Anda di halaman 1dari 20

1.

1.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan bidang teknik mesin saat ini, memungkinkan semua

bidang kehidupan manusia dapat semakin ringan dikerjakan dengan bantuan


mesin. Termasuk pada bidang olahraga yang menjadi salah satu kebutuhan hidup
manusia. Salah satu contoh bidang olahraga adalah olahraga tenis meja, tidak
sedikit peminat olahraga tersebut. Dalam olahraga ini dibutuhkan persiapan
dahulu, salah satunya merakit meja yang berfungsi sebgai lapangannya. Saat
perakitan dibutuhan 2 orang hingga 3 orang untuk menyelesaikannya karena
ukuran meja lapangan yang besar dan berat.
Perencanaan Elemen Mesin merupakan salah satu syarat mata kuliah
wajib Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra Surabaya. Dimana dalam
perencanaan Elemen Mesin ini mahasiswa mampu untuk menganalisa dan dapat
memperhitungkan secara teknis alat bantu, baik masalah kontruksinya, besar
motor yang dibutuhkan untuk mengerakannya, serta beberapa komponen
pendukung yang lain. Hal ini dilakukan agar alat tersebut, ketika digunakan dapat
berjalan dengan baik dan aman dalam penggunaannya. Dalam perencanaan
Elemen Mesin ini, sangat berhubungan erat dengan mata kuliah seperti mata
kuliah Elemen Mesin, Statika Struktur, Kinematika, Sistem Panumatik Hidrolis
dan lain sebagainya.
Dalam perencanaan Meja Tenis dengan Sistem Lipat Otomatis
diharapkan akan mempermudah penggunaan, mengingat saat perakitan 2 orang
hingga 3 orang dan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu Meja Tenis dengan
Sistem Lipat Otomatis ini sangat cocok digunakan dalam tugas mata kuliah
Perencanaan Elemen Mesin.

1.2.

Rumusan Permasalahan
Dari latar belakang diatas maka didapat beberapa rumusan masalah yang

ada untuk bidang olahraga tenis meja anatara lain:


-

Bagaimana cara mempermudah perakitan meja tenis agar tidak


membutuhkan 2 hingga 3 orang untuk merakit..

Menentukan elemen-elemen mesin yang diperlukan untuk merancang


meja tenis.

1.3.

Tujuan
Tujuan dalam perencanaan Meja Tenis dengan Sistem Lipat Otomatis

dapat memudahkan saat merakit sebelum dan sesudah memainkan olahraga tenis
meja.

1.4.

Manfaat
Dalam penerapannya Meja Tenis dengan Sistem Lipat Otomatis

sangatlah cocok diterapkan di bidang olahraga tenis meja. Para penggemar


olahraga ini hanya perlu menekan tombol yang tersedia sehingga meja dapat
terpasang maupun terlipat secara otomatis. Alat ini sangat membantu khususnya
pada saat acara olimpiade/ perlombaan tenis meja, panitia tidak perlu
membutuhkan bantuan orang banyak untuk perakitan meja.

1.5.

Batasan Masalah
Untuk lebih menyederhanakan pembahasan Perencanaan Elemen Mesin

ini, maka pembahasan di batasi seperti dibawah ini :


1. Tidak adanya prototype.
2. Design meja dengan ukuran standard yang telah ditentukan.
3. Menggunakan sumber listrik sebagai penggerak mekanisme

2.
2.1.

DASAR TEORI

Tenis Meja

2.1.1. Pengertian
Tenis meja atau ping pong, adalah suatu olahraga raket yang
dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda)
yang berlawanan. Permainan ini menggunakan raket yang terbuat dari papan
kayu yang dilapisi karet yang biasa disebut bet, sebuah bola pingpong dan
lapangan permainan yang berbentuk meja.

