Anakku Malang
Anakku Malang
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
.
1.2 Skenario
Anakku Malang
Levi, laki-laki umur 8 tahun, berat badan 15kg, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas
karena mengalami kaki bengkak, perut buncit, tampak acuh tak acuh, geraknya kurang
stabil dan kulit terkelupas. Sehari-hari juga Levi kerap mengalami mencret. Ia berasal
dari keluarga tidak mampu dan jarang makan sayuran dan lauk pauk.
Pada pemeriksaan Fisik didapatkan : Wajah apatis, Edema anarsarka, dan kemerahan
juga mudah rontok.
Dokter pun melakukan Pemeriksaan Laboratorium dan diperoleh hasil ; Gula darah
puasa 70mg/dL, Hb 7 g/dL, Albumin 2,5g/dL, Na+ 110 mEq/L, K+ 3 mEq/L.
Kondisi apakah yang dialami Levi dan Bagaimana penatalaksanaannya?
1.2.1 Terminologi
- Edema Anarsarka :
1.2.2 Permasalahan
1. Mekanisme Gejala dari Skenario ?
2. Hubungan status sosial ekonomi dengan kondisi Levi saat ini !
3. Pengukuran Antropometri pada anak!
4. Asuoan Gizi Normal anak!
5. Metabolisme yang terganggu pada skenario!
1 | LBM IANAKKU MALANG
BAB II
PEMBAHASAN
Energi
hari.
Kalsium
Zat besi
Vitamin C dan D.
Tubuh anak terdiri dari struktur tulang, otot, peredaran darah, jaringan otak, dan
organ-organ lain. Perkembangan tiap struktur ini sangat dipengaruhi oleh masukan
(intake) berbagai macam nutrisi makanan penunjang pertumbuhan.
Pada usia 2 tahun ini, anak-anak memiliki kerangkan tubuh berupa tulang
rawan sehinga dengan pemberian masukan gizi berupa vitamin dan mineral akan
mempercepat pembentukan tulang (osifkasi).
3 | LBM IANAKKU MALANG
Anak usia 2 tahun juga sudah mampu untuk berjalan dan melakukan semua
gerakan tubuh yang dilakukan oleh otot. Hal ini terjadi karena ribuan serabut otot
yang semakin membesar dan terus bekerja. Artinya, otot membutuhkan zat-zat dari
asupan makanan yang diberikan pada anak.
2. Kebutuhan Gizi untuk anak sekolah (6 13 tahun)
Pada usia sekolah ini, anak akan melakukan banyak aktivitas fisik maupun
mental, seperti : bermain, belajar, berolahraga, dll. Zat gizi yang diberikan pada nya
akan membantu dalam meningkatkan kesehatan tubuh anak sehingga sistem
pertahanan tubuhnya berkembang dengan baik atau tidak mudah untuk terserang
penyakit. Hal yang tidak mudah adalah mengawasi jenis makanan atau jajanan anak
baik disekolah maupun di lingkungannya karena pada saat ini anak sudah mulai
berinteraksi dengan orang lain (teman sebaya).
Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi yang lebih
dibanding dengan anak balita. Diperlukan pula tambahan energi, protein, kalsium,
fluor, zat besi karena pertumbuhan pada kisaran usia ini sedang pesat dan aktivitas
anak semakin bertambah.
Untuk memneuhi kebutuan energi dan zat gizi, anak terkadang makan hingga 5
kali sehari. Namun sebaiknya anak tetap diajari untuk makan 3 kali sehari dengan
menu gizi yang tinggi, yaitu : sarapan, makan siang, dan makan malam. Anak juga
perlu untuk diajari sarapan pagi agar dapat berfikir dengan baik di sekolah.
3. Jenis Nutrisi Yang Dibutuhkan Anak anak
a. Energi
Kalori yang dibutuhkan anak dalam masa pertumbuhan ini adalah sekitar 1.900
kalori. Menu yang diberikan untuk mereka sebaiknya tidak terlalu padat tetapi
berserat. Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti : nasi, roti, dan
kentang adalah sumber karbohidrat yang bagus. Gula bukanlah merupakan
sumber enrgi yang baik karena tidak mengandung vitamin dan mineral.
