Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn.N (32 TAHUN) DENGAN PERILAKU KEKERASAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keperawatan Jiwa
Pembimbing Akademik : Dr. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp., MN

Oleh:

Retno Romauli Risa Putri


22020112140068

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA Tn. N (32 TAHUN) DENGAN PERILAKU KEKERASAN
I.

II.

IDENTITAS KLIEN
A.
Nama
B.
Umur
C.
Jenis Kelamin
D.
Agama
E. Alamat
F.
Pendidikan
G.
Pekerjaan
H.
Tgl. Masuk RS
I.
Tgl. Pengkajian
J.
No. CM
K.
Dx. Medis

: Tn. N
: 32 tahun
: Laki-laki
: Islam
:Kab. Pemalang
: SMP
: Buruh Bangunan
: 8 April 2016
: 26 April 2016
: 00086585
: Skizoprenia tak terinci

ALASAN MASUK
Klien dibawa ke RSJD Dr. Amino Gondohutomo oleh polisi dari
Pemalang karena mengamuk. Klien mengatakan marah dan memukul
kakak klien di bagian hidung karena kesal selalu diikuti kemanapun pergi.
Klien mengaku marah-marah dengan ayahnya karena kopinya diminum
oleh ayahnya.

III.

PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


A. Predisposisi
Klien mengatakan sudah 3 kali dirawat di RSJD Dr. Aminogondo
Hutomo karena memukul orang. Pertama kali pada tahun 2012, klien
dirawat karena marah dan akhirnya memukul adik klien yang
mengatakan, Mati aja kamu karena klien lama tidak memiliki
pekerjaan. Dan kedua kalinya adalah pada tahun 2014 dirawat karena
marah kepada keluarga dan memecahkan kaca. Kali ini adalah ketiga
kalinya klien dirawat karena memukul kakaknya.
Pengobatan sebelumnya berhasil, klien berhasil mengontrol marahnya.
Klien mengalami trauma fisik pada usia 9 tahun, karena dipukul di
bagian kepala oleh ayahnya.
Keluarga klien ada yang mengalami gangguan jiwa.
B. Presipitasi

Sebelum masuk RSJ, klien tidak mengonsumsi obat selama 3 bulan


ketika bekerja di Jakarta. Sebulan yang lalu proyek bangunan di
Jakarta selesai, dan klien tidak memiliki pekerjaan. Klien mengaku
sering bingung karena tidak memiliki pekerjaan lagi.

IV.

Masalah Keperawatan:
- Perilaku Kekerasan
FISIK
A. Kesadaran
Kesadaran klien composmentis (E4 M5 V6)
B. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
: 110/70 mmHg
2. Frekuensi nadi
: 76x/menit
3. Frekuensi nafas
: 18x/menit
4. Suhu
: 36,40C
C. Keluhan fisik
Klien tidak mengeluh sakit fisik, terdapat bekas luka borgol.

V.

PSIKOSOSIAL
A. Genogram

Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Anak
: Klien
B. Konsep diri
1. Gambaran diri
Klien mengatakan,ia menyukai seluruh bagian tubuhnya. Namun klien
mengatakan paling menyukai wajahnya karena klien merasa ganteng.
2. Identitas diri
Klien mengatakan, ia sebagai laki-laki berusia 32 tahun yang belum
menikah. Klien mengatakan bekerja sebagai buruh bangunan. Ia
menyadari perilakunya pernah menyimpang, seperti memukul keluarga
dan marah-marah kepada keluarga klien. Klien mengatakan menyesal
dengan perilakunya yang dulu, klien ingin keluar dan berjanji tidak
memukul dan marah-marah lagi.
3. Peran diri
Klien menyadari perannya sebagai seorang anak yaitu membantu
meringankan beban perekonomian orang tua. Klien ingin menikah dan
bekeluarga.
4. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan tidak mau dirawat di
rumah sakit lagi. Klien ingin kembali bekerja sebagai buruh bangunan
dan memiliki uang.
5. Harga diri

Klien mengatakan merasa rendah diri, karena telah dirawat di RSJ


sebanyak 3 kali.
C. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan tidak mempunyai teman dekat yang bisa diajak
bercerita. Di rumahpun klien tidak dengan siapapun.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat.
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti karang taruna di lingkungan
rumahnya. Klien juga tidak pernah ikut gotong royong.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak memiliki hambatan berhubungan dengan
orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa ia mengetahui orang dengan gangguan
jiwa tidak diterima di lingkungan masyarakat.
b. Kegiatan ibadah
Klien melaksanakan shalat hanya dzuhur, ashar dan isya 5.
VI.

STATUS MENTAL
A. Penampilan
Klien berpenampilan rapi, badan bersih, tidak berbau. Kuku klien
pendek dan bersih.
B. Pembicaraan
Klien berbicara jelas dan mampu memulai pembicaraan. Klien
menjawab pertanyaan dengan jawaban yang mudah dimengerti. Ia
menjawab pertanyaan menggunakan Bahasa Indonesia, suara jelas,dan
intonasinya cukup.
C. Aktifitas motorik
Klien nampak lesu dan bermalas-malasan. Tingkat aktivitas klien
tenang, mampu melakukan aktivitas ringan di dalam ruangan secara
mandiri.
D. Alam perasaan
Klien merasa sedih dengan keadaannya sekarang. Ia juga mengatakan
merasa rindu dengan rumah dan pekerjaannya.
E. Afek
Afek klien sesuai.
F. Interaksi selama wawancara

Klien nampak kooperatif selama wawancara. Klien mampu menjawab


pertanyaan dan mudah dipahami. Klien belum mampu menjaga kontak
mata selama dilakukan pengkajian.
G. Persepsi
Klien tidak memiliki gangguan persepsi.
H. Isi fikir
Klien tidak mengalami delusi (waham).
I. Proses fikir
Arus pikir klien koheren dibuktikan dengan pada waktu interaksi klein
mampu menjawab sesuai dengan pertanyaan. Bentuk pikir klien
realistis dibuktikan dengan pikiran-pikiran klien sesuai dengan
kenyataan yang dialami.
J. Tingkat kesadaran
Secara kuantitatif, tingkat kesadaran komposmentis. Secara kualitiatif,
kesadaran klien tidak berubah. Klien mampu membatasi diri terhadap
teman, perawat, dan mahasiswa. Orientasi klien terhadap waktu,
tempat dan orang jelas. Klien mengetahui saat pengkajian adalah siang
hari.
K. Memori
Klien mampu mengingat kejadian jangka pendek dan jangka panjang
maupun kejadian saat ini. Klien mampu menyebutkan siapa yang
membawanya ke RSJ dan tadi pagi mandi pukul berapa. Klien juga
mampu menyebutkan presiden sebelum Ibu Megawati adalah Gusdur.
L. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu konsentrasi dan berhitung dengan baik. Selama
wawancara beliau mampu menghitung angka.
M. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sederhana. Contohnya saat jadwal
mandi, klien memutuskan mandi.
N. Daya tilik diri
Daya tilik diri klien baik, karena ia

mengakui bahwa dirinya

mengalami gangguan jiwa.


VII.

MEKANISME KOPING
Mekanisme koping yang dilakukan klien: maladaptif.
Klien mengatakan jika ada masalah lebih sering berdiam diri dan marah
kepada orang yang membuatnya sakit hati.

VIII.

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Klien mengalami masalah tidak mampu mengungkapkan perasaan ketika
marah. Klien memilih diam dan marah-marah bila mempunyai masalah.

IX.

PENGETAHUAN KURANG TENTANG:


Klien mengatakan belum mengetahui konsep gangguan jiwa, sistem
pendukung lingkungan, obat-obatan serta koping yang adaptif.

X.

ASPEK MEDIK
A. Diagnosa medik: Skizoprenia tak terinci
B. Terapi medik:

Nama
obat
Clozapi
ne

Jenis

Dosis

antipsi
kotik

2x 100
mg

Resperi
don

antipsi
kotik

2 x 1
mg

Rute

Waktu

Indikasi

Oral

07.00
Dan
18.00

Penderita
skizofrenia
yang tidak
bereaksi
pada
obat
psikotik lain

Oral

07.00
Dan
18.00

Terapi
pada
skizofrenia
akut
dan
kronik serta
pada kondisi
psikosis yang
lain, dengan
gejala-gejala
tambahan
(seperti;
halusinasi,
delusi,
gangguan pola

Kontra
indikasi
Wanita yang
merencanaka
n kehamilan,
atau sedang
hamil.
Wanita
menyusui.
Penyakit
jantung,
penderita
gangguan
usus,
epilepsi,
glaukoma

Efek
samping
Pusing saat
sedang
duduk atau
berdiri.
Mual.
Merasa
panas
dan
berkeringat.
Nafsu makan
berkurang.
Mulut kering
disertai
meningkatny
a
produksi
air liur. Sulit
buang air

Hipersensitif
terhadap rispe
ridone

Yang umum
terjadi:
insomnia,
agitasi,
rasa
cemas, sakit
kepala

pikir,
kecurigaan
dan
rasa
permusuhan)

XI.

