Manajemen Ukm
Manajemen Ukm
Di Susun Oleh:
AHMAD RIZAL 11140540000012
Dosen Pembimbing:
Drs. Sugiharto M.A
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti kita ketahui pada umumnya orang menganggap koperasi
adalah sebagai organisasi sosial, yaitu melakukan kegiatan ekonomi
dengan tidak mencari keuntungan. Ada juga yang mengatakan bahwa
koperasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan anggotanya saja. Dan yang
lebih ekstrim mengatakan bahwa koperasi itu hanya kemakmuran
pengurusnya saja. Kami kira ini anggapan atau pemikiran yang keliru.
Karena sebenarnya koperasi adalah bentuk kegiatan usaha yang paling
ideal di mana anggotanya, juga bertindak sebagai produsen, sebagai
konsumen, dan sekaligus sebagai pemilik. Dalam kontenks Indonesia,
koperasi merupakan bentuk usaha yang syah, yang keberadaannya diakui
dalam UUD-1945.
Pengertian koperasi berasal dari bahasa inggris co-operation yang
berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala pekerjaan yang
dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat disebut sebagai
koperasi. Namun demikian yang dimaksud dengan Koperasi di sini adalah
suatu bentuk peraturan dan tujuan tertentu pula, perusahaan yang didirikan
oleh orang-orang tertentu, untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Muhammad Hatta (1994): Koperasi didirikan sebagai persekutuan
kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan
hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju.
Pada koperasi didahulukan keperluan bersama bukan keuntungan.
Awalnya keberadaan koperasi itu hanya untuk memenuhi
kebutuhan pokok para anggotanya, sehingga hanya ada koperasi konsumsi
atau single purpose. Namun dalam perkembangannya fungsi koperasi
menjadi bermacam-macam antara lain sebagai tolak ukur kegiatan usaha,
sebagai bentuk usaha baru, dan sebagai alternatif kegiatan usaha.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
Rumusan Masalah
Bagaimana UU Koperasi Nomor 17 Tahun 2012?
Apa saja jenis-jenis koperasi menurut UU?
Apa saja bentuk koperasi berdasarkan keanggotannya?
Apa saja bentuk koperasi berdasarkan organisasinya?
Apa saja bentuk koperasi berdasarkan status hukum yang dimilikinya?
BAB II
PEMBAHASAN
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2012
TENTANG
PERKOPERASIAN
A. Umum
Dalam Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ditegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Selanjutnya penjelasan pasal 33 antara
lain menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan
kemakmuran orang-seorang dan bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah
koperasi. Penjelasan pasal 33 menempatkan koperasi baik dalam kedudukan
sebagai perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral tata
perekonomian nasional.
Dengan memperhatikan kedudukan koperasi seperti diatas maka peran
koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi
ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang
mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.
Dalam kehidupan ekonomi seperti itu koperasi seharusnya memiliki ruang gerak
dan kesempatan usaha yang luas yang menyangkut kepentingan kehidupan
ekonomi rakyat. Tetapi dalam perkembangan ekonomi yang berjalan demikian
cepat, pertumbuhan koperasi selama ini belum sepenuhnya menampakkan wujud
dan perannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip Koperasi, karena itu Koperasi mendapat
misi untuk berperan nyata dalam menyusun perekonomian yang berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi yang mengutamakan kemakmuran
masyarakat bukan kemakmuran orang-seorang. Dalam rangka mewujudkan
misinya, Koperasi tak henti-hentinya berusaha mengembangkan dan
memberdayakan diri agar tumbuh menjadi kuat dan mandiri sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Di samping itu, Koperasi berusaha berperan nyata mengembangkan
dan memberdayakan tata ekonomi nasional yang berdasar atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil, dan
makmur. Untuk mencapai hal tersebut, keseluruhan kegiatan Koperasi harus
diselenggarakan berdasarkan nilai yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta nilai dan prinsip Koperasi.
Pembangunan Koperasi telah diselenggarakan sejak beberapa dekade yang
lalu. Ditinjau dari segi kuantitas, hasil pembangunan tersebut sungguh
membanggakan ditandai dengan jumlah Koperasi di Indonesia yang meningkat
pesat. Namun, jika ditinjau dari segi kualitas, masih perlu diperbaiki sehingga
mencapai kondisi yang diharapkan. Sebagian Koperasi belum berperan secara
signifikan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Pembangunan Koperasi
seharusnya diarahkan pada penguatan kelembagaan dan usaha agar Koperasi
menjadi sehat, kuat, mandiri, tangguh, dan berkembang melalui peningkatan
kerjasama, potensi, dan kemampuan ekonomi Anggota, serta peran dalam
perekonomian nasional dan global. Banyak faktor yang menghambat kemajuan
Koperasi. Hal tersebut berakibat pada pengembangan dan pemberdayaan Koperasi
sulit untuk mewujudkan Koperasi yang kuat dan mandiri yang mampu
mengembangkan dan meningkatkan kerja sama, potensi, dan kemampuan
ekonomi Anggota dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya. Salah satu faktor penghambat tersebut adalah peraturan perundangundangan.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian ternyata
sudah tidak memadai untuk digunakan sebagai instrumen pembangunan Koperasi.
Sebagai suatu sistem, ketentuan di dalam Undang-Undang tersebut kurang
memadai lagi untuk dijadikan landasan hukum bagi pengembangan dan
pemberdayaan Koperasi, terlebih tatkala dihadapkan kepada perkembangan tata
ekonomi nasional dan global yang semakin dinamis dan penuh tantangan. Hal
tersebut dapat dilihat dalam ketentuan yang mengatur nilai dan prinsip Koperasi,
pemberian status badan hukum, permodalan, kepengurusan, kegiatan usaha
simpan pinjam Koperasi dan peranan Pemerintah. Oleh karena itu, untuk
mengatasi berbagai faktor penghambat kemajuan Koperasi, perlu diadakan
pembaharuan hukum di bidang Perkoperasian melalui penetapan landasan hukum
baru berupa Undang-Undang. Pembaharuan hukum tersebut harus sesuai dengan
tuntutan pembangunan Koperasi serta selaras dengan perkembangan tata ekonomi
nasional dan global.Undang-Undang tentang Perkoperasian ini merupakan
pengganti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang
memuat pembaharuan hukum, sehingga mampu mewujudkan Koperasi sebagai
organisasi ekonomi yang sehat, kuat, mandiri, dan tangguh, serta terpercaya
sebagai entitas bisnis, yang mendasarkan kegiatannya pada nilai dan prinsip
yang baik dan harga yang layak. Untuk melayani kebutuhan anggota-anggotanya,
maka koperasi Konsumsi mengadakan usaha-usaha sebagai berikut:
1.
2.
3.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 ditegaskan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Selanjutnya penjelasan pasal 33 antara lain menyatakan bahwa