Pemberian gula yang terlalu banyak pada anak akan menyebabkan kerusakan
pada gigi.
b. Protein
4 | LBM IANAKKU MALANG
c. Lemak
Lemak dibutuhkan oleh anak untuk berbagai fungsi tubuh dan penyediaan
energi, proses produksi hormon, dan perlindungan tubuh. Lemak juga dapat
menjamin ketersediaan vitamin A,D,E,K pada anak karena lemak dapat
melarutkan vitamin tersebut.
d. Kalsium
Anak membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi, pembekuan
darah, serta kontaksi otot.
e. Kolin
Kolin merupakan nutrisi penting bagi membran otak dalam meningkatkan
kemampuan daya ingat dan konsentrasi. Anak telah memasuki masa sekolah
sehingga dalam proses ini mereka membutuhkan asupan makanan untuk
membantu pemikiran.
f. Zat Besi
Penting bagi anak-anak yang sedang tumbuh serta meningkatkan kesehatan
darah. Banyak jenis sayuran yang merupakan sumber zat besi yang bagus
meskipun zat besi yang berasal dari non-hewan lebih sulit diserap tubuh. Dalam
hal ini harus diberikan pula supan zat besi dari susu.
5 | LBM IANAKKU MALANG
g. Seng
Seng merupakan mineral penting yang menyususn banyak enzim pada tubuh.
Seng berperan untuk memerangi infeksi, untuk pertumbuhan, perkembangan
aspek seksualitas, dan indera perasa, serta pemulihan luka.
h. Vitamin D
Vitamin D penting dalam proses penyerapan kalsium. Vitamin D ditemukan
pada produk susu, telur, dan makanan yang difortifikasi seperti margarin, sereal,
dan dapat diproduksi tubuh melalui proses penyerapan sinar matahari pada
kulit.
i. Antioksidan dan Buah
Makan 3-5 porsi buah atau sayuran bervitamin C dan beta karotin tinggi, dapat
meningkatkan daya tahan tubuh anak pada serangan penyakit.
5. Metabolisme yang terganggu pada skenario!
Metabolisme yang terganggu adalah metabolisme asam amino esensial dan asam
amino non esensial.
Edema anasarka
Edema adalah penyakit yang jika ditekan, sulit kembali seperti semula. Edema
disebabkan kekurangan protein, sehingga tekanan onkotik intravaskuler
menurun. Jika hal ini terjadi, maka akan terjadi extravasasi plasma keintertisial.
Plasma masuk kedalam intertisial, tidak keintrasel, karena pada penderita
kwashiorkor tidak ada kompensasi dari ginjal untuk reabsorbsi natrium.
Natrium berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Pada penderita
kwashiorkor, selain defisiensi protein juga defisiensi multinutrien. Jika ditekan,
maka plasma pada intertisial lari ke darah sekitarnya karena tidak terfiksasi
oleh membrane sel dan mengembangankannya membutuhkan waktu yang lama
karena posisi sel yang rapat. Dan biasanya terjadi pada ekstremitsas bahwa
karena pengaruh gaya gravitasi, tekanan hidrostatik dan onkotik (sadewa,2008)
Defisiensi protein gangguan metabolik tekanan osmotik intravaskular
menurun extravasasi plasma ke intertisial (bukan ke intrasel) edema
Pada rambut manusia, dibutuhkan pigmen untuk mewarnai warna rambut dan
zat keratin untuk mempertahankan agar rambut tidak mudah rontok. Pada
kasus, Mardan mengalami defisiensi protein/KEP (Kekurangan Energi Protein)
yang dapat menyebabkan Mardan mengalami defisiensi pigmen dan defisiensi
zat keratin pada rambut. Hal ini yang menyebabkan rambut Mardan menjadi
kemerahan dan mudah rontok.
marasmus
dan
marasmik-kwashiorkor,
walaupun
demikian
dalam
penatalaksanaannya sama.
