Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran merupakan hal yang penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Pengukuranpengukuran tersebut antara lain: pengukuran jarak dari satu tempat ke tempat lain,
pengukuran waktu dari satu kejadian ke kejadian yang lainnya, pengukuran temperatur / suhu
suatu daerah dan lain sebagainya.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, khususnya dibidang
elektronika analog dan digital, maka untuk mengukur jarak dari satu titik ke titik lainnya
dapat digunakan sensor ultrasonik dan alat penghitung.
Berdasarkan alasan diatas maka penggunaan mikrokontroler sangat penting untuk
dipelajari oleh mahasiswa teknik, khususnya teknik mesin.
1.2 Rumusan Masalah
1. Komponen apa saja yang digunakan dalam sensor ultrasonik yang bekerja dengan
mikrokontroler?
2. Bagaimana prinsip kerja sensor ultrasonik yang bekerja dengan mikrokontroler?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui komponen apa saja yang digunakan pada sensor ultrasonik
mikrokontroler
2. Mengetahui prinsip kerja sensor ultrasonik mikrokontroler

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mikrokontroler

Secara umum, mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang


terkandung di dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dengan mikroprosesor serba
guna, yang biasa digunakan dalam sebuah PC. Karena sebuah mikrokontroler umumnya
telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan
antarmuka I/O. Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai
masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan
cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.
Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk
mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara
harfiahnya bisa disebut pengendali kecil dimana sebuah sistem elektronik yang
sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan
CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh
mikrokontroler ini.
2.2 Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan
gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek tertentu di
depannya, frekuensi kerjanya pada daerah di atas gelombang suara dari 40 KHz hingga
400 KHz. Sensor ultrasonik terdiri dari dari dua unit, yaitu unit pemancar dan unit
penerima. Struktur unit pemancar dan penerima sangatlah sederhana, sebuah kristal
piezoelectric dihubungkan dengan mekanik jangkar dan hanya dihubungkan dengan
diafragma penggetar. Tegangan bolak-balik yang memiliki frekuensi kerja 40 KHz 400
KHz diberikan pada plat logam. Struktur atom dari kristal piezoelectric akan berkontraksi
(mengikat), mengembang atau menyusut terhadap polaritas tegangan yang diberikan dan
ini disebut dengan efek piezoelectric.
Kontraksi yang terjadi diteruskan ke diafragma penggetar sehingga terjadi
gelombang ultrasonik yang dipancarkan ke udara (tempat sekitarnya). Pantulan gelombang
ultrasonik akan terjadi bila ada objek tertentu dan pantulan gelombang ultrasonik akan
diterima kembali oleh unit sensor penerima. Selanjutnya unit sensor penerima akan
menyebabkan diafragma penggetar akan bergetar dan efek piezoelectric menghasilkan
sebuah tegangan bolak-balik dengan frekuensi yang sama.
Untuk lebih jelas tentang prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat dilihat prinsip
dari sensor ultrasonik pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik


Besar amplitudo sinyal elektrik yang dihasilkan unit sensor penerima tergantung
dari jauh dekatnya objek yang dideteksi serta kualitas dari sensor pemancar dan sensor
penerima. Proses sensoring yang dilakukan pada sensor ini menggunakan metode pantulan
untuk menghitung jarak antara sensor dengan objek sasaran. Jarak antara sensor tersebut
dihitung dengan cara mengalikan setengah waktu yang digunakan oleh sinyal ultrasonik
dalam perjalanannya dari rangkaian pengirim sampai diterima oleh rangkaian penerima,
dengan kecepatan rambat dari sinyal ultrasonik tersebut pada media rambat yang
digunakannya, yaitu udara. Prinsip pantulan dari sensor ulrasonik ini dapat dilihat pada
gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 2.2 Prinsip Pemantulan Ultrasonik


Terdapat 2 jenis sensor ultraonik yang beredar di pasaran yaitu:
a. Sensor ultrasonik ping (parallax)
b. Sensor ultrasonik defantech (SRF 04 ranger)
2.2.1