2.1.2. Meja Tenis / Meja Lapangan


Lapangan tenis dibagi dua oleh sebuah jaring yang di tengahtengahnya tingginya persis 91.4 cm dan di pinggirnya 107 cm. Setiap paruh
lapangan permainan dibagi menjadi tiga segi: sebuah segi belakang dan dua
segi depan (untuk service).
Lapangan dan beberapa seginya dipisahkan dengan gatis-garis putih
yang merupakan bagian dari lapangan tempat bermain tenis. Sebuah bola yang
dipukul di luar lapangan (meski tidak menyentuh garis) dikatakan telah keluar
dan memberi lawan sebuah nilai.
Ketentuan dalam pembuatan meja lapangan ini harus memperhatikan
beberapa hal, yaitu:
1. Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk segi
empat dengan panjang 274 cm dan lebar 152,5 cm dan harus datar
dengan ketinggian 76 cm di atas lantai.
2. Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.
3. Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun harus
menghasilkan pantulan sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari
ketinggian 30 cm
4. Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar dengan
garis putih selebar 2 cm, pada tiap sisi panjang meja 274 cm dan lebar
meja 152,5 cm.
5. Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh
net pararel dengan garis akhir dan harus melewati lebar permukaan
masing-masing bagian meja.

2.2.

Baut dan Mur


Baut dan mur digunakan untuk mengikat bagian bagian dari mesin atau

mekanisme. Baut dan mur digunakan untuk menghindari pergerakan yang terjadi
pada mekanisme.
2.2.1. Pemilihan Ulir
Pada pemilihan ulir ini, ada ketentuan yang digunakan, yaitu jika ulir
menghadapi beban berfluktuasi dan ulir sering dibuka dan ditutup.Jika terjadi
beban berfluktuasi maka jenis ulir halus yang digunakan tetapi jika ulir sering
dibuka tutup maka ulir jenis kasar yang digunakan.

Gambar 2.1. Ulir Kasar dan


Ulir Lembut
Gambar 2.2. Bagian bagian ulir
1. Sudut ulir
2. Puncak ulir luar
3. Jarak bagi
4. Diameter inti dari ulir luar
5. Diameter luar dari ulir luar
6. Diameter dalam dari ulir dalam
7. Diameter luar dari ulir dalam

Ulir pada baut juga memiliki jenis ulir tunggal, ulir ganda dan ulir
tripel, yaitu terdapat satu jalur yang melilit untuk ulir tunggal, terdapat dua
jalur untuk ulir ganda, terdapat tiga jalur untuk ulir tripel.Jarak antara puncakpuncak yang berbeda satu putaran dari satu jalur, disebut kisar. Jadi, kisar
pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya, sedangkan untuk ulir
ganda dan tripel, besarnya kisar berturut turut sama dengan dua dan tiga kali
jarak baginya.

Gambar 2.3. Ulir Tunggal, Ulir Ganda, dan Ulir Tripel.

Gambar 2.4. Ulir Kanan, dan Ulir Kiri


Gaya gaya yang bekerja pada baut dapat mengakibatkan baut
mengalami kerusakan. Untuk mencegah kecelakaan, atau kerusakan pada
mesin, pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan
seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai.

(a) putus karena tarikan

(c) rusak karena geser

(b) putus karena puntiran

(d) ulir lumur (dol)

Gambar 2.5. Kerusakan Pada Baut

2.3.

Roda Gigi
Roda gigi adalah suatu elemen mesin yang selalu berpasangan berfungsi

sebagai penerus daya, sekaligus mereduksi momen torsi. Dibandingkan dengan


berbagai penerus daya yang lain seperti puli dan rantai, roda gigi mempunyai
keunggulan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Memiliki dimensi yang kecil dan lebih ringkas.