Diagnosis :
1. Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan yang kurang, anak kurus atau
berat badannya kurang, selain itu ada keluhan anak kurang/ tidak mau makan,
sering menderita sakit yang berulang atau timbulnya bengkak pada kak, kadang
sampai seluruh tubuh.
2. Pemeriksaan fisik
a. MEP ringan
Sering ditemukan gangguan pertumbuhan :
Anak tampak kurus.
Pertumbuhan linier berkurang atau terhenti.
Berat badan tidak bertambah, adakalanya bahkan turun.
Ukuran lingkar lengan atas lebih kecil dari normal.
Maturasi tulang terlambat.
Rasio berat badan terhadap tinggi badan normal/ menurun.
Tebal lipatan kulit normal atau berkurang.
Anemia ringan.
Aktivitas dan perhatian berkurang jika dibandingkan dengananak
sehat.
b. MEP berat
Kwasihiorkor :
7 | LBM IANAKKU MALANG
Vitamin A (dosis sesuai usia yaitu < 6 bulan : 50.000 IU, 6-12 bulan : 10.000
IU, >1 tahun : 200.000 IU) pada awal perawatan dan hari ke-15 atau sebelum
pulang
Multivitamin, mineral, khusus asam folat hari pertama 5 mg, selanjutnya 1 mg
per hari
Suportif/diatetik
Oral (enteral)
Gizi kurang : kebutuhan energy dihitung sesuai RDA untuk umur TB (height
age) dikalikan berat badan ideal
Gizi buruk
Kebutuhan energy, protein dan cairan sesuai fase-fase tata laksana gizi buruk
Energy
Protein
Cairan
Stabilisasi (F75)
80-100 kkal/kgbb/hr
1-1,5 g/kgbb/hr
100-130 ml/kgbb/hr
kebutuhan energy---
Rehabilitasi (F100)
150-220/kgbb/hr
4-6 g/kgbb/hr
100 kkal/kgbb/hr
10 | L B M I A N A K K U M A L A N G
maupun
nasogastric.
dengan
pipa
setiap 30 menit).
Antibiotic spectrum luas (lihat langkah
5)
Pemberian makan per 2 jam siang dan
Monitor:
-
Kadar gula darah : setelah 2 jam, ulangi pemeriksaan kadar gula darah
(menggunakan darah dari jari atau tumit). Selama terapi, umunya anak akan stabil
dalam 30 menit. Bila gula darah masih rendah ulangi pemeberian 50 ml bolus
glukosa 10% atau larutan sukrosa, kemudian lanjutkan pemberian makanan F75
Monitor:
-
Suhu tubuh : selama menghangatkan anak, lakukan pemeriksaan suhu rektal setiap
malam hari.
Kadar gula darah : ukur gula darah ketika didapati adanya hipotermia.
13 | L B M I A N A K K U M A L A N G
Larutan gula-garam standar untuk dehidrasi oral (75 mmol Na/L) mengandung
terlalu banyak Natrium dan terlalu sedikit Kalium bagi anak malnutrisi berat. Oleh karena
itu diberikan larutan redehidrasi yaitu rehydration solution of malnutrition (ReSoMal).
Sulit untuk mennetukan status dehidrasi dengan meihat klinis saja pada anak
melnutrisi berat. Maka diasumsikan bahwa setiap anak dengan diare cair dapat mengalami
dehidrasi dan diberikan:
-
ReSoMal 5 ml/kg setiap 30 menit selama 2 jam pertama, baik per oral maupun
lewat NGT.
Kemudian, 5-10 ml/kg/jam selama 4-10 jam berikutnya: jumlah yang seharusnya
diberikan kepada anak ditentukan oleh berapa banyak anak mau minum dan jumlah
diare dan muntah. Ganti dosis ReSoMal pada jam ke-4, 6, 8 dan 10 dengan F75 bila
Denyut jantung
Frekuensi napas
Frekuensi miksi
Frekuensi defekasi/muntah
Adanya air mata, mukosa mulut yang lembab, mata dan fontanella yang sudah tidak
cekung dan perbaikan turgor kulit, merupakan tanda-tanda keberhasilan rehidrasi. Harus
diperhatikan bahwa banyak anak dengan malnutrisi berat tidak menunjukkan tanda-tanda
tersebut walaupun sudah tercapai rehidrasi.
Frekuensi napas dan nadi yang tetap cepat selama rehidrasi mengindikasikan adanya
infeksi atau over rehidrasi. Tanda-tanda kelebihan cairan (overhidrasi)antara lain
meningkatnya frekuensi napas, nadi, timbul/bertambahnya edema dan palpebral bengkak.
Jika tanda-tanda tersebut muncul, maka hentikan pemberian cairan secepatnya dan lakukan
penilaian ulang setelah 1 jam.
Langkah 4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Semua anak dengan malnutrii berat mengalami kelebihan natrium (Na) walaupun
kadar Na darah rendah. Kadar Na darah rendah lebih mencermikan kadar Na ekstraseluler,
14 | L B M I A N A K K U M A L A N G
bukan Na total yang meliputi Na intraseluler. Keberadaan kalium (K) dan Na intraseluler
dikendalikan oleh pompa Na-K. secara normal (cukup energy, K dipertahankan berada
tetap di intrasel). Jika tubuh kekurangan energy, Na akan berada pada intrasel. Asupan Na
berlebihan akan dapat menyebabkan kematian oleh karena kelebihan Na intrasel yang
berakibat terjadinya udem seluler. Defisiensi K dan Magnesium (Mg) juga terjadi dan
membutuhkan waktu minimal dua minggu untuk melakukan koreksi. Udem yang muncul
bisa disebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Jangan memberikan diuretic sebagai terapi
udem.
Berikan:
-
hari. Selain itu, evaluasi ulang anak seutuhnya, periksa fokal infeksi dan organisme
yang potential utuk resisten dan pastikan bahwa suplemen vitamin dan mineral telah
diberikan secara benar.
Langkah 6. Koreksi defisiensi mikronutrien
Semua anak malnutrisi berat juga mengalami defisiensi vitamin dan mineral.
Meskipun anemia sering terjadi, apda periode awal (stabilisasi, tarnsisi) tidak boleh
diberikan preparat besi tetapi ditunggu sampai anak memiliki nafsu makan yang baik dan
dimulai saat berat badan bertambah (biasanya minggu kedua/pada fase rehabilitasi).
Pemberian preparat besi dapat memperburuk keadaan infeksi serta terjadinya reaksi
oksidatif oleh besi bebas yang akan merusak membrane sel dan berakibat fatal.
Vitamin A per oral (dosis untuk > 12 bulan 200.000 SI, untuk 6-12 bulan 100.000
SI, untuk 0-5 bulan 50.000 IU), ditunda bila kondisi klinis buruk
Asam folat 5 mg, oral
Suplemen multivitamin
Asam folat 1 mg/hari
Zinc 2 mg/kg BB/ hari
Copper 0.3 mg/kg BB/hari
Preparat besi 3 mg/kg/hari (pada fase rehabilitasi)
dimulai sesegera mungkin setelah pasien masuk dan harus dirancang untuk memenuhi
kebutuhan energy dan protein secukupnya untuk mempertahankan proses fisiologis dasar.
Gambaran hal-hal penting dalam pemebrian makan pada fase stabilisasi adalah sebagai
berikut:
-
Pemberian makanan dengan porsi kecil dan sering dengan osmolaritas rendah dan
perenteral)
Energy : 80-100 kkal/kgBB/hari
Protein : 1-1.5 g/kgBB/hari
Cairan : 130ml/kgBB/hari cairan (100 cc/kgBB/hari bila anak mengalami edema
berat)
Apabila anak minum ASI, lanjutkan pemebrian ASI tetapi setelah formula
dihabiskan.
Pemberian susu formula awal (F75) dan jadwal pemebrian makanan yang
Frekuensi
Tiap 2 jam
Volume/kgBB/pemberian
11 cc
Volume/kg/hari
130
3-5
Tiap 3 jam
16 cc
130
6-7+
Tiap 4 jam
22 cc
130
17 | L B M I A N A K K U M A L A N G
Ganti formula F75 dengan F100 dalam jumah yang sama selama 48 jam
Kemudian volume dapat ditambah bertahap sebanyak 10-15 ml per kali (bila sulit
pelaksanaannya, kenaikan volume ini dapat dilakukan per hari) hingga mencapai
Frekuensi napas
Frekuensi nadi
Bila frekuensi napas meningkat lima kali atau ebih/enit dan frekuensi nadi 25 atau
lebih/menit selama 2 kali pemantauan dalam 4 jam berturut-turut, kurangi volume
per kali makan (berikan tiap 4 jam F100 16 ml/kgBB/makan selama 24 jam,
kemudian 19 ml/kgBB/makan selama 24 jam, kemudian 22ml/kgBB/makan selama
48 jam kemudian tingkatkan jumlah pemberian makan 10 ml tiap kali pemebrian
seperti di atas.
Lanjutkan menambah volume pemebrian F100 hingga ada makanan sisa yang tidak
termakan oleh anak (anak tidak mampu menghabiskan porsinya). Tahapan ini
18 | L B M I A N A K K U M A L A N G
(200ml/kgBB/hari)
Pemberian makanan yang sering (sedikit tiap 4 jam) dari jumlah formula tumbuh-
kejar
Energy : 150-22- kkal/kg/hari
Protein : 4-6 gram protein/kgBB/hari
Bila anak masih mendapat AI tetap berikan di antara pemebrian formula (catatan :
AI tidak memiliki energy dan protein yang cukup untuk mendukung tumbuh-kejar
yang cepat)
Timbang berat badan tiap pagi sebelum makan, plot pada formulir pemantauan
berat badan
Tiap minggu hitung dan catat pertambahan berat badan dalam satuan
gram/kgBB/hari
Buruk (< 5 g/kgBB/hari), anak perlu dilakukan penilaian ulang secara menyeluruh,
apakah target aupan makanan memenuhi kebutuhan atau cek apakah ada tanda-
tanda infeksi.
Sedang (5-10 g/kgBB/hari) lanjutkan tatalaksana
Baik (>10g/kgBB/hari), lanjutkan tatalaksana
anak pendek (TB/U rendah). Pola makan yang baik dan stimulasi fisik dan sensorik dapat
dilanjutkan di rumah. Tunjukkan kepada orang tua atau pengasuh bagaimana:
-
Pemberian makan secara sering dengan kandungan energy dan nutrient yang
memadai
Berikan terapi bermain yang terstruktur
Kurang kaloriprotein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya
defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein
maupun energi Kekurangan kalori protein.
Penyakit Kurang Kalori Protein pada dasarnya terjadi karena defisiensi energi dan
defisiensi protein, disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Penyakit KKP terutama
menyerang anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, dan dapat pula menyerang
orang dewasa yang biasanya Penyakit Kurang Energi Proteinkekurangan makan secara
menyeluruh. merupakan bentuk malnutrisi yang terdapat terutama pada anak-anak di
bawah umur 5 tahun dan kebanyakan di negara-negara sedang berkembang.
Ada dua bentuk KEP yaitu sering kita ketahui yaitu marasmus dan kwashiorkor.
Baik marasmus maupun kwashiorkor keduanya disebabkan oleh
Protein merupakan suatu zat makanan yangsangat penting bagi tubuh, karena zat
inidisamping berfungsi sebagai zatpembangun dan pengatur, Protein adalahsumber asamasam amino yangmengandung unsur C, H, O dan N yangtidak dimiliki oleh lemak atau
karbohidrat.Molekul protein mengandung pula posfor,belerang dan ada jenis protein
yangmengandung unsur logam seperti besi dantembaga .