Sensor Ultrasonik SRF04

SRF04 adalah sensor non-kontak pengukur jarak menggunakan ultrasonik. Prinsip


kerja sensor ini adalah transmitter mengirimkan seberkas gelombang ultrasonik, lalu
diukur waktu yang dibutuhkan hingga datangnya pantulan dari objek. Lamanya waktu ini

sebanding dengan dua kali jarak sensor dengan objek, sehingga jarak sensor dengan objek
dapat ditentukan persamaan:
s=

v xt
2

Keterangan:
s = jarak (meter)
v = kecepatan suara (344 m/detik)
t = waktu tempuh (detik)
SRF04 dapat mengukur jarak dalam rentang antara 3 cm 3 m dengan output
panjang pulsa yang sebanding dengan jarak objek. Sensor ini hanya memerlukan 2 pin I/O
untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler, yaitu TRIGGER dan ECHO. Untuk
mengaktifkan SRF04 mikrokontroler mengirimkan pulsa positif melalui pin TRIGGER
minimal 10 s, selanjutnya SRF04 akan mengirimkan pulsa positif melalui pin ECHO
selama 100 s hingga 18 ms, yang sebanding dengan jarak objek.
Spesifikasi dari sensor ultrasonik SRF04 adalah sebagai berikut:
a. Dimensi: 24mm (P) x 20mm (L) x 17mm (T).
b. Tegangan: 5 VDC
c. Konsumsi Arus: 30 mA (rata-rata), 50 mA (max)
d. Frekuensi Suara: 40 kHz
e. Jangkauan: 3 cm 3 m
f. Sensitivitas: Mampu mendeteksi objek dengan diameter 3 cm pada jarak > 2 m
g. Input Trigger: 10 mS min. Pulsa Level TTL
h. Pulsa Echo: Sinyal level TTL Positif, Lebar berbanding proporsional dengan jarak yang
dideteksi

Gambar 2.3 Koneksi pada Sensor Ultrasonik SRF04

Dari gambar diatas dapat dijelaskan fungsi dari masing masing koneksi sensor ultrasonik
SRF04 sebagai berikut:
a. 5V supply
b. Echo Pulse Output
c. Trigger Pulse Input
d. Do Not Connect
e. 0V Ground
2.2.2
Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik SRF04
Prinsip kerja SRF04 adalah transmitter memancarkan seberkas sinyal ultrasonik
(40KHz) yang bebentuk pulsa, kemudian jika di depan SRF04 ada objek padat maka
receiver akan menerima pantulan sinyal ultrasonik tersebut. Receiver akan membaca lebar
pulsa (dalam bentuk PWM) yang dipantulkan objek dan selisih waktu pemancaran.
Dengan pengukuran tersebut, jarak objek di depan sensor dapat diketahui. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan gambar 2.4 di bawah ini:

Gambar 2.4 Timing Diagram Sensor Utrasoik SRF04


Pin trigger dan echo dihubungkan ke mikrokontroler. Untuk memulai pengukuran
jarak, mikro akan mengeluarkan output high pada pin trigger selama minimal 10S, sinyal
high yang masuk tadi akan membuat SRF04 ini mengeluarkan suara ultrasonik. Kemudian
ketika bunyi yang dipantulkan kembali ke sensor SRF04, bunyi tadi akan diterima dan
membuat keluaran sinyal high pada pin echo yang kemudian menjadi inputan pada
mikrokontroler. SRF04 akan memberikan pulsa 100s - 18ms pada outputnya tergantung
pada informasi jarak pantulan objek yang diterima. Lamanya sinyal high dari echo inilah
yang digunakan untuk menghitungan jarak antara sensor SRF04 dengan benda yang
memantulkan bunyi yang berada di depan sensor ini.

