk daerah khusus
(Ocean Bottom Cable)
Kru lebih sedikit
Kru lebih banyak
Dominasi noise pada data adalah water Dominasi noise pada data adalah
bottom multiple
Ground Roll
Metode seismik laut biasa dilakukan untuk tujuan eksplorasi. Eksplorasi
dengan menggunakan metode seismik di laut terbagi menjadi 2, yaitu eksplorasi
seismik dangkal dan eksplorasi seismik dalam. Eksplorasi seismik dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu : Eksplorasi prospek dangkal dan eksplorasi


dalam. Eksplorasi seismik dangkal (shallow seismic reflection) biasanya
diaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya. Sedangkan
ekplorasi seismik dalam digunakan untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon
yaitu minyak dan gas. Masing-masing dari kegiatan tersebut menuntut resolusi
dan akurasi yang berbeda dengan teknik lapangan yang berbeda pula. Untuk
seismik di laut dangkal, biasanya digunakan teknik Ocean Bottom Cable yaitu
dengan menanamkan geophone pada dasar laut dan menggunakan kapal untuk
menembakkan airgun. Untuk seismik dalam digunakan streamer yang ditarik
kapal untuk membawa airgun dan hydrophone.
Dalam operasinya, kapal selalu membawa sstreamer yang panjangnya
dapat mencapai puluhan kilometer sehingga tidak mungkin kapal melakukan
gerakan putar balik untuk berpindah lintasan ke lintasan selanjutnya. Kapal selalu
bergerak memutar untuk meng-cover semua lintasan. Selain itu kapal juga dapat
bergerak secara spiral apabila streamer yang ditarik tidak terlalu panjang.

Akuisisi dengan lintasan kapal


memutar

Akuisisi dengan lintasan kapal spiral

Gambar skema eksplorasi seismik dalam (Denni, 2010)

Gambar skema eksplorasi laut dangkal dengan OBC (Denni, 2010)


Peralatan Utama
Survei seismik di laut pada umumnya dilakukan untuk prospek yang
dalam (Deep Water Seismic Exploration) dengan menggunakan kapal yang
bergerak membawa airgun serta hydrophone di dalam streamer. Berikut ini adalah
komponen utama dalam mengerjakan kegiatan seismik di laut dalam:
a. GPS C-Nav ( DGPS method )
Setiap pengukuran yang dilakukan di daerah laut, dapat dipastikan
menggunakan peralatan GPS C-NAV menggunakan metode pengukuran
DGPS. DGPS memiliki kepanjangan Differensial Global Positioning
System. Prinsip kerjanya hampir sama seperti GPS CORS. Pada DGPS,
GPS yang dijadikan sebagai base station, tersebar di berbagai kota. GPS

C-Nav yang dibawa kapal berfungsi sebagai Rover dan menerima koreksi
dari setiap base station di kota terdekat. Ketelitian alat ini bisa mencapai
level satuan desimeter.
b. Gyro Compass ( Gyroscope )
Alat ini hampir memiliki fungsi yang sama dengan kompas yaitu
menunjukkan arah utara. Hanya saja arah utara yang ditunjukkan oleh
Gyro Compass adalah arah utara Geografis (arah utara sebenarnya). Alat
ini memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
dapat menunjukkan arah utara. Kompas ini digunakan karena memiliki
keunggulan yaitu tidak terpengaruh oleh bahan feromagnetik yang
terddapat pada kapal.

c. Streamer
Streamer bentuknya seperti kabel yang dibentangkan kemudian ditarik
oleh kapal. Streamer ini berisi Hidrophone( alat perekam getaran), ADC
(Analog to digital converter), dan bird (berperan untuk mengatur posisi
dan kedalaman streamer). Total panjang dari streamer biasanya mencapai
3-10 km

d. AirGun
Airgun berfungsi sebagai sumber getaran. Air gun memiliki kekuatan
tekanan mencapai 2000 psi atau sekitar 200 kali tekanan ban motor.
Tenaga yang digunakan adalah tekanan dari udara bebas dan tidak akan
merusak karang yang ada di bawah kapal.

Pengolahan Data
Terdapat empat langkah utama dalam pengolahan data seismik, yaitu :

Geometri
Dekonvolusi
Stacking
Migrasi

Diagram pengolahan data seismik


1. Input data
Input data merupakan proses memasukkan data kedalam software dan
format data ke dalam software.

2. Editing (koreksi dengan observer log)


Editing pada tahap ini adalah melakukan sorting (pemilihan data) seismik
agar sesui dengan Shot Point (SP). Shot Point yang dianggap jelek tidak
diikut sertakan dalam proses pengolahan data selanjutnya. Untuk itu
diperlukan Obsever Log dalam mengkoreksi shot point apakah ada yang
miss atau tidak.

3. Geometry
Geometry dilakukan untuk menggabungkan data seismik dengan desain
akuisisi dilapangan. Pada dasarnya data seismik hanya menyimpan data
dalam bentuk FFID, Shot Point, dan Channel. Oleh karenanya perlu
ditambahkan data lain seperti koordinat Shot Point, CDP, Offset dan
lainnya.

4. Editing
Editing dilakukan untuk menghilangkan trace-trace yang dianggap error
dan menghilangkan gelombang yang dapat mengganggu proses
pengolahan data seperti gelombang langsung dan gelombang refraksi.

5. Filtering
Filtering adalah proses pemilihan frekuensi yang akan digunakan dalam
pengolahan data selanjutnya. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan
noise dengan pemilihan nilai frekuensi pada batas tertentu (BandPass).
6. True Amplitude Recovery
True amplitude recovery (TAR) dilakukan untuk mengembalikan energi
yang hilang akibat perambatan gelombang (geometrical spreading,
inelastic attenuation, Db/sec correction).

7. Deconvolusi
Deconvolusi dilakukan untuk mempertajam
menghilangkan multiple pada jarak pendek.

sinyal

refleksi

dan

8. Velocity Analysis
Velocity analysis atau amalisa kecepatan merupakan proses penentuan
kecepatan bawah permukaan berdasarkan data seismik yang dimiliki.
9. Stack
Merupakan proses penggabungan beberapa trace seismic dalam satu CDP
yang sama guna menghasilkan suatu penampang bawah permukaan.
10. Migrasi
Migrasi merupakan proses mengembalikan posisi reflector yang bergeser
dari posisi yang sebenarnya akibat sifat gelombang kepada posisi yang
sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A. 2007. Marine Acquisition 2D (Akuisisi data seismik laut 2D).
http://ensiklopediseismik.blogspot.co.id/2007/09/marine-acquisition-2dakuisisi-data.html . Diakses 3 Juni 2016
Vermeer, 2012. 3D Seismic Survey Design Second Edition. USA Society of
Exploration Geophysicist
International Association of Geophysical Contractor. 2011. An Overview of
Marine Seismic Operations. International Association of Oil and Gas
Producer (OGP) Publication.

Anda mungkin juga menyukai