ANALISA DATA

NO.
1.

HARI/TGL
Selasa, 26 April 2016

DATA
DS:
1. Klien mengatakan sudah 3

kali dirawat di RSJD Dr.


Aminogondo Hutomo karena
memukul orang.
2. Klien
mengaku
sering
bingung karena tidak memiliki
pekerjaan lagi.
3. Klien mengatakan marah dan
memukul kakak klien di
bagian hidung karena kesal
selalu diikuti kemanapun
pergi.
4. Klien mengaku marah-marah
dengan
ayahnya
karena
kopinya
diminum
oleh
ayahnya.
DO:
1. Klien mengalami trauma fisik

pada usia 9 tahun, karena


dipukul di bagian kepala oleh
ayahnya.
2. Keluarga klien ada yang
mengalami gangguan jiwa.
XII.

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


A. Perilaku kekerasan

MASALAH
Perilaku
kekerasan

XIII.

INTERVENSI
Tgl

26-4-2016

Diagnosa
Perilaku kekerasan

Tujuan

Rencana Tindakan

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
5
kali
pertemuan, diharapkan klien mampu
mengontrol
emosi
dan
mengungkapkan kemarah dengan
kata-kata positif, dengan kriteria
hasil:
1. Klien dapat mngindentifikasi
penyebab perilaku kekerasan.
2. Klien dapat mengidentifikasi
tanda-tanda perilaku kekerasan.
3. Klien dapat menyebutkan jenis
perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya.
4. Klien dapat menyebutkan akibat
dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya.
5. Klien dapat menyebutkan cara
mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya.
6. Klien dapat mencegah/mengontol
perilaku kekerasannya secara
fisik, spiritual dan sosial.

1. Bina hubungan saling percaya.


a. Mencuci salam terapeutik.
b. Berjabat tangan.
c. Menjelaskan tujuan interaksi.
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap
kali bertemu.
2. Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan
saat ini dan yang lalu.
3. Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab
perilaku kekerasan
a. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara fisik.
b. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara psikologis.
c. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara sosial
d. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara spiritual
e. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara intelektual.
4. Diskusikan bersama klien perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan pada saat marah secara:
a. Verbal
b. Terhadap orang lain
c. Terhadap diri sendiri

5.
6.

7.
8.

9.

10.

d. Terhadapa lingkungan
Diskusikan bersama klien akibat perilakunya
Diskusikan bersama klien secara mengontrol perilaku
kekerasan secara :
a. Fisik : pukul bantal, nafas
b. Obat
c. Sosial/verbal : menyatakan secara asertif rasa
marahnya
d. Spiritual : sholat/berdoa sesuai kenyakinan klien
Latihan klien mengontrol klien kekerasan secara fisik:
a. Latihan nafas dalam dan pukul bantal
b. Susun jadwal latihan dalam dan pukul bantal
Latihan klien mengontrol perilaku kekerasan secara
sosial/verbal
a. Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal :
menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan marah secara verbal.
b. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara
verbal
Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a. Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat,
berdoa
b. Buat jadwal di latihan sholat, berdoa
Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh
minum obat:
a. Latih pasien minum obat secara teratur dengan
prinsip limabenar, disertai penjelasan guna obat
dan akibat berhenti: minum obat.
b. Susun jadwal minum obat secara teratur.

11. Ikut sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok

XIV.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tgl/ Jam
26-4-2016
13.00
WIB

No.Dx.
Kep.
1

Implementasi
Melakukan SP 1
- Membantu klien mengenali
penyebab perasaan marah,
tanda
dan
gejala
yang
dirasakan, perilaku kekerasan
yang dilakukan serta akibatnya.