Untuk menghitung lamanya sinyal high yang diterima mikrokontroler dari pin
echo, maka digunakan fasilitas timer yang ada pada masig-masing mikrokontroler. Ketika
ada perubahan dari low ke high dari pin echo maka akan mengaktifkan timer, dan ketika
ada perubahan dari high ke low dari pin echo maka akan mematikan timer. Setelah itu
yang diperlukan adalah mengkonversi nilai timer dari yang satuaanya dalam detik,
menjadi ke dalam satuan jarak (inch/cm) dengan menggunakan rumus berikut:
Jarak (inch) = waktu hasil pengukuran (uS) / 148
Jarak (cm) = waktu hasil pengukuran (uS) / 58
Berikut ini adalah data perbandingan antara sudut pantulan dan jarak pada sensor
ultrasonik SRF04:

Gambar 2.5 Perbandingan Sudut Pantul SRF04

2.3 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama
dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet,
kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas
magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan
akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang
akan menghasilkan suara.
Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi
suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm). Pada rangkaian alat ukur monitoring jarak mobil
terhadap suatu benda atau penghalang pada saat parkir mundur buzzer berfungsi sebagai
suara peringatan yang memperingatkan pengendara mobil apabila jarak sensor telah
mendekati suatu benda atau penghalang. Dengan demikian, pengemudi akan mengetahui
jika posisi mobilnya dalam bahaya dan pengemudi bisa menghindari terjadinya benturan.

Gambar 2.6 Buzzer


2.4 Arduino
Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik
dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya
memiliki bahasa pemrograman sendiri. Bahasa yang dipakai dalam Arduino bukan
assembler yang relatif sulit, tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan pustakapustaka (libraries) Arduino. Arduino juga menyederhanakan proses bekerja dengan
mikrokontroler.
2.4.1 Arduino Uno R3
Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan (development board) mikrokontroler
yang berbasis chip ATmega328P. Disebut sebagai papan pengembangan karena board ini
memang

berfungsi

sebagai

arena

prototyping

sirkuit

mikrokontroler.

Dengan

menggunakan papan pengembangan, akan lebih mudah merangkai rangkaian elektronika


mikrokontroller dibanding jika memulai merakit ATMega328 dari awal di breadboard.

Arduino Uno memiliki 14 digital pin input /output (atau biasa ditulis I/O, dimana 6 pin
diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 pin input analog, menggunakan
crystal 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP dan tombol reset. Hal tersebut
adalah semua yang diperlukan untuk mendukung sebuah rangkaian mikrokontroler.
Cukup dengan menghubungkannya ke komputer dengan kabel USB atau diberi power
dengan adaptor AC-DC atau baterai, kita sudah dapat mengoperasikan Arduino Uno ini.
Kemungkinan paling buruk apabila terjadi kesalahan dalam menggunakan Arduino Uno
ini hanyalah kerusakan pada chip ATMega328, yang bisa anda ganti sendiri dengan mudah
dan dengan harga yang relatif murah. Arduino Uno R3 memiliki spesifikasi sebagai
berikut:

Mikrokontroler ATmega328
Catu Daya 5V
Teganan Input (rekomendasi) 7-12V
Teganan Input (batasan) 6-20V
Pin I/O Digital 14 (of which 6 provide PWM output)
Pin Input Analog 6
Arus DC per Pin I/O 40 mA
Arus DC per Pin I/O untuk PIN 3.3V 50 mA
Flash Memory 32 KB (ATmega328) dimana 0.5 KB digunakan oleh

booitloader
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock Speed 16 MHz

Gambar 2.7 Arduino Uno R3

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Algoritma (bukan prinsip kerja, tapi pas dikasih input, outputnya apa gitu)
3.2 Flowchart (bukan prinsip kerja, tapi pas dikasih input, outputnya apa gitu)

3.3 Model Alat (

Fotoin ya well :*

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1

Komponen Sensor Ultrasonik

a. xxxxxxx (foto + nama komponen + fungsi)


b.
c.
dst.

4.2

Prinsip kerja

(dijelaskan dalam paragraph ya well :* sama ditambahin foto alat kita)

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai