Anda di halaman 1dari 11

JENIS-JENIS KOPERASI MENURUT UU PERKOPERASIAN

Di Susun Sebagai Bahan Diskusi Kelas dalam Mata Kuliah:


PENGEMBANGAN UKM DAN KOPERASI

Di Susun Oleh:
AHMAD RIZAL 11140540000012
Dosen Pembimbing:
Drs. Sugiharto M.A
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti kita ketahui pada umumnya orang menganggap koperasi
adalah sebagai organisasi sosial, yaitu melakukan kegiatan ekonomi
dengan tidak mencari keuntungan. Ada juga yang mengatakan bahwa
koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan anggotanya saja. Dan yang
lebih ekstrim mengatakan bahwa koperasi itu hanya kemakmuran
pengurusnya saja. Kami kira ini anggapan atau pemikiran yang keliru.
Karena sebenarnya koperasi adalah bentuk kegiatan usaha yang paling
ideal di mana anggotanya, juga bertindak sebagai produsen, sebagai
konsumen, dan sekaligus sebagai pemilik. Dalam kontenks Indonesia,
koperasi merupakan bentuk usaha yang syah, yang keberadaannya diakui
dalam UUD-1945.
Pengertian koperasi berasal dari bahasa inggris co-operation yang
berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala pekerjaan yang
dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat disebut sebagai
koperasi. Namun demikian yang dimaksud dengan Koperasi di sini adalah
suatu bentuk peraturan dan tujuan tertentu pula, perusahaan yang didirikan
oleh orang-orang tertentu, untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Muhammad Hatta (1994): Koperasi didirikan sebagai persekutuan
kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan
hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju.
Pada koperasi didahulukan keperluan bersama bukan keuntungan.
Awalnya keberadaan koperasi itu hanya untuk memenuhi
kebutuhan pokok para anggotanya, sehingga hanya ada koperasi konsumsi
atau single purpose. Namun dalam perkembangannya fungsi koperasi
menjadi bermacam-macam antara lain sebagai tolak ukur kegiatan usaha,
sebagai bentuk usaha baru, dan sebagai alternatif kegiatan usaha.
B.
1.
2.
3.
4.
5.

Rumusan Masalah
Bagaimana UU Koperasi Nomor 17 Tahun 2012?
Apa saja jenis-jenis koperasi menurut UU?
Apa saja bentuk koperasi berdasarkan keanggotannya?
Apa saja bentuk koperasi berdasarkan organisasinya?
Apa saja bentuk koperasi berdasarkan status hukum yang dimilikinya?
BAB II

PEMBAHASAN

PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2012
TENTANG
PERKOPERASIAN
A. Umum
Dalam Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ditegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Selanjutnya penjelasan pasal 33 antara
lain menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan
kemakmuran orang-seorang dan bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah
koperasi. Penjelasan pasal 33 menempatkan koperasi baik dalam kedudukan
sebagai perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral tata
perekonomian nasional.
Dengan memperhatikan kedudukan koperasi seperti diatas maka peran
koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi
ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang
mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.
Dalam kehidupan ekonomi seperti itu koperasi seharusnya memiliki ruang gerak
dan kesempatan usaha yang luas yang menyangkut kepentingan kehidupan
ekonomi rakyat. Tetapi dalam perkembangan ekonomi yang berjalan demikian
cepat, pertumbuhan koperasi selama ini belum sepenuhnya menampakkan wujud
dan perannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip Koperasi, karena itu Koperasi mendapat
misi untuk berperan nyata dalam menyusun perekonomian yang berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi yang mengutamakan kemakmuran
masyarakat bukan kemakmuran orang-seorang. Dalam rangka mewujudkan
misinya, Koperasi tak henti-hentinya berusaha mengembangkan dan
memberdayakan diri agar tumbuh menjadi kuat dan mandiri sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Di samping itu, Koperasi berusaha berperan nyata mengembangkan

