PLN (PERSERO)
Oleh :
Dyah Prawitasari (114263230)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai BUMN yang wajib menerapkan prinsip Good Corporate Governance
(GCG) atau dikenal dengan tata kelola Perusahaan yang baik dalam aspek bisnis dan
pengelolaan perusahaan pada semua jajaran perusahaan, PT. PLN menyusun
tatakelola Teknologi Informasi dalam lingkup bisnis dan pelaksanaan pengelolaan
perusahaan. Dukungan Teknologi Informasi dapat meningkatkan kapabilitas
perusahaan dalam memberikan kontribusi bagi penciptaan nilai tambah, serta
mencapai efektifitas dan efisiensi. Aspek kunci dari prinsip GCG meliputi adil,
responsibilitas, transparansi, independensi, akuntabilitas, keselarasan dan kewajaran
serta tanggung jawab untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dengan Panduan Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi BUMN (IT
Governanve), seluruh BUMN diminta untuk melaksanakan GCG pada setiap aspek
bisnis dan juga pengelolaan perusahaan pada semua jajarannya.
Hal ini dapat mencerminkan dengan sangat baik suatu proses pengambilan
keputusan juga leadership dalam penyelenggaran tata kelola Teknologi Informasi.
E-Procurement PT. PLN (e-Proc) sebagai salah satu aplikasi yang merupakan
implementasi dari IT Governance yang mendukung GCG. Terwujudnya aplikasi
tersebut merupakan hasil kebijakan Manajemen PT. PLN (Persero) tahun 2000 terkait
dengan Informasi Stok Material PT. PLN, Penyusunan HPS, dan Monitoring
Pergerakan Material. Sedangkan hasil Amanat RUPS tahun 2003 menetapkan agar
PT. PLN mengoptimalkan e-Procurement berbasis Sitem Informasi Manajemen (SIM)
yang sudah dikembangkan untuk tercapainya harga pembelian yang optimal dan
tercapainya inventoru PT. PLN yang efisien. Proses pengadaan secara manual dapat
mengakibatkan sulitnya informasi mengenai harga satuan khusus di internal PT. PLN,
perlakuan yang tidak sama kepada Calon Penyedia Barang/Jasa (CPBJ), dan
lemahnya pertanggung jawaban terhadap proses pegadaan sehingga mengakibatkan
resiko di kemudian hari.
B. Masalah
1. Bagaimana penerapan e-procurement di PT. PLN?
2. Apa hasil yang dicapai oleh PT. PLN dengan menerapkan e-procurement?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan aplikasi e-procurement di PT. PLN
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan aplikasi e-procurement di PT. PLN
3. Untuk mengetahui pencapaian yang diraih oleh PT. PLN dalam menerapkan
aplikasi e-procurement
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi E-Procurement
Administrator Sistem
Panitia Lelang
Peserta Lelang
User
secara
manual
dengan
melakukan
pengecekan
kemudian
di-input
kedalam
formulir
evaluasi
dokumen
yang sesuai dengan ketentuan dokumen lelang. Pembukaan ini dilakukan sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati oleh panitia lelang. Dan waktu
pembukaan sudah secara tersistem dapat secara otomatis pada sistem eprocurement.
teknis
yang
tercantum
dalam
pengumuman
dapat
sedangkan
sanggahan
atas
hasil
penetapan
pemenang
dengan
Jika ada perubahan penetapan pemenang lelang pada masa sanggah, maka
panitia dapat melakukan evaluasi ulang terhadap penetapan pemenang.
Namun, jika tidak ada maka peserta yang medapatkan peringkat pertama
secara otomatis akan menjadi pemenang lelang.
19.
4. E-mail
E-mail digunakan sebagai sarana komunikasi antar pengguna sistem eprocurement. Dengan adanya e-mail ini, proses komunikasi dan transfer
informasi tidak harus dilakukan dengan proses tatap muka.
5. Bantuan
Bantuan dipergunakan bagi pengguna sistem e-procurement terutama user
publik dan peserta lelang, apabila ingin mendapatkan petunjuk /
mekanisme dalam melakukan pelelangan secara on-line melalui eprocurement. Bantuan berupa flowchart yang menggambarkan tentang
proses pelelangan pada sistem e- procurement.
6. Lupa dan Ganti Password
Fasilitas lupa dan ganti password digunakan apabila pengguna sistem eprocurement lupa atau ingin mengganti password. Password merupakan
variabel yang sangat penting terutama dalam mengakses setiap kegiatan eprocurement. Password juga merupakan alat keamanan yang harus dijaga
secara hati-hati oleh pengguna sistem e-procurement baik oleh peserta lelang,
panitia lelang, terutama administrator sistem yang merupakan pengguna sistem
e-procurement yang paling tinggi dan memegang kendali terhadap seluruh
data website.
7. Profil Perusahaan
Profil perusahaan adalah fasilitas yang digunakan sebagai identitas
terhadap data-data perusahaan. Profil perusahaan juga sangat berguna
bagi pelaksanaan pelelangan terutama bagi panitia yang hendak mengetahui
data-data tentang perusahaan, baik itu track record, sertifikasi, klasifikasi,
kualifikasi, serta data-data perusahaan lainnya. Perusahaan peserta lelang
dapat melakukan proses editing terhadap data-data perusahaan jika terjadi
kesalahan input data maupun perubahan pada data identitas perusahaan.
8. Profil Panitia
Profil panitia ditujukan agar pengguna sistem e-procurement dapat
mengetahui profil sturktur panitia lelang. Perusahaan peserta lelang
dapat melakukan proses editing terhadap data-data panitia jika terjadi
kesalahan input data maupun perubahan pada data identitas panitia lelang.
8. Blacklist Perusahaan
Blacklist perusahaan disediakan sebagai sarana untuk mensosialisasikan
perusahaan hitam kepada pengguna sistem e-procurement. Sehingga
perusahaan hitam tidak dapat mengikuti proses pelelangan selama jangka
waktu blacklist masih berlangsung.
7. untuk
meminimalkan
biaya-biaya
transaksi
terkait
pengadaan
melalui
b. efektif;
c. terbuka dan bersaing;
d. transparan;
e. adil/tidak diskriminatif;
f. akuntabel
4. akan lebih mendorong terjadinya persaingan antar pemasok yang lebih sehat
5. mencegah tindakan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
Selama tahun 2005-2008, e-Procurement mencatat saving sebesar 4,56% terhadap
realisasi Harga Perkiraan Sendiri (HPS), yakni Rp.249,40 Milyar dan pengehematan
sebesar Rp.1,6 Trilyun dari Realisasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) terhadap Total
RAB. Sedangkan total pengadaan yang telah direalisasikan melalui e-Proc selama 4
tahun tersebut adalah sebanyak 3352 pengadaan dari total rencana sebanyak 5071
pengadaan atau 66,1%. Jumlah realisasi pengadaan yang dilakukan melalui e-Proc
terhadap rencana pengadaan cenderung meningkat dari tahun 2005 hingga tahun 2008
dengan rata-rata pertumbuhan realisasi pengadaan sebesar 63.91% setiap tahunnya.
Sedangkan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 terjadi penpenurunan
pertumbuhan sebesar 5,89%. Sedangkan pada tahun 2008, e-Proc berhasil mencatat
saving sebesar Rp.90,80 Milyar atau sebesar 4.91% berdasarkan Perolehan HPS
terhadap Realisasi HPS dan sebesar Rp.457,9 Milyar atau sebesar 8,06% terhadap
Realisasi RAB.
Penekanan terhadap HPS tersebut dapat diraih dengan pelaksanaan e-Auction
pada pengadaan melalui pelelangan umum, seleksi umum, dan lainnya. e-Auction
adalah teknik penyampaian penawaran harga melalui e-Procurement PT. PLN dimana
harga yang sudah disampaikan tersebut dikompetisikan di antara CPBJ selama selang
waktu tawar menawar yang ditentukan. Aplikasi e-Procurement PT. PLN merupakan
representasi dari Kepres 080 tahun 2003 Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, sehingga implementasi e-Procurement nanti dapat dijadikan acuan
(benchmark) bagi Instansi Pemerintah atau BUMN lainnya.
"e-PROCUREMEN PT.PT. PLN (PERSERO) adalah salah satu program yang sangat
membantu PT. PLN, untuk mendukung implementasi GCG dalam mewujudkan
transparansi, control, keadilan (fairness), penghematan biaya dan mempercepat
proses pengadaan, juga mencegah korupsi dan pada gilirannya meningkatkan Citra
Perusahaan"
Fahmi Mochtar
DIRUT PT. PLN (Persero
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. e-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya
dilakukan secara elektronik yang berbasis web/internet dengan Sistem Informasi
Manajemen (SIM) dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan
informasi yang meliputi pelelangan umum, pra-kualifikasi dan sourcing secara
elektronik dengan menggunakan modul berbasis website. Dukungan Teknologi
Informasi ini dapat meningkatkan kapabilitas Governmet dalam memberikan
kontribusi bagi penciptaan nilai tambah, serta mencapai efektifitas dan efisiensi.
2. Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam ruang lingkup Sistem Informasi
Manajemen Lelang dalam aplikasi e-Procurement berperan sebagai alat dan dasar
dari sistem pengolahan data (database) yang menjadikannya sebuah informasi
Pengadaan Barang/Jasa.
B. Rekomendasi untuk aplikasi e-Procurement
1. Aplikasi e-Procurement sebagai aplikasi sitem informasi manajemen lelang yaitu
aplikasi e-Goverment yaitu pengadaan secara elektonik, dapat meningkatkan
kapabilitas Governmet dalam memberikan kontribusi bagi penciptaan nilai
tambah, serta mencapai efektifitas dan efisiensi. Aplikasi sangat diperlukan dalam
kegiatan pengadaan barang/jasa agar proses tersebut lebih transparan, dan adil
untuk semua pihak. Aplikasi ini juga dapat menghemat biaya operasional
pengadaan. Untuk itu aplikasi e-Procurement sangat disarankan kepada lembaga-