2.1.2 Metabolisme Protein
Metabolisme Protein pada Penderita Kwashiorkor Ada tiga kemungkinan
mekanisme pengubahan protein , yaitu Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses
penguraian atau katabolisme dan dibentuk sel-sel baru. Masing-masing protein mengalami
proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati. Protein
dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sinteis protein baru
Protein dalam Pada penderita makanan pencernaan Kwashiorkor, asupan Asam
Amino protein dari makanan absorbsi kurang sehingga A. A dalam darah menyebabkan
neraca protein negatif A.A. dl HATI A. A. dl Hati A.A. Dalam darah (ektrasel) (intra sel)
(keluaran>masukan) sehingga asam amino A. A. ektra sel Senyawa N lain PROTEIN
dalam darah, hati dan intrasel mengalami defisiensi yang A. A. intra sel Sik. A. Sitrat A.
Keto NH3 menyebabkan proses metabolisme selanjutnya terganggu. SPROTEI A. Keto
Asam lemak ureaN
KWARSHIORKOR
3.1 Pengertian
Saat ini, penyakit masyarakat yang berhubungan dengan kekurangan gizi, yaitu
berhubungan dengan protein adalah kwashiorkor. Kwashiorkor adalah salah satu jenis
penyakit kekurangan protein yang belakangan ini sering terjadi. Kwashiorkor biasanya
terjadi pada balita dan anak-anak.
Kwashiorkor tidak boleh dianggap sebagai masalah yang sepele, karena penyakit
ini dapat beresiko kematian. Penyakit ini biasanya menyerang masyarakat kurang mampu
atau masyarakat sosial ekonomi rendah.
Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada
anak-anak dibawah lima tahun, kekurangan protein secara bersamaan dengan kekurangan
energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus. Sindroma gabungan dua
jenis kekurangan protein dinamakan Energy-Protein Malnutrition/EPM atau Kurang
21 | L B M I A N A K K U M A L A N G
Energi Protein/KEP. Jenis penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan karena
kekurangan zat gizi dalam tubuhnya.
Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati anak yang
kekurangan kasih sayang ibu. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein
berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang
normal atau tinggi Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun, namun
dapat pula terjadi pada bayi. Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah
sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.
Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi
protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi
kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari
gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa
karakteristik berupa edema dan kegagalan pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis.
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat lebih,
karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya. kelainanan yang
mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang meyebabkan edem dan
perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai
asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sentesis dan metabolisme. Makin
kekurangan asam amnino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin
oleh hepar yang kemudian berakibat edem. perlemakan hati terjadi karena gangguan
pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu,
dengan akibat terjadinya penimbunan lemah dalam hati.
1.2 Gejala
Manifestasi dini pada kwashiorkor cukup samar-samar mencakup letargi,apati, dan
iritabilitas. Manifestasi lanjut yang berkembang dapat berupa pertumbuhan yang tidak
memadai, kurangnya stamina, hilangnya jaringan otot, menjadi lebih peka terhadap
serangan infeksi dan edema. Nafsu makan berkurang ,jaringan bawah kulit mengendor dan
lembek serta ketegangan otot menghilang. Pembesaran hati dapat terjadi secra dini atau
kalau sudah lanjut, infiltrasi lemak lazim ditemukan. Edema biasanya terjadi secara
dini,kegagalan mencapai penambahan BB ini dapat terselubungi oleh edema yang terjadi
,yang kerap kali telah terdapat pada organ-organ dalam,sebelum ia dapat terlihat pada
muka dan anggota gerak.
22 | L B M I A N A K K U M A L A N G
1. Wujud Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi pada
ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada tanda moon
face dari akibat terjadinya edema.
2. Retardasi Pertumbuhan
Gejala penting ialah pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi badan
juga kurang dibandingkan dengan anak sehat.
3. Perubahan Mental
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut
bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif.
4. Edema
Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun berat.
Edemanya bersifat pitting. Edema terjadi bisa disebabkan hipoalbuminemia, gangguan
dinding kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.
5. Kelainan Rambut
Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun
warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah
tercabut tanpa rasa sakit. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak kusam,
halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih. Sering bulu mata menjadi panjang.