Evaluasi
S:
- Klien berkata, Saya sering marah kalau ndak ada
pekerjaan, mbak. Bingung aja mba kalu nggak
kerja, nggak punya duit.
- Klien berkata, Saya kalau marah itu nafasnya
terengah-engah. Dadanya deg degan.
- Klien berkata, Saya kalau marah, suka mukul
orang. Ya akibatnya saya diborgol mbak, dibawa
polisi dimasukin sini.
O:
- Klien kooperatif
A:
- Klien mampu mengali perilaku kekerasan yang
dialaminya
P:
- Latih klien nafas dalam

TTD

Menjelaskan cara nafas dalam

S:
-

O:
- Klien nampak kooperatif
- Klien nampak tenang
- Klien nampak mempraktikkan nafas dalam,
dengan menarik nafas dari hidung dan
menghembuskan dari mulut.
A:
- Klien mampu mempraktikkan nafas dalam
P:
- Latih klien cara mengontrol amarah dengan
memukul bantal
- Dampingi klien minum obat secara teratur

13.30
WIB
27-4-2016
10.00
WIB

Klien mengatakan, Sudah diajari og Mbak. Tapi


kalau marah tetep aja nggak sadar mbak bisa
nonjok orang . Klien mengatakan, Ya, saya mau
Mbak diajarin lagi.

Melakukan SP 2
- Mengevaluasi cara mengontrol
emosi dengan nafas dalam
- Mengajarkan
klien
cara
mengontrol emosi dengan
latihan fisik, memukul bantal

S:
- Klien mengatakan, Saya sudah mencoba
mengontrol amarah dengan nafas dalam.
- Klien mengatakan, Saya sudah jarang marah kok
mbak sekarang.
- Klien mengatakan, Iya saya bersedia latihan

memukul bantal

28-4-2016
10.30
WIB

Melakukan SP 3
- Mengevaluasi
mengontrol
marah dengan memukul
bantal
- Memotivasi dan memberikan
penjelasan
mengenai
diagnosis, prognosis dan
pengobatan.
- Mengajarkan
klien
mengungkapkan rasa marah
secara
verbal;
menolak
dengan
baik,
meminta
dengan
baik,
mengungkapkan
perasaan

O:
- Klien kooperatif
- Klien tampak mempraktikkan memukul bantal
A:
- Klien sudah mampu mengontrol marah dengan
memukul bantal
P:
- Latih
cara
mengontrol
marah
dengan
mengungkapkan rasa marah secara verbal
- Dampingi klien mengkonsumsi obat secara teratur
S:
- Klien mengatakan, Saya belum praktikkan mukul
bantal, Mbak soalnya dari kemaren belum
marah.
- Klien mengatakan, Ya, Mbak saya sudah
berusaha kalau menolak dengan baik.
- Klien mempraktikkan cara meminta dengan baik,
Bu, obat saya habis. Tolong belikan di
Puskesmas Bu.
O:
- Klien nampak tenang
- Klien kooperatif
A:
- Klien sudah mengetahui diagnosis, prognosis, dan

dengan baik.
-

pengobatan di RSJ.
Klien sudah mampu mengungkapkan perasaan
marah secara verbal

P:
- Motivasi klien dan berikan dukungan emosional
29-4-2016
10.30
WIB

30-4-2016
10.00
WIB

Melakukan SP 3
S:
- Mengevaluasi
mengontrol
- Klien mengatakan, Saya sudah mencoba
marah
dengan
mengontrol amarah dengan berkata baik.
- Klien mengatakan, Iya saya bersedia latihan
mengungkapkan rasa marah
mengontrol marah dengan beristigfar
secara
verbal;
menolak
O:
dengan
baik,
meminta
- Klien kooperatif
dengan
baik,
- Klien tampak mempraktikkan beristigfar ketika
mengungkapkan
perasaan
marah
dengan baik.
- Klien mengatakan berjanji akan taat beribadah
- Mengajarkan
klien
P:
mengontrol marah dengan
- Latih
cara
mengontrol
marah
dengan
cara
spiritual
yaitu
mengungkapkan dengan spiritual
beristigfar, sholat dan berdoa
- Kaji RPK lagi
- Dampingi klien mengkonsumsi obat secara teratur
Melakukan SP 4
S:
- Mengevaluasi
mengontrol
- Klien mengatakan, Saya sudah mencoba
marah dengan cara spiritual
mengontrol amarah dengan beristigfar
Klien mengatakan, 5 benar pemberian obat itu
yaitu beristigfar, sholat dan
yang pertama benar pasien, benar obat, benar
berdoa
- Memberikan
penjelasan
dosis, benar rute, benar waktu, begitu ,mba

mengenai 5 benar minum


obat

O:
- Klien kooperatif
- Klien mampu menyebutkan 5 benar pemberian
obat
P:
- Kaji RPK lagi
- Dampingi klien mengkonsumsi obat secara teratur

Anda mungkin juga menyukai