Anda di halaman 1dari 5

Laporan biaya produksi depertemen A bulan Januari 20X1 tampak dalam gambar 3.

25
Produk yang Hilang pada Akhir Proses di Departemen Produksi setelah Departemen
Produksi Pertama
Tidak seperti halnya dengan produk yang hilang pada awal proses di departemen
produksi kedua dan seterusnya, produk yang hilang pada akhir proses yang terjadi di
departemen setelah departemen produksi pertama hanya berakibat terhadap harga
pokok per satuan produk yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
Karena produk yang hilang pada akhir proses ikut menyerap biaya yang dikeluarkan
dalam departemen yang bersangkutan, maka jumlah produk yang hilang tersebut
harus diperhitungkan dalam unit ekuivalensi biaya produksi yang bersangkutan.
Produk yang hilang pada akhir proses tidak mempengaruhi harga pokok produksi per
satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.
Perhitungan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan di
departemen B disajikan dalm gambar 3.26.
Gambar 3.25
Laporan Biaya Produksi Departemen A bulan Januari 20X1. Produk Hilang Pada Akhir
Proses dalam Departemen Produksi Pertama

PT Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Januari 20X1
Data Produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses
Produk selesai yang ditransfer ke departemen B
Produk dalam proses akhir bulan, dengan singkat
penyelesaian;biaya bahan baku dan penolong
100%; biaya konversi 40%
Produk yang hilang pada akhir proses

1.000
700 kg

200
100
1.000 kg

Biaya yang dibebankan dalam departemen A:

Biaya bahan baku


Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Jumlah biaya produksi departemen

Total

Per kg

Rp 22.500
26.100
35.100
46.800
Rp130.500

Rp 22,50
26,10
39,89
53,18
Rp141,67

Perhitungan Biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B:
700 x Rp141,67
Penyesuaian karena adanya produk yang hilang pada akhir
proses
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dep. B:
700 x Rp161,91
Harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir
bulan (200 kg):
Biaya bahan baku
Rp4.500,00
Biaya bahan penolong
Rp5.220,00
Biaya tenaga kerja
Rp3.191,20
Biaya overhead pabrik
Rp4.254,40

Rp 99.169,00
Rp 14.167,00
Rp113.334,40

17.165,60
Rp130.500,00

Jumlah biaya produksi Departemen A

Gambar 3.26
Perhitungan Biaya Produksi Per Satuan Departemen B Bulan Januari 20X1

Jumlah Produk yang Dihasilkan oleh


Departemen B (unit ekuivalen)
Jenis Biaya
(1)
Bhn pnlng
400 kg + 60% x 100 kg + 200 kg=660 kg
Tenaga kerja 400 kg + 50% x 100 kg + 200 kg=650 kg
over. Pabarik 400 kg + 50% x 100 kg + 200 kg=650 kg

Biaya Produksi Biaya per kg


yang Ditambah yang Ditambah
kan Dep. B
kan Dep. B
(2)
(3)
Rp 16.100
Rp 24,39
Rp 22.500
Rp 34,62
Rp 24.750
Rp 30,08
Rp 63.350
Rp 97,09

Perhitungan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang dan produk yang
masih dalam proses pada akhir bulan disajikan dalam Gambar 3.27.
Gambar 3.27
Perhitungan Biaya Produksi Departemen B Bulan Januari 20X1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:
Harga pokok dari Dept. A: 400 kg x Rp161,91
Harga pokok yang ditambahkan dalam Dept. B:
400 kg x Rp 97,09
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses:
200 kg x (Rp161,91 + Rp97,09)

Rp 64.764,00
Rp 38.836,00
Rp 51.800,00

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:


400 kg x Rp388,50*

Rp 155.400,00

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (100kg):


Harga pokok dari departemen A:100kg x Rp161,91 Rp16.191,00
Biaya bahan baku: 100kg x 50% x Rp24,39
Rp 1.219,50
Biaya tenaga kerja: 100kg x 50% x Rp34,62
Rp 1.731,00
Biaya overhead pabrik: 100kg x 50% x Rp38,08
Rp 1.904,00
Jumlah biaya kumulatif dalam Departemen B

Rp 21.045,50
Rp 176.445,50

*)Rp388,50 adalah hasil-bagi Rp 155.400 dengan 400 kg.

Laporan biaya produksi departemen B bulan Januari 20X1 tampak dalm Gambar 3.28.

Gambar 3.28
Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Januari 20X1. Prroduk Hilang pada Akhir
Proses dalam Departemen setelah Departemen Pertama

PT Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 20X1
Data Produksi
Jumlah produk yang diterima dari departemen A
Jumlah produk selesai yang ditransfer ke gudang
Jumlah produk dalam proses akhir bulan dengan tingkat
penyelesaian; biaya bahan penolong 60%;
biaya konversi 50%
Jumlah produk yang hilangpada awal proses

700 kg
400 kg

100 kg
200 kg
700 kg

Biaya yang Dibebankan dalam Departemen B


Total
Harga pokok produk yang diterima dari departemen A Rp 113.334,40

Per kg
Rp161,91

Biaya yang ditambahkan dalam departemen B:


Bahan Penolong
Tenaga Kerja
overhead pabrik
Jumlah biaya yang ditambahkan dalam Dept. B
Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Dept. B

Rp 24,39
Rp 34,62
Rp 38,08
Rp 97,09
Rp259,00

Rp 16.100,00
Rp 22.500,00
Rp 24.750,00
Rp 63.350,00
Rp 176.684,40

Perhitungan Biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:
Harga pokok dari Dept. A: 400 kg x 161,91
Harga pokok yang ditambahkan Dept. B:
400 kg x Rp 97,09
Harga pokok produk yang hilang hilang pada akhir:
200 kg x (Rp 161,91 + Rp 97,09)
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang:
400 kg x Rp 389,10*
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan
(100 kg).
Harga pokok produk dari Dept. A:
100 kg x Rp 161,91
Harga pokok yang ditambahkan dalam Dept.B:
Biaya Bahan Penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik

Rp64.764,00
Rp38.836,00
Rp51.800,00
Rp155.638**

Rp16.191,00
Rp 1.219,50
Rp 1.731,00
Rp 1.904,00
Rp 21.045,50

Jumlah biaya produksi kumulatif dalam Dept. B

Rp176.684,40

*Rp 155.638 : 400 = Rp 389,10


*Jumlah yang seharusnya adalah Rp 155.400. Jumlah tersebut disesuaikan agar jika dijumlahkan dengan harga
pokok persediaan produk dalam proses, hasilnya sebesar Rp 176.684,40, jumlah biaya produksi kumulatif dalam
departemen B bulan Januari 20X1.

Anda mungkin juga menyukai