6. Kelainan Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih
mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit. Pada sebagian
besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu
crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan
tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan
(4,5)
. Terutama bila
tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat atau ekskreta, seperti pada
23 | L B M I A N A K K U M A L A N G
bokong, fosa politea, lutut, buku kaki, paha, lipat paha, dan sebagainya. Perubahan kulit
demikian dimulai dengan bercak-bercak kecil merah yang dalam waktu singkat bertambah
dan berpadu untuk menjadi hitam. Pada suatu saat mengelupas dan memperlihatkan
bagian-bagian yang tidak mengandung pigmen, dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh
hiperpigmentasi.
7. Kelainan Gigi dan Tulang
Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi, osteoporosis, dan
hambatan pertumbuhan. Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.
8. Kelainan Hati
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, bisa juga ditemukan biopsi hati yang
hampir semua sela hati mengandung vakuol lemak besar. Sering juga ditemukan tanda
fibrosis, nekrosis, da infiltrasi sel mononukleus. Perlemakan hati terjadi akibat defisiensi
faktor lipotropik.
9. Kelainan Darah dan Sumsum Tulang
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila disertai penyakit
lain, terutama infestasi parasit ( ankilostomiasis, amoebiasis) maka dapat dijumpai anemia
berat. Anemia juga terjadi disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk pembentukan
darah seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6). Kelainan dari pembentukan
darah dari hipoplasia atau aplasia sumsum tulang disebabkan defisiensi protein dan infeksi
menahun. Defisiensi protein juga menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan
tubuh. Akibatnya terjadi defek umunitas seluler, dan gangguan sistem komplimen.
10. Kelainan Pankreas dan Kelenjar Lain
Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva dan usus
halus terjadi perlemakan.
11. Kelainan Jantung
Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung disebabkan
hipokalemi dan hipmagnesemia.
24 | L B M I A N A K K U M A L A N G
25 | L B M I A N A K K U M A L A N G
dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya
kwashiorkor.
3. Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya
pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi.
Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun
dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
26 | L B M I A N A K K U M A L A N G
Hipoalbuminemia, yang
menyebabkan edema
Hepatomegali
moderat
Abdoman mengembung
3.4 Pengobatan
Prinsip pengobatanya adalah:
1) Memberikan makanan yang mengandung banyak proteinbernilai biologik tinggi,
tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral
2) Makanan harus dihidangkan dalam bentuk mudah dicerna dan diserap
3) Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat
rendah.
4) Penanganan terhadap penyakit penyerta.
5) Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap
keluarga.
Segera dilakukan pengobatan jika sudah terdapat gejala. Sesudah pengobatan
dimulai, penderita dapat kehilangan berat badannya selama beberapa minggu karena
menghilangnya edem. Enzim serum dan usus kembali ke normal, penyerapan lemak dan
27 | L B M I A N A K K U M A L A N G
usus kembali membaik. Diet berkalori tinggi dan protein tinggi tidak diberikan terlalu
cepat karena hati dapat menjadi besar, abdomen menjadi sangat kembung dan anak
membaiknya lebih lamabat.
Penderita perlu mendapatkan lebih banyak kalori dan protein. Namun, anak-anak
yang memiliki kondisi ini tidak akan pernah mencapai pertumbuhan maksimal.Perawatan
tergantung pada keparahan kondisi. Orang-orang yang shock perlu penanganan segera
untuk memulihkan volume darah dan menjaga tekanan darah.
Kalori pertama diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula, dan lemak. Protein
adalah dimulai setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah menyediakan energi. Suplemen
vitamin dan mineral penting.Karena orang akan telah tanpa banyak makanan untuk jangka
waktu lama, makan dapat menyebabkan masalah, terutama jika kalori yang terlalu tinggi
pada awalnya. Makanan harus diperkenalkan kembali perlahan-lahan. Karbohidrat pertama
diberikan untuk memasok energi, diikuti oleh makanan yang mengandung protein.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjarif, Damayanti Rusli dll (Ed). 2014. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit
Metabolik.Jilid I Revisi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pelayanan Anak Gizi
Buruk. Jakarta : Bakti Husada
28 | L B M I A N A K K U M A L A N G
29 | L B M I A N A K K U M A L A N G