Mampu meneruskan daya yang lebih besar.
Memiliki kepresisian gerak yang sangat tinggi.
Mempunyai tingkat slip yang sangat kecil.
Mempunyai umur yang lebih panjang.
Namun dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki roda gigi tidak membuat

roda gigi untuk selalu digunakan sebagai elemen penerus daya, karena roda gigi
juga mempunyai kekurangan-kekurangan yaitu:
1. Dalam proses pembuatan roda gigi, diperlukan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi, sehingga biaya relatif lebih mahal.
2. Dalam pemasangan roda gigi juga diperlukan ketelitian dan ketepatan serta
toleransi toleransi geometris yang perlu diperhatikan.
3. Roda gigi sangat memerlukan perawatan yang rutin.
4. Pada saat bekerja, roda gigi menimbulkan suara yang berisik.

2.3.1. Jenis-jenis Roda Gigi


Menurut letak poros, arah putaran, dan bentuk alur roda gigi, roda gigi
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Roda gigi dengan poros sejajar
a. Roda gigi lurus (Spur-Gear)
Merupakan roda gigi paling dasar dengan alur gigi yang sejajar dengan
poros.

Gambar 2.1 Roda Gigi Lurus


b. Roda gigi miring
Mempunyai alur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi.

Gambar 2.2 Roda Gigi Miring

c. Roda gigi miring ganda


Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V
tersebut, akan saling meniadakan.

Gambar 2.3 Roda Gigi Miring Ganda


d. Roda gigi dalam
Dipakai jika diinginkan alat transmisi dengan ukuran kecil dengan
perbandingan reduksi besar, karena pinion terletak di dalam roda gigi.

Gambar 2.4 Roda Gigi Dalam


e. Pinion dan batang gigi
Merupakan dasar profil pahat pembuat gigi, pasangan batang gigi dan
pinion dipergunakan untuk merubah arah gerak putar menjadi lurus.

Gambar 2.5.Pinion dan Batang gigi


f. Roda gigi non-sirkular
Dirancang untuk tujuan tertentu. Roda gigi biasa dirancang untuk
mengoptimisasi transmisi daya dengan minim getaran dan keausan, roda
gigi non sirkular dirancang untuk variasi rasio, osilasi, dan sebagainya.

Gambar 2.6. Roda gigi non-sirkular

2. Roda gigi dengan poros berpotongan


a.

Roda gigi kerucut lurus (Straight Bevel Gear)


Roda gigi ini sangat berisik, karena perbandingan kontaknya yang kecil.

Gambar 2.6 Roda Gigi Kerucut Lurus

b.

Roda gigi kerucut spiral


Perbandingan kontak lebih besar, sehingga dapat meneruskan putaran
tinggi dan beban besar dengan sudut poros 90.

Gambar 2.7 Roda Gigi Kerucut Spiral


c.

Roda gigi permukaan dengan poros berpotongan


Memiliki bentuk gigi yang istimewa, serta mempunyai sudut poros yang
sama dengan roda gigi kerucut spiral tetapi menggunakan bentuk alur
gigi lurus.

Gambar 2.8 Roda Gigi Permukaan Dengan Poros Berpotongan

3. Roda gigi dengan poros silang


a. Roda gigi miring silang
Dapat menerusakan putaran dengan perbandingan reduksi yang besar.

Gambar 2.9 Roda Gigi Miring Silang


b. Roda gigi cacing silindris
Mempunyai bentuk alur cacing pada pinion.

Gambar 2.10 Roda Gigi Cacing Silindris

c. Roda gigi cacing globoid

Perbandingan kontak lebih besar digunakan untuk beban yang lebih


besar.

Gambar 2.11 Roda Gigi Cacing Globoid


d. Roda gigi hipoid
Banyak dipakai pada differential mobil, yang mempunyai alur gigi
berbentuk spiral pada pinion serta letak tidak segaris.

Gambar 2.12 Roda Gigi Hipoid

2.3.2. Bagian-bagian Roda Gigi


Roda gigi lurus digunakan untuk mentransmisikan daya dan gerak
pada dua poros yang parallel. Ukuran yang kecil dari sepasang roda gigi
disebut pinion, sedangkan yang besar disebut gear.

Gambar 2.13 Nama-Nama Bagian Roda Gigi Lurus

Gambar 2.14 Nama-Nama Bagian Roda Gigi Lurus

Gambar 2.15 Nama-Nama Bagian Roda Gigi Lurus


2.3.3. Persamaan-persamaan Roda Gigi
Pitch:

.d p
z

p=

Modul:
m

p dp

Jarak bagi diametral:

z
dp
P=

p
=

Diameter lingkaran jarak bagi:

dp =

p.z

= m.z

keterangan:

dd
= diameter lingkaran kaki
dp

= diameter lingkaran jarak bagi

d1
z

= diameter lingkaran luar

= jumlah gigi

= jarak bagi lingkaran / pitch

m
P

= modul
= diametral pitch (jumlah gigi dalam 1 in pada diameter lingkaran

jarak bagi)

= sudut tekan / sudut kontak (14,5; 20; dan 25, biasa digunakan

20)
2.4.

Poros
Poros

adalah

suatu

bagian

stationer

yang

berputar,

biasanya

berpenampang bulat, dimana terpasang elemen - elemen seperti roda gigi, roda
gila dan elemen pamindah daya lainnya. Poros dapat menerima beban beban
lentur, tarik, tekan atau putaran yang bekerja sendiri sendiri atau berupa
gabungan satu dengan yang lainnya. Definisi yang pasti dari poros adalah sesuai
dengan penggunaan dan tujuan penggunaan.
2.4.1. Definisi Poros
a.

Shaf adalah poros yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari
mesin ke mekanisme yang digunakan.

Gambar 2.9.
b.

shaf

Axle adalah poros yang tetap dan mekanismenya yang berputar pada
poros tersebut, juga berfungsi sebagai pendukung.

Gambar 2.10. Axle


c.

Spindle adalah poros yang terpendek terdapat pada mesin perkakas dan
mampu atau sangat aman terhadap momen bending.

Gambar 2.11. Spindle


d.

Line Shaft adalah poros yang langsung berhubungan dengan mekanisme


yang digerakkan dan berfungsi memindahkan daya dari motor penggerak
ke mekanisme tersebut.

Gambar 2.12. Line Shaft

e. Jack Shaft adalah poros yang pendek, biasanya dipakai untuk dongkrak
JACK mobil.

Gambar 2.13. Jack Shaft


f. Flexible adalah poros yang juga berfungsi memindahkan daya dari dua
mekanisme, dimana peerputaran poros membentuk sudut dengan poros
yang lainnya, daya yang dipindahkan rendah.

Gambar 2.14. Flaxible


Poros pada umumnya dibuat dari baja yang telah diheattreatment.
Poros yang dipakai untuk meneruskan daya dan putaran tinggi umumnya
dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap
keausan.
2.4.2. Jenis-jenis Poros
a.

Poros Lurus

Adalah sebatang logam yang berpenampang lingkaran berfungsi


memindahkan putaran atau mendukung beban-beban yang didukung pada
poros ini adalah beban puntir dan bending.
b.

Poros Bintang
Adalah sebatang logam yang berpenampang lingakaran dan
terdapat sirip yang menyerupai bintang. Poros dihubungkan dengan roda
gigi tanpa menggunakan pasak.

2.4.3. Persamaan-persamaan Poros


a)

Tegangan geser maksimum ( max )

max =

0,5 x Syp
Psi
N

Dimana:
max = tegangan geser maksimum ( Psi )

b)

= faktor keamanan

Syp

= yield posisi dari material

Diameter poros
16 x MB 2 T 2
Syp
x 0,5 x
N

d=
Dimana:
d

= diameter poros (inch)

MB

= momen bending yang diterima poros (lb. in)

= momen torsi yang diterima poros

Poros pada umumnya dibuat dari baja yang telah di heatreatment.


Poros yang dipakai pada untuk meneruskan daya dan putaran tinggi umumnya

dibuat dari baja paduan dengan pengerjaan kulit yang sangat tahan terhadap
keausan.

3.

PEMBAHASAN ELEMEN

Anda mungkin juga menyukai