Anda di halaman 1dari 28

Lepra

Tarida Putri Rahmadani


1310211192

DEFINISI
Penyakit infeksi yang kronik, dan

penyebabnya ialah Mycobacterium leprae


yang bersifat intraselular obligat. (Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI)
Penyakit infeksi mikobakterium yang bersifat

kronik progresif, mula-mula menyerang saraf


tepi, dan kemudian terdapat manifestasi kulit.
(Saripati Penyakit Kulit)

EPIDEMIOLOGI & FAKTOR RESIKO


Umur terbanyak 25-35 tahun.
Pria=wanita.
Ras kulit hitam tuberkuloid. Ras kulit putih

lepromatosa.
Negara berkembang & sosial ekonomi rendah.
Lingkungan yang kurang memenuhi
kebersihan.

ETIOLOGI
Mycobacterium leprae

KLASIFIKASI & GEJALA KLINIS


1. Madrid
. Tuberculoid (T)
. Lepromatous (L)
. Borderline (B)
. Indeterminate (I)
2. Ridley & Jopling
. Indeterminate (I)
. Tuberkuloid polar (TT)
. Borderline Tuberculoid (BT)
. Mid Borderline (BB)
. Borderline Lepromatous (BL)
. Lepromatosa polar (LL)

3. WHO
. Pausibasilar (PB) TT, BT, I
. Multibasilar (MB) BB, BL, LL

Gejala kerusakan saraf :


N. ulnaris
Anestesia ujung jari anterior kelingking & jari manis.
Clawing kelingking & jari manis.
Atrofi hipotenar & otot interoseus serta kedua otot

lumbrikalis medial.

N. medianus
Anestesia pada ujung jari anterior ibu jari, telunjuk, &
jari tengah.
Tidak mampu aduksi ibu jari.
Clawing ibu jari, telunjuk, & jari tengah.
Ibu jari kontraktur.
Atrofi otot tenar & kedua otot lumbrikalis lateral.

N. radialis
Anestesia dorsum manus, serta ujung proksimal
jari telunjuk.
Tangan gantung (wrist drop).
Tidak mapu ekstensi jari atau pergelangan
tangan.
N. poplitea lateral
Anestesia tungkai bawah, bagian lateral, dan
dorsum pedis.
Kaki gantung (foot drop).
Kelemahan otot peroneus.

N. tibialis posterior
Anestesia telapak kaki.
Claw toes.
Paralisis otot intrinsik kaki & kolaps arkus pedis.
N. fasialis
Cabang temporal & zigomatik menyebabkan
lagoftalmus.
Cabang bukal, mandibular, dan servikal
menyebabkan kehilangan ekspresi wajah dan
kegagalan mengatupkan bibir.

N. trigeminus
Anestesia kulit wajah, kornea, dan konjungtiva
mata.
Atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis
lateral.

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik dermatologis,
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

pemeriksaan anestesi
Pemeriksaan Penunjang
Bakerioskopik
Histopatologik
Serologik
Tes Gunawan
Tes Lepromin
Tes Pilokarpin

a. Bakterioskopik
Min 4-6 tempat ; kedua cuping telinga bagian

bawah 7 2-4 lesi lain yang paling aktif.


Indeks Bakteri (IB)
1+ 1-10 BTA dalam 100 LP
2+ 1-10 BTA dalam 10 LP
3+ 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP
4+ 11-100 BTA rata-rata dalam 1 LP
5+ 101-1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
6+ >1000 BTA rata-rata dalam 1 LP

Indeks Morfologi (IM)

Jumlah solid
x 100%
Jumlah solid + non solid

b. Histopatologik
Tuberkuloid tuberkel & kerusakan saraf

yang lebih nyata, tidak ada kuman atau hanya


sedikit dan non solid.
Lepromatosa sel Virchow dengan banyak
kuman.

c. Serologik
Antibodi spesifik antiphenolic glycolipid-1

(PGL-1) & antiprotein 16kD serta 35kD.


Antibodi non spesifik antilipoarabinomanan (LAM).
Uji Mycobacterium leprae Particle Aglutination
Uji ELISA
Mycobacterium leprae dipstick test
Mycobacterium leprae flow test

d. Tes Gunawan
Menggunakan pensil tinta.
Cara : menggores mlai dari tengah lesi ke

arah kulit normal.


Gangguan goresan pada kulit normal akan
lebih tebal bila dibandingkan dengan bagian
tengah lesi.

e. Tes Lepromin
0,1 mL lepromin disuntikkan intradermal.
Dibaca setelah 48 jam (Reaksi Fernandez) atau

3-4mgg (Reaksi Mitsuda).


Reaksi Fernandez (+) indurasi & eritema.
Reaksi Mitsuda :
0 : papul berdiameter 3 mm atau kurang
+1 : papul berdiameter 4-6mm
+2 : papul berdiameter 7-10mm
+3 : papul berdiameter >10mm atau papul
dengan ulserasi

f. Tes Pilokarpin
Daerah kulit & perbatasannya disuntik

dengan pilokarpin subkutan.


Setelah beberapa menit kulit normal tmpak
berkeringat, sedangkan lesi tetap kering.

DIAGNOSIS BANDING
I tinea versikolor, vitiligo, pitiriasis rosea,

dermatitis seboroika.
TT tinea korporis, psoriasis, lupus
eritematous tipe diskoid, pitiriasis rosea.
BT, BB BL selulitis, erisipelas, psoriasis.
LL eritematous sistemik, dermatomiositis,
erupsi obat

PROGNOSIS
Prognosis baik dengan adanya obat

kombinasi.
Prognosis buruk kontraktur dan ulkus
kronik.

REFERENSI
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI
Saripati Penyakit Kulit
http://www.who.int/lep/microbiology/en/

Anda mungkin juga menyukai