dan memberdayakan tata ekonomi nasional yang berdasar atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil, dan
makmur. Untuk mencapai hal tersebut, keseluruhan kegiatan Koperasi harus
diselenggarakan berdasarkan nilai yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta nilai dan prinsip Koperasi.
Pembangunan Koperasi telah diselenggarakan sejak beberapa dekade yang
lalu. Ditinjau dari segi kuantitas, hasil pembangunan tersebut sungguh
membanggakan ditandai dengan jumlah Koperasi di Indonesia yang meningkat
pesat. Namun, jika ditinjau dari segi kualitas, masih perlu diperbaiki sehingga
mencapai kondisi yang diharapkan. Sebagian Koperasi belum berperan secara
signifikan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Pembangunan Koperasi
seharusnya diarahkan pada penguatan kelembagaan dan usaha agar Koperasi
menjadi sehat, kuat, mandiri, tangguh, dan berkembang melalui peningkatan
kerjasama, potensi, dan kemampuan ekonomi Anggota, serta peran dalam
perekonomian nasional dan global. Banyak faktor yang menghambat kemajuan
Koperasi. Hal tersebut berakibat pada pengembangan dan pemberdayaan Koperasi
sulit untuk mewujudkan Koperasi yang kuat dan mandiri yang mampu
mengembangkan dan meningkatkan kerja sama, potensi, dan kemampuan
ekonomi Anggota dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya. Salah satu faktor penghambat tersebut adalah peraturan perundangundangan.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian ternyata
sudah tidak memadai untuk digunakan sebagai instrumen pembangunan Koperasi.
Sebagai suatu sistem, ketentuan di dalam Undang-Undang tersebut kurang
memadai lagi untuk dijadikan landasan hukum bagi pengembangan dan
pemberdayaan Koperasi, terlebih tatkala dihadapkan kepada perkembangan tata
ekonomi nasional dan global yang semakin dinamis dan penuh tantangan. Hal
tersebut dapat dilihat dalam ketentuan yang mengatur nilai dan prinsip Koperasi,
pemberian status badan hukum, permodalan, kepengurusan, kegiatan usaha
simpan pinjam Koperasi dan peranan Pemerintah. Oleh karena itu, untuk
mengatasi berbagai faktor penghambat kemajuan Koperasi, perlu diadakan
pembaharuan hukum di bidang Perkoperasian melalui penetapan landasan hukum
baru berupa Undang-Undang. Pembaharuan hukum tersebut harus sesuai dengan
tuntutan pembangunan Koperasi serta selaras dengan perkembangan tata ekonomi
nasional dan global.Undang-Undang tentang Perkoperasian ini merupakan
pengganti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang
memuat pembaharuan hukum, sehingga mampu mewujudkan Koperasi sebagai
organisasi ekonomi yang sehat, kuat, mandiri, dan tangguh, serta terpercaya
sebagai entitas bisnis, yang mendasarkan kegiatannya pada nilai dan prinsip

Koperasi. Undang-Undang ini menegaskan bahwa pemberian status dan


pengesahan perubahan Anggaran Dasar dan mengenai hal tertentu merupakan
wewenang dan tanggung jawab Menteri. Selain itu, Pemerintah memiliki peran
dalam menetapkan kebijakan serta menempuh langkah yang mendorong Koperasi
sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam menempuh langkah
tersebut, Pemerintah wajib menghormati jati diri, keswadayaan, otonomi, dan
independensi Koperasi tanpa melakukan campur tangan terhadap urusan internal
Koperasi. Di bidang keanggotaan, Undang-Undang ini memuat ketentuan yang
secara jelas menerapkan prinsip Koperasi di bidang keanggotaan, yaitu bahwa
keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka, satu orang satu suara,
pengawasan Koperasi oleh Anggota, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
ekonomi Koperasi. Ketentuan mengenai perangkat organisasi Koperasi memuat
adanya Pengawas dan Pengurus yang merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Pengawas bertugas memberi nasihat kepada Pengurus dan melakukan
pengawasan terhadap kinerja Pengurus, sedangkan Pengurus bertugas mengelola
Koperasi. Ketentuan mengenai tugas dan wewenang Pengawas dan Pengurus
disusun agar Pengawas dan Pengurus bekerja secara profesional. Dalam hal
pengawasan Koperasi Simpan Pinjam, peran Pemerintah diperkuat dengan
pembentukan Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam yang langsung
bertanggung jawab kepada Menteri. Selain itu dalam hal jaminan terhadap
Simpanan Anggota Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Simpan Pinjam
diwajibkan menjamin Simpanan Anggotanya. Dalam kaitan ini, Pemerintah dapat
membentuk Lembaga Penjamin Simpanan Anggota Koperasi Simpan Pinjam.
Undang-Undang ini mendorong perwujudan prinsip partisipasi ekonomi
Anggota, khususnya kontribusi Anggota dalam memperkuat modal Koperasi.
Salah satu unsur penting dari modal yang wajib disetorkan oleh Anggota adalah
Sertifikat Modal Koperasi yang tidak memiliki hak suara. Sekalipun terdapat
keharusan pemilikan Sertifikat Modal Koperasi ini, namun Koperasi tetap
merupakan perkumpulan orang dan bukan perkumpulan modal. Undang-Undang
ini juga memuat ketentuan mengenai lembaga yang didirikan oleh Gerakan
Koperasi. Ditegaskan bahwa Gerakan Koperasi mendirikan suatu lembaga yang
berfungsi sebagai wadah untuk memperjuangkan kepentingan dan bertindak
sebagai pembawa aspirasi Koperasi, berupa dewan Koperasi Indonesia. Ketentuan
mengenai pembubaran Koperasi menyatakan bahwa pembubaran Koperasi dapat
dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Anggota, jangka waktu berdirinya telah
berakhir, atau keputusan Menteri. Ketentuan tentang ketiga alternatif tersebut
beserta penyelesaiannya diatur di dalam Undang-Undang ini.
Berdasarkan hal-hal tersebut, Undang-Undang ini disusun untuk
mempertegas jati diri Koperasi, asas dan tujuan, keanggotaan, perangkat

organisasi, modal, pengawasan, peranan Gerakan Koperasi dan Pemerintah,


pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan penjaminan Simpanan Anggota
Koperasi Simpan Pinjam, serta sanksi yang dapat turut mencapai tujuan
pembangunan Koperasi. Implementasi Undang-Undang ini secara konsekuen dan
konsisten akan menjadikan Koperasi Indonesia semakin dipercaya, sehat, kuat,
mandiri, dan tangguh serta bermanfaat bagi Anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.1
B. Jenis-Jenis Koperasi
Jenis-jenis Koperasi menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi
anggotanya. Berdasar kondisi dan kepentingan inilah muncul jenis-jenis koperasi.
Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya Secara umum, berdasar jenis usaha,
koperasi terdiri atas Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Koperasi Serba Usaha
(KSU), Koperasi Konsumsi, dan Koperasi Produksi.
a. Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
KSP didirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggota-anggotanya
memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan ongkos (bunga) yang ringan.
KSP adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu menampung simpanan
anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung (menyimpan) akan
mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi
penabung dan peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan
usaha koperasi dapat dikatakan dari, oleh, dan untuk anggota.
Fungsi pinjaman di dalam Koperasi adalah sesuai dengan tujuan-tujuan koperasi
pada umumnya, yaitu untuk memperbaiki kehidupan para anggotanya. Misalnya:
a. Dengan uang pinjaman, maka nelayan akan dapat membeli jaring
penangkap ikan yang baik sehingga diharapkan pendapatannya dapat
bertambah.
b. Dengan pinjaman itu seorang petani dapat membeli pupuk, benih unggul,
pacul dan alat-alat pertanian lainnya yang akan membantu meningkatkan
hasil usaha taninya.
2. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur
sehingga membentuk modal sendiri.

1 . Damanik, E.D. Sendi Dasar Koperasi. Jakarta: Ditjen Koperasi. 1979.

3. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari


pendapatan mereka.
4. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian
Untuk memperbesar modal Koperasi, maka sebagian keuntungan tidak
dibagikan kepada anggota dan dicadangkan. Bila modal koperasi besar,
kemungkinan pemberian kredit kepada para anggota dapat diperluas.
b. Koperasi Serba Usaha (KSU)/Koperasi Unit Desa (KUD)
Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat daerah
pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD).
KSU adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-macam. Misalnya, unit
usaha simpan pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari
anggota juga masyarakat, unit produksi, unit wartel.
Yang menjadi anggota KUD adalah orang-orang yang bertempat tinggal
atau menjalankan usahanya di wilayah unit desa yang merupakan daerah kerja
KUD. Karena kebutuhan mereka beraneka ragam, maka KUD sebagai pusat
pelayanan dalam kegiatan perkoperasian pedesaan memiliki dan melaksanakan
fungsi:
1. Perkreditan, untuk keperluan produksi dan penyediaan kebutuhan modal
investasi dan modal kerja/usaha bagi anggota KUD dan warga desa
umumnya.
2. Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi, seperti sarana sebelum
dan sesudah panen, sarana untuk keperluan industri/kerajinan dan
sebagainya, penyediaan dan penyaluran barang-barang keperluan seharihari khususnya 9 bahan pokok dan jasa-jasa lainnya.
3. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi/industri dari para anggota KUD
dan warga desa umumnya.
4. Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan, pengangkutan dan
sebagainya.
5. Dalam melaksanakan tugasnya, KUD harus benar-benar mementingkan
pemberian pelayanan kepada anggota dan masyarakat, dan menghindarkan
kegiatan yang menyaingi kegiatan anggota sendiri.
c. Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan
kebutuhan sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya kebutuhan
bahan makanan, pakaian, perabot rumah tangga. Tujuan Koperasi Konsumsi ialah
agar anggota-anggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas

yang baik dan harga yang layak. Untuk melayani kebutuhan anggota-anggotanya,
maka koperasi Konsumsi mengadakan usaha-usaha sebagai berikut:
1.
2.
3.

Membeli barang-barang konsumsi keperluan sehari-hari dalam jumlah


yang besar sesuai dengan kebutuhan anggota.
Menyalurkan barang-barang konsumsi kepada para anggota dengan harga
yang layak.
Berusaha membuat sendiri barang-barang konsumsi untuk keperluan
anggota.

Koperasi Konsumsi ialah, koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap


orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi.
Koperasi Konsumsi mempunyai fungsi:
1. Sebagia penyalur tunggal barang-barang kebutuhan rakyat sehari-hari
sehingga memperpendek jarak antara produsen dengan konsumen.
2. Harga barang sampai di tangan pemakai menjadi murah.
3. Ongkos-ongkos penjualan maupun ongkos pembelian dapat dihemat.
d. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah Koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan
ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh
koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang yang anggota koperasi.
Contohnya adalah Koperasi peternak sapi peraj, Koperasi tahu tempe, Koperasi
batik dan lain-lain.
Anggota Koperasi Produksi terdiri dari orang-orang yang mampu
menghasilkan suatu barang atau jasa. Orang-orang tersebut adalah kaum buruh
atau kaum pengusaha kecil. Oleh sebab itu kita mengenal dua macam Koperasi
Produksi, yaitu:
1. Koperasi Produksi Kaum Buruh yang anggotanya adalah orang-orang
tidak mempunyai perusahaan sendiri.
2. Koperasi Produk Kaum Produsen yang anggotanya adalah orang-orang
yang masing-masing mempunyai perusahaan sendiri.
e. Koperasi Jasa
Koperasi Jasa adalah Koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa
tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Contohnya adalah
Koperasi Angkutan, Koperasi Perencanaan dan Kontruksi Bangunan, Koperasi
Jasa Audit, Koperasii Jasa untuk mengurus dokumen-dokumen seperti SIM,
STNK, Paspor dan lain-lain.

Ada beberapa macam Koperasi Jasa antara lain:


a. Koperasi pengangkutan memberi jasa angkutan barang atau orang Modal
yang dikumpulkan dibelikan alat angkutan seperti truk atau bus.
b. Koperasi Perumahan memberikan jasa dengan cara menyewakan rumahrumah sehat dengan sewa yang cukup rendah atau menjual rumah-rumah
tersebut dengan harga yang ringan.
c. Koperasi Asuransi memberi jasa jaminan kepada para anggotanya
misalnya asuransi jiwa, asuransi pinjaman, asuransi kebakaran.
d. Koperasi Pelistrikan memberikan jasa aliran listrik kepada para
anggotanya.
e. Koperasi Pariwisata didirikan dengan maksud memberi kesempatan
kepada para anggotanya untuk berpariwisata melalui pemberian jasa
angkutan, penginapan dan konsumsi dengan tarif yang ringan.2
C. Koperasi Berdasarkan Keanggotaannya
a. Koperasi Unit Desa (KUD)
Koperasi Unit Desa adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan..
Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi pedesaan, terutama pertanian.
Untuk itu, kegiatan yang dilakukan KUD antara lain menyediakan pupuk, obat
pemberantas hama tanaman, benih, alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis
pertanian.
b. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum KPRI, koperasi ini
bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan terutama
meningkatkan kesejateraan para pegawai negeri (anggota). KPRI dapat didirikan
di lingkup departemen atau instansi.
c. Koperasi Sekolah
Koperasi Sekolah meiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru, karyawan, dan
siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha menyediakan kebutuhan warga
sekolah, seperti buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-lain. Keberadaan
koperasi sekolah bukan semata-mata sebagai kegiatan ekonomi, melainkan
sebagai media pendidikan bagi siswa antara lain berorganisasi, kepemimpinan,
tanggung jawab, dan kejujuran.3
2 Baswir, Revrison. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE UGM. 1976.
3 Ibid

D. Jenis Koperasi menurut Organisasinya:


a. Koperasi Primer
Ialah Koperasi yang anggotanya adalah orang-orang yang memiliki
kesamaan kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan usaha yang
langsung melayani para anggotanya tersebut. Contohnya adalah KUD di
desa-desa, dan koperasi-koperasi tingkat primer lainnya.
b. Koperasi Sekunder
Yaitu Koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum Koperasi karena
kesamaan kepentingan ekonomis mereka berfederasi untuk tujuan efisiensi
dan kelayakan ekonomis dalam rangka melayani para anggotanya.
Contohnya adalah Pusat dan Induk KUD.
E. Jenis Koperasi Menurut Status Hukum yang dimiliknya
Menurut status hukum yang dimiliknya, koperasi dapat dibagi menjadi dua
golongan:
a. Koperasi berbadan hukum (Koperasi Formal)
Adalah Koperasi yang telah memperoleh badan hukum Koperasi dan
karenanya dapat melakukan badan hukum Koperasi dan karenanya dapat
melakukan tindakan hukum yang berkenaan dengan seluruh kegiatan
usahanya. Misalnya KUD, Koperasi di lingkungan PNS dan lain-lain.
b. Lembaga kerja sama ekonomi masyarakat yang belum atau tidak berbadan
hukum
Yaitu kegiatan kerja sama ekonomi masyarakat karena kesamaan
kebutuhan atau kepentingsn ekonomi di antara para anggotanya.
Kelompok-kelompok atau lembaga-lembaga seperti itu bekerja atas dasar
kesepakatan para anggotanya saja yang dituangkan dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga yang tertulis namun belum memilik badan
hukum koperasi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 ditegaskan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Selanjutnya penjelasan pasal 33 antara lain menyatakan bahwa

kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran


orang-seorang dan bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah
koperasi. Penjelasan pasal 33 menempatkan koperasi baik dalam
kedudukan sebagai perekonomian nasional maupun sebagai bagian
integral tata perekonomian nasional.
Jenis-jenis Koperasi:
1.Koperasi Konsumsi
2.Koperasi Simpan Pinjam
3.Koperasi Produksi
4. Koperasi Jasa
5.Koperasi Serba Usaha
Jenis Koperasi menurut organisasi:
1.Koperasi Primer
2.Koperasi Sekunder
B. Daftar Pustaka
Anoraga, Panji. Dinamika Koperasi. Jakarta: PT Bina Adiaksara. 2009.
Reksohadiprodjo, Sukanto. Manajamen Koperasi. Yogyakarta: IKAPI.
2010.
Damanik, E.D. Sendi Dasar Koperasi. Jakarta: Ditjen Koperasi. 1979.
Baswir, Revrison. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE UGM. 1976.
Soesilo, M. Iskandar. Dinamika Gerakan Koperasi Indonesia. Jakarta:
RMBOOKS. 2008.

Anda mungkin